Anda di halaman 1dari 7

Durabilitas beton

beton harus mampu menghadapi segala kondisi dimana dia direncanakan, tanpa mengalami
kerusakan (deteriorate) selama jangka waktu layannya ( service ability). Beton yang demikian
disebut mempunyai ketahanan yang tinggi (durable)

Berkurangnya durabilitas beton dapat disebabkan oleh :


1. pengaruh fisik
2. pengaruh kimia
3. pengaruh mekanis
pengaruh fisik (physical attack) : pelapukan oleh cuaca
membeku dan mencair (freezing and thawing), terjadi pada pasta semen dan aggregate
basah dan kering bergantian, terjadi pada pasta semen
perubahan temperatur yang drastis, terjadi pada pasta semen dan aggregate
pengaruh kimia (chemical attack) : penetras larutan / unsur kimia kedalam beton
serangan sulfat, terjadi pada pasta semen
reaksi alkali-aggregate, terjadi pada aggregat
serangan asam dan alkalis, terjadi pada pasta semen
korosi baja tulangan, terjadi pada tulangan
pengaruh mekanis
perubahan volume akibat perbedaan sifat thermal dari aggregat thd pasta semen, terjadi pada
pasta semen dan aggregat
abrasi (pengikisan), terjadi pada pasta semen dan aggregat
aksi elektrolisis, terjadi pada pasta semen

sifat beton yang paling penting agar memiliki ketahanan yang tinggi dari pengaruh diatas adalah
permeabelitas beton yang terdiri atas :
permeabelitas thd udara
permeabelitas thd zat cair

beton dengan durabilitas tinggi


1. kepadatan struktur tinggi
2. porositas rendah
3. permeabelitas rendah
4. tahan terhadap pengaruh lingkungan (pembekuan, serangan sulfat dan alkasi, korosi)
5. masa layan struktur panjang

dapat dicapai dengan :


beton mutu tinggi (high-strength concrete)
beton mutu ultra tinggi (ultra high-strength concrete)
beton tanpa pemadatan (self-compacting concrete)

komponen Type Penyebab Faktor Variabel untuk


Terjadinya Lingkungan pencegahan
Pemicu
Semen Tidak tentu Pengembangan Kelembaban Kadar gypsum dan
volume magnesia
Retak susut Gaya akibat Temperatur Panas hidrasi,
temperatur tingkat
pendinginan
aggregate Reaksi alkali Pengembangan Kelebihan Alkali dalam
silica volume kelembaban semen, komposisi
aggregate
Retak D Tekanan hidrolis Pembekuan dan Absorpsi
pencairan aggregate,
diameter aggregate
maksimum
Pasta Susut Plastis Kehilangan Angin, Temperatur beton,
semen kelembaban temperatur, prlindungan
kelembaban permukaan beton
relatif
Susut Pengembangan Kelembaban Mix design, laju
volume relatif pengeringan
Serangan Pengembangan Ion-ion sulfat Mix design, type
sulfat volume semen, admixtures
Pengembanga Pengembangan Perubahan Tingkat perubahan
n panas volume temperatur temperatur
Beton Settlement Konsolidasi beton - Slump, selimut
p;astis di sekeliling beton, diameter
tulangan tulangan
Tulangan Korosi Pengembangan Oksigen, Selimut beton,
Elektro-kimia volume kelembaban permeabelitas
beton

pengujian/pembebanan beton

detructive tests
teknik pengujian (load control, displacement control)
prosedur dan peraturan (codes)
pengujian material
jenis pengujian (uji tekan, uji tarik, uji belah, uji lentur)
faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beto (jenis pembebanan, kecepatan pembebanan,
metode pengujian, bentuk dan dimensi benda uji, dll)

non-destructive tests
hammer test
core drill
ultra sonic velocity pulse (bisa untuk beton umur muda)
acoustic emission testing
leak testing
liquid penetrant testing
infrared and thermaltesting

Evaluasi Mutu Beton

pengujian langsung (destructive test)


Hasil pengerjaan beton dapat diterima jika kekuatan tekannya memenuhi dua syarat berikut
(pedoman beton 1989, pasal 4.7) :
1. nilai rata-rata dari hasil uji tidak kurang dari : (f'c + 0,8 S)
2. tidak satupun dari benda uji yang nilainya kurang dari 0,85 f'c

S= (sigma n, i=1 (f'ci - f'c)^2 / n-1 )

f'c = sigma n, i= 1 f'ci / n

S = standar deviasi (kg/cm2)


f'ci = kuat tekan beton ke-i (kg/cm2)
f'c = nilai rata2 kuat tekan beton (kg/cm2)
n= jumlah benda uji

Core drill: diameter 76 mm, diameter 92 mm


berdasarkan sk sni t 16 1991 03 :
kekuatan tekan rata-rata masing2 3 benda uji minimal 0,85 f'c
kekuatan tekan masing2 hasil uji minimal 0,75 f'c

Hammer test : menggunakan schmidt Hammer, menentukan keseragaman dari sifat-sifat mekanis
elemen struktur, mengevaluasi hanya area lokal dan lapisan permukaan beton, tidak dapat
mendeteksi retak dalam.

