Anda di halaman 1dari 17

RANCANGAN PEMBELAJARAN DAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

TENTANG DIET PADA KLIEN SIROSIS HEPATIS

Dosen Pembimbing :

Uun Nururlhuda, M.Kep, Sp.KMB

DISUSUN OLEH :

ISTIQOMAH

P17120016019

TINGKAT II A

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1
MARET 2017

RANCANGAN PEMBELAJARAN
I. GAMBARAN KASUS
Ny. S usia 48 tahun dirawat di RSUP Fatmawati bagian penyakit dalam tanggal
14 juni 2017 karena telah mengalami perut membesar selama 1 minggu yang lalu,
klien di diagnosa mengalami sirosis hati. Ny. S mengeluh BAB hitam (melena),
frekunsi ± 4x, konsistensi lembek, banyaknya ± 1 gelas besar setiap kali BAB.
Keluhan perut membesar ada, mual ada, muntah ada sebanyak 2x, isi muntah apa
yang dimakan dan diminum, mutah darah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. Demam
ada, BAK biasa dengan warna seperti tah tua. Nafsu makan berkurang dan badan
terasa lemah. Klien sudah dirawat di bagian penyakit dalam selama 7 hari.
Setelah diperiksa lebih dalam didapakan data sebagai berikut:
Keadaan umum: sedang, kesadaran: compos mentis. Berat badan klien 60 kg,
dengan tinggi badan: 155 cm, tekanan darah: 130/70 mmHg, nadi 70 x/menit, Suhu:
39°C, frekuensi penafasan: 28x /menit. Klien mengatakan nafsu makan kurang, mual,
muntah dan klien telihat lemas, dan gelisah. Klien mengatkan ingin menambah nafsu
makan dengan cara mengetahuin diet sirosis hati tetapi klien tidak mengetahui
tentang diet sirosis hati.

II. ASPEK YANG DIKAJI


A. PENGKAJIAN FAKTOR PREDISPOSISI

1. RIWAYAT KEPERAWATAN
Ny. S usia 48 tahun dirawat di RSUP Fatmawati karena telah mengalami
perut membesar selama 1 minggu yang lalu. Klien di diagnosa mengalami
sirosis hati. Setelah dilakukan pengkajian klien mengeluh BAB hitam
(melena), frekunsi ± 4x, konsistensi lembek, banyaknya ± 1 gelas besar setiap
kali BAB. Keluhan perut membesar ada, mual ada, muntah ada sebanyak 2x,
isi muntah apa yang dimakan dan diminum, mutah darah tidak ada, nyeri ulu
hati tidak ada. Demam ada, BAK biasa dengan warna seperti tah tua. Nafsu
makan berkurang dan badan terasa lemah.
2. KEADAAN FISIK
Keadaan umum: sedang, kesadaran: compos mentis. Berat badan klien 60
kg, dengan tinggi badan: 155 cm, tekanan darah: 130/70 mmHg, nadi 70
x/menit, Suhu: 39°C, frekuensi penafasan: 28x /menit. Klien mengatakan
nafsu makan kurang, mual, muntah dan klien telihat lemas, dan gelisah. Klien
mengatkan ingin menambah nafsu makan dengan cara mengetahuin diet pada
klien sirosis hati tetapi klien tidak mengetahui tentang diet sirosis hati.

3. KESIAPAN BELAJAR
Klien ingin mengetahui informasi tentang diet Sirosis Hepatis yang dapat
sekiranya dapat membantu pola diet yang baik pada Ny. S.

4. MOTIVASI
Klien sangat antusias dalam menerima informasi tentang diet sirosis
hepatis untuk kesehatan pada gangguan hati. Ny. S ingin mahasiswa perawat
dapat memberikan penyuluhan kepada dirinya, karena Ny. S yakin bahwa
mahasiswa perawat ini telah memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memberikan informasi mengenai tentang diet sirosis hepatis.

