Anda di halaman 1dari 34

PEMERINTAH KABUPATEN TOJO UNA UNA

DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT MATAKO
KODE PUSK : 7209080101 Jln.Trans Sulawesi Telp. 0452 – 2703025, Kecamatan Tojo Barat

PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM PUSKESMAS MATAKO

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai
peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas. Upaya
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan Perseorangan
primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan
Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan
upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan laboratorium di
Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan
mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti
yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu. Laboratorium Puskesmas melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistik,
komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.

Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas Matako
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di puskesmas
Matako

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis pemeriksaan,standard
hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu laboratorium
D. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang
ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan,
kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencernaran lingkungan yang
pada urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi. pekerja
dan masyarakat yang berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses
atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang
JenisPenyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan
UpayaPenanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia


Jenis/Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di Laboratorium Puskesmas
adalahsebagai berikut:
Tabel 2.Jenis ,kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium Puskesmas Matako

JUMLAH
NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI
PDTP PUSKESMAS PDTPK

1 PENANGGUNG JAWAB DOKTER 1 2 1

2 TENAGA TEKHNIS ANALIS KESEHATAN 2 1 1

3 TENAGA NON TEKHNIS MINIMAL SMU/SEDERAJAT 1 1

NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH


1 PENANGGUNG DOKTER 2
JAWