13 Petunjuk Praktis Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus
13 Petunjuk Praktis Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus
Dosen Pembimbing :
DISUSUN OLEH :
ISTIQOMAH
P17120016019
TINGKAT II A
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1
MARET 2017
RANCANGAN PEMBELAJARAN
I. GAMBARAN KASUS
Ny. S usia 48 tahun dirawat di RSUP Fatmawati bagian penyakit dalam tanggal
14 juni 2017 karena telah mengalami perut membesar selama 1 minggu yang lalu,
klien di diagnosa mengalami sirosis hati. Ny. S mengeluh BAB hitam (melena),
frekunsi ± 4x, konsistensi lembek, banyaknya ± 1 gelas besar setiap kali BAB.
Keluhan perut membesar ada, mual ada, muntah ada sebanyak 2x, isi muntah apa
yang dimakan dan diminum, mutah darah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. Demam
ada, BAK biasa dengan warna seperti tah tua. Nafsu makan berkurang dan badan
terasa lemah. Klien sudah dirawat di bagian penyakit dalam selama 7 hari.
Setelah diperiksa lebih dalam didapakan data sebagai berikut:
Keadaan umum: sedang, kesadaran: compos mentis. Berat badan klien 60 kg,
dengan tinggi badan: 155 cm, tekanan darah: 130/70 mmHg, nadi 70 x/menit, Suhu:
39°C, frekuensi penafasan: 28x /menit. Klien mengatakan nafsu makan kurang, mual,
muntah dan klien telihat lemas, dan gelisah. Klien mengatkan ingin menambah nafsu
makan dengan cara mengetahuin diet sirosis hati tetapi klien tidak mengetahui
tentang diet sirosis hati.
1. RIWAYAT KEPERAWATAN
Ny. S usia 48 tahun dirawat di RSUP Fatmawati karena telah mengalami
perut membesar selama 1 minggu yang lalu. Klien di diagnosa mengalami
sirosis hati. Setelah dilakukan pengkajian klien mengeluh BAB hitam
(melena), frekunsi ± 4x, konsistensi lembek, banyaknya ± 1 gelas besar setiap
kali BAB. Keluhan perut membesar ada, mual ada, muntah ada sebanyak 2x,
isi muntah apa yang dimakan dan diminum, mutah darah tidak ada, nyeri ulu
hati tidak ada. Demam ada, BAK biasa dengan warna seperti tah tua. Nafsu
makan berkurang dan badan terasa lemah.
2. KEADAAN FISIK
Keadaan umum: sedang, kesadaran: compos mentis. Berat badan klien 60
kg, dengan tinggi badan: 155 cm, tekanan darah: 130/70 mmHg, nadi 70
x/menit, Suhu: 39°C, frekuensi penafasan: 28x /menit. Klien mengatakan
nafsu makan kurang, mual, muntah dan klien telihat lemas, dan gelisah. Klien
mengatkan ingin menambah nafsu makan dengan cara mengetahuin diet pada
klien sirosis hati tetapi klien tidak mengetahui tentang diet sirosis hati.
3. KESIAPAN BELAJAR
Klien ingin mengetahui informasi tentang diet Sirosis Hepatis yang dapat
sekiranya dapat membantu pola diet yang baik pada Ny. S.
4. MOTIVASI
Klien sangat antusias dalam menerima informasi tentang diet sirosis
hepatis untuk kesehatan pada gangguan hati. Ny. S ingin mahasiswa perawat
dapat memberikan penyuluhan kepada dirinya, karena Ny. S yakin bahwa
mahasiswa perawat ini telah memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memberikan informasi mengenai tentang diet sirosis hepatis.
5. KEMAMPUAN MEMBACA
Ny. S adalah seorang ibu rumah tangga lulusan SMA dan dapat membaca
dengan baik dan benar.
IV. INTERVENSI
Tindakan keperawatan di tetapkan untuk menyelesaikan diagnose keperawatan
tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan tentang diet pada klien sirosis hepatis yang
ditujukan kepada Ny.S. Sebelum melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat terlebih
dahulu satuan pembelajaran, berikut adalah satuan pembelajaran yang dikembangkan
oleh perawat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hari/Tanggal : 2017
Waktu : 35 Menit
Ny.s
IV. MATERI
a. Pengertian diet sirosis hepatis
b. Manifestasi klinik sirosis hepatis
c. Prinsip-prinsip diet sirosis hati
d. Tujuan diet sirosis hepatis
e. Syarat diet sirosis hepatis
f. Jenis diet dan indikasi sirosis hepatis
g. Makanan yang dianjurkan pada klien sirosis hepatis
h. Makanan yang tidak dianjurkan pada klien sirosis hepatis
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. MEDIA
a. Leaflet
b. Lembar balik
VII. Rancangan/ Setting tempat
Keterangan: = Media
= Mahasiswa/ Perawat
= Klien/ Sasaran
IX. EVALUASI
1. Kriteria Struktur :
a. Penyelenggara pendidikan kesehatan dilakukan di Ruang Rawat Penyakit
Dalam.
b. Pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan kesehatan dilakukan sebelum
dan saat pendidikan kesehatan.
2. Kriteria Proses :
a. antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
b. Ny. S fokus mendengarkan pendidikan kesehatan.
c. Ny. S mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Kriteria Hasil :
a. Ny.S kooperatif dalam acara pendidikan kesehatan.
b. Ny. S mampu menjelaskan pengertian sirosis hepatis
c. Ny. S mampu menjelaskan pengertian diet sehat sirosis hati
d. Ny. S mampu menjelaskan tujuan diet sehat sirosis hati.
e. Ny. S mampu menjelaskan prinsip-prinsip diet sirosis Hepatis
f. Ny.S mampu menjelaskan syarat diet sirosis hepatis
g. Ny. S mampu menjelaskan jensi diet dan indikasi sirosis hepatis
h. Ny. S mampu menjelaskan makanan yang dianjurkan pada klien sirosis hepatis
i. Ny. S mampu menjeaskan makanan yang tidak dianjurkan pada klien sirosis
hepatis
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan
kemempuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
2. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah
dicerna atau dalam bentuk emulsi. pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat
mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein.
4. Vitamin dan mineral yang diberikan sesuai dengan tingkat defisisensi. bila perlu
diberikan suplemen B kompleks, C dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada
anemia.
5. Natrium diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites. bila pasien mendapat
diuretika, garam natrium dapat diberika lebih leluasa.
5. Macam Diit
Diit pada penyakit hati disesuaikan dengan keadaan pasien, menurut Amatsier, 2004 diit
ini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai beikut:
1. Diit Hati I
Diit hati I diberikan pada penderita sirosis hepatis berat dan sirosis hepatis akut
dalam keadaan prekoma atau segera setelah penderita dapat makan kembali. Makanan
diberikan berupa cairan yang mengandung hidrat arang yang sederhana seperti sari buah,
sirup, dan teh manis. Cairan yang diperlukan kurang lebih 2 liter sehari bila tidak ada
asites. Makanan ini rendah kalori, protein, besi, dan thiamine. Diet ini sebaiknya tidak
diberikan lebih dari 3 hari. Untuk menambah kalori, dapat ditambahkan infus glukosa.
contoh menu sehari :
pagi :
bubur nasi + cream soup ayam jagung brokoli + jus tomat
selingan pagi :
puding maizena saus milkshake jambu merah (susu hepatosol)
makan siang :
bubur nasi + pepes daging giling + sayur sop cincang + sari pepaya jeruk manis
selingan sore :
kue lumpur + teh manis
makan malam :
bubur havermout lengkap + susu hepatosol vanila
2. Diet Hati II
Diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah dapat diatasi dan penderita
sudah mulai mempunyai nafsu makan. Menurut keadaan pasien, maka dapat diberikan
dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein diberikan secara bertahap, dapat
dimulai dari 30 gram sehari dan lemak diberikan dalam bentuk mudah cerna.
contoh menu sehari :
pagi :
bubur nasi + scramble egg + mapo tofu jamur merang + jus semangka melon
selingan pagi :
puding maizena strawberry
makan siang :
nasi tim + semur bola-bola tempe (rendah bumbu) + bening bayam + semangka pepaya
potong saus jeruk
selingan sore :
macaroni schootel ayam sayuran + sari tomat
makan malam :
nasi tim + rolade tempe + cah tuna sayuran + susu hepatosol
3. Diit Hati III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diit hati II atau kepada penderita
yang nafsu makannya cukup. Menurut keadaan penyakit makanan diberikan dalam
bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1 gram/kg BB/hari, lemak sedang dalam
bentuk mudah cerna. Menurut beratnya retensi garam dan air, makanan diberikan sebagai
diit hati III rendah garam. Bila ada asites diberikan diit rendah garam I.
contoh menu sehari :
pagi :
jaffle telur keju + susu hepatosol
selingan pagi :
puding karamel + sari pepaya jeruk
makan siang :
nasi tim + sate tahu bumbu kuning (rendah bumbu) + capcay cah + mangga pepaya
potong
selingan sore :
pancake kedelai saus susu hepatosol coklat
makan malam :
8. nasi tim + semur bola bola tempe (rendah bumbu) + Sup ayam makaroni wortel + jus
sirsak susu hepatosol. (Almatsier, Sunita. 2004)
6. MAKANAN YANG DIANJURKAN
Menurut kutipan buku karya Tuti Sunardi dan Susirah Soetardjo tahun 2007 makanan
yang dianjurkan buat penderita sirosis hepatis yaitu:
Sumber Karbohidrat
Nasi, mie, kentang, bihun, havermout, gula, sirup, madu.
Protein Hewani
Telur, susu, daging sapi tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, yogurt.
Protein Nabati
Tahu, tempe, kacang hijau, tofu.
Sayur
Semua sayuran kecuali yang terdapat pada daftar makanan yang tidak dianjurkan.
Buah
Semua buah kecuali yang terdapat pada daftar bahan makanan yang tidak dianjurkan.
Bumbu
Bawang merah, putih, lada, kunyit, jahe, salam, sereh, kayu manis, ketumbar.
Menurut kutipan buku karya Tuti Sunardi dan Susirah Soetardjo tahun 2007 makanan
yang tidak dianjurkan buat penderita sirosis hepatis yaitu:
Sumber karbohidrat
Beras ketan, ubi, singkong.
Protein Hewani
Daging berlemak, daging kambing, daging babi, daging yang diawetkan seperti ham,
sosis, kornet,sarden, dll.
Protein Nabati
Kacanng merah, kacang tanah.
Sayuran
Sayuran bergas seperti kol, sawi, lobak.
Sayuran berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, lembayung, nangka muda
Sayuran yang diawetkan seperti asinan sayuran, sayur kalengan.
Buah
Durian, salak, nangka, alpukat, nanas.
Bumbu
Cabe, terasi, petis, tauco, vetsin, kecap asin, saus, Lain-lain.
Gorengan, minuman beralkoho
DAFTAR PUSTAKA
[Bagian Gizi RSCM, Persagi] Bagian Gizi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunksumo dan Persatuan Ahli Gizi
Sulaiman.A. dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Edisi pertama. Jakarta: Jayabadi
Tuti Sunardi dan Susirah Soetardjo. 2007. Terapi Makanan dengan Gangguan Autisme. Jakarta: PT