5. KEMAMPUAN MEMBACA
Ny. S adalah seorang ibu rumah tangga lulusan SMA dan dapat membaca
dengan baik dan benar.

B. PENGKAJIAN FAKTOR PEMUNGKIN


Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui tentang diet pada klien
sirosis hepatis sehingga klien memakan makanan yang seharusnya tidak dimakan
oleh penderita sirosis hepatis. Mahasiswa perawat yang sedang dinas di ruang
rawat penyakit dalam yang akan memberikan penyuluhan kepada Ny. S telah
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan penyuluhan kesehatan
tentang diet sirosis hepatis.
C. PENGKAJIAN FAKTOR PENGUAT
Ny. S mengatakan BAB hitam (melena), frekunsi ± 4x, BAK berwarna
seperti the, perut telihat besar, muntah, mual, demam, berkurangnya nafsu makan
dan badan terasa lemah.
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan, perawat berusaha
merumuskan diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan tersebut
dirumuskan sebagai berikut:
Kurangnya pengetahuan tentang diet pada klien sirosis hepatis berhubungan
dengan kurang terpapar informasi.

IV. INTERVENSI
Tindakan keperawatan di tetapkan untuk menyelesaikan diagnose keperawatan
tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan tentang diet pada klien sirosis hepatis yang
ditujukan kepada Ny.S. Sebelum melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat terlebih
dahulu satuan pembelajaran, berikut adalah satuan pembelajaran yang dikembangkan
oleh perawat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Diagnose : Kurangnya pengetahuan tentang diet pada klien sirosis hepatis


berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

Topik : Diet sirosis hepatis

Sub Topik : Diet pada klien sirosis hepatis pada Ny.S

Sasaran : Ny.S (48 Tahun)

Tempat : Ruang Rawat Penyakit Dalam

Hari/Tanggal : 2017

Waktu : 35 Menit

Penyuluh : Istiqomah mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan


Jakarta 1 Jurusan Keperawatan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah di beri pendidikan kesehatan selama 35 menit diharapkan klien mampu
memahami bagaimana cara diet pada klien sirosis hepatis yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh Ny.S yang akan dilakukan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diet sehat sirosis hepatis klien
mampu :
a. Mampu menjelaskan Pengertian Sirosis Hepatis
b. Mampu menjelaskan Manifestasi Klinik Sirosis Hepatis
c. Mampu Menjelaskan Pengertian Diet Sirosis Hepatis
d. Mampu Menjelaskan Prinsip-Prinsip Diet Sirosis Hati
e. Mampu Menjelaskan Tujuan Diet Sirosis Hepatis
f. Mampu Menjelaskn Syarat Diet Sirosis Hepatis
g. Mampu Menjelaskan Jenis Diet Sirosis Hepatis
h. Mampu Menjelaskan Makanan Yang Dianjurkan
i. Mampu Menjelaskan Makanan Yang Tidak Dianjurkan
III. SASARAN

Ny.s

IV. MATERI
a. Pengertian diet sirosis hepatis
b. Manifestasi klinik sirosis hepatis
c. Prinsip-prinsip diet sirosis hati
d. Tujuan diet sirosis hepatis
e. Syarat diet sirosis hepatis
f. Jenis diet dan indikasi sirosis hepatis
g. Makanan yang dianjurkan pada klien sirosis hepatis
h. Makanan yang tidak dianjurkan pada klien sirosis hepatis
V. METODE

1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. MEDIA
a. Leaflet
b. Lembar balik
VII. Rancangan/ Setting tempat

