Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Fase –fase depolarisasi ventrikel yang normal (Goldberger, 1998)
Gambar 2.2 Fase –fase depolarisasi ventrikel pada RBBB (Goldberger, 1998)
Gambar 2.3. Bentuk Klasik Rabbit Ears pada RBBB pada EKG dengan gambaran
kompleks RSR’ (Horton dkk , 2009).
Konsensus WHO pada tahun 1985 telah membakukan kriteria EKG untuk RBBB
sebagai berikut:
A. RBBB komplit:
Pemanjangan durasi QRS kompleks ≥ 0,12 detik
Dijumpai pola rsr’, atau rSR’ pada lead V1 atau V2. Gelombang R’
biasanya lebih besar dari gelombang R awal.
Pada lead V6 dan lead I dijumpai kompleks QRS dengan gelombang S yang
melebar (durasi gelombang S lebih lebar dibandingkan dengan durasi
gelombang R)
Puncak gelombang R harus > 0,05 detik pada lead V1 dan kembali normal
pada lead V5 dan V6.
Dikatakan RBBB komplit jika ditemukan minimal 3 kriteria tersebut diatas.
( Hindman dkk, 1978 ; Willems dkk, 1985).
Gambar 2.4. Suplai darah yang normal ke Intraventrikular Septum. (James dkk,
1958)
Sistem konduksi pada septum intraventrikular dibagi menjadi dua area yaitu :
Daerah atas, yang termasuk didalamnya adalah: AV-node, bundle of His,
dimana daerah atas ini disuplai oleh pembuluh darah RCA yang berjalan pada
bagian posterior dari vena intraventricular. (Gambar 4)
Daerah bawah, terdiri dari dua cabang utama bundle branches dan sel-sel
purkinje. Daerah ini disuplai sebagian besar oleh percabangan dari LAD.
Dari pembahagian tersebut terlihat bahwa jika terjadi oklusi di RCA sering
dihubungkan dengan gangguan pada level AV node seperti blok derajat tinggi.
Sedangkan jika terjadi oklusi di LAD akan menghasilkan gambaran bundle
branch block atau free wall block.
Penetrasi dari percabangan LAD ke arah septum selalu dalam bentuk multiple
(Gambar 4) sehingga jika terjadi oklusi pada pembuluh darah ini dapat
IMA STE
Bradiaritmia Takiaritmia
RBBB LBBB
- Perluasan infark
- Peningkatan angka
mortalitas di rumah sakit
IMA STE