Alhamdulilah….
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karna berkat rahmat dan hidayah-NYA lah
penulis telah mampu menyelesaikan laporan yang berjudul ‘’Laporan Perencanaan Irigasi’’ laporan
ini di buat sebgai salah satu tugas PRAKERIN .
Irigasi merupakan usaha penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kebutuhan
pertanian dan disamping itu air irgasi juga digunakan dalam hal lain seperti untuk air baku,
penyediaan air minum, pembangkit tenaga listrik, dan keperluan industry dan lain-lain.
Pengelolaan air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (down stream)
Memerlukan saran adan prasarana irigasi yang memadai. Rusaknya atau tidak tersedianya salah
satu bangunan – bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada, sehingga
mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menurun serta menurunnya prokkdutifitas lahan
usaha tani.
Permasalahan utama dalam pengelolaan irigasi berkaitan dengan jaringan tersier (jaringan
yang mensuplai air ke lahan sawah) msih terkendala dan belum mencukupi. Jaringan tersier ini
menjadi satu faktor yang menentukan keberhasilan produksi padi Karena keberadaan jaringan ini
berhubungan langsung dengan petak sawah petani.
Cara ini membutuhkan modal kecil, namun memerlukan biaya ekspoitasi yang besar.
Sumber air yang dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil dari sungai, misalnya Stasiun
Pompa Gambarsari dan Pesangrahan (sebelum ada Bendung Gerak Serayu), atau dari air tanah,
seperti pompa air suplesi di 01 simo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
c. Irigasi Pasang-surut
Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi yang memanfaatkan
pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut. Areal yang direncanakan untuk tipe
irigasi ini adalah areal yang mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut. Untuk
daerah Kalimantan misalnya, daerah ini bisa mencapai panjang 30 - 50 km memanjang pantai dan 10 -
15 km masuk ke darat. Air genangan yang berupa air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci
kandungan tanah sulfat masam dan akan dibuang pada saat air laut surut.
Adapun klasifikasi jaringa irigasi bila ditinjau dari cara pengaturan, cara pengukuran aliran air dan
fasilitasnya, dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu :
Petak tersier menduduki fungsi sentral dalamjaringan irigasi teknis. Sebuah petak tersier terdiri dari
sejumlah sawah dengan luas keseluruhan yang umumnya berkisar antara 50 - 100 ha kadang-kadang
sampai 150 ha.
Jaringan saluran tersier dan kuarter mengalirkan air ke sawah. Kelebihan air ditampung didalam suatu
jaringan saluran pembuang tersier dan kuarter dan selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang
sekunder dan kuarter.
Jaringan irigasi teknis yang didasarkan pada prinsip-prinsi di atas adalah cara pembagian air yang
paling efisien dengan mempertimbangkan waktu- waktu merosotnya persediaan air serta kebutuhan
petani. Jaringan irigasi teknis memungkinkan dilakukannya pengukuran aliran, pembagian air irigasi
dan pembuangan air lebih secara efisien.Jika petak tersier hanya memperoleh air pada satu tempat
saja dari jaringan utama, hal ini akan memerlukan jumlah bangunan yang lebih sedikit di saluran
primer, ekspoitasi yang lebih baik dan pemeliharaan yang lebih murah. Kesalahan dalam pengelolaan
air di petak-petak tersier juga tidak akan mempengaruhi pembagian air di jaringan.
3.2. Pengelolaan Jaringan Irigasi
Pengolahan jaringan irigasi muncul sebagai akibat dari beberapa hal antara lain
Untuk mengatasi hal tersebut diatas perlu adanya operasi pemeliharaan dan rehab jaringan irigasi
yang memadai.
A. OPERASI
Operasi adalah kesatuan proses penyadapan air dari sumber air ke petak sawah serta pembuangan air
yang berlebihan sehingga :
1. Pengumpulan data (Tugas dinas SDA / Irigasi kabupaten / kota, Provinsi balai wilayah sungai)
2. Penyediaan air irigasi (Tugas dinas SDA / Irigasi kabupaten / kota, Provinsi balai wilayah sungai,
Komir)
—Penyediaan dan pengaturan air irigasi untuk tanaman yang bersumber dari air hujan
maupun air irigasi yang berasal dari mata air, sungai, waduk, maupun air tanah.
Rencana tahunan pada setiap daerah irigasi disiapkan oleh dinas kabupaten / provinsi /
wilayah yang diusulkan oleh petani. Pembahasan dan kesepakatan rencana tahunan
penyediaan air di komir.
4. Menyusun Sistem Golongan (Tugas Dinas SDA / Bidang SDA, Komir) Partisipasi P3A / GP3A
φ kecil
Daerah irigasi dibagi 3 – 5 bagian / golongan.
Pembagian air pada awal berjarak 10 – 15 hari
5. Rencana Pembagian Air (Tugas dinas SDA / Irigasi / Kabupaten / Kota / Provinsi, Balai PSDA / WS)
Rencana tahunan pembagian air disusun oleh dinas / bidang SDA atau usulan P3A / GP3A
Penetapan oleh bupati / walikota / gubernur dan oleh pusat bila lintas provinsi atau strategis
6. Pemberian air irigasi (Tugas dinas irigasi provinsi / Kabupaten / kota, Balai wilayah sungai)
7. Membuka dan menutup pintu (Tugas Dinas SDA Kab/Kota/ Prov, Balai WS)
Pengecekan kebenaran φ pada intake / bendung dan bangunan bagi dengan alat current meter atau
pelampung.
Perencanaan operasi yang ada meliputi ketersediaan air, waktu pembagian air, tata tanam, dan
sistem golongan.
B. PEMELIHARAAN
1. Kegiatan Pemeliharaan
Pengaman / Pencegahan
Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan darurat
Mencegah kerusakan jaringan irigasi yang diakibatkan oleh hewan, manusia, daya rusak alam.
Pengamanan terhadap bangunan bagi / pelengkap serta bangunan ukur.
Pengamanan terhadap garis sempadan, memasang tanda larangan, membuang sampah di
saluran / bangunan, memasang portal / pada jalan inspeksi.
3. Pemeliharaan Berkala
4. Pemeliharaan Darurat
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat akibat terjadinya kejadian
luar biasa (seperti pengrusakan / penjebolan tanggul, longsoran tebing yang menutup jaringan,
tanggul putus dll).
5. REHABILITASI
1. Pusat
2. Provinsi
3. Kabupaten / Kota
4. Pemerintah Desa
5. P3A / GP3A
1. Prasarana Fisik
Kondisi inventarisasi
OP jaringan dilaksanakan dengan baik
2. Fasiltas Penunjang
* Peralatan Pemeliharaan
Pemeliharaan dilaksanakan diborongkan atau swakelola, apakah peralatannya cukup memadai (alat
berat, pengerukan, buldozer, dll).
* Pengangkutan / Mobilitas
Alat angkut untuk kegiatan OP sangat minim, sepeda motor, kendaraan roda 4 (pick up), baik untuk
cabang dinas, juru, mantri.
Fasilitas kantor dan peralatan sangat kurang memadai (komputer, printer, meja dan peralatan kantor,
dll)
* Peralatan Komunikasi
* Rumah Jaga
* Gudang