TESIS
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Ignatius Suryadi
NIM. 152222103
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2
Diajukan oleh
Ignatius Suryadi
NIM. 152222103
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2
Diajukan oleh
Ignatius Suryadi
NIM. 152222103
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Penelitian evaluatif ini bertujuan untuk menganalisis tiga hal: (1) Faktor
sukses kunci implementasi sistem manajemen mutu (SMM) dengan standar ISO
9001: 2008 di SMAN 1 dan 2 Ngaglik; (2) Gaya kepemimpinan kedua SMA
tersebut yang menunjang keberhasilan implementasi SMM-ISO; dan (3) Dampak
(positif) yang dirasakan para pemangku kepentingan sekolah maupun dampak
negatif yang dipersepsikan oleh pimpinan sekolah. Metodologi penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif yang ditunjang pendekatan kuantitatif sederhana.
Hasil penelitian ini memberikan beberapa simpulan berikut. Pertama, Faktor
sukses kunci dalam implementasi SMM-ISO di kedua SMA tersebut adalah: (1)
Tim/wakil manajemen mutu; (2) Komitmen dan dukungan manajemen; (3
Komunikasi dan keterlibatan semua anggota, namun faktor ini kurang optimal di
SMAN 1; dan (4) Tingkat organisasi sebelumnya. Kedua, Gaya kepemimpinan
pihak manajemen SMAN 1 dipersepsikan oleh para pendidik sebagai cukup
transformatif, walaupun hanya kuat pada variabel ke-1 (pengaruh ideal, ing
ngarsa sung tuladha) dan ke-2 (stimulasi intelektual, atau sebagian dari ing
madya mangun karsa), sedang gaya kepemimpinan pihak manajemen SMAN 2
dipersepsikan transformatif dan merata untuk semua variabel, termasuk tut wuri
handayani. Dalam kondisi demikian, kedua SMAN tersebut tetap memperoleh
sertifikat ISO. Jadi, gaya kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh
secara langsung terhadap pemerolehan sertifikat ISO. Ketiga, Dampak
implementasi SMM-ISO dirasakan positif oleh para pelanggan eksternal dan
internal (pemangku kepentingan) kedua SMA Negeri di Ngaglik. Sedang dampak
negatif sertifikasi ISO, manajemen SMAN 2 lebih merasakan (96%) daripada
manajemen SMAN 1 (73%).
Kata Kunci: sistem manajemen mutu, ISO, wakil manajemen mutu (WMM),
kepemimpinan transformasional, dan perbaikan berkelanjutan.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This evaluative research aims to analyze three things: (1) Key success factors of
the implementation of quality management system (QMS) with ISO 9001: 2008
standard in SMAN 1 and 2 Ngaglik; (2) Both high school leadership styles that
support the successful implementation of QMS-ISO; and (3) the (positive) impacts
experienced by school stakeholders as well as the negative impacts experienced
by the school leadership. The methodology of this research is qualitative
approach supported by a simple quantitative approach. The results of this study
provide some of the following conclusions. First, the key success factors in the
implementation of QMS-ISO in both SMA are: (1) Team/representative of quality
management; (2) Management commitment and support; (3) Communication and
involvement of all members, although this factor significantly afected in SMAN 1,
and (4) Level of previous organization. Secondly, leadership style of SMAN 1
management is experienced by educators as quite transformative, though only
strong in 1st variable (the ideal influence, ing ngarsa sung tuladha), and 2nd
variable (intellectual stimulation, or a part of ing madya mangun karsa), while the
leadership style of SMAN 2 management is perceived transformatively and evenly
for all variables, including tut wuri handayani. In these unique conditions, both of
SMAN still get ISO sertificate. So, the transformational leadership style doesn’t
influence in getting ISO sertificate directly. Thirdly, the impact of QMS-ISO
implementation is felt positively by external and internal customers (stakeholders)
of both senior high schools in Ngaglik, while the negative impact of ISO
certification experienced more by management of SMAN 2 (96%) than SMAN 1
management (73%).
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun mem-
berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
(Ignatius Suryadi )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Mahakasih atas
segala berkat kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini. Karya tulis berupa tesis ini merupakan salah satu syarat untuk
Dharma Yogyakarta.
Tesis ini tidak akan terselesaikan, jika penulis tidak dibantu oleh beberapa
pihak yang memberi motivasi, inspirasi, fasilitasi, dan semangat bagi penulis.
1. Drs. Johannes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor, Drs. T. Handono
Eko Prabowo, M.B.A., Ph.D. dan Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A. selaku
Dharma Yogyakarta yang telah memberi izin dan fasilitasi bagi penulis untuk
2. Drs. Subagyo, Kepala SMA Negeri 1 Ngaglik, dan Drs. H. Agus Santosa,
Kepala SMA Negeri 2 Ngaglik, atas izin dan fasilitasi penelitian yang
diberikan.
3. Dr. Fransisca Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. dan Dr. Yoseph Yapi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kepemimpinan Transformasional............................................... 47
4. Kepemimpinan Spiritual ............................................................. 53
5. Kepemimpinan Kewirausahaan .................................................. 53
C. Faktor Sukses Kunci dan Dampak Implementasi Manajemen Mutu 55
1. Faktor Sukses Kunci Implementasi Manajemen Mutu ............... 55
2. Dampak Implementasi ISO 9001: 2008...................................... 57
D. Strategi Implementasi Manajemen Mutu ........................................ 61
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini hampir tidak ada lagi sesuatu yang dapat diharapkan
tetap (tidak berubah). “The only certainty about the future is its uncertainty, that
there will be changes”, kata Hamdy dan Aitken (dalam Oliver, 1996: 2).
Perubahan yang lebih pesat terutama terjadi dalam praksis pendidikan, karena
dalam dunia pendidikan tidak pernah ada hal yang tetap. Satu-satunya yang tetap
dalam pendidikan adalah perubahan itu sendiri. Suyanto (2001: 1-2) mengatakan
bahwa membangun sektor pendidikan tidak pernah akan mencapai tujuan akhir
yang sempurna dan final. Hal ini terjadi karena konteks pendidikan selalu
dinamis, berubah dan tidak pernah konstan, sesuai dengan perubahan masyarakat,
pendidikan selalu harus mampu “melayani”, beradaptasi, dan bahkan juga ikut
yang terkait dengan bisnis dan perdagangan, sekolah termasuk lembaga yang
paling malas berubah, atau malah cenderung tidak suka berubah. Karena itu,
sekolah pada dasarnya sulit untuk mereformasikan diri. Situasi menjadi berbeda
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perubahan pesat, baik dalam tuntutan mereka maupun cara mereka memenuhi
tuntutannya. Oleh karena itu, untuk dapat bertahan (survive) dan berkembang
paradigma mereka, agar sikap dan tindakan mereka dalam menjalankan bisnis
manajemen mutu terpadu (MMT) atau total quality management (TQM), yang
yang signifikan pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan merupakan hal yang
harus diselesaikan secara tepat dan profesional sesuai prosedur kerja yang telah
digariskan yaitu “Do the right thing, first time, every time”.
dengan paradigma manajemen baru yang disebut TQM, berikut ini disajikan
sebuah matriks pembandingan yang dikutip dari buku karya Hadari Nawawi,
tahun 2000. Dari segi manajemen fungsional, keduanya memang sama, namun
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 1.1
Perbedaan Manajemen Tradisional dan TQM
DIMENSI PARADIGMA MANAJE- MANAJEMEN
ORGANISASI MEN TRADISIONAL
PARADIGMA TQM FUNGSIONAL
- Individualisme - Usaha bersama 1. Perencanaan
1. Budaya
- Diferensiasi - Fungsi silang dalam bekerja 2. Perorganisasian
organisasi
- Kepemimpinan - Melatih dan memberi
- Laba peluang 3. Penggerakan
- Produktivitas - Layanan yang memuaskan 4. Pengawasan
a. Komunikasi a. Komunikasi Karakteristik
- Atas ke bawah - Dua arah (vertikal, hori- pelaksanaan,
- Prosedur dan mekanis- sontal dan diagonal) Fungsi-fungsi
me kerja birokrasi - Jaringan kerja manajemen
2. Pelaksanaan b. Desain Pekerjaan: b. Desain Pekerjaan: - Berfokus pada
pekerjaan - Efisiensi - Kualitas yang dilayani
- Produktivitas - Pelayanan
- Kualitas
- Metode kerja terbaik - Kontrol yang luas
- Kontrol terbatas - Tim kerja otonom - Kepemimpinan
- Deskripsi pekerjaan - Pelayanan yang aktif
yang bersifat khusus - Keterampilan kerja - Konsep kualitas
3. Tujuan Tujuan organisasi
pelaksanaan Tujuan individual Tujuan tim kerja - Pengikutsertaan
pekerjaan pekerja
- Reviu hasil supervisi - Pihak yang dilayani, - Pendekatan
4. Pengukuran
rekan kerja dan reviu pemecahan
dan - Kinerja keuangan hasil supervisi masalah
penilaian
- Kualitas dan layanan
Sumber: Nawawi (2000: 130)
pendidikan dapat memilih baik TQM atau pun ISO. Keduanya relatif mirip, atau
dapat juga dikatakan memiliki keterkaitan sangat erat. Ada beberapa pernyataan
ISO 9000 pada saat yang bersamaan juga mengadopsi prinsip-prinsip TQM.
Kedua, bahwa penerapan ISO 9000 merupakan langkah awal implementasi TQM.
Ketiga, ISO 9000 sebagai basis penerapan TQM. Keempat, bahwa ISO 9000 dan
TQM bukan alternatif yang berbeda satu sama lain. Kelima, sertifikasi ISO 9000
TQM. Keenam, perusahaan yang telah memiliki sertifikat ISO memiliki level
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ISO. Dan ketujuh, ada pernyataan bahwa salah satu manfaat praktis memperoleh
sertifikat ISO, maka penulis memilih untuk menggunakan keduanya (TQM dan
kebijakan mutu di SMA, dan sertifikat ISO 9001: 2008 sebagai bukti pengakuan
bertahan hidup dan bahkan mengalami perkembangan serta tidak terlindas oleh
kompetisi regional (MEA yang sudah mulai diterapkan pada tahun 2015) dan
kompetisi global (APEC mulai efektif berjalan pada tahun 2020, bahkan 2010
sertifikat mutu, seperti misalnya ISO 9000. Sebab dalam era globalisasi yang
tidak lain adalah era mutu ini, semua hal (orang-orang, perusahaan, sekolah-
sekolah dan perguruan tinggi) harus bermutu, dan jika tidak bermutu niscaya akan
ditinggalkan orang.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ISO. Agaknya mereka masih terpancang dan berkiblat pada otoritas birokrasi
pendidikan, melalui ujian nasional dan supervisi untuk tingkat sekolah menengah
dan sekolah dasar, yang kadang masih disangsikan kadar objektivitasnya. Dalam
soal penelitian dan pengembangan (litbang, R & D), kiranya juga masih sedikit
sekali lembaga pendidikan (terutama tingkat dasar dan menengah) yang memiliki
berkembang dan masuk dalam percaturan pendidikan tingkat dunia setelah dalam
setelah diterbitkan laporan Newsweek 2 Desember 1991 dengan judul “The Best
lain. Negara-negara tersebut antara lain: Selandia Baru (unggul dalam pelajaran
orang dewasa), dan Amerika Serikat (dalam pendidikan seni dan pascasarjana).
