beton harus mampu menghadapi segala kondisi dimana dia direncanakan, tanpa mengalami
kerusakan (deteriorate) selama jangka waktu layannya ( service ability). Beton yang demikian
disebut mempunyai ketahanan yang tinggi (durable)
sifat beton yang paling penting agar memiliki ketahanan yang tinggi dari pengaruh diatas adalah
permeabelitas beton yang terdiri atas :
permeabelitas thd udara
permeabelitas thd zat cair
pengujian/pembebanan beton
detructive tests
teknik pengujian (load control, displacement control)
prosedur dan peraturan (codes)
pengujian material
jenis pengujian (uji tekan, uji tarik, uji belah, uji lentur)
faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beto (jenis pembebanan, kecepatan pembebanan,
metode pengujian, bentuk dan dimensi benda uji, dll)
non-destructive tests
hammer test
core drill
ultra sonic velocity pulse (bisa untuk beton umur muda)
acoustic emission testing
leak testing
liquid penetrant testing
infrared and thermaltesting
Hammer test : menggunakan schmidt Hammer, menentukan keseragaman dari sifat-sifat mekanis
elemen struktur, mengevaluasi hanya area lokal dan lapisan permukaan beton, tidak dapat
mendeteksi retak dalam.
Ultrasonic Pulse Velocity : dapat mendeteksi retak dalam dan pori udara, dapat merekam aliran
gelombang tegangan untuk analisis, membutuhkan akses terhadap dua sisi permukaan elemen
struktur yang akan di test.
magnetic methods : dapat mengevaluasi area yang luas dari struktur, dapat mendeteksi lokasi dan
arah dari tulangan, shear connector, serta mendeteksi ukuran tulangan.
Durabilitas Beton
Definisi durabilitas?
Ketahanan beton menghadapi serangan-serangan yang merusak baik fisik maupun kimia. Beton
akan selalu rusak, maka tugas perancang beton adalah meminimumkan tingkat kerusakan
yang mungkin terjadi
Kerusakan-kerusakan beton di lingkungan laut dan pantai dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu faktor fisik dan faktor kimiawi. Struktur beton di lingkungan laut yang
mengalami kerusakan yang parah disebabkan oleh penyebab fisik dan kimia yang bekerja
sama
Karbonasi?
Korosi pada beton bertulang yang disebabkan oleh gas karbon dioksida. Berasal dari penyerapan
CO2 di atmosfir atau pembusukan tanaman laut. Konsentrasi CO2 sebesar 0,03% sudah cukup
untuk menimbulkan serangan pada beton. Hidrat semen yang diserang adalah Ca(OH)2 dengan
produk reaksi adalh kalsium karbonat CaCO3. Jika hampir habis akan bereaksi dengan hidrat
kalsium silika C-S-H membentuk gel silika dengan pori-pori ukuran besar. Pada kandungan CO2
yang tinggi seperti pada muara/teluk maka akan bereaksi lebih lanjut membentuk kalsium
bikarbonat Ca(HCO3)2 atau ketika habis akan membentuk gel silika 2SiO2.H2O. Hal ini
mengakibatkan pH pori beton yang sebelumnya 12.6-13.5 menjadi <9. pH rendah akan
menyebabkan hancurnya lapisan pasif sebagai pelindung tulangan beton. Akibat lain adalah
terbentuknya lapisan karbonasi yang membagi beton menjadi 2 bagian, zona terkarbonasi dan
zona tidak terkarbonasi. Depasivasi terjadi saat ini. Faktor yang mempengaruhi karbonasi
antara lain :
Ketebalan selimut beton
Karakteristik beton
Laju difusi CO2 kedalam beton
CO2 berdifusi hampir seluruhnya berbentuk gas dan hampir tidak pernah berpenetrasi kedalam
beton yang jenuh, Depasivasi sangat tergantung pada kandungan air/kelembaban beton.
Laju karbonasi sebenarnya lebih tergantung pada mikrostruktur permukaan beton pada saat difusi
CO2 berlangsung. Curing mempunyai pengaruh yang besar terhadap karbonasi, kalau tidak
porositas beton akan meningkatkan laju karbonasi.