Anda di halaman 1dari 7
Paral Fiteatat Agustus 95) PANCASILA DALAM PERSPEKTIF 50 TAHUN KEMERDEKAAN R.I. MENYONGSONG PJP i! 25 TAHUN MENDATANG ‘Koento Witisono Siswomitardjo etua Pusat Studi Poncasia Universitas Gadjah Wada Pancastia harus membongkar realitas sosial yang ada secara de facto, yaltu kemiskinan dan keterbelakangan yang diwariskan oleh kedua sistem penjajahan untuk diganti dengan masyarakat ideal, yaitu masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera lahir dan batin. Pancasila sebagai Dasar Negara Bangsa dan negara Indonesia yang lahir kembali pada tanggal 17 Agustus 1945 melalui proklamasi kemerdekaannya . merupakan suatu bangsa dan negara yang terdiri atas ratusan suku yang mendiami wilayah luas dari Sabang sampai Merauke, dan ratusan suku itu hidup di atas ratusan- befas kepulavan. Masing-masing memiliki bahasa dan dialeknya sendiri-sendiri, berbeda agama atau keprcayaannya, adat- istiadat serta kebudayaannya, Dilatarbelakangi masa penjajahan selama 3,5 abad oleh kolonialisme Belanda dan 3,5. tahun oleh militerisme Jepang, maka untuk mempersatukan kembali suku-suku tadi menjadi satu kesatuan bangsa dalam ‘wadah satu kesatuan negara, ditetapkanlah Pancasila sebagai dasar negara, yang unsur-unsumya adalah nilai-nilai budaya yang telah tumbuh dan berkembang di bumi Indonesia sendiri. Sebagai dasar negara Pancasila dicantumkan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 secara_utuh- komprehensif menjadi satu pengertian filsafati, yang kemudian disyahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Berbeda dengan _liberalisme/ kapitalisme dan sosialisme / komunisme yang lahir dari suatu realitas sosial sebagai implikasi revolusi Industri di abad ke-18 di Eropa Barat, maka Pancasila justru harus membongkar realites sosial yang ada sevara de facto, yaitu kemiskinan dan keterbelakang-an yang diwariskan oleh kedua sistem penjajahan untuk diganti dengan masyarakat ideal, yaitu masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera lahir dan batin. Perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara 3 Apabila kita melacak —kembali kelahiran dan perkembangan Paneasila semenjak disiapkan untuk —diusulkan sebagai dasar negara hingga disyahkannya pada tanggal 18 Agustus 1945, kesemuanya itu berlangsung dalam forum politik (yaitu Badan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Panitya Persiapan Kemerdekaan Indonesia), artinya bukan dalam forum akademis-ilmiah,schingga tesis-tesis politis pula yang terutama dipergunakan sebagai dasar argumentasi dan —kontra- argumentasinya. Di dalam forum politik itulah dikumandangkan himbauan-himbauan politik untuk mencapai kesepakatan- kesepakatan politik yang sangat mendasar yang dibutuhkan bagi dasar dan arah kehidupan kemerdekaan menuju masa depan yang menjadi idaman bersama. Hal itu jelas menampak dalam perdebatan yang utamanya berlangsung pada saat teemibicarakan Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan mencapai klimaksnya pada fanggal 18 Agustus 1945, saat disepakatinya penghapusan "tujuh kata- kata" dalam merumuskan sila pertama Pancasila. Semenjak ditetapkannya menjadi dasar negara, perkem-bangan Pancasila berlangsung melalui tahap-tahap scbagai berikut: Pertama,: Tahun 1945-1968 adalah tahap “politis" untuk me- ngembangkan nation building. Semangat persatuan dan kesatuan dijadikan tema utama demi survivalsuatu bangsa yang baru lahir (Kembali), terutama untuk menanggulangi berbagai ancaman yang datang dari dalam (seperti: Dl, TI. PRRI, PERMESTA, Peristiwa Madiun, dan G30S/PKI) dan dari luar (seperti: gerakan aksi militer Belanda, pemecahan negara kesatuan menjadi negara federal, dan berbagai Ponwat Fiteahet yactaa $5] gerakan subversi perebutan pengaruh dari blok Barat dan Timur). Di dalam tahap dengan atmosfir "“politik sebagai panglima", di mana Pancasila ditafsirkan dan diterapkan terutama pada "aksentuasi politisnya” patut dicatat adanya upaya untuk memugar Pancasila sebagai suatu sistem ilmiah-filsafati yang dirintis oleh Prof. Notonagoro semenjak tahun 50-an, diikuti olch Prof, Drijarkara, sebagai justifikast atau raison d'etr” ~ bahwasanya bagi bangsa IndonesiaPancasila bukan sekedar alternatif, melainkan menjadi