Bush segera mencanangkan program America 2000 yang pada intinya bertujuan
untuk memperbaiki mutu pendidikan AS agar dapat berkibar kembali dan menjadi
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidikan sains dan matematika, di samping pada pelajaran bahasa, job training,
Pada saat ini sudah banyak sekolah dan perguruan tinggi di AS yang
Lewis dan Smith (dalam Tjiptono, 2001: 402), data yang dikumpulkan oleh
Quality Progress menunjukkan bahwa pada tahun 1992 saja sudah ada 220
Menengah, misalnya, staf dan para siswa pada Mt Edgecumbe di Alaska yang
terakhir itu, oleh Peter Scholten dari Utrecht Belanda, juga pernah
1999).
Selain yang diungkapkan terakhir (pilot project EFQM di ITS), semua yang
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
”kesadaran akan nilai dan pentingnya tujuan-tujuan ideal dan khusus” serta
kebaikan yang lebih besar yang melampaui kepentingan diri”. Ia melibatkan para
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Center, tempat para guru mengikuti training profesional. Karena hanya dengan
para kepala sekolah perlu dimampukan untuk menjadi “coach” bagi guru-guru.
25/9/2016).
Istimewa Yogyakarta pada saat ini sudah banyak SMA Negeri yang – karena
instruksi Dinas Dikpora – telah berproses dan memperoleh sertifikat ISO. Sejak
tahun 2015 yang lalu, sebanyak 17 SMK dan 4 SMA Negeri di Sleman telah
berupa sertifikat ISO dari PT TUV Indonesia, yaitu ISO 9001: 2008. Enam SMA
Negeri yang terakhir pada paruh pertama tahun 2016 adalah SMA Negeri 1
Godean, SMA Negeri Ngemplak, SMA Negeri 1 Pakem, SMA Negeri Mlati,
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMA Negeri tersebut, tetapi utamanya di SMA Negeri 1 Ngaglik. Titik berat
sertifikasi ISO 9001: 2008 adalah kepemimpinan sekolah yang berarti bukan
(Hallinger, 2003; Robinson et al, 2008, dalam Keung dan Szapkiw, 2013). Hasil
instruksional memiliki 3-4 kali dampak pada outcome siswa dibandingkan dengan
hubungan antara pemimpin dan pengikut sebagai lawan dari yang berfokus pada
yang paling umum digunakan dari kepemimpinan yang efektif dalam literatur
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
empirik baru-baru ini telah terbukti menjadi bentuk yang paling efektif ketika
baru kemudian oleh Bass (1985a). Kedua peneliti dan praktisi tersebut
pelayan (servant leadership) sepintas begitu mirip, namun tentu saja senyatanya
ada persamaan dan perbedaan. Tetapi penelitian ini tidak bermaksud untuk
Sekolah diyakini menjadi salah faktor sukses kunci utama, sebagaimana diuraikan
dalam manajemen mutu (TQM maupun ISO), maka kepemimpinan akan dikaji
SMA. Apalagi dalam TQM disebutkan secara eksplisit tentang pentingnya (nilai)
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Rumusan Masalah
masalah dalam manajemen lembaga pendidikan: di satu sisi tuntutan mutu oleh
pelanggan eksternal dan internal semakin dinamis (tinggi), sementara di sisi lain
lembaga pendidikan merupakan lembaga yang paling malas berubah, atau malah
cenderung tidak suka berubah. Mereka – lembaga pendidikan itu – yang mestinya
lembaga pendidikan harus mengubah orientasi: dari produksi atau produk (yang
maka disebut manajemen mutu terpadu (total quality management, TQM). Agar
ini hanya menandai sisi administrasi dan kurang menyentuh sisi esensi.
sertifikat ISO di sekolah sampai pada ranah yang esensial (hakiki) dan impak atau
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMA Negeri 1 Ngaglik dan SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman dalam upaya
Sleman?
C. Tujuan Penelitian
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau pelanggan) SMA Negeri 1 Ngaglik dan SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi
oleh Depdikbud yang mesti bekerja sama dengan lembaga independen dan
3. dapat juga memacu dan menjadi referensi bagi pemerintah dalam perekrutan,
sekolah.
Negeri di Sleman yang sudah bersertifikat ISO, maka peneliti memutuskan untuk
1. Fokus utama penelitian ini adalah dua SMA Negeri (sudah bersertifikat ISO)
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kabupaten Sleman.
kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, dan wakil manajemen mutu
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tesis ini diuraikan dalam lima bab dan masing-
sebagai berikut.
BAB I. PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bab ini menjelaskan deskripsi data atas dua SMA yang diteliti:
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Mutu
1. Manajemen
(mengelola) yang semula berasal dari bahasa Italia maneggio yang merupakan
kata serapan dari Bahasa Latin maneggiare dan berasal dari kata manus yang
artinya sama dengan kata Inggris hand (tangan). Jadi, secara etimologis,
sebagai berikut.
a. Menurut Stoner, Freeman, & Gilbert (1995: 7), manajemen adalah proses
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Stoner, Freeman, & Gilbert memilih kata ‘proses’ yang berarti cara
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(planning-acting-observing-reflecting).
berikut.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbagai tugas, wewenang, dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu; dan
jabatan.
Evaluating)
TQM lahir pada tahun 1980 dan sejak itu telah diserap oleh banyak
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
organisasi, besar dan kecil, di hampir semua sektor (Sousa dan Voss, 2002,
pendidikan tinggi (Owlia dan Aspinwall, 1997; Shutler dan Crawford, 1998,
ibid.). Menurut Evans dan Lindsay (2007, ibid.), TQM adalah filosofi
(2013), pada bab 17, Blocher et al. menjelaskan betapa banyak perusahaan
mutu produk dan jasa mereka. Sesuai dengan uraian dalam buku tersebut,
penghargaan berikut.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan hasil kerja, serta memublikasikan strategi kinerja yang sukses dari
fokus pada pelanggan dan pasar, informasi dan analisis, fokus pada sumber
serangkaian standar mutu yang direvisi pada 1994 dan 2000. Dengan
demikian, standar mutu manajemen yang paling baru merujuk pada ISO
9000: 2000. Di seluruh dunia, ISO 9000 telah menjadi sertifikasi yang dicari
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mutu, yaitu proses yang meyakinkan sebuah produk akan mempunyai efek
bahaya yang kecil terhadap lingkungan dalam beberapa tingkat siklus hidup,
b. Makna Mutu/kualitas
menulis demikian:
(MMT) oleh Ishikawa (Rizal, 1997: 2; Tjiptono & Diana; 2001: 4) diartikan
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut, Sallis (1993: 32) menjelaskan seperti dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.2
Pelanggan Pendidikan
Pendidikan (Nilai Tambah bagi
Jasa (produk)
Pembelajar)
Pembelajar (Siswa) Pelanggan Eksternal Primer
Orangtua/Pemerintah Daerah/ Pelanggan Eksternal
para pemilik pekerjaan Sekunder
Pasar Tenaga Kerja/Pemerintah/
Pelanggan Eksternal Tersier
Masyarakat
Guru dan Staf Pendukung
Pelanggan Internal
(Tenaga Kependidikan)
Sumber: Sallis (1993: 32; Suryadi, 2002)
prinsip-prinsip TQM dari Deming. Cotton (dalam Bush & Coleman, 2000:
64-65) mengatakan bahwa staf dan para siswa pada Mt Edgecumbe telah
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(pemasok).
jasa/layanan siswa.
h. Melembagakan kepemimpinan.
i. Menyingkirkan ketakutan.
para guru dan para siswa dengan meminta kinerja yang sempurna dan
guru dan manajemen atas hak-hak mereka menuju pada kebanggaan dan
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyempurnakan transformasi.
4. Nilai-nilai TQM
di bawah ini.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Komunikasi
3) Memandang ke hulu
5) Memantau perubahan
commitment)
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perbaikan mutu.
e. Pemberdayaan (empowerment)
1994: 69).
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh para ahli selalu dikaitkan dengan proses, sehingga kualitas pendidikan
proses dan output pendidikan (Slamet PH, 2000). Karena hanya dengan
proses yang baik (bermutu) akan dihasilkan produk yang baik (bermutu),
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berbagai input tersebut diproses dan hasilnya adalah jasa pendidikan berupa
lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan tersier sudah siap memasuki
Dalam hal ini, pelanggan sekunder (orangtua dan pemerintah daerah) juga
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A
Sekolah (Pengelola
SMA) – Pelanggan
Internal
Masukan Proses
Biaya Mutu
pendidikan pendidikan
Biaya Kewajiban
Pembelajaran
Lulusan Pembelajaran
sesuai mutu Pelanggan
Eksternal-Primer
(Siswa-siswi)
Gambar 2.1
Proses Sirkuler Lembaga Pendidikan (SMA)
Sumber: Pulungan (1999: 5; Suryadi, 2009)
penjaminan mutu pendidikan bagi satuan pendidikan. Ada pun model dan
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang ditetapkan.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.2. Model Dasar Penjaminan Mutu Pendidikan (Harmanto, et al., 2016)
model tersebut juga terlihat kaitan yang erat antara kegiatan penjaminan
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Pemetaan Awal
evaluasi diri sekolah (EDS) atau audit internal. Hasil dari pemetaan
SNP yang sudah terlaksana dengan baik maupun yang belum dapat
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Pendampingan
format implementasinya.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konsisten.
telah dilakukan tercapai sesuai tujuan. Hasil pemetaan akhir ini akan
6) Akreditasi
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas, sekolah terus
setiap kegiatan harus diatur dalam prosedur dan instruksi kerja yanag
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
harus dimiliki.
(indeks prosedur).
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Hakikat ISO
(Purnama, 2006: 79). Sekarang ini standar seri ISO 9000 telah diterima
Standar ISO 9000 sudah diperkenalkan sejak awal tahun 1987, dan
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perawatan lengkap dan menguraikan dari praktik TQM dan karena terlalu
fokus pada industri (Zhu dan Scheuermann, 1999; Costa et al., 2009).
Pada tahun 2000, ISO 9000 mengalami revisi besar yang bertujuan
umum. ISO 9001 adalah satu-satunya standar dalam seri ini terhadap
Standar ini sedikit dirumusulangkan pada tahun 2008 (ISO, 9001: 2008),
Sama seperti pada TQM, Standar ISO 9001: 2008 juga menerapkan
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.3
Model Sistem Manajemen Mutu dengan Dasar Proses
jauh dengan nilai-nilai TQM, hanya sedikit berbeda dalam redaksi. Ini
dapat dipahami karena ISO itu merupakan salah satu wujud TQM.
