Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ SIFAT – SIFAT KAYU “


Disusun Oleh :

Novrety B. Wuisan

Aditya Lensun

Miracle Lintong

Junius Petrus

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI MANADO
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2017
KONTRIBUSI DALAM KELOMPOK

1. Novrety B. Wuisan ( Editing Materi )


2. Aditya Lensun ( Mencari Materi )
3. Miracle Lintong ( Editing Materi )
4. Junius Petrus ( Print & Jilid )
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan makalah ini dapat di gunakan sebagai
acuan untuk bahan pembelajaran, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca
dalam profesi bidang teknik sipil.

Harapan kami makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman


bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan dalam bentuk
maupun isi dari makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami haraplan bagi para pembaca
untuk memberi masukkan-masukkan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................ 2

BAB II ISI .............................................................................................................. 4

2.1 Pengetian Sifat-sifat kayu ...................................................................... 4

2.2 Sifat-Sifat Kayu ...................................................................................... 4

2.3 Sifat Fisik Kayu ...................................................................................... 8

2.4 Anatomi Sruktur Kayu ........................................................................ 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 13

3.2 Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kayu telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai
barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena
sifat khasnya. sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya
mempunyai sifat-sifat yang berbeda, kita perlu mengenal sifat-sifat kayu
tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan
penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Sebagai bahan alam, kayu terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang
tidak dapat ditemukan pada material lain. Hal ini yang menjadi nilai
tersendiri untuk kayu dan menjadikan kayu sebagai pilihan dalam
struktural bangunan.

Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali


pada 395 hingga 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan
kayu untuk berbagai kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan
bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata serta
sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa
dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca di masa
pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan.

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift-


sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan,
yang mengarah ke jenis kayu yang akan di pilih. Misalkan:untuk
konstruksi (yang harus kuat, keras, mempunyai keawetan alam yang
tinggi) dapat dipilih jati, balau, bungur, bangkirai dan lain-lain. Untuk
lantai (yang harus bersifat keras,tahan asam,daya abrasi tinggi) dapat
dipilih jati, bungur dan lain-lain. Berbagai macam jenis kayu yang ada

1
dan secara teknis mengguntungkan. Selain itu kayu memiliki nilai
estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalam
tentang sifa-sifat dan anatomi kayu. sehingga kita dapat memanfaatkan
potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya. Baik
secara material maupun metod konstrusi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah
tersebut adalah sebagai berikut.

1. Apa yang Dimaksud Dengan Sifat Kayu ?


2. Bagaimana sifat-sifat kayu?
3. Sifat-sifat Apa Saja Yang Dimiliki Oleh Kayu ?
4. Bagaimana Anatomi kayu ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasakan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan dari
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Pengetian Dari Sifat Kayu


2. Mengetahui bagaimana sifat-sifat kayu
3. Mengetahui Sifat-Sifat Yang Ada DI Dalam Kayu
4. Mengetahui Struktur Anatomi Kayu

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Hal-hal yang dikemukakan pada Bab I Pendahuluan :


1. Latar belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Sistematika Penulisan

2
BAB II : ISI

Bab ini berisi pembahasan tentang topik yang ada.

BAB III : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi literatur-literatur yang dipakai untuk pembahasan.

3
BAB II

ISI

2.1 Pengetian Sifat-sifat kayu


Kayu merupakan bahan alam yang tidak homogen.
Ketidakhomogenan ini disebabkan oleh pola pertumbuhan batang dan
kondisi lingkungan pertumbuhan yang sering tidak sama. Oleh karena
itu, sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanik pada arah longitudinal, radial
dan tangensial tidak sama. Kekuatan kayi pada arah longitudinal (X)
lebih besar dibandingkan dengan arah radial (R) ataupun tangensial (T)
dan angka kembang susut pada arah longitudinal lebih kecil dari pada
arah radial maupun arah tangensial

kelompok-kelompok sel kayu bergabung membentuk


bagian/anatomi pohon. Sebatang pohon dipotong melintang akan
diperoleh secara kasar gambaran dan bagian-bagian kayu seperti

Gambar 2.1 Lapisan-lapisan Kayu

2.2 Sifat-Sifat Kayu


A. Sifat Higroskopik Kayu
Sifat higroskopik kayu adalah kemampuan penyerapan atau
pelepasan air dari dan ke udara sekitar dalam mencari kesetimbangan.