imperatif: suatu konsensus filsafati, bukan sekedar konsensus politis, yang, mengamanatkan "komitmen transenden" sebagai tali -pengikat persatuan dan kesatuan Iahir dan batin guna melestarikan kehidupan bangsa sesuai dengan lambang "Bhinneka Tunggal Ika". Diuraikan oleh Notonagoro pada tahun 1955 bahwa Pancasila memenuhi syarat ilmiah untuk menjadi ‘Staatsfundamental-Norm yang tidak dapat diubah oleh siapa pun (termasuk MPR) sckiranya kita menyatakan bahwa negara yang kita miliki ini adalah negara Proklamasi 17 Agustus 1945. Tesis rebut resonansinya tercermin di dalam MP.RS. Nomor SSM RS/1966, yang jiwanya tetap menyemangati setiap sidang M.P.R. hingga sekarang ini. Kedua: Tahun 1969-1994 adalah tahap “pembangunan ekonomi" sebagai findak Janjut untuk mengisi kemerdekaan dalam kerangka Pembangunan Jangka Panjang 1 (PJP 1), Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dikembangkan sebagai sarana dan wahana untuk dikuasai menuju masyarakat modem melalui proses industrialisasi dengan segala konsckuensinya, Tantangan yang dihadapi dalam tahap kedua ini tidak lagi hanya bahaya 24 laten komunisme, melainkan juga kapitalisme yang telah “berjaya" dalam persaingannya dengan faham komunisme. Kita melihat bahwa pada tahun 1989 komunisme telah bangkrot dalam waktu yang relatif singkat, tidak karena lawan ideologisnya yaitu kapitalisme, melainkan justru karena faktor-faktor intern yang berkembang dalam kubunya sendiri. Rezim negara-negara satelit di Eropa Timur satu demi satu digu-lingkan oleh gerakan pro- demokrasi di negaranya masing-masing, disusul dengan ambruknya kekuasaan mutlak Sentral Komite Partai Komunis Uni Sovyet pada tahun 1990. Krisis ekonomi adalah jalarannya, namun sebab utama yang sangat mendasar adalah dirampasnya harkat dan martabat manusia sekaligus hak-hak asasinya, sehingga setapak demi setapak kubu komunisme telah membunuh dirinya sendiri, Kalau pun kini masih ada negara yang mencrapkan _ideologi komunisme seperti: Vietnam, RRC, Khmer Merah, Korea Utara, Kuba, hal tersebut Jebin ditentukan olch masalah-masalah Bistoris-intern di dalam negerinya masing- masing.Sulit untuk dipereayai bahwa faham komunisme masih akan mampu mewujudkan masyarakat modern tanpa kelas sebagaimana doktrin yang mereka ajarkan. Perang dingin semenjak itu telah berakhis. Apa yang kemudian menjadi tantangan bagi Pancasila adalah hadirnya raksasa-taksasa kapitalisme — Amerika Serikat yang berwatak Anglo-Sakson dengan ambisinya untuk menjadi "penguasa tunggal” dunia, di damping kapitalisme Eropa Barat dengan “roh" sosial-demokrasinya yang menjalar ke Eropa Timur, dan kapitalisme Jepang dengan model guided industrial di bawah pengayoman karisma kaiser yang bangun sebagai macan Asia dengan diikuti oleh Singapura, RRC, Taiwan, Hongkong dan forntt Feet Ageatas 95) Korea Selatan, dengan semangat Neo- Confusianismenya sebagai impetus- budaya-religius yang juga ikut mmondoroné semakin maraknya liberalisme/kapitalisme ke betbagat penjurn dunia. Gelombang globalisasi yang imuplisit membawa peru-bahan secara cepat dan mendasar kini sedang melanda ke semua arah, merupakan situasi yang kondusif bagi berkembangnya kapitalisme melalui hukum pasar untuk menguasai ekonomi dunia oleh ketige raksasa kapitalisme Amerika Serikat, Eropa Barat dan Sepang. Gelombang aneksasinya kapitalisme dengan corak multi dan trans-nasional di bidang IPTEK, politik, sosial-ckonomi, militer, disertai kerangka budaya sebagai sarana —pendukungnya, — merupakan tantangan - bakkan ancaman! - sebagai salah satu fenomena yang muncul dalam. tahap pembangunan ekonomi di mana asas-asas Pancasila harus kita tumbuh- kembangkan. Ketiga: Tahun 1994-2019 adalah tahap "peningkatan kualitas" di segala bidang, terutama peningkatan kualitas manusia sebagai (subjek) manusia, di samping sebagai sumber daya yang, dengan segalakonsekuensi_ dan implikasinya, Timbulnya distorsi dalam berbagai sektor kehidupan merupakan tantangan sejauh mana Orde Baru masih konsisten untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen dalam merampungkan tugas PJP II menuju hart depan 25 tahun yang akan datang, sebagai hari esok yang lebih baik daripada hari ini. Fenomena Perubahan reg

Anda mungkin juga menyukai