2) Kepemimpinan (Leaderships)
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
management).
terdahulu.
disebut ISO.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.3
Penerapan ISO 9000 untuk Penjaminan Mutu Pendidikan
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Kepemimpinan
relationship among leaders and followers who intend real changes and outcomes
memengaruhi antara para pemimpin dan para pengikut yang mengarah pada
perubahan dan outcome nyata yang tampak dalam tujuan mereka). Sedang
words like efficiency, planning, paper work, procedures, regulations, control, and
consistency. Leadership is often more associated with words like risk taking,
gaya kepemimpinan, pada penelitian ini semula sengaja hanya dibahas dua di
secara khusus karena belum tersedia uraian dari literatur yang memadai, dan
secara umum dipahami sebagai kurang baik. Namun, karena dalam diklat calon
Olah Raga DIY bekerja sama dengan LPPKS (Lembaga Pengembangan dan
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada bab ini juga sedikit disinggung mengenai dua model kepemimpinan terakhir
tersebut.
2. Kepemimpinan Instruksional
c. Studi tentang pengaruh langsung dari perilaku kepala sekolah pada guru dan
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Studi pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap prestasi belajar siswa
Blase dan Blase (1999), antara lain membuat dua simpulan utama, yaitu
fleksibel daripada mengoleksi prosedur dan metode pengajaran yang rigid. Dan,
data; dua tema besar: talking with teachers to promote reflection dan promoting
professional growth.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Calik, Sezgin, Kavgacia, dan Kilinic
Sekolah dan Efikasi Diri Guru dan Efikasi Kolektif Guru” (2012), melengkapi
b. Efikasi diri guru (teachers’ self efficacy), adalah keyakinan orang tentang
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tingkat tertentu.
dapat memiliki dampak positif pada siswa" (Goddard, 2001: 467; Goddard,
berikut.
positif dan signifikan antara efikasi kolektif dan efikasi diri guru. Bahwa
tidak langsung melalui efikasi diri guru. Dengan kata lain, ketika kepala
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kepemimpinan Transformasional
diformulasikan secara awal oleh Burns (1978) dari penelitian deskriptif mengenai
kepemimpinan politik (Yukl 1998: 296), dan telah menjadi fokus dari penelitian
yang telah dilakukan pada setiap benua dan di hampir setiap negara industri di
(individualized consideration) (Bass dan Bass, 2008). Penelitian Bass dan Riggio
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melihat pemimpin sebagai percaya diri, kuat, dan terfokus pada tingkat tinggi cita-
cita dan etika. Pengaruh ideal (perilaku, behavior) mengacu pada "tindakan
karismatik pemimpin yang berpusat pada nilai-nilai, keyakinan, dan rasa misi
(sense of mission)" (Antonakis et al., 2003: 264). Oleh Avolio et al. (1991) juga
yang ambisius, dan menawarkan dorongan bahwa visi dapat dicapai (Bass dan
membingkai masalah yang sulit untuk menemukan solusi, dan mendorong inovasi
among menurut Ki Hadjar Dewantara. Empar faktor menurut Bass dan Avolio itu:
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nomor (a) di atas, yaitu Idealized Influence atau pengaruh ideal, sebenarnya
dapat disamakan dengan terma “ing ngarsa sung tuladha” atau di depan memberi
a. Karakteristik KepemimpinanTransformasional
Menurut Tichy dan Devanna (dalam Sadler, 1997: 43), berdasar pengamatan
transaksional, berikut:
(change agents).
7) Mereka visioner.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terma kharisma.
Gandhi, Martin Luther King Jr., Nelson Mandela, dan Hugo Chavez. Walaupun
mereka sangat berbeda dalam banyak hal, namun ada karakteristik khas yang
sejarawan, ilmuwan politik, dan pakar sosiologi. Max Weber adalah pakar
sosiologi yang paling awal meneliti dan menulis tentang itu. Bass dalam Sadler
elemen: (1) Seseorang yang memiliki bakat luar biasa; (2) Peka terhadap krisis;
(3) Solusi radikal pada krisis; (4) Para pengikut memercayai bahwa mereka
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.4
VARIABEL INDIKATOR
1. Pimpinan Sekolah (Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, Tim/Manajemen Mutu) menjalankan tugasnya
sesuai dengan visi dan misi sekolah.
2. Pimpinan Sekolah merumuskan visi dan misi sekolah
secara bersama untuk menumbuhkan wawasan dan
keterlibatan guru.
Idealized 3. Pimpinan Sekolah mengingatkan guru untuk saling
Influence menghargai dengan sesama guru.
(pengaruh ideal, 4. Pimpinan Sekolah memberikan contoh perilaku yang
kharismatik) baik di lingkungan sekolah.
5. Pimpinan Sekolah menanamkan komitmen yang tinggi
kepada guru terhadap visi sekolah.
6. Pimpinan Sekolah mengurangi hukuman terhadap
kekeliruan sebagai upaya profesional.
7. Pimpinan Sekolah memberikan kebebasan berkreasi
kepada guru dalam mengemban tugas yang telah
diberikan.
1. Pimpinan Sekolah memberikan buku atau referensi
lainnya kepada guru untuk dijadikan acuan dalam
pengembangan diri guru.
2. Pimpinan Sekolah memberikan kesempatan kepada guru
Intellectual untuk melakukan pendidikan dan pelatihan.
Stimulation 3. Pimpinan Sekolah memberikan kebebasan berpendapat
(stimulasi bagi guru mengenai kebijakan yang diberlakukan di
intelektual) sekolah.
4. Pimpinan Sekolah melibatkan guru untuk mengambil
keputusan dan melakukan penilaian terhadap kegiatan
sekolah.
5. Pimpinan Sekolah mempunyai cara tersendiri dalam
memecahkan masalah yang rumit.
1. Pimpinan Sekolah memengaruhi guru untuk bersikap
optimistik dalam menghadapi masa depan.
2. Pimpinan Sekolah memberikan pengakuan atas kerja
Inspirational guru dalam bentuk pujian secara personal.
motivation 3. Pimpinan Sekolah memberikan semangat kepada guru
(motivasi untuk melaksanakan tugas secara baik.
inspirasional) 4. Pimpinan Sekolah memberikan dukungan kepada guru
untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam
pembelajaran di kelas.
5. Pimpinan Sekolah menceritakan succes story rekan-
rekannya untuk memotivasi guru agar dapat mencapai
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
VARIABEL INDIKATOR
sukses seperti mereka.
6. Pimpinan Sekolah memberikan dorongan kepada guru
untuk bekerja keras dan cerdas secara profesional.
7. Pimpinan Sekolah memberikan semangat guru untuk
mencari metode lain dalam memecahkan masalah
mengenai pembelajaran di kelas.
8. Pimpinan Sekolah mendorong guru untuk memraktikkan
pendekatan baru dalam melaksanakan pembelajaran.
9. Pimpinan Sekolah mengomunikasikan tujuan yang harus
dicapai guru secara jelas.
10. Pimpinan Sekolah memberikan penghargaan/pujian
kepada guru yang telah menyelesaikan pekerjaan secara
baik.
11. Pimpinan Sekolah memberikan waktu khusus kepada
guru untuk berdiskusi mengenai bagaimana
menyelesaikan tugas secara baik.
1. Pimpinan Sekolah memuji dan memberikan penghargaan
terhadap hasil kerja atau prestasi guru.
2. Pimpinan Sekolah menerima saran-saran perbaikan atas
kinerja yang dilakukannya.
3. Pimpinan Sekolah secara rutin memberikan waktu
khusus kepada guru dalam menyampaikan pendapat.
4. Pimpinan Sekolah meminta pendapat guru mengenai
Individual
kepemimpinannya di sekolah.
consideration
5. Pimpinan Sekolah melaksanakan atau menindaklanjuti
(perhatian
saran yang pernah disampaikan guru.
terhadap
6. Pimpinan Sekolah memberitahu guru untuk memeriksa
individu)
hasil evaluasi guna melengkapi kekurangannya.
7. Pimpinan Sekolah membimbing dan melatih guru secara
pribadi apabila memiliki masalah.
8. Pimpinan Sekolah mengetahui keterampilan atau
keahlian yang guru miliki dan mengetahui kebutuhan
guru untuk kelancaran pembelajaran di kelas.
9. Pimpinan Sekolah memberikan perhatian dengan cara
mendengarkan keluhan guru demi kenyamanan bersama.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
standar ISO 9001: 2008, gaya tersebut kurang memadai. Oleh karenanya
4. Kepemimpinan Spiritual
diri dan orang lain secara intrinsik, sehingga mereka memilikinya sebagai
panggilan tugas (Fry, 2003, dalam modul Diklat Calon Kepala Sekolah,
(lawan dari sifat asosial atau egois), sehingga antara pemimpin dan yang
5. Kepemimpinan Kewirausahaan
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
2) Kerja keras, adalah berusaha dengan sepenuh hati dengan sekuat tenaga
pada umumnya.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan peserta didiknya. Sumber belajar berupa unit usaha antara lain dapat berupa
koperasi sekolah, kantin sekolah, unit jasa transportasi, hotel, bengkel sekolah
beberapa faktor sukses kunci implementasi ISO 9001: 2008 sebagai berikut.
support).
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
leadership). Sedang dalam standar ISO 9001: 2008 hanya disebutkan bahwa
maupun mutu; ini terkait dengan kepentingan para pemasok dan manajemen
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Dampak negatif:
1) Penambahan birokrasi,
membaik.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika digunakan hasil dari dua penelitian (di Portugal dan Kenya) di
1) Perbaikan terus-menerus
membaik.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Perbaikan terus-menerus
1) Perbaikan terus-menerus
1) Perbaikan terus-menerus
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membaik.
(Wheelen dan Hunger, 2012: 320). Lebih lanjut diuraikan bahwa ini adalah
strategi harus dipertimbangan sebagai dua sisi dari mata uang yang sama.
(ibid., 367) menunjukkan adanya lima unsur ataupun ramuan penting dari
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memuaskan pelanggan.
dan tenaga kependidikan) ruang gerak yang luas dalam hal bagaimana
pegawai.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
utamanya adalah komitmen pucuk pimpinan (top manager) dan semua staf
untuk menerima TQM sebagai filsafat yang mendasari budaya organisasi dan
perilaku manajerialnya.
Yang dilayani oleh lembaga pendidikan adalah para pelanggan internal dan
Oleh karena itu para pimpinan/manajer pada semua jenjang dan jenis
jabatan harus aktif dan bahkan pro-aktif dalam menetapkan tolok ukur
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada kualitas.
3. Konsep kualitas
Banyak sarana kerja yang telah dihasilkan dalam kemajuan dan sarana kerja
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akurat, objektif dan cepat dengan tingkat ketepatan (certainity) yang tinggi,
berteknologi canggih.
sesuatu, dan pada kualitas hasilnya. Dalam budaya seperti itu berarti
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karakteristik TQM ini bertolak dari asumsi bahwa “berapa pun jumlah dana
akan kehilangan arti bila tidak dioperasikan oleh SDM yang berkualitas”.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SDM kunci untuk tidak menunggu perintah dalam bekerja dan peningkatan
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sebagaimana dikatakan oleh Yin (1984; 2015: 18), studi kasus adalah suatu
bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak secara tegas; dan
dibatasi atau sistem (kasus-kasus) ganda yang dibatasi melalui pengumpulan data
yang terinci dan mendalam yang melibatkan banyak sumber informasi (seperti
laporan-laporan), dan melaporkan suatu deskripsi kasus dan kasus berbasis tema-
Sebagai sebuah model studi kasus, maka digunakan empat tahap: (1)
merancang studi kasus; (2) melakukan studi kasus; (3) menganalisis bukti studi
implikasi (Tellis, dalam Moturi dan Mbithi, 2015). Tahap rancangan atau desain
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan kategorisasi dan tabulasi bukti yang mengarah pada tujuan; dan
kebijakan subjek (pimpinan SMA Negeri 1 Ngaglik dan SMA Negeri 2 Ngaglik,
Oleh karenanya format atau bentuk penelitian atau analisis kebijakan ini dapat
disebut berbentuk integratif, yaitu semacam kombinasi atau sintesis dari yang
tahap pengambilan data, tahap analisis data, dan terakhir tahap pelaporan hasil.
Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (1999: 109) yang menyatakan bahwa
penelitian kualitatif dapat dibagi ke dalam empat tahap, yaitu: (1) tahap persiapan
ke lapangan, (2) pekerjaan lapangan, (3) analisis data, dan (4) penulisan laporan.
Subjek penelitian ini adalah pimpinan sekolah (SMA Negeri 1 Ngaglik dan
SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman, DIY), yang meliputi Kepala Sekolah dan para
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa, sebagai sarana memperoleh data yang akurat karena ada cross check. Yang
terakhir ini akan dilakukan dalam rangka mencapai validitas data yang terkumpul
(ISO 9001: 2008) di SMA Negeri 1 Ngaglik dan SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman,
umum dan faktor kepemimpinan yang menjadi kunci utama keberhasilan; dan (2)
eksternal dan internal) Sekolah akan menjadi objek dan fokus penelitian lainnya.
C. Instrumen Penelitian
Ada dua buah instrumen penelitian pokok, selain peneliti sendiri selaku
instrumen penelitian, yang akan dipergunakan dalam studi ini yaitu kuesioner
manajemen mutu (ISO) yang dirasakan oleh para pelanggan eksternal dan internal
9001: 2008) yang sudah diimplementasikan di SMA Negeri 1 Ngaglik dan SMA
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
implementasi SMM-ISO), semula berupa analisis kritis atas fakta yang ada,
kemudian berdasarkan kajian pustaka dan hasil temuan lapangan akan ditawarkan
strategi implementasi yang baru (atau memperkuat yang sudah ada, kalau
memang sudah baik). Namun karena tidak ditemukan data mengenai strategi
dan tujuan ke-4 ditiadakan atau dieliminasikan. Sebaliknya, karena 2 orang WMM
dan seorang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 2 Ngaglik
Untuk mengetahui faktor sukses kunci apa saja yang dapat memastikan
sekolah (SMA Negeri 1 Ngaglik & 2 Ngaglik) dapat memperoleh sertifikat ISO
9001: 2008, penulis membuat instrumen pertama berikut, yang khusus dipakai
sekolah, yaitu: seorang kepala sekolah, 4 orang wakil kepala sekolah, dan seorang
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Variabel Indikator
Manajemen puncak menunjukkan seseorang untuk:
memastikan proses yang diperlukan untuk sistem
manajemen mutu yang telah ditetapkan, diterapkan dan
Tim/manajemen
dipelihara;
mutu (quality
team). melaporkan kepada manajemen puncak tentang kinerja
(performance) sistem manajemen mutu dan kebutuhan
apa pun untuk perbaikannya; dan
memastikan untuk tumbuhnya kesadaran tentang
persyaratan pelanggan di seluruh organisasi.
Manajemen puncak:
menyampaikan ke organisasi pentingnya memenuhi
Komitmen dan persyaratan pelanggan serta undang-undang dan
dukungan peraturan,
manajemen
(management menetapkan kebijakan mutu,
commitment memastikan sasaran mutu yang ditetapkan,
and support).
melakukan tinjauan manajemen, dan
memastikan tersedianya sumber daya.
Komunikasi dan
keterlibatan Manajemen puncak harus memastikan bahwa proses
semua anggota komunikasi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
(communication organisasi dan bahwa komunikasi terjadi sehubungan
with and dengan efektivitas sistem manajemen mutu.
involvement of
all members).
Tingkat Jika sekolah, sebelum memulai jejak langkah sertifikasi,
organisasi telah memiliki proses-proses di tempat (SOP) yang
sebelumnya didefinisikan secara jelas dan terstruktur, pasti dapat
(previous level of membantu membawa implementasi ISO 9001: 2000
organisation). menjadi sukses.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mutu, baik TQM maupun ISO, maka digunakan instrumen ke-dua. Berbeda
selain pimpinan sekolah (bukan pejabat struktural), dan sedapat mungkin para
instrumen ini. Pada umumnya mereka pernah atau sedang mendapatkan tugas
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru.
Pimpinan Sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk 2
melakukan pendidikan dan pelatihan.
Pimpinan Sekolah memberikan kebebasan berpendapat bagi 3
guru mengenai kebijakan yang diberlakukan di sekolah.
1
4. Individual consideration
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mutu pada kedua SMA Negeri di Ngaglik, penulis membandingkan apa yang
dirasakan dan disaksikan oleh para responden antara sebelum dan sesudah
mendapatkan sertifikat ISO 9001: 2008. Para responden yang disasar adalah
eksternal dan internal): pimpinan atau manajemen sekolah, para peserta didik
diminta mengisi angket/kuesioner, para peserta didik dipilih minimal 2 kelas dari
6 kelas/rombel (sekitar 160 orang) yang memahami dan mengalami masa sebelum
dan sesudah sertifikasi ISO, para orangtua/wali siswa/peserta didik hanya dari
peserta didik yang mau menjadi perantara (penulis tidak mampu menemui para
tanpa kecuali.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Butir pa-
Variabel Indikator da Instrumen
Adanya perbaikan terus-menerus. 1
Standarisasi dan efisiensi proses. 2
1. Dampak positif
Peningkatan lingkungan kerja bagi staf dan siswa. 3
(manfaat,
advantages) Konsistensi dalam dokumentasi, perbaikan
bagi pelanggan dokumen dan manajemen catatan di seluruh 4
eksternal lembaga.
primer: siswa/ Peningkatan kepuasan pelanggan; indeks kepuasan
5
pembelajar. siswa yang membaik.
Peningkatan penggunaan TIK (ICT) sebagai
6
penggerak utama peningkatan kinerja di sekolah.
2. Dampak positif Adanya perbaikan terus-menerus. 1
(manfaat,
advantages) Standarisasi dan efisiensi proses. 2
bagi pelanggan Peningkatan lingkungan kerja bagi staf dan siswa. 3
eksternal Konsistensi dalam dokumentasi, perbaikan
sekunder: dokumen dan manajemen catatan di seluruh 4
orangtua siswa.lembaga.
Adanya perbaikan terus-menerus. 1
Standarisasi dan efisiensi proses. 2
Peningkatan lingkungan kerja bagi staf dan siswa. 3
3. Dampak Konsistensi dalam dokumentasi, perbaikan
positif dokumen dan manajemen catatan di seluruh 4
(manfaat, lembaga.
advantages) Peningkatan sarana dan prasarana. 5
bagi pelanggan Berbagai jenis peralatan di laboratorium, bengkel
internal: dan teater secara teratur dikalibrasi, diservis & 6
guru/pendidik. dipelihara.
Peningkatan kompetensi staf, moral dan
7
kepemilikan.
Adanya perbaikan terus-menerus. 1
Standarisasi dan efisiensi proses. 2
Peningkatan lingkungan kerja bagi staf dan siswa. 3
4. Dampak Konsistensi dalam dokumentasi, perbaikan
positif dokumen dan manajemen catatan di seluruh 4
(manfaat, lembaga.
advantages) Peningkatan kepuasan pelanggan; indeks kepuasan
5
bagi siswa yang membaik.
manajemen Peningkatan penggunaan TIK (ICT) sebagai
6
sekolah. penggerak utama peningkatan kinerja di sekolah.
Peningkatan branding, visibilitas, peringkat dan
7
benchmarking dengan sekolah lainnya.
Peningkatan sarana dan prasarana. 8
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Butir pa-
Variabel Indikator da Instrumen
Berbagai jenis peralatan di laboratorium, bengkel
dan teater secara teratur dikalibrasi, diservis & 9
dipelihara.
Peningkatan kompetensi staf, moral dan
10
kepemilikan.
Adanya penambahan birokrasi. 1
5. Dampak Biaya sertifikasi dan pemeliharaan yang tinggi. 2
Negatif Isu-isu mengenai interpretasi standar. 3
(Kerugian, Kesulitan adaptasi standar pendidikan. 4
mudharat, Problema adaptasi sumberdaya insani. 5
disadvantages) Konsumsi/penggunaan waktu dan proses
6
permintaan.
Sumber: Modifikasi dari Gamboa & Melano (2012), Moturi & Mbithi (2015)
ikut terlibat dalam berbagai aktivitas subjek penelitian yang terkait dengan
terutama untuk SMA Negeri 1 Ngaglik. Sedang untuk SMA Negeri 2 Ngaglik,
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
langsung dari subjek penelitian melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-
pedoman yang hanya berisi garis besar tentang hal-hal yang ditanyakan.
sekolah (khususnya WMM) dan hampir semua guru (tetap, PNS) yang
maupun sejumlah (sekitar 10 orang) peserta didik, demi memperoleh data yang
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
manajemen mutu melalui perolehan sertifikat ISO 9001: 2008, termasuk foto-
foto, video, dan segala dokumen yang terkait dengan hal itu. Dokumen juga
dapat berupa usaha-usaha sosialisasi visi, misi, dan kebijakan sekolah kepada
(Brannen, 1996), penelitian ini juga dapat disebut melalui 2 tahap. Tahap I dengan
Siswa; dan (3) Pelanggan internal: Guru dan tenaga kependidikan di dua SMA
dampak implementasi ISO 9001: 2008 dan gaya kepemimpinan sekolah yang
analysis.
Sekolah dan pimpinan Sekolah lainnya (para wakil kepala sekolah dan wakil
manajemen mutu), serta sejumlah guru kedua SMA tersebut untuk mengkorfimasi
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pola, tema atau kategori. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna
kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, dan mencari hubungan antara
berbagai konsep.
variasi data kualitatif tinggi sekali. Data yang diperoleh umumnya adalah data
kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data
yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami
model interaktif (interactive model). Pada model ini, ada hubungan interaktif dan
merupakan proses siklikal di antara tiga aktivitas analisis (reduksi data, penyajian
data, dan konklusi) bersama koleksi data itu sendiri. Jika divisualisasikan dalam
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengumpulan
data
Penyajian
data
Reduksi
data
Simpulan-simpulan:
penarikan/verifikasi
Gambar 3.3
Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
Sumber: Miles & Huberman, 1994: 12
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data,
1. Reduksi data
terkumpul (lihat gambar 3.3), antisipasi akan adanya reduksi data sudah
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam penelitian ini sudah barang pasti semua data mentah yang didapat
dari berbagai instrumen penelitian tidak disajikan begitu saja, melainkan akan
demikian, data yang tersaji bisa lebih dari sekadar yang diperlukan untuk
dikembalikan oleh para peserta didik terpaksa tidak dipakai karena tidak diisi
Ada juga data yang tidak sahih/valid karena tidak tegas butir opsi yang
dipilihnya (memilih lebih dari satu opsi, padahal tidak diberi opsi demikian).
