DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT MATAKO
KODE PUSK : 7209080101 Jln.Trans Sulawesi Telp. 0452 – 2703025, Kecamatan Tojo Barat
PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM PUSKESMAS MATAKO
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai
peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas. Upaya
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan Perseorangan
primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan
Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan
upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan laboratorium di
Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan
mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti
yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu. Laboratorium Puskesmas melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistik,
komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas Matako
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di puskesmas
Matako
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang
JenisPenyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan
UpayaPenanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
JUMLAH
NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI
PDTP PUSKESMAS PDTPK
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan laboratorium,
mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
DENAH
8 7 6 3 1
9
10
5 4
KETERANGAN:
1) PINTU LABORATURIUM
2) JENDELA LABORATURIUM
3) TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS DAN BUKU PENCACATAN/ARSIP
4) KURSI PASIEN YANG AKAN DIPERIKSA
5) KURSI PETUGAS LABORATURIUM
6) TEMPAT PENYIMPANAN ALAT GDS,CHOLESTROL,ASAM URAT
HEMOGLOBIN DAN GOLONGAN DARAH
7) TEMPAT PENYIMPANAN REAGEN DAN KAPAS ALKOHOL
8) MICROSCOPIS
9) MEJA PENDAFTARAN, PENGAMBILAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN
10) KULKAS PENYIMPANAN REAGEN
(Denah sesuai kondisi puskesmas)
B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium Puskesmas dan
kondisi Fasilitas laboratorium Puskesmas Matako
1.Prasarana
1 Pencahayaan Terang MS
2 Sirkulasi udara baik, 12-15 ACH Jendela MS
pertukaran udara dari Terbuka
dalam ruangan dapat
mengalir ke luar
ruangan
1. Perlengkapan
Fotometer TIDAK
ADA
Hematology Analyzer ADA
Termometer 0 - 50 TIDAK
Derajat ADA
Celcius (Skala1/2 C)
II. Peralatan
Penunjang
Autoklaf
Blood Lanset dengan ADA
autoklik
- 5 cc ADA
Stopwatch ADA
Timer ADA
Tip Pipet (kuning dan ADA
biru
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
PASIEN PASIEN
RUJUKAN
DOKTER
RUANG PEMERIKSAAN
DOKTER
RUANG LABORATURIUM
PEMERIKSAAN
PENGAMBILAN HASIL
Keterangan Gambar:
2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode manual, semi
automatik dan automatik.
BAB V
LOGISTIK
Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di
Laboratorium Puskesmas tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya matahari
langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:
1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien tindakan yang
seharusnya diambil
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau
melalui telepon. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil kemudian penerima perintah membacakan
kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang
sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian
juga menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila
tidak memungkinkan seperti situasi gawat darurat di IGD
Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien
sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam
laboratorium. Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium
harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya dan
penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:
1.Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak
permanen, yang diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurangkurangnya
satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
i. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan peraturan yang
berlaku.
ii. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir yang dikelola
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan limbah
cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku
C.Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.
1.Identifikasi Ancaman bahaya dan Penceghannya
A.Identifikasi ancaman bahaya;
1.Kimia
a.Penggologan
NO PENGGOLONGAN
Bahan kimia yang Karsinogen
mengakibatkan gangguan Korosif
kesehatan {H} Toksik
Iritan
Sensitizer
Merusak organ
tubuh tertentu
Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan Kebakaran {F} Cair
Gas
Bahan kimia yang mudah
meledak {R}
Bahan kimia dengan sikap oksidator
khususnya {S/N} Reaktiv terhadap
air
Reaktif terhadap
asam
Bahan radioaktif
Bahan kimia
yang tidak boleh
tercampur
b.Pelabelan
terhadap
air
Reaktif ACID
terhadap
asam
Bahan
RAD
Radioaktif
Bahan
kimia ALK
yang
tidak
boleh
tercampur
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi
tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
NO INPUT RINCIAN KEGIATAN TARGET
Sumber Daya
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
SDM menerima pelatihan 20 jam
pelatihan
Alat Ketersediaan alat sesuai 90 %
standard
Sarana Ketersediaan sarana sesuai 90 %
standard
Kebijakan Pola ketenagaan
Persyaratan kompetensi Ada
petugas
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia Ada
esensial dan
bahan lain yang harus
tersedia
tentang menyatakan kapan Ada
reagensia tidak tersedia
(batas
buffer stock untuk
melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar Ada
jam kerja
tentang jenis-jenis Ada
pemeriksaan
laboratorium yang tersedia,
Tentang permintaan Ada
pemeriksaan,
penerimaan spesimen,
pengambilan
dan penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi Ada
rujukan
hasil pemeriksaan
laboratorium
kebijakan pengendalian Ada
mutu laboratorium
kebijakan tentang PME, Ada
Hasil PME.