4
Penyusutan kayu sebagai proses fisis ditentukan oleh banyaknya air
yang dikandung oleh kayu disebut kadar air kayu.
Kadar air kesetimbangan (Equilibrium moisture content – EMC). Air
yang dikandung oleh kayu dibedakan dalam dua macam yaitu air bebas
dan air terikat. Air yang terikat inilah yang terpenting dalam proses
penyusutan kayu. Apabila air bebas telah dikeluarkan dan hanya tinggal
air yang terikat saja, dikatakan bahwa kayu telah mencapai titik jenuh
serat (fibre saturation point), besarnya kira-kira pada kadar air 30%
untuk semua jenis kayu. Jika kadar air turun hingga melampaui titik
jenuh sear akan terjadi pengerutan selama kadar air berada di atas titik
jenuh serat pengerutan tidak akan terjadi.

Gambar 2.2 Homogenitas kayu

a. Kadar air dari pohon hidup

b. Kadar air dengan air bebas dan air terikat

c. Kadar air yang mencapai titik jenuh serat (30%)

d. Kadar air mencapai antara 0% – 30%

e. Kayu yang ‘kering tanur’ kadar iar mencapai 0%

5
B. Sifat Mekanis Kayu
Sifat Mekanis Kayu adalah daya tahan kayu terhadap tegangan
yang diberikan kepada kayu tersebut. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh
gaya-gaya yang bekerja pada kayu, yaitu:

1) Kekuatan Tarik
Dua arah kekuatan tarik pada kayu yaitu searah serat kayu
atau tegak lurus (melintang) arah serat kayu. Kekuatan tarik kayu
adalah bagaimana reaksi bahan kayu terhadap gaya-gaya yang
menarik kayu. Pada umumnya kayu memiliki kekuatan tarik lebih
besar searah serat kayu.

Gambar 2.3 2 arah Kuat Tarik Pada Kayu

2) Kekuatan Tekan
Adalah daya tahan kayu terhadap tekanan pada searah serat
kayu atau melintang serat kayu. Kekuatan tekan kayu lebih lemah
pada arah melintang serat.

Gambar 2.4 arah kuat tekan pada kayu

6
3) Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kekuatan kayu menahan gerakan
dan tekanan yang membuat kayu bergeser (tanpa pukulan) baik itu
beban mati ataupun beban hidup. Beban mati artinya tekanan secara
terus menerus pada skala tekanan tertentu. Sedangkan beban hidup
berarti tekanan yang berulang-ulang dan bisa berubah-ubah
kekuatannya. Keteguhan geser kayu paling besar adalah pada posisi
melintang serat kayu.

Gambar 2.5 Arah Kuat Geser pada kayu

4) Kelenturan (kekuatan lengkung).


Kayu juga tahan terhadap gaya yang berusaha
melengkungkan kayu dengan satu kali tekanan secara terus menerus
atau berkali-kali.

Gambar 2.6 Arah Kekuatan Lengkung Pada Kayu

7
5) Kekuatan Belah
Daya tahan kekuatan kayu terhadap tekanan belah paling
rendah pada posisi searah serat. Walaupun demikian untuk beberapa
jenis kayu tertentu sangat baik apabila kekuatan belahnya sangat
lemah karena jenis kayu ini akan sangat cocok untuk pembuatan atap
sirap atau kayu bakar.

Gambar 3.7 Kekuatan belah Pada Kayu

2.3 Sifat Fisik Kayu


Sifat fisik atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui
secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman,
perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu
yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :

A. Berat dan Berat Jenis

Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel,
kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu
berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang
berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai
BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu
semakin berat dan semakin kuat pula.

8
B. Keawetan

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-


unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll.
Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam
kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif
tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras
sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

C. Warna

Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat


pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.

D. Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan


teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus
(contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati,
sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti
dll).

E. Arah Serat

Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu


batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat
berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat
miring).