2. Penyajian Data
Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data.
tindakan. Penyajian yang paling sering digunakan pada data kualitatif pada
masa yang lalu adalah bentuk teks naratif (berbentuk catatan lapangan),
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Dalam penelitian ini, penyajian data juga
secara visual), dan ada pula yang berupa matriks komparatif (SMA Negeri 1
3. Menarik simpulan/Verifikasi
Karena dalam penelitian ini tidak diperoleh data empirik yang menunjukkan
dalam model ISO 9001: 2008 (by design), maka pertanyaan penelitian yang ke-
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Responden pengisi angket dan wawancara untuk data ini hanya dipilih dari
Sedang pertanyaan ke-3 dijawab dengan data kuantitatif dan kualitatif dari
para pendidik, peserta didik, orangtua peserta didik, dan manajemen sekolah.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
A. Gambaran Umum
2017. SMA tersebut berdiri pada tanggal 2 Februari 1968 dengan nama
Donoharjo.
sekitarnya, Sekolah dapat memiliki gedung sendiri walaupun sampai saat ini
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Guru : 43 Orang
S2 = 6 orang
: IV = 30 orang
a. Visi
Pancasila.
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Slogan (Tagline):
b. Misi
warga SMA sejak seawal mungkin (saat MOS bagi siswa baru,
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyangkut:
1) Standar Isi
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5) Standar Pembiayaan.
Akreditasi Sekolah dan mendapatkan sertifikat ISO 9001: 2008 dari PT TuV
Asesor Akreditasi.
peningkatan standar/tuntutan mutu. Bisa terjadi pensiun dan mutasi atau pun
promosi guru senior tidak langsung tergantikan oleh yang relatif sepadan.
Sebenarnya sarana dan prasarana yang berupa toilet bagi para peserta didik
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
andalan dan seorang tenaga kependidikan PNS yang relatif kurang rajin.
bukti otentik lahir atau berdirinya SMA Negeri 2 Ngaglik, yang di kala
31 Juli 1983 lah yang dianggap sebagai hari atau tanggal kelahiran.
SMA Negeri 1 Ngaglik yang pada saat itu bernama SMA Negeri
Jarak sekolah induk dengan sekolah ampuan cukup jauh, yakni kurang
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ganda dalam satu sekolah. Kepala Sekolah yang masih tetap dijabat
waktu inilah boleh dibilang SMA Negeri 2 Ngaglik bagaikan bayi yang
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S2 = 4 orang
: IV = 47 orang
2. Visi Sekolah
c. Persaingan di SMPTN
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Kegiatan Ekstrakurikuler
3. Misi Sekolah
berwawasan global.
Tidak jauh berbeda dengan SMA Negeri 1 Ngaglik, hasil kajian dalam
SMA Negeri 2 Ngaglik juga sudah (lebih) baik, terutama yang menyangkut:
1) Standar Isi
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Standar Proses
6) Standar Pengelolaan
bidang keuangan.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengacu pada masalah dan tujuan penelitian ini, maka deskripsi dan
analisis data penulis sajikan dalam tiga narasi utama: (1) faktor sukses kunci
2008; (2) faktor gaya kepemimpinan manajemen sekolah; dan (3) dampak
meyakini faktor atau kunci suksesnya pastilah bukan sesuatu yang ideal-
2008 merupakan kebijakan dan perintah bupati, maka apa pun yang ada
dan terjadi pasti tetap mendapatkan sertifikat ISO tersebut, sejauh semua
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
faktor sukses kunci implementasi ISO 9001: 2008 di kedua SMA tersebut
(WMM).
WMM sendiri, tetapi sepenuhnya dia sadari bahwa hanya yang terkait
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kerja anggota tim dan para guru pada umumnya. Dalam soal yang
and support).
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hampir pensiun, biar mereka yang muda-muda...” kata Dra. Hj. Siwi
semester ini.
ini Bupati dan Kepala Dinas Dikpora Sleman, yang turun pada kepala
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan tim, ada satu kelas (XII IPS3) yang penulis batalkan untuk
Dalam hal ini agak berbeda dengan kondisi di SMAN 2 yang para
peserta didik kelas XI-nya pun (bukan hanya kelas XII) cukup memiliki
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tempat (SOP) yang didefinisikan secara jelas dan terstruktur, pasti dapat
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berikut.
ISO, dan sesungguhnya tidak berdampak apa-apa ISO ini karena kepala
sepotong”.
“ISO itu tidak baik dan tidak berguna, kecuali sesaat, penilaian
masyarakat (users) jauh lebih penting, yaitu berapa lulusannya
diterima di perguruan tinggi bermutu, bekerja di mana, dan bagaimana
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
komitmen para guru senior, maka para guru juniornya akan menjadi relatif
para warga sekolah menjadi salah satu kunci sukses implementasi SMM-
Dua tabel (Tabel 4.1 dan Tabel 4.2) berikut merupakan instrumen
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang penulis bagikan secara terbatas, 7 orang guru dari SMA Negeri 1
Ngaglik dan hanya 3 orang guru SMA Negeri 2 Ngaglik yang mengisi dan
datang setiap hari demi dapat bertemu semua guru terpilih. Responden
kelompok ini dipilih dari guru-PNS yang relatif kritis, bukan pimpinan
Sebagai catatan adalah bahwa skor/nilai 1 pada kedua tabel (Tabel 4.1
Avolio, yaitu:
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebenarnya dapat disamakan dengan terma “ing ngarsa sung tuladha” atau
Tabel 4.1
Hasil Penelitian Gaya Kepemimpinan Manajemen Sekolah
di SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman
Varia- Skor-Nilai
Indikator
bel 1 2 3 4 5
Pimpinan Sekolah (Kepala Sekolah, Wakil Kepala
(pengaruh ideal, kharismatik)
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Varia- Skor-Nilai
Indikator
bel 1 2 3 4 5
Pimpinan Sekolah mengurangi hukuman terhadap 0 1 2 4 0
kekeliruan sebagai upaya profesional.
Pimpinan Sekolah memberikan kebebasan berkreasi
kepada guru dalam mengemban tugas yang telah 1 0 1 5 0
diberikan.
Jumlah responden/frekuensi tiap skor pada variabel 1 3 11 9 24 2
Pimpinan Sekolah memberikan buku atau referensi
lainnya kepada guru untuk dijadikan acuan dalam 2 0 5 0 0
2. Intellectual Stimulation
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Varia- Skor-Nilai
Indikator
bel 1 2 3 4 5
Pimpinan Sekolah memuji dan memberikan 0 3 2 1 1
4. Individual consideration (perhatian terhadap penghargaan terhadap hasil kerja atau prestasi guru.
Pimpinan Sekolah menerima saran-saran perbaikan 0 2 1 3 1
atas kinerja yang dilakukannya.
Pimpinan Sekolah secara rutin memberikan waktu 0 2 4 1 0
khusus kepada guru dalam menyampaikan pendapat.
Pimpinan Sekolah meminta pendapat guru mengenai 2 1 4 0 0
kepemimpinannya di sekolah.
Pimpinan Sekolah melaksanakan atau menindak-
individu)
1 2 2 1 1
lanjuti saran yang pernah disampaikan guru.
Pimpinan Sekolah memberitahu guru untuk meme- 2 2 2 1 0
riksa hasil evaluasi guna melengkapi kekurangannya.
Pimpinan Sekolah membimbing dan melatih guru 1 1 4 1 0
secara pribadi apabila memiliki masalah.
Pimpinan Sekolah mengetahui keterampilan atau
keahlian yang guru miliki dan mengetahui kebutuhan 0 4 1 2 0
guru untuk kelancaran pembelajaran di kelas.
Pimpinan Sekolah memberikan perhatian dengan
cara mendengarkan keluhan guru demi kenyamanan 0 3 1 3 0
bersama.
Jumlah responden/frekuensi tiap skor pada variabel 4 6 20 21 13 3
Total responden/frekuensi x skor, semua variabel 15 72 55 72 10
Proporsi agregatif (dalam persen) 6,7 32 24,6 32 4,5
Dengan modus penilaian kembar yang berada pada skor 2 dan 4 (yaitu
(kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, dan WMM) SMA Negeri 1
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
variabel ke-1 (pengaruh ideal), dan frekuensi tertinggi yang juga bernilai
kembar [12] diberikan bagi skor 3 dan 4 pada variabel ke-2 (stimulasi
tuladha”, dan ke-2 mirip dengan sebagian “ing ngarsa sung tuladha”
ini tidak berbeda jauh dengan terma “ing madya mangun karsa”,
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena modus penilaian ada pada skor 3 (21) diikuti skor 2 (20). Artinya,
secara rerata (mean) berada di antara skor 2 (berarti buruk, atau kurang
di atas. Pada semester ini, ketika sekolah tidak memiliki bendahara sekolah
Pekerjaan administratif dan fisik yang sangat rumit dan ribet (karena
belum. “...ini sebagai ibadah Pak, toh saya juga butuh lancar
Hal ini berarti bahwa kepala sekolah belum juga melakukan tindakan
karsa), baik berupa pengakuan kerja dalam bentuk pujian secara personal,
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akurat (antara lain testimoni guru honorer seni budaya: Doni Darmawan,
S.Pd. dan Titik Krisnawati, S.Pd., M.Pd. seorang guru PNS Biologi yang
(motivasi inspirasional atau ing madya mangun karsa) dan dari belakang
Penilaian yang agak berbeda terjadi pada para pendidik SMA Negeri 2
Tabel 4.2
Hasil Penelitian Gaya Kepemimpinan Manajemen Sekolah
di SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman
Varia- Skor-Nilai
Indikator
bel 1 2 3 4 5
Pimpinan Sekolah (Kepala Sekolah, Wakil Kepala
1. Idealized Influence
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Varia- Skor-Nilai
Indikator
bel 1 2 3 4 5
baik di lingkungan sekolah.
Pimpinan Sekolah menanamkan komitmen yang 0 0 1 1 1
tinggi kepada guru terhadap visi sekolah.
Pimpinan Sekolah mengurangi hukuman terhadap 0 1 2 0 0
kekeliruan sebagai upaya profesional.
Pimpinan Sekolah memberikan kebebasan berkreasi
kepada guru dalam mengemban tugas yang telah 0 0 1 1 1
diberikan.
Jumlah responden/frekuensi tiap skor pada variabel 1 0 1 6 10 4
Pimpinan Sekolah memberikan buku atau referensi
lainnya kepada guru untuk dijadikan acuan dalam 0 0 2 1 0
2. Intellectual Stimulation
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Varia- Skor-Nilai
Indikator
bel 1 2 3 4 5
Pimpinan Sekolah memberikan penghargaan/pujian
kepada guru yang telah menyelesaikan pekerjaan 0 0 0 2 1
secara baik.
