Anda di halaman 1dari 3

Ogawa’s Scheme Generated Six Orientation of People

OLEH :

NAMA : NIKMATUS YUSRILIA P

NIM : 16030184083

KELAS : PFC 2016

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2018
Beberapa perbedaan yang berguna di antara orang-orang di ranah publik diidentifikasi oleh
ogawa (1998b) dalam konteks reformasi pendidikan sains di negara-negara Barat. Dia
menggambarkan tiga jenis orientasi yang akan diasumsikan masyarakat terhadap sains. Jenis
pertamanya menyangkut apakah seseorang memahami sains (literasi sains versus buta aksara
sains). Jenis orientasi keduanya membahas aspek emosional, apakah seseorang mendukung
sains (posisi pro-sains atau anti-sains) tipe orientasi ketiga ogawa berkaitan dengan
keyakinan ideologis bahwa pengetahuan ilmiah adalah satu-satunya bentuk pengetahuan yang
valid untuk digunakan dalam konteks. Keyakinan ini, yang sering disebut 'saintisme',
memberi hak istimewa pengetahuan ilmiah atas semua cara lain untuk mengetahui (Nadeau
dan Désautels, 1984). Dengan demikian, jenis orientasi ketiga ogawa terdiri dari pro-
scientisme versus anti-scientism. Singkatnya, ogawa berpendapat bahwa sikap orang terhadap
sains akan dipengaruhi oleh bagaimana mereka memasuki ketiga jenis orientasi ini. Dengan
demikian, penerimaan dan tivitas reseptivitas mereka, komunikasi ilmiah akan bervariasi
sesuai dengan kemampuan baca tulis mereka dalam sains, dukungan sains mereka, dan
kesetiaan mereka terhadap sains. Skema Ogawa menghasilkan enam orientasi pada seseorang

I. science-literate, pro-science, pro-scientism folk


('science believers');
Contoh sikap atau Pandangan tentang sains adalah dengan menghubungkannya
dengan teknologi yang memunculkan perspektif baru terhadap pendidikan fisika di
sekolah. Pemilihan produk teknologi yang cepat,tepat dan maju bagi kehidupan
sehari-hari akan merubah kualitas hidup manusia. Contohnya yaitu dengan
menciptakan suatu teknologi yang merubah suatu bahan mikro menjadi nano. Mereka
percaya bahwa dengan menciptakan alat pengubah bahan material mikro menjadi
nano itu sangat bermanfaat bagi yang lain. Contohnya pasir yang ukurannya kurang
halus bisa lebih dikecilkan lagi ukurannya sampai nano. Mereka yang menciptakan
alat ini sangat pro terhadap sains.
II. science-literate, pro-science, anti-scientism folk
(‘science contextualists’);
Dalam pembelajaran kontekstual, Wartono (2003) menawarkan beberapa stategi
dalam pembelajaran kontekstual yaitu menekankan pemecahan masalah, menyadari
bahwa pengajaran dan pembelajaran seyogyanya berlangsung dalam berbagai konteks
seperti rumah, mengajari siswa memonitor dan mengarahkan pembelajarannya
sendiri, mengaitkan pengajaran pada konsteks kehidupan siswa yang berbeda-beda,
mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman, dan menerapkan penilaian
autentik.
Yang dimaksud disini pembelajaran secara kontekstual bisa pro ataupun anti
scientism. Misalnya saat guru melakukan pemelajaran fisika materi dinamika, secara
konsep, teori dan praktik mereka paham. Tetapi bukan berarti mereka sangat percaya
terhadap adanya sains. Jika mereka percay terhadap adanya sains mereka bisa
menerapkan contoh dinamika itu dalam kehidupan sehari-hari, bahkan bisa
menciptakan alat tentang materi dinamika.
science-literate, anti-science, anti-scientism folk
('authentic anti-scientists');
III. science illiterate, pro-science, pro-scientism folk
('science fanatics'),
Contoh sikap : sikap fanatik terhadap sains bisa dicontohkan pada materi
pembelajaran fisika. misalnya saat ada gerhana bulan ataupun gerhana matahari,
orang yang sangat fanatik terhadap fisika akan mengkait-kaitkan proses it terhap
fisika, dan bisa menjelaskan proses yang terjadi secara ilmiah. Bisa juga saat ada
benda terjatuh ke bawah, orang yang sangat fanatik terhadap fisika bisa menjelaskan
bagaimana benda itu terjatuh karena ada gaya tarik bumi yaitu kebawah, jadi benda
yang terjatuh pasti akan terjatuh kebawah.
IV. science illiterate, pro-science, anti-scientism folk
(‘science vigilantes'), and
Contoh sikap : orang yang waspada terhadap sains adalah orang yang tau keuntungan
sains itu besar, dan tau segala sesuatu itu berdasarkan sains. Misalnya mereka tau
bahwa kehidupan di bumi ini pasti akan berakhir. Dengan dibuktikannya banyak
peristiwa-peristiwa alam yang terjadi, disini mereka bisa percaya terhadap sais
ataupun anti. Saat mereka percaya mereka akan waspada, mereka akan menjaga bumi
ini agar bumi ini tidak rusak. Dan saat mereka anti terhadap sains, mereka
menyalahkan adanya sains, karena mereka jadi waspada dan mereka menyalahkan
bahwa kejadian yang terjadi akibat adanya sains.
V. science illiterate, anti-science, pro-scientism folk
('neo anti-scientists').
Contoh sikap : sains bersikap baru, yang dimaksud adalah ilmu itu terus diperbarui.
Bisa beriskap pro atau pun anti. Misalnya pembelajaran fisika, adanya konsep mikro,
nano dalam fisika material yang bersikap baru, orang menanggapinya bisa
menanggapi secara baik, ataupun mereka justru anti dengan adanya ilmu baru itu.

Dari kategori inidapat menyadarkan komunikator sains dengan tantangan yang dihadapi
mereka dan manusia yang lain tentang sains.

Anda mungkin juga menyukai