Kalibrasi alat
Proses Pelayanan sesuai protap dan CR 90 %
standar mutu
1. SOP penilaian CR 90 %
ketepatan waktu
penyerahan hasil, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
2. SOP pelayanan di luar CR 90 %
jam kerja
3. SOP pemantauan CR 90 %
waktu penyampaian
hasil pemeriksaan
laboratorium untuk pasien
urgen/gawat
darurat. Hasil
pemantauan.
4. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium
5. SOP pemantauan CR 90 %
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan
laboratorium, hasil
pemantauan, tindak
lanjut pemantauan
6. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang
berisiko tinggi
7. SOP pelaporan hasil CR 90 %
pemeriksaan
laboratorium yang
kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap CR 90 %
rentang nilai, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut
9. SOP kesehatan dan CR 90 %
keselamatan kerja
bagi petugas
10. SOP CR 90 %
penggunaan alat
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap
penggunaan alat
pelindung diri
11. SOP pengelolaan CR 90 %
bahan berbahaya dan
beracun, SOP
pengelolaan limbah
hasil pemeriksaan
laboratorium
12. SOP pengelolaan CR 90 %
reagen
13. SOP pengelolaan CR 90 %
limbah
15. SOP rujukan CR 90 %
laboratorium
16. SOP penerapan CR 90 %
manajemen risiko
laboratorium, bukti
pelaksanaan
manajemen risiko:
identifikasi risiko,
analisis, dan tindak
lanjut risiko
17. SOP orientasi CR 90 %
prosedur dan praktik
keselamatan/keamana
n kerja, bukti
pelaksanaan program
orientasi
Kerangka acuan program CR 90 %
keselamatan/keamanan
laboratorium, bukti
pelaksanaan program
Waktu penyampaian hasil (5 menit
laboratorium (30 mnt
parasitologi
)
Kepatuhan hand hygyne CR 90 %
Out put Ketepatan pemberian hasil 100 %
pemeriksaan laboratorium
Out come Kepuasan pelanggan 100 %
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan
yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas
laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya
kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kesalahan.
1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim spesimen
rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas air/reagen/antigen
antisera/media.
a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai persiapan dan
tindakan yang hendak dilakukan.
b. Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu, lokasi,
volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.
c. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang diterima
dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi specimen tersebut pada saat
diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan konsistensi Spesimen yang tidak sesuai
atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.
d. Pemberian identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik pada saat
pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label
wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.
e. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak mampu melakukan
pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relatif stabil.
f. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan jenis
pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:
- Disimpan pada suhu kamar
- Disimpan dalam box es dengan suhu 0°C - 8°C.
g. Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan standar
yang berlaku.
2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.
a. Pengolahan spesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan spesimen
antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi dsb. Pengetahuan mengenai teknik
pengolahan harus dikuasai benar, karena pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi
kualitas spesimen yang selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah peralatan
laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan. Harus dilakukan kalibrasi dan
pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus
bersih dan tidak terkontaminasi. Pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa.
c. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing
parameter.
3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil
sampai dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:
1. Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen.
2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis
pemeriksaan.
2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
tenentu.
Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan PME
yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal Mikroskopis
BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) langkah langkah kegiatan sebagai
berikut:
1. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan jenis/parameter PME
2. Pelaksanaan pemeriksaan
3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil
4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
laboratorium di Puskesmas
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap
standar dan prosedur yang ditetapkan