Keterangan: = Media
= Mahasiswa/ Perawat

= Klien/ Sasaran

VIII. Kegiatan Belajar Mengajar


N Kegiatan
Tahapan Waktu
o. Penyuluhan Audience
1. Fase Pra 5 menit 1. Menyiapkan alat 1. Duduk dengan
Orientasi dan materi tenang
2. Persiapan peserta 2. Mengikuti
instruksi
2. Fase Orientasi 5 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam.
salam.
2. Memperkenalkan 2. Menyimak
diri
3. Menyampaikan 3. Menyimak.
kontrak waktu.
4. Menyampaikan 4. Menyimak.
tujuan.
5. Menyampaikan 5. Menyimak
topik pembelajaran :
Mengenal
penatalaksanaan
diet pada klien post
operasi usus buntu
3. Fase Kerja 15 menit Menyampaikan isi
pokok materi
penyuluhan :
1. Pengeritan 1. Menyimak
sirosis hepatis
2. Manifestasi 2. Menyimak
klinik sirosis
hepatis 3. Menyimak
3. Pengertian diet
sirosis hepatis 4. Menyimak
4. Perinsi-prinsip
diet sirosis
5. Menyimak
hepatis
5. Tujuan diet
sirosis hepatis
6. Syarat diet 6. Menyimak
sirosis hepatis
7. Jenis diet dan 7. Menyimak
indikasi sirosis
hepatis 8. Menyimak
8. Makanan yang
dianjurkan
9. Makanan yang
tidak dianjurkan

4. Fase 10 menit 1. Menyimpulkan isi 1. Menyimak


Terminasi pokok materi
pembelajaran
Mengenal diet sehat
pada klien sirosis
hepatis
2. Memberikan 2. Mengajukan
kesempatan untuk pertanyaan.
bertanya.
3. Mengevaluasi hasil 3. Menjawab
pembelajaran pertanyaan
dengan mengajukan
pertanyaan sesuai
materi
pembelajaran.
4. Memberikan saran 4. Menyimak.
kepada peserta
pembelajaran dalam
melakukan saran –
saran yang harus
diperhatikan
5. Menyampaikan 5. Menjawab salam
salam
6. Memberikan leaflet 6. Menerima leaflet

IX. EVALUASI
1. Kriteria Struktur :
a. Penyelenggara pendidikan kesehatan dilakukan di Ruang Rawat Penyakit
Dalam.
b. Pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan kesehatan dilakukan sebelum
dan saat pendidikan kesehatan.
2. Kriteria Proses :
a. antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
b. Ny. S fokus mendengarkan pendidikan kesehatan.
c. Ny. S mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Kriteria Hasil :
a. Ny.S kooperatif dalam acara pendidikan kesehatan.
b. Ny. S mampu menjelaskan pengertian sirosis hepatis
c. Ny. S mampu menjelaskan pengertian diet sehat sirosis hati
d. Ny. S mampu menjelaskan tujuan diet sehat sirosis hati.
e. Ny. S mampu menjelaskan prinsip-prinsip diet sirosis Hepatis
f. Ny.S mampu menjelaskan syarat diet sirosis hepatis
g. Ny. S mampu menjelaskan jensi diet dan indikasi sirosis hepatis
h. Ny. S mampu menjelaskan makanan yang dianjurkan pada klien sirosis hepatis
i. Ny. S mampu menjeaskan makanan yang tidak dianjurkan pada klien sirosis
hepatis
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

DIET PADA KLIEN SIROSIS HEPATIS

1. Definisi Sirosis Hepatis


Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan
jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel
hati yang luas, pembentukan jaringan ikat, dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur
hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat
penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare,
2001:1154).
2. Manifestasi Klinik Sirosis Hepatis
1. Pembesaran Hati ( hepatomegali ).
2. Obstruksi Portal dan Asites.
3. Varises Gastroinstestinal.
4. Edema.
5. Defisiensi Vitamin dan Anemia.
6. Kemunduran mental.

Manifestasi lainnya pada sirosis hepatis, yaitu:

1. Mual-mual dan nafsu makan menurun.


2. Cepat lelah.
3. Kelemahan otot.
4. Penurunan berat badan.
5. Air kencing berwarna gelap.
6. Kadang-kadang hati teraba keras.
7. Ikterus, spider navi, erytema palmaris.
8. Hematemesis, melena.

3. Definisi Diet Sirosis Hepatis


Merupakan pengaturan pola makan tanpa memberatkan kerja hati dan membantu
penyembuhan atau perbaikan fungsi hati. (Tuti Sunardi dan Susirah. 2007)
4. Prinsip Diit Sirosis Hepatis
Terapi diet pada penderita hepar pada prinsipnya tergantung pada gejala yang
diperlihatkan pada masing – masing pasien. Sebagai contoh, jika lemak tidak dapat ditolerir,
diet harus rendah lemak. Jika pasien dalam keadaan encephalopati, masukan protein harus
dikurangi. Jika pasien memperlihatkan gejala asites, maka konsumsi garam harus dibatasi.
Terapi diet yang diberikan pada pasien dengan penyakit sirosis hepatis bertujuan untuk
memberikan makanan dengan gizi seimbang, mencegah kerusakan hati lebih lanjut tanpa
memberatkan pekerjaan hati, memungkinkan hati bekerja secara efektif walaupun telah
terjadi kerusakan (RSCM, Persagi, 2002).
Sirosis hepatis tanpa komplikasi (Sulaiman,dkk. 2007)
a. Energi cukup, dianjurkan 40 – 45 kal/kg BBI/hari
b. Pemberian protein tergantung keadaan sirosis hepatis. Mula-mula 0,8– 2 gr/kg
BB/hari, 60 – 70% berasal dari protein bernilai biologis tinggi seperti susu, telur,
daging.
c. Hidrat arang diberikan 60 – 70% dari total kalori, dianjurkan dari hidrat arang yang
murni.
d. Lemak dianjurkan 20% dari total kalori.
Sirosis hepatis dekompensasi (dengan asites dan edema)
a. Energi cukup, diberikan 40 – 45 kal/kg BB/hari.
b. Protein tinggi 1 – 2 gr/kg BB/hari.
c. Lemak diberikan 20% dari total energi.
d. Hidrat arang kurang lebih 60% dari total energi.
e. Cairan diberikan 1 liter / hari.
Sirosis hepatis dengan ensefalopati hepatik (Sulaiman,dkk. 2007)
a. Energi yang diberikan 35 – 40 kkal/kg BB/hari. Untuk mencegah pemecahan protein
tubuh.
b. Masukan protein dihentikan selama 2 hari pertama, 3 hari selanjutnya mulai diberikan
10 – 20 gr/hari, kemudian 30 – 40 gr/hari.
c. Lemak diberikan 20% dari total energi, pilih lemak nabati.
3. Tujuan Diit
Tujuan diit pada penyakit hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal tanpa memberatkan fungsi hati, dengan cara:
1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan / atau
meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
2. Mencegah katabolisme protein.
3. Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus, dan hipertensi portal.
4. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
5. Mencegah koma hepatik. (Almatsier, Sunita. 2004)
4. Syarat Diit

1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan
kemempuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB.

2. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah
dicerna atau dalam bentuk emulsi. pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat
mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.

3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein.

4. Vitamin dan mineral yang diberikan sesuai dengan tingkat defisisensi. bila perlu
diberikan suplemen B kompleks, C dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada
anemia.

5. Natrium diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites. bila pasien mendapat
diuretika, garam natrium dapat diberika lebih leluasa.

6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.


7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai
kemempuan saluran cerna. (Almatsier, Sunita. 2004)