Pimpinan Sekolah memberikan waktu khusus kepada
guru untuk berdiskusi mengenai bagaimana 0 0 0 2 1
menyelesaikan tugas secara baik.
Jumlah responden/frekuensi tiap skor pada variabel 3 0 0 3 24 6
Pimpinan Sekolah memuji dan memberikan 0 0 0 3 0
penghargaan terhadap hasil kerja atau prestasi guru.
4. Individual consideration (perhatian terhadap
0 0 0 2 1
lanjuti saran yang pernah disampaikan guru.
Pimpinan Sekolah memberitahu guru untuk meme- 0 1 2 0 0
riksa hasil evaluasi guna melengkapi kekurangannya.
Pimpinan Sekolah membimbing dan melatih guru 0 0 2 1 0
secara pribadi apabila memiliki masalah.
Pimpinan Sekolah mengetahui keterampilan atau
keahlian yang guru miliki dan mengetahui kebutuhan 0 0 1 1 1
guru untuk kelancaran pembelajaran di kelas.
Pimpinan Sekolah memberikan perhatian dengan
cara mendengarkan keluhan guru demi kenyamanan 0 1 0 1 1
bersama.
Jumlah responden/frekuensi tiap skor pada variabel 4 0 3 9 11 4
Total responden/frekuensi x skor, semua variabel 0 4 24 51 17
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
variabel, baik menurut konsep Bass dan Avolio maupun dalam trilogi
transformatif.
kriterium itu, responden untuk variabel ini juga dipilih yang diduga
mampu menilainya secara kritis dan objektif), dan utamanya yang belum
bawah SMA Negeri 1 Pakem (SMAN favorit), namun pada saat kelulusan
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bagian dari 4 hal tak terpisahkan: disiplin, tertib, bersih, dan prestasi. Ini
jangan sampai diganggu apa pun, maka dipilih beberapa kiat berikut.
yang kurang efektif, seperti semester awal (Juli 2017 yang lalu),
07.00) diadakan doa bersama bagi para guru, kadang sambil briefing,
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dipimpin secara bergantian oleh para wakil kepala sekolah, guru
PNS yang tinggal setahun memasuki masa pensiun, dan selaku kepala
sekolah yang juga sangat senior karena sudah menjadi kepala di 3 SMAN,
bahwa hanya peserta didik kelas XII dari SMA Negeri 1 Ngaglik yang
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesediaan peserta didik dari IPS (2 kelas atau rombel) dan 1 kelas IPA
yang layak diolah dan dianalisis lebih lanjut karena tidak lengkap atau
4.3 dan Tabel 4.4) di bawah adalah terendah atau paling tidak/kurang
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penulis sajikan dalam tabel (Tabel 4.3 dan Tabel 4.4) dan grafik
(Gambar 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4) yang diharapkan mampu memperjelas
Tabel 4.3
Dampak ISO menurut Peserta Didik SMAN 1 Ngaglik
Skor Sebelum ISO Skor Sesudah ISO
No Butir-butir Pernyataan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.
Anda merasakan/melihat ada
0 13 10 4 0 0 0 6 17 4
perbaikan terus-menerus.
2.
Ada standarisasi/pembakuan dan
0 13 12 2 0 1 1 12 11 2
efisiensi proses.
3. Peningkatan lingkungan kerja
4 15 8 2 0 1 1 17 7 1
bagi staf dan siswa.
Konsistensi dalam dokumentasi,
4.
perbaikan dokumen dan
0 17 9 1 0 0 6 14 6 1
manajemen catatan di seluruh
lembaga (SMA).
Peningkatan kepuasan
5. pelanggan; indeks kepuasan 0 12 14 1 0 0 2 15 8 2
siswa yang membaik.
6. Peningkatan penggunaan TIK
(ICT) sebagai penggerak utama 3 6 16 1 1 0 2 6 16 3
peningkatan kinerja di sekolah.
Jumlah frekuensi 7 76 69 11 1 2 12 70 65 13
Jumlah frekuensi x skor 7 152 207 44 5 2 24 210 260 65
Skor total sebelum & sesudah ISO 415 561
Perubahan (kenaikan) 146 = 35%
waktu itu tidak terlepas dari usaha mendapatkan sertifikat ISO, maka
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat dikatakan bahwa ada kenaikan skor total sebanyak 146 atau
dan sesudahnya. Ini artinya, ada dampak positif yang dirasakan oleh
dan Heribertus Agil) dari kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Ngaglik yang
semakin baik, dan kantin sekolah sudah memadai. Artinya, selain butir
lisan 3 orang peserta didik lain juga penulis sajikan sebagai berikut.
orang siswi kelas XI IPS dan XI IPA SMA Negeri 1 Ngaglik, aktivis
OSIS dan lomba (Lianita dan seorang temannya yang penulis lupa
mencatat namanya).
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bawah ini.
Gambar 4.1
Grafik Kepuasan Awal Peserta Didik SMAN 1 Ngaglik
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.2
Grafik Dampak ISO menurut Peserta Didik SMAN 1 Ngaglik
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
benar sehingga bisa diolah dan dianalisis. Mereka dipilih dari kelas-
Tabel 4.4
Dampak ISO menurut Peserta Didik SMAN 2 Ngaglik
Skor Sebelum Skor Sesudah
No Butir-butir Pernyataan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini. Dan untuk seterusnya, dalam konteks dampak ISO, dibuat 2 buah
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mencolok, frekuensi skor 5 yang terkecil (3) ada pada butir nomor 2.
Gambar 4.3
Grafik Kepuasan Awal Peserta Didik SMAN 2 Ngaglik
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.4
Grafik Dampak ISO menurut Peserta Didik SMAN 2 Ngaglik
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.5
Dampak ISO menurut Orangtua Siswa SMAN 1 Ngaglik
Skor Sebelum Skor Sesudah
No Butir-butir Pernyataan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.5
Grafik Kepuasan Awal Orangtua Siswa SMAN 1 Ngaglik
Gambar 4.6
Grafik Dampak ISO menurut Orangtua Siswa SMAN 1 Ngaglik
frekuensi nilai tinggi sebelum SMM ISO ada pada skor 3 dan 2,
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6
Dampak ISO menurut Orangtua Siswa SMAN 2 Ngaglik
Skor Sebelum Skor Sesudah
No Butir-butir Pernyataan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Anda merasakan/melihat ada
1 7 0 0 0 0 1 1 6 0
perbaikan terus-menerus.
2. Ada standarisasi/pembakuan dan
2 6 0 0 0 0 1 4 3 0
efisiensi proses.
3. Peningkatan lingkungan kerja bagi
0 7 1 0 0 0 2 2 4 0
staf dan siswa.
bahwa ada dampak (positif) atas program sertifikasi ISO tersebut oleh
para orangtua peserta didik SMA Negeri 2 Ngaglik. Itu artinya juga
Tabel 4.5 (jumlah skor naik 43 atau 37,7%) dan tabel 4.6
(jumlah skor naik 41 atau 59,4%) juga dirancang untuk model Wi-Wo
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.7
Grafik Kepuasan Awal Orangtua Siswa SMAN 2 Ngaglik
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.8
Grafik Dampak ISO menurut Orangtua Siswa SMAN 2 Ngaglik
visual-jelas bahwa frekuensi skor tinggi sebelum SMM ISO ada pada
skor 2 (frekuensi 7 untuk butir 1 & 3, dan frekuensi 6 untuk butir 2),
dan satu aspek saja (konsistensi dokumentasi) yang dinilai agak tinggi
butir 1 & 4, dan frekuensi 4 & 3 untuk butir 4 & 3 juga), dan satu
dan butir lain dengan frekuensi 2 & 1). Artinya, secara kuantitatif
c. Penilaian/Persepsi Pendidik/Guru
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sajikan dalam tabel 4.7 dan tabel 4.8 serta grafik pada gambar 4.9 dan
4.10 berikut.
Tabel 4.7
Dampak ISO menurut Pendidik SMAN 1 Ngaglik
Skor Sebelum Skor Sesudah
No Butir-butir Pernyataan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebelum ISO dan kemudian pasca ISO tetap menjadi 3 kecuali butir
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lobi ditata lebih bagus, ruang guru juga ditata ulang menjadi
lebih komunikatif.”
Butir pernyataan 4 (konsistensi dalam dokumentasi...): “...semua
dokumen lebih terstandar, misalnya selalu diberi header ‘nomor
dokumen, terkait ISO’, tetapi baru seperti itu…”.
Butir pernyataan 5 (Peningkatan sarana dan prasarana): “...Ada
perawatan dan perbaikan kecil-kecil, seperti kipas angin dan
LCD di kelas-kelas, penambahan ruang kelas (gedung lantai 2)
yang mungkin hanya kebetulan ada bansos dan DAK.”
Butir pernyataan 6 (peralatan di laboratorium, bengkel dan teater
secara teratur dikalibrasi, diservis, ...): “...Belum ada, padahal
semestinya ada, catatan yang menggambarkan riwayat
perawatan alat-alat praktikum, ....”
Butir pernyataan 7 (Peningkatan kompetensi, moral, dan rasa
kepemilikan staf): “...dalam tahap pengetahuan mungkin ada
peningkatan, tetapi belum sampai pelaksanaan”.
karena yakin memang tidak ada dampak apa pun dari sertifikasi ISO
berarti.
Drs. Indar Yulianto, seorang guru senior lain dan yang juga
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(penilaian hanya pada skor 3 sebelum ISO dan pasca ISO menjadi 4
Sementara itu, salah seorang guru muda namun juga senior yang
pasca ISO menjadi 2 hanya untuk butir nomor 1 & 2, selebihnya tak
ada perbaikan sedikit pun: butir nomor 3, 5, & 7 dari skor 2 tetap
menjadi 2, sedang butir nomor 4 & 6 statik pada skor 1 pasca ISO),
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.9
Grafik Kepuasan Awal Pendidik (Guru) SMAN 1 Ngaglik
Gambar 4.10
Grafik Dampak ISO menurut Pendidik SMAN 1 Ngaglik
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berikut.
Tabel 4.8
Dampak ISO menurut Pendidik SMAN 2 Ngaglik
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.8 tampak adanya kenaikan jumlah skor total sebanyak 126 atau
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
murni. Penulis menduga bahwa data yang tersaji dalam kedua tabel
Gambar 4.11
Grafik Kepuasan Awal Pendidik SMAN 2 Ngaglik
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.12
Grafik Dampak ISO menurut Pendidik SMAN 2 Ngaglik
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.9
Dampak ISO menurut Manajemen SMAN 1 Ngaglik
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.13
Grafik Kepuasan Awal Manajemen SMAN 1 Ngaglik
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.14
Grafik Dampak ISO menurut Manajemen SMAN 1 Ngaglik
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.10
Dampak Negatif ISO menurut Manajemen SMAN 1 Ngaglik
No Butir-Butir Pernyataan Ada Tidak ada
1. Anda merasakan/melihat ada penambahan 3 2
birokrasi.