Ultrasonic Pulse Velocity : dapat mendeteksi retak dalam dan pori udara, dapat merekam aliran
gelombang tegangan untuk analisis, membutuhkan akses terhadap dua sisi permukaan elemen
struktur yang akan di test.

magnetic methods : dapat mengevaluasi area yang luas dari struktur, dapat mendeteksi lokasi dan
arah dari tulangan, shear connector, serta mendeteksi ukuran tulangan.
Durabilitas Beton

Definisi durabilitas?
Ketahanan beton menghadapi serangan-serangan yang merusak baik fisik maupun kimia. Beton
akan selalu rusak, maka tugas perancang beton adalah meminimumkan tingkat kerusakan
yang mungkin terjadi

Apa saja zona-zona dalam lingkungan laut?


Zona Atmosfir Laut
Intensitas serangan korosi dipengaruhi oleh jumlah partikel garam yang terbawa angin dan
mengendap pada permukaan struktur. Rentan terhadap keretakan yang disebabkan oleh proses
pembekuan-pencairan dan perubahan suhu. Frekuensi hujan yang tinggi dapat mengurangi laju
korosi
Zona Terpercik
Selalu dibasahi oleh percikan air laut. Keretakan disebabkan oleh abrasi, erosi, benturan serta
reaksi kimia antara ion-ion agresif. Zona yang paling agresif terkena korosi
Zona Pasang Surut
Endapan garam dapat tertinggal setelah proses pasang surut. Organisme laut dapat tinggal
menyebabkan korosi. Rentan terhadap keretakan sama seperti zona terpercik
Zona Terendam
Kerusakan disebabkan oleh reaksi kimia antara ion-ion agresif misal antara sulfat, klorida dan
CO2 dengan beton. Kadar oksigen relatif rendah. Aktivitas biologi maksimum. Adanya
kandungan sulfida dan ammonia yang dapat mempercepat korosi

Kerusakan-kerusakan beton di lingkungan laut dan pantai dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu faktor fisik dan faktor kimiawi. Struktur beton di lingkungan laut yang
mengalami kerusakan yang parah disebabkan oleh penyebab fisik dan kimia yang bekerja
sama

Apa saja kerusakan fisik yang dapat terjadi?


Benturan
Beban yang datang secara tiba-tiba dan mempunyai kecepatan yang tinggi. Bergantung pada
kemampuan beton untuk menahan dan menyerap energi benturan yang terjadi
Abrasi
Ausnya permukaan beton yang disebabkan oleh gelombang yang mengandung pasir, kerikil atau
benda padat lainnya
Erosi
Kerusakan permukaan beton yang disebabkan oleh air, angin, hujan dan proses mekanik launnya.
Dipengaruhi oleh kualitas beton, properti/kualitas dari permukaan beton dan kekuatan &
kekerasan agregat kasar
Kavitasi
Kerusakan permukaan beton yang diakibatkan oleh hantaman air berkecepatan tinggi yang
memiliki gelembung udara dan pecah dengan kecepatan tinggi pada saat membentur permukaan
beton. Dipengaruhi oleh kualitas beton, lekatan antara agregat kasar dan pasta semen, ukuran
maksimum agregat kasar
Keretakan Beton
Faktor :
Perubahan volume, pembebanan, terekspos suhu yang ekstrim
Merupakan kombinasi dari satu/lebih mekanisme penyebabnya

Apa saja keretakan beton?