5. Macam Diit
Diit pada penyakit hati disesuaikan dengan keadaan pasien, menurut Amatsier, 2004 diit
ini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai beikut:
1. Diit Hati I
Diit hati I diberikan pada penderita sirosis hepatis berat dan sirosis hepatis akut
dalam keadaan prekoma atau segera setelah penderita dapat makan kembali. Makanan
diberikan berupa cairan yang mengandung hidrat arang yang sederhana seperti sari buah,
sirup, dan teh manis. Cairan yang diperlukan kurang lebih 2 liter sehari bila tidak ada
asites. Makanan ini rendah kalori, protein, besi, dan thiamine. Diet ini sebaiknya tidak
diberikan lebih dari 3 hari. Untuk menambah kalori, dapat ditambahkan infus glukosa.
contoh menu sehari :
pagi :
bubur nasi + cream soup ayam jagung brokoli + jus tomat
selingan pagi :
puding maizena saus milkshake jambu merah (susu hepatosol)
makan siang :
bubur nasi + pepes daging giling + sayur sop cincang + sari pepaya jeruk manis
selingan sore :
kue lumpur + teh manis
makan malam :
bubur havermout lengkap + susu hepatosol vanila
2. Diet Hati II
Diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah dapat diatasi dan penderita
sudah mulai mempunyai nafsu makan. Menurut keadaan pasien, maka dapat diberikan
dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein diberikan secara bertahap, dapat
dimulai dari 30 gram sehari dan lemak diberikan dalam bentuk mudah cerna.
contoh menu sehari :
pagi :
bubur nasi + scramble egg + mapo tofu jamur merang + jus semangka melon
selingan pagi :
puding maizena strawberry
makan siang :
nasi tim + semur bola-bola tempe (rendah bumbu) + bening bayam + semangka pepaya
potong saus jeruk
selingan sore :
macaroni schootel ayam sayuran + sari tomat
makan malam :
nasi tim + rolade tempe + cah tuna sayuran + susu hepatosol
3. Diit Hati III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diit hati II atau kepada penderita
yang nafsu makannya cukup. Menurut keadaan penyakit makanan diberikan dalam
bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1 gram/kg BB/hari, lemak sedang dalam
bentuk mudah cerna. Menurut beratnya retensi garam dan air, makanan diberikan sebagai
diit hati III rendah garam. Bila ada asites diberikan diit rendah garam I.
contoh menu sehari :
pagi :
jaffle telur keju + susu hepatosol
selingan pagi :
puding karamel + sari pepaya jeruk
makan siang :
nasi tim + sate tahu bumbu kuning (rendah bumbu) + capcay cah + mangga pepaya
potong
selingan sore :
pancake kedelai saus susu hepatosol coklat
makan malam :
8. nasi tim + semur bola bola tempe (rendah bumbu) + Sup ayam makaroni wortel + jus
sirsak susu hepatosol. (Almatsier, Sunita. 2004)
6. MAKANAN YANG DIANJURKAN
Menurut kutipan buku karya Tuti Sunardi dan Susirah Soetardjo tahun 2007 makanan
yang dianjurkan buat penderita sirosis hepatis yaitu:

 Sumber Karbohidrat
Nasi, mie, kentang, bihun, havermout, gula, sirup, madu.
 Protein Hewani
Telur, susu, daging sapi tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, yogurt.
 Protein Nabati
Tahu, tempe, kacang hijau, tofu.
 Sayur
Semua sayuran kecuali yang terdapat pada daftar makanan yang tidak dianjurkan.
 Buah
Semua buah kecuali yang terdapat pada daftar bahan makanan yang tidak dianjurkan.

 Bumbu
Bawang merah, putih, lada, kunyit, jahe, salam, sereh, kayu manis, ketumbar.

7. MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN

Menurut kutipan buku karya Tuti Sunardi dan Susirah Soetardjo tahun 2007 makanan
yang tidak dianjurkan buat penderita sirosis hepatis yaitu:
 Sumber karbohidrat
Beras ketan, ubi, singkong.
 Protein Hewani
Daging berlemak, daging kambing, daging babi, daging yang diawetkan seperti ham,
sosis, kornet,sarden, dll.
 Protein Nabati
Kacanng merah, kacang tanah.
 Sayuran
Sayuran bergas seperti kol, sawi, lobak.
Sayuran berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, lembayung, nangka muda
Sayuran yang diawetkan seperti asinan sayuran, sayur kalengan.
 Buah
Durian, salak, nangka, alpukat, nanas.
 Bumbu
Cabe, terasi, petis, tauco, vetsin, kecap asin, saus, Lain-lain.
 Gorengan, minuman beralkoho
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

[Bagian Gizi RSCM, Persagi] Bagian Gizi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunksumo dan Persatuan Ahli Gizi

Indonesia. 2002. Penuntun Diit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Brunner&Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah vol 3. Jakarta: EGC.

Sulaiman.A. dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Edisi pertama. Jakarta: Jayabadi

Tuti Sunardi dan Susirah Soetardjo. 2007. Terapi Makanan dengan Gangguan Autisme. Jakarta: PT

Penerbit Sarana Bobo.

Anda mungkin juga menyukai