F. Kesan Raba

Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba


permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan
raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu,
kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

9
G. Bau dan Rasa

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di
udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering
digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau
bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

H. Nilai Dekoratif

Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah


serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola
tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu
mempunyai nilai dekoratif.

I. Higroskopis

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan


air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula
kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan
kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air
keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).

J. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :


1) Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan
erat dengan elastisitas kayu.
2) Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya
gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,
sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik
(kulintang, gitar, biola dll).

10
K. Daya Hantar Panas

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak


digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan
langsung dengan sumber panas.

L. Daya Hantar Listrik

Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek


untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar
air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik
yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air
maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan
sama dengan daya hantar air.

2.4 Anatomi Sruktur Kayu


Pernahkah anda mendengar bahwa dengan melihat garis yang
melingkar pada bagian penampang kayu bulat (gelondong) kita bisa
memperkirakan umur pohon tersebut? Apabila anda mendengar jawaban
'Ya', itu adalah benar. Dari bagian penampang kayu kita bisa
memperkirakan umur kayu tersebut. namun sebelum kita bahas hal
tersebut, sebaiknya kita pelajari beberapa detail

Gambar 3.8 bagian penampang kayu.

11
1. Pith (hati kayu) : menjadi bagian paling lunak pada kayu
tetapi sangat kecil ukurannya dibanding diameter kayu.
bagian ini harus selalu dihindari dan dibuang.
2. Heartwood (kayu teras): bagian utama kayu yang
dibutuhkan. Keras, berwarna gelap dan lebih berat.
Proporsinya juga paling besar (m3). Detail penjelasan ada
di sini.
3. Sapwood (kayu gubal): berada pada lapisan luar, berwarna
lebih terang dan lebih mudah menyusut.
4. Cambium layer (lapisan kambium): lapisan yang berisi zat-
zat makanan untuk perkembangan pohon.
5. Bast : pengirim makanan untuk diolah oleh daun melalui
fotosintesis.
6. Bark (kulit pohon): melindungi batang pohon.
7. Annular ring (lingkaran tahun): garis-garis yang melingkar
pada pohon yang menunjukkan umur pohon. Lingkaran
terbentuk setiap tahun berdasarkan musim di mana pohon
itu tumbuh.
8. Spring growth: lapisan yang terbentuk pada waktu musim
gugur. Biasanya lebih tipis karena pada musim ini
pertumbuhan pohon lebih lambat.
9. Autumn growth: lapisan yang terbentuk di waktu musim
semi. memiliki ketebalan lebih karena pohon tumbuh lebih
cepat ketika musim ini dengan adanya proses pengolahan
makanan untuk pohon yang lebih banyak.
10. Medularry rays: garis yang melintang dari pusat kayu
hingga bagian luar sebagai media penyimpan makanan bagi
pohon. Bagian ini bisa menjadi dekorasi ketika kita
melakukan pemotongan kayu bulat secara radial.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan untuk menentukan sifat kayu, secara teknis menjadi
sangat penting dalam rangka menetukan rencana penggunaannya, serta
untuk kepentingan transaksi jual beli atau perdagangan kayu. Secara
teoritis, metode pengenalan/penentuan/identifikasi sifat kayu mudah di
pelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, ketrampilan teknis
pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu hanya akan di peroleh
melalui proses latihan yang rutin, berulang – ulang dan terus menerus.

3.2 Saran
Kita perlu memperhatikan sifat – sifat, jenis, ukuran dan harga ini
untuk menggunakan kayu sebagai bahan kontruksi kita. Sehingga dalam
penggunaannya maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.noviantoblog.blogspot.com/2009/06/sifat-sifat-fisik-kayu-3.html.

diunduh pada tanggal 20 agustus 2017/21:43

http://www.pika-
semarang.com/pelatihan/index.php?option=com_content&view=article&id=80:ka
dar-air-pada-kayu&catid=36:pengeringan&Itemid=15. diunduh pada tanggal 20
agustus 2017/21:43.

http://sylva10.blogspot.co.id/2011/12/makalah-sifat-fisis-kayu.html

Anda mungkin juga menyukai