2. Biaya sertifikasi dan pemeliharaan yang tinggi. 5 0
3. Isu-isu mengenai interpretasi standar. 3 2
4. Kesulitan adaptasi standar pendidikan. 3 2
5. Problema adaptasi sumberdaya insani. 4 1
6. Konsumsi/penggunaan waktu dan proses 4 1
permintaan.
Jumlah partisipan/responden 22 8
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.11
Dampak ISO menurut Manajemen SMAN 2 Ngaglik
pada kedua SMAN (naik 32 & 30%). Grafik di SMAN 2 berikut ini.
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.15
Grafik Kepuasan Awal Manajemen SMAN 2 Ngaglik
Gambar 4.16
Grafik Dampak ISO menurut Manajemen SMAN 2 Ngaglik
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.12
Dampak Negatif ISO menurut Manajemen SMAN 2 Ngaglik
No. Butir-Butir Pernyataan Ada Tidak ada
Anda merasakan/melihat ada penambahan 4 0
1.
birokrasi.
2. Biaya sertifikasi dan pemeliharaan yang tinggi. 4 0
3. Isu-isu mengenai interpretasi standar. 3 1
4. Kesulitan adaptasi standar pendidikan. 4 0
5. Problema adaptasi sumberdaya insani. 4 0
Konsumsi/penggunaan waktu dan proses 4 0
6.
permintaan.
Jumlah partisipan/responden 23 1
Empat tabel terakhir pada bab ini (Tabel 4.9 – 4.12) adalah resume
persepsi dan penilaian pihak Manajemen Sekolah (para Wakil Kepala
Sekolah dan WMM) tentang dampak positif dan negatif implementasi
Manajemen Mutu berupa ISO 9001: 2008. Mereka adalah pihak yang
paling bertanggung jawab (Kepala Sekolah tidak sempat mengisi
angket/kuesioner dan memang tidak sesibuk 4-5 orang personal tersebut),
maka penulis merasa wajar kalau penilaiannya relatif tinggi (ISO
berdampak positif).
Betapa pun demikian, ternyata kelompok responden ini juga tetap
kritis dalam menilai karena terlihat hampir tidak ada yang memberi skor 5,
baik sebelum maupun sesudah ada sertifikasi ISO. Semoga hal tersebut
menjadi indikator adanya sikap ketidakpuasan kreatif yang berimplikasi
pada usaha perbaikan berkelanjutan (continuous improvement)
sebagaimana diprasyaratkan oleh standar manajemen mutu versi/model
mana pun. Pihak manajemen sekolah juga melihat dampak negatif dari
implementasi SMM ISO 9001: 2008 tersebut.
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembahasan
turut: (1) faktor sukses implementasi SMM menurut standar ISO 9001: 2008,
sukses kunci implementasi ISO 9001: 2008 di kedua SMA tersebut adalah
sebagai berikut.
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
and support).
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hal ini Bupati dan Kepala Dinas Dikpora Sleman, yang turun pada
semua anggota/warga SMAN 1. Hal itu tampak dari fakta bahwa ada
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
juga muncul dari seorang pengamat pendidikan yang juga anggota tim
wakil kepala sekolah, dan wakil manajemen mutu) SMA Negeri 1 Ngaglik
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang guru yang bukan pejabat atau pimpinan sekolah, namun dipilih yang
satu pihak dan yang di ekstrim seberang menilai relatif tinggi (3 & 4, bahkan
dengan atau tanpa nama, bahwa kelompok pertama adalah para guru yang
relatif muda dengan idealisme tinggi, sedang kelompok kedua terutama guru
senior dan/atau mantan kepala sekolah SMA swasta yang pindah ke SMA
Negeri 1 Ngaglik. Artinya, ada rasa tidak enak hati alias pekewuh bagi
kelompok ke-2 itu dalam memberi penilaian kepada mantan kawan MKKS
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.13
Kadar Kepemimpinan Transformasional Dua SMAN Ngaglik
Skor dengan frekuensi 3 Skor dengan frekuensi 3
Variabel Kepemimpinan
tertinggi, Pimpinan SMAN tertinggi, Pimpinan
Transformasional
1 Ngaglik SMAN 2 Ngaglik
1. Idealized Influence Skor 4 (frekuensi 24), Skor 4 (frekuensi 10),
(pengaruh ideal, skor 2 (frekuensi 11), dan skor 3 (frekuensi 6), dan
kharismatik). skor 3 (frekuensi 9). skor 5 (frekuensi 4).
Skor 3 & 4 (masing-masing Skor 4 (frekuensi 6),
2. Intellectual Stimulation dengan frekuensi 12), dan skor 5 (frekuensi 5), dan
(stimulasi intelektual).
skor 2 (frekuensi 7). skor 3 (frekuensi 4).
Skor 2 (frekuensi 34), Skor 4 (frekuensi 24),
3. Inspirational motivation skor 4 (frekuensi 23), dan skor 5 (frekuensi 6), dan
(motivasi inspirasional).
skor 3 (frekuensi 13). skor 3 (frekuensi 3).
4. Individual consideration Skor 3 (frekuensi 21), Skor 4 (frekuensi 11),
(perhatian atau konside- skor 2 (frekuensi 20), dan skor 3 (frekuensi 9), dan
rasi terhadap individu). skor 4 (frekuensi 13). skor 5 (frekuensi 4).
Sedang pimpinan SMA Negeri 1 Ngaglik hanya agak baik pada variabel 1
ngarsa sung tuladha”, dan hanya bernilai Cukup/Kurang pada variabel 3 dan
4, yang sesungguhnya tidak berbeda jauh dengan “ing madya mangun karsa”
memperoleh sertifikat ISO 9001: 2008, yang ketika itu dengan kepala sekolah
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepala Sekolah kurang menguasai dokumen ISO yang dimiliki, bahkan ada
dokumen Kepala Sekolah yang sekadar hasil copas tetapi kurang diedit).
Negeri 1 Ngaglik, Titik Krisnawati, S.Pd., M.Pd., kunci semua kemajuan dan
“Kalau Kepala sekolah diam saja sulitlah berharap ada kemajuan, diberi
masukan untuk bersama-sama membenahi mutu pembelajaran dan
manajemen sekolah, seolah diterima tetapi tidak ditindaklanjuti. Anehnya
ketika ada rekayasa menjatuhkan kredibilitas saya melalui siswa, malah
langsung diterima. Saya mengalami hal-hal seperti itu. Dalam banyak
hal, kepala sekolah saat ini sangat kontras dengan kepala sekolah
sebelumnya yang sangat tegas (kadang terlalu keras) dan berkomitmen
tinggi (proaktif).”
Pada semester ini, ketika sekolah tidak memiliki bendahara sekolah dan
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
administratif dan fisikal sangat rumit dan ribet (karena dalam setiap bulannya
harus beberapa kali bolak-balik ke Dinas Dikpora dan Bank), namun ternyata
sampai bulan ketiga ini belum mendapatkan tunjangan apa pun, bahkan
pengganti biaya transportasi pun belum. “...ini sebagai ibadah Pak, toh saya
Dalam hal ini, kepala sekolah belum juga melakukan tindakan diskresi yang
untuk itu”, kata Dra Parjilah, salah seorang pembimbing lomba tersebut.
ISO dan dengan demikian juga tidak berdampak apa-apa, karena kepala
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ngaglik masih tetap dapat meraih sertifikat ISO, yang penting tidak justru
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
relatif objektif, betapa pun tanpa kriteria yang rinci dan rigid.
Ngaglik tidak terlepas dari usaha mendapatkan sertifikat ISO, maka dapat
dikatakan bahwa ada kenaikan skor total sebanyak 146 atau 35% dari
utama, ada dampak positif yang dirasakan oleh 27 orang peserta didik SMA
Negeri 1 Ngaglik.
yang membaik). Sedang dampak positif atas implementasi SMM ISO 9001:
2008 yang dirasakan oleh peserta didik paling baik adalah butir nomor 1
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dampak positif memang berada pada skor 4 atau Baik (sebanyak 260) yang
Ada 3 orang peserta didik (Aji, Fatimah, dan Heribertus Agil) dari
kelas XII IPS2 yang dengan mantap mengatakan adanya peningkatan mutu
“Sertifikasi ISO tidak meningkatkan apa pun, bahkan justru ada yang
menurun: kedisiplinan siswa kurang baik karena sekolah kurang tegas,
baik karena ikut tawuran, terlambat datang ke sekolah dan ada yang
sudah diberi point (pelanggaran) hanya mendapat skorsing 1-2
minggu. Ada juga guru yang hanya memerhatikan murid yang
menonjol, kalau yang itu sudah jelas ya sudah, lalu mengatakan:
‘kalau belum jelas tanya saja pada teman-temannya, itu ada di LKS’”
(diwakili oleh Mutiara, XII IPA1 SMA Negeri 1 Ngaglik, 28/4/2017).
Pernyataan serupa juga dikatakan oleh 2 orang siswi kelas XI IPS dan
XI IPA SMA Negeri 1 Ngaglik (Lianita dan seorang temannya yang penulis
lupa mencatat namanya). Ada satu kelas (XII IPS3) yang penulis batalkan
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka.
sertifikat ISO, maka dapat dikatakan bahwa ada kenaikan skor total
mutu (SMM) ISO dan sesudahnya. Ini artinya, dengan asumsi SMM ISO
diambil dari kelas XI, karena mereka pun memahami secara relatif benar
ketika memilih peserta didik kelas XII pun tidak semua kelas
pada skor 3 (frekuensi dikalikan skor: 234) yang diikuti skor 2 atau kurang
puas (158), namun modus (nilai tertinggi pasca implementasi ISO) berada
pada skor 4 atau memuaskan (250). Dengan komparasi sebelum dan sesudah
atau 37,7%.
lingkungan sekolah yang semakin baik. Ada perbedaan antara sebelum dan
sesudah ISO: semakin baik. Yang kurang memuaskan adalah waktu istirahat
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penerimaan sertifikat ISO 9001: 2008 SMA anak-anak mereka. Hanya saja,
dengan 37,7%. Hal ini dapat penulis pahami ketika dikaitkan dengan
Bahkan untuk kedua SMAN tersebut, penulis hanya dapat meminta tolong
penelitian ini (juga). Ada seorang responden yang ketika bertemu dan
berat Pak untuk kami orang tua”. Penulis menduga bahwa sebenarnya para
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orangtua memercayai Sekolah secara taken for granted. Mungkin hal itu
c. Penilaian/Persepsi Pendidik/Guru
para guru atas manfaat atau dampak positif pemerolehan sertifikat ISO
9001: 2008. Para guru di SMA Negeri 2 Ngaglik lebih merasakan dampak
positif tersebut (ada kenaikan skor 122 atau 39%) daripada dari SMA
guru SMA Negeri 1 Ngaglik masih bersikap skeptik terhadap ISO. Hal itu
tampak dari, misalnya, munculnya pernyataan: “untuk apa ada ISO, ini kan
bukan pabrik barang”, “daripada uang jutaan hanya untuk ISO, lebih baik
sekolah jadi lebih baik?”, “hanya pada saat sertifikasi ISO kondisi sekolah
baik, sesudahnya kembali kurang baik dan tanpa pengawasan yang baik”,
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Partini, S.Pd., M.Pd., dan Dra. J. Christi Susi I). Mereka semakin
yang susah.
kepala sekolah dan WMM, karena Kepala Sekolah tidak mau/tidak sempat
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30%). Sekali lagi ini masalah persepsi subjektif, terlebih menurut kacamata
(sebelum ISO) dan dampak positif (sesudah) ISO berada pada “Peningkatan
(Dra. Enik Sri Agustini) mengatakan “Memang ISO sebenarnya kalau bisa
dan sudah ada SPMI (Sistem Penjamin Mutu Internal) dari LPMI (Lembaga
berikut.
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Barangkali yang ke-2 itu lebih optimistik atau berkonfidensi tinggi. Tapi
memang diperlukan”.
yang tinggi. Dua butir sangat dirasakan/diyakini ada oleh 4 (dari 5) orang
penulis dianggap sebagai dampak negatif. Hanya 1 hal, yaitu tentang isu-isu
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
A. Simpulan
manajemen mutu dengan standar ISO 9001: 2008, adalah sebagai berikut.
lain, salah satu faktor sukses kunci memperoleh sertifikat ISO adalah
support).
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebagian kecil guru memang sudah terbiasa dengan cara kerja yang
bersama timnya.
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semua anggota/warga SMAN 1. Hal itu tampak dari fakta bahwa ada kelas
XII yang tidak memiliki informasi yang memadai perihal sertifikasi ISO,
keuangan, hampir semua guru di kedua SMAN Ngaglik sudah relatif baik
meskipun hanya kuat pada variabel ke-1 (pengaruh ideal, atau keteladanan, ing
ngarsa sung tuladha) dan ke-2 (stimulasi intelektual, sebagian dari ing madya
ideal atau keteladanan (ing ngarsa sung tuladha); (2) stimulasi intelektual
(sebagian dari ing madya mangun karsa); (3) motivasi inspirasional, atau
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memotivasi dan menginspirasi (sebagian dari ing madya mangun karsa); dan
ternyata dengan kepemimpinan sekolah yang hanya cukup atau bahkan kurang
masih tetap dapat diraih SMA Negeri 1 Ngaglik, yang penting tidak
ISO 9001: 2008. Tentu saja hasilnya, peningkatan mutu sekolah, akan jauh
SMA Negeri 1 Ngaglik dan SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman dapat dirinci
sebagai berikut.
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peningkatan skor 146 atau 35% dan 43 atau 37,7%. Namun demikian,
1 Ngaglik ada 5 orang peserta didik yang justru mengatakan malah terjadi
orang peserta didik yang lain menyatakan ada kenaikan mutu dalam
keluhan (penurunan) mutu pasca ISO, selain tentang jam istirahat yang
kurang.
total 43 atau 37,7% (SMA Negeri 1 Ngaglik) dan 41 atau 59,4% (SMA
Negeri 2 Ngaglik).
dampak positif dari implementasi SMM ISO 9001: 2008 karena hasil
responden yang tetap memberi skor 1 pasca ISO, dan kenaikan skor 122
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan hasil ISO selalu dipantau dan diawasi serta terus diperbaiki. Mereka
WMM) di kedua SMA tersebut merasakan dampak positif dan negatif dari
model penjaminan mutu yang sudah lebih dulu dirintis dan tidak berbiaya
waktu dan proses permintaan. Sedang 3 hal/faktor yang lain, yaitu: ada
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian
dan berbagai fasilitas pendukung lain, pendekatan kuantitatif tidak bisa dilakukan
secara ketat, sedang dengan pendekatan kualitatif, penulis tidak sanggup meneliti
di kalangan peserta didik secara lebih mendalam. Oleh karenanya penulis tidak
memiliki data yang memadai untuk itu, apalagi dari kalangan orangtua/wali
peserta didik. Dengan demikian, agar data semakin lengkap dan komprehensif, di
kemudian hari perlu dilakukan penelitian yang (juga) lebih mendalam dari unsur
sebanyak 4 dari 5 faktor yang ideal, perlu dirawat agar tetap dapat berfungsi
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
faktor yang belum optimal, yaitu faktor komunikasi dan keterlibatan semua
sekolah, namun termasuk para wakil kepala sekolah dan WMM) perlu
ataupun ISO yaitu membangun budaya mutu dengan komitmen tinggi dan
wakilnya).
evaluasi diri (EDS) dan mendiskusikan bersama secara jujur, objektif, dan
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di SMA Negeri 2 Ngaglik yang sudah baik perlu dirawat agar tetap dapat
yang berkelanjutan.
sekolah, namun termasuk para wakil kepala sekolah dan WMM) SMA
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tetap aktif dan secara terus-menerus melakukan evaluasi diri (EDS) dan
improvement). Dengan kata lain, Siklus PDCA dari Deming harus dilakukan
Ngaglik dan bahkan juga Kepala SMAN 1 Ngaglik, yang cukup skeptik
adanya beberapa pihak yang meyakini bahwa ISO lebih cocok untuk
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
transformasional otentik).
diklat untuk mereka semua, bukan hanya calon kepala sekolah, sungguh
melakukan implementasi SMM ISO dan hanya menunggu saat upacara hand
c. Karena ISO hanyalah salah satu dari berbagai sistem manajemen mutu
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hoy, Ch., Bayne-Jardine, C., & Wood, M., (2000). Improving quality in
education, London & New York: Falmer Press.
Hughes, Ginnett, dan Curphy. (2015). Leadership: enhancing the lessons of
experience. New York: McGraw-Hill Education.
International Standard ISO 9001 (2008). Quality management systems –
requirements. Fourth edition 2008-11-15.
Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi (Ed.). (2001). Reformasi pendidikan dalam konteks
otonomi daerah. Yogyakarta: Depdiknas-Bappenas-Adicita Karya Nusa.
Jorge Gamboa, António dan Nuno Filipe Melão, (2012),"The impacts and success
factors of ISO 9001 in education", International Journal of Quality &
Reliability Management, Vol. 29 Iss 4 pp. 384 – 401. Diunduh 23
September 2016.
Keung, Emerson K. dan Rockinson-Szapkiw, Amanda J. “The relationship
between transformational leadership and cultural intelligence. A study of
international school leaders”. Journal of Educational Administration, Vol.
51 No. 6, 2013, pp. 836-854, Emerald Group Publishing Ltd, 0957-8234,
DOI 10.1108/JEA-04-2012-0049, Diunduh tanggal 28 Februari 2016.
Kompas, 18 Mei 2016.
Lejf Moos John Krejsler Klaus Kasper Kofod Bent Brandt Jensen, Successful
school principalship in Danish schools, Journal of Educational
Administration Vol. 43 Iss 6 pp. 563 – 5722005.
http://dx.doi.org/10.1108/09578230510625665. Downloaded on: 17
February 2015.
Lowney, Chris, (2003). Heroic leadership, best practices from a 450 – year – old
company that changed the world. Chicago: Loyola Press.
Miles, M.B., & Huberman, A.M. (1994). Qualitative data analysis (2nd ed.).
London: Sage Publications.
Moleong, L. (1993). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rodaskarya.
Moturi, Christopher dan Peter M.F. Mbithi, (2015), "ISO 9001: 2008
implementation and impact on the University of Nairobi: a case study",
The TQM Journal, Vol. 27 Iss 6 pp. 752 – 760. Diunduh 23 September
2016.
Mulyadi, (1998). Total quality management (edisi ke-1). Yogyakarta: Aditya
Media.
Nasution, S. (1988). Metode penelitian naturalistik – kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nawawi, Hadari, H. (2000). Manajemen strategik organisasi non profit bidang
pemerintahan, dengan ilustrasi di bidang pendidikan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Oliver, Paul (ed.), (1996). The management of educational change: a case study
approach. Huddusfield: Arena.
Psomas, Evangelos dan Angelos Pantouvakis, (2015), "ISO 9001 overall
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2:
CAKAP
C ERDAS
A KHLAQ MULIA
K ECAKAPAN HIDUP
A MANAH
P RESTASI
BERBAKAT
B ERKARAKTER PANCASILA
E MPATI
R AMAH
B ERBUDAYA
A NTUSIAS
K REATIF
A DAB
T ANGGUH
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3:
Diperiksa Disahkan
KEBIJAKAN MUTU
B = Berakhlak Mulia
E = Efektif dan Efisien
R = Relijius
K = Konsisten
I = Inovatif
B = Berbudaya
A = Amanah
R = Ramah
H=Harmonis
A=Amanah
N=Nasionalis
D=Dinamis
A=Antusias
L=Legowo
Kebijakan mutu ini merupakan arahan untuk setiap sasaran mutu dalam rangka
perbaikan terus-menerus SMM dan pemenuhan permintaan / harapan / keinginan
siswa dan orangtua siswa/masyarakat terhadap sekolah ini.
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4:
Jabatan dalam
No Nama Uraian Tugas
TIM
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Drs. Subagyo
Pembina IV a
NIP. 19620712 198703 1 011
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5:
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA SMA NEGERI 2 NGAGLIK
Tentang
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Sleman
Pada tanggal : 3 Juni 2014
Darwito, S.Pd.
NIP: 19600303 198412 1 003
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengembang Dokumen
Koordinator : Dra. Enik Sri Agustini
Anggota : 1. Drs. H. Suharto, S.Si.
2. Kartijono, S.Pd.
3. Yuman Ahmad, S.Pd.
4. Yusni handayani
Pengendalian Dokumen
Koordinator : Drs. Warsun Latif
Anggota : 1. Samsul Bakri S.Pd
2. Dra. Siti Aptinah
3. Tri Joko Suryatmoko
Audit
Koordinator : Dra. Sri Astuti
Anggota : 1. Drs. Agus Marjanto
2. Dra. Susi Purwani
3. Drs. Sarsanto
Darwito, S.Pd.
NIP: 19600303 198412 1 003
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Ketua
a. Memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk pelaksanaan SMM
ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.
b. Melaporkan kepada Kepala Sekolah tentang kinerja Sistem Manajemen Mutu
dan kebutuhan apapun untuk perbaikannya
c. Mensosialisasikan tentang program manajemen mutu dan harapan stake
holder.
d. Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah berkaitan dengan
manajemen mutu
2. Sekretaris
a. Mempersiapkan administrasi SMM
b. Mengarsip dokumen SMM
c. Mempersiapkan fasilitas penyelenggaraan rapat SMM
d. Mencatat notulen rapat SMM
3. Bendahara
a. Mengalokasi Dana SMM
b. Menyiapkan konsumsi untuk penyelenggaraan rapat SMM
4. Pengembang dokumen
a. Menyusun dokumen SMM
b. Merevisi dokumen SMM
c. Menghapus dokumen SMM
5. Pengendalian dokumen
a. Melakukan identifikasi dokumen SMM
b. Mengendalikan dokumen SMM
c. Mendistribusikan dokumen SMM
6. Audit
a. Menyelenggarakan pelatihan audit
b. Merencanakan pelaksanaan audit
c. Menyelenggarakan audit
d. Merekap hasil audit
Darwito, S.Pd.
NIP: 19600303 198412 1 003
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6:
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6:
189