Plastic shrinkage cracking
Ketika air yang menguap dari permukaan beton yang baru dicor lebih cepat dari air yang
dihasilkan dalam proses bleeding, maka permukaan beton akan menyusut. Karena adanya
restrain dari beton dibawah lapisan permukaan yang mengering, timbul tegangan tarik pada
beton yang masih lemah dan baru mulai mengeras, hal ini mengakibatkan retak-retak dangkal
dengan berbagai variasi kedalaman
Crazing
Pola dari retak-retak halus yang tidak menembus jauh kebawah permukaan dan umumnya hanya
merupakan masalah kosmetik. Kerusakan ini hampir tidak tampak.
Drying shrinkage
Restrain terhadap susut oleh tulangan atau bagian lain struktur menyebabkan timbulnya tegangan
tarik pada beton yang mengeras. Restrain terhadap drying shrinkage adalah penyebab retak yang
paling umum pada beton
Thermal shrinkage
Kenaikan temperatur diakibatkan oleh panas yang dibebaskan pada proses hidrasi. Ketika
interior beton mengalami kenaikan temperatur dan mengembang, permukaan beton mungkin
sedang mengalami pendinginan. Jika perbedaan temperatur ini terlalu jauh, maka akan timbul
tegangan tarik yang akan mengakibatkan thermal shrinkage pada permukaan beton. Lebar dan
kedalaman retak tergantung pada perbedaan temperatur serta karakteristik fisik beton dan
tulangan
Beban siklis (fatigue load)
Dipengaruhi oleh karakteristik lekatan antara agregat dengan pasta semen pada zona transisinya.
Semakin kecil ukuran maksimum agregat, semakin tinggi ketahanan fatiguenya
Kebakaran
Tergantung dari tinggi temperatur dan lama terjadinya. Pengaruh kebakaran antara lain :
menurunnya kuat tekan, menurunnya modulus elastisitas, menurunnya kuat lekat baja-beton,
eksoansi longitudinal dan radial tulangan
Kristalisasi garam
Stress yang diakibatkan oleh kristalisasi garam pada beton yang permeable dapat menyebabkan
retak-retak dan spalling
Pembekuan dan Pencairan
Kerusakan dan keretakan beton umumnya disebabkan oleh proses pembekuan dan pencairan
yang terus berulang-ulang

Kerusakan akibat korosi?


Dimulai ketika terjadi kerusakan pada lapisan oksida pelindung tulangan. Disebabkan karena
terakumulasinya ion klorida dalam konsentrasi tertentu pada permukaan tulangan atau karena
karbonasi. Aksi utamanya adalah menyerang tulangan beton dan tidak menyerang material beton.
Dapat mengakibatkan berkurangnya luas penampang baja tulangan. Pengendali proses korosi di
lingkungan laut adalah mekanisme penetrasi ion klorida yang masuk ke dalam beton melalui
selimut beton. Air laut mengandung ion klorida yang amat agresif yang dapat menghancurkan
lapisan pasif bahkan pada kondisi nilai pH yang tinggi. Beton bersifat basa karena mengandung
ion hidroksil (OH-) membentuk lapisan pelindung pasif atau pasif film pada permukaan
tulangan. Lapisan ini bertindak sebagai pelindung bagi tulangan baja dengan cara menghalangi
kontak antara tulangan dengan air dan oksigen. Selama tidak ada klorida dan karbon dioksida
maka lapisan tersebut akan terus terbentuk.

Proses yang bisa menghancurkan lapisan pasif?


Reaksi karbon dioksia dengan ion hidroksil pada beton
Penetrasi ion klorida

Mekanisme korosi pada tulangan baja?


Proses elektrokimia. Sel nya terbentuk ketika terdapat perbedaan potensil sepanjang tulangan
beton. Terdapat dua lokasi yang berbeda di sepanjang baja tulangan yang sama yaitu anoda dan
katoda

Pembentukan karat mengakibatkan peningkatan volume beton pada permukaan tulangan di


daerah perbatasan tulangan dan beton. Harus bisa diakomodasi jika tidak akan retak-retak

Karbonasi?
Korosi pada beton bertulang yang disebabkan oleh gas karbon dioksida. Berasal dari penyerapan
CO2 di atmosfir atau pembusukan tanaman laut. Konsentrasi CO2 sebesar 0,03% sudah cukup
untuk menimbulkan serangan pada beton. Hidrat semen yang diserang adalah Ca(OH)2 dengan
produk reaksi adalh kalsium karbonat CaCO3. Jika hampir habis akan bereaksi dengan hidrat
kalsium silika C-S-H membentuk gel silika dengan pori-pori ukuran besar. Pada kandungan CO2
yang tinggi seperti pada muara/teluk maka akan bereaksi lebih lanjut membentuk kalsium
bikarbonat Ca(HCO3)2 atau ketika habis akan membentuk gel silika 2SiO2.H2O. Hal ini
mengakibatkan pH pori beton yang sebelumnya 12.6-13.5 menjadi <9. pH rendah akan
menyebabkan hancurnya lapisan pasif sebagai pelindung tulangan beton. Akibat lain adalah
terbentuknya lapisan karbonasi yang membagi beton menjadi 2 bagian, zona terkarbonasi dan
zona tidak terkarbonasi. Depasivasi terjadi saat ini. Faktor yang mempengaruhi karbonasi
antara lain :
Ketebalan selimut beton
Karakteristik beton
Laju difusi CO2 kedalam beton
CO2 berdifusi hampir seluruhnya berbentuk gas dan hampir tidak pernah berpenetrasi kedalam
beton yang jenuh, Depasivasi sangat tergantung pada kandungan air/kelembaban beton.
Laju karbonasi sebenarnya lebih tergantung pada mikrostruktur permukaan beton pada saat difusi
CO2 berlangsung. Curing mempunyai pengaruh yang besar terhadap karbonasi, kalau tidak
porositas beton akan meningkatkan laju karbonasi.

Anda mungkin juga menyukai