PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Salah satu potensi daerah Sulawesi Tenggara yang dapat di kembangkan adalah
Sulawesi Tenggara dengan curah hujan antara 20-300 mm per tahun. Dengan
pemenuhan kebutuhan air baku & irigasi, pengendalian banjir, PLTA, serta sebagai
mengaliri lahan seluas 16000Ha, mengurangi debit banjir sebesar 10, 359 M³/detik,
menyediakan pasokan air baku sebesar 0,20 M³/detik, dan menghasilkan listrik sebesar
10, 00 MW. Bendungan Pelosika terdisi dari 3 bangunan inti salah satunya adalah
saluran pengelak. Saluran ini merupakan saluran yang digunakan sebagai pengelak
aliran sungai sementara pada saat pembangunan inti bangunan. Saluran pengelak pada
bendungan ini memiliki tipe tapal kuda (Anonim, 2013, Perencanaan Teknis Tahap II
hingga dapat mencapai tahap pengerjaan, setidaknya ada 8 studi kelayakan. Dalam hal
ini peranan geologi terutama geologi teknik sangat berperan dalam tahapan studi
geologi detail. Peranan geologi dalam studi kelayakan sangat menentukan dalam
maupun kebencanaan yang ada di daerah tersebut. Studi geologi teknik dapat
menentukan kriteria batuan pada setiap tempat sesuai dengan klasifikasinya. Sebelum
dalamnya. Sifat-sifat tersebut antara lain sifat masa batuan, air tanah, mineral pengisi,
struktur batuan, pelapukan, dan kondisi geologi lainnya seperti potensi gempa bumi,
dan litologi yang sangat berpengaruh dalam klasifikasi massa batuan yang digunakan.
batuan pun terus berkembang agar dapat ditemukan metode yang tepat dalam
menentukan suatu pekerjaan dalam hal ini pembuatan terowongan pengelak. Menurut
Barton, dkk (1974) Q-System sebagai salah satu dari klasifikasi massa batuan dibuat
berdasarkan studi kasus dilebih dari 200 kasus tunneling dan caverns memiliki 6
parameter yang didapatkan dalam studi geologi. Hal ini lah yang mendasari perlunya
(Rock Mass Rating) dan Q System (Rock Mass Quality). Kedua klasifikasi tersebut
Hingga saat ini proses studi geologi detail masih dilakukan, diantaranya
pengeboran pada bagian inlet terowongan, dalam proses ini geologi teknik sangat
berperan terutama dalam hal deskripsi dan perhitungan kekuatan batuannya, setelah
dilakukan studi tersebut barulah geologi teknik berperan dalam penentuan penyangga
litologi batuan metamorf yang berupa sekis. Litologi sekis yang dominan merupakan
batuan metamorf sangat menentukan metode klasifikasi yang digunakan dalam metode
Rock Mass Quality ) yang memiliki pertimbangan tersendiri untuk batuan metamorf,
sehingga diharapkan didapatkan klasifikasi yang lebih akurat dibandingkan
Q System?
menggunakan penyangga?
menggunakan penyangga.
terowongan pengelak dapat dilakukan dengan efisien dan mengurangi resiko kerja.
untuk pembaca terutama dalam hal pembuatan bangunan terowongan pada batuan
metamorf.
1.6 Lokasi Penelitian dan Aksesibilitasnya
Konawe – Provinsi Sulawesi Tenggara, mengacu pada peta genangan pada elevasi
puncak spillway (+113, 5 m) ditambahkan dengan jagaan (0, 75 m), yaitu di elevasi
+114, 25 m yang terletak di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka Timur. Untuk
aksesibilitasnya Dari Kendari – Unaaha dengan jarak ± 70 km, kondisi jalan cukup
baik, waktu yang dibutuhkan ± 2 jam. Dari Unaaha – Abuki dengan jarak ± 22 km,
kondisi jalan cukup baik, dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 ataupun roda II.
Kemudian dari Abuki – Asinua dengan jarak ± 35 km, kondisi jalan rusak dan sulit
dilalui kendaraan biasa di saat musim penghujan. Jadi, jarak tempuh dari Kendari
sampai dengan lokasi rencana bendungan = ± 137 km. Melalui jalur air/sungai Dari