PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian golongan darah
2. Bagaimana system penggolongan darah berdasarkan rhesus?
3. Apa itu ketidakcocokan Rhesus?
4. Apa itu diskrepansi Golongan Darah ABO?
5. Apa saja jenis-jenis diskrepansi Golongan darah ABO?
C. Tujuan
1. pengertian golongan darah
2. system penggolongan darah berdasarkan rhesus
1
3. Ketidakcocokan Rhesus?
4. Diskrepansi Golongan Darah ABO
5. Jenis-jenis diskrepansi Golongan darah ABO
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Golongan Darah
Penggolongan darah melibatkan dua tipe molekul yaitu antigen dan antibodi.
Sistem penggolongan darah yang sering dipakai adalah sistem penggolongan darah ABO.
Dalam sistem ABO ada atau tidak adanya antigen tipe A dan tipe B pada sel darah merah
menetukan golongan darah orang tersebut. Misalnya jika seseorang memiliki golongan
darah A maka pada sel darah merahnya terdapat antigen A.
Pada sistem ABO terdapat empat tipe golongan darah: A, B, AB dan O. Di dalam
plasma terdapat antibodi terhadap antigen yang tidak terdapat pada sel darah merah orang
tersebut. Antibodi ini disebut anti-A dan anti-B.
Pada golongan darah A harus mempunyai anti-B pada plasmanya dan bukan anti-
A karena jika terdapat anti-A pada plasmanya maka akan terjadi penggumpalan sel darah
merah. Jika terjadi penggumpalan maka sirkulasi darah pada pembuluh darah akan
berhenti, ini akan mengakibatkan kerusakan organ. Dan hal tersebut akan diikuti oleh
hemolisis (hancurnya sel darah merah) dimana jika dibiarkan akan menyebabkan
kematian.
Maka ketika penerima donor menerima darah, plasma pada penerima donor tidak
boleh memiliki antibodi yang menyebabkan penggumpalan darah. Oleh karena itu sangat
penting untuk mengetahui golongan darah seseorang. Pada saat ini kegiatan donor darah
merupakan hal yang harus diperhatikan, bukan hanya karena golongan darah harus cocok
3
tetapi juga karena setiap orang ingin menerima darah yang berkualitas baik dan bebas
penyakit.
Salah satu antigen yang penting dalam pencocokan golongan darah adalah Rh.
Untuk meguji seseorang memiliki Rh–atau Rh+, darah dicampur dengan antibodi anti-Rh
ketika darah Rh+dicampur dengan antibody anti-Rh maka akan terjadi penggumpalan
(Mader Sylvia S, hal.117).
Jika seorang laki-laki dengan Rh+ menikahi seorang perempuan dengan Rh-maka
anaknya kemungkinan akan meninggal pada saat lahir atau anemia serius atau penyakit
kuning atau kejang-kejang karena pendarahan di otak. Hal ini bisa diatasi dengan cara
mengganti darah secara keseluruhan dengan tipe darah yang aman segera setelah
dilahirkan (Vay David Le, hal.355).
4
1. Transfusi darah. Seseorang yang mempunyai golongan Rhesus negatif ditransfusi
dengan golongan Rhesus positif, pada orang itu dapat berbentuk zat anti atau
antibody, yaitu anti-D.
2. Kehamilan. Wanita yang mempunyai golongan Rhesus negatif, menikah dengan laki-
laki yang mempunyai golongan Rhesus positif, kemudian hamil bayi golongan
Rhesus positif, pada wanita tersebut dapat berbentuk zat anti atau antibody, yaitu anti-
D.Perlu diketahui bahwa adanya zat anti atau antibody dalam serum seseorang, tidak
dengan sendirinya mempengaruhi kesehatan seseorang, tetapi keadaan ini dapat
menjadi buruk pada keadaan:
a. Transfusi darah. Bahaya timbulnya reaksi transfusi hemolitik.
b. Kehamilan. Bahaya timbulnya Hemolytic disease of the newborn pada bayi.
C. Ketidakcocokan Rhesus
Diskrepansi ABO terjadi apabila ada ketidakcocokkan antara hasil cell grouping
dengan serum grouping. Diskrepansi ini dapat terjadi karena masalah teknis dan dapat
5
diselesaikan dengan cara melakukan pemeriksaan reagen, membaca hasil dengan teliti
serta melaporkan hasil dengan benar (Saiemaldahr, 2010).
Ada beberapa kasus diskrepansi ABO yang dapat terjadi karena masalah teknis dan
dapat menyebabkan reaksi negatif atau positif palsu. Reaksi positif palsu disebabkan oleh
6
fibrinogen, plasma ekspanders (dextran). Penyakit lain yang juga dapat menyebabkan
diskrepansi ini ialah Waldenstrom makroglobulinemia, diskrasia plasma dan lain-lain.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengelompokan golongan darah system ABO didasarkan atas ada tidaknya
aglutinogen (antigen) A dan aglutinogen B dan antibodi anti-A dan anti-B dalam
darah.
2. Pengelompokan golongan darah system Rhesus ini didasarkan atas adanya antigen D
dalam sel darah. Orang-orang dengan eryhtrosit yang mengandung antigen D disebut
Rh positif atau Rh (+) sedangkan mereka yang tidak mempunyai antigen D disebut
Rh negative.
8
DAFTAR PUSTAKA
Garratty G, Dzik W, Issitt PD, Lublin DM, Reid ME, Zelinski T. Terminology for blood
group antigens and genes-historical origins and guidelines in the new millennium.
Transfusion 2000; 40 :477-89
Arora, Komal. American Journal of Clinical Pathology , Volume 138, Masalah suppl_2,
1 November 2012, Halaman A315, https://doi.org/10.1093/ajcp/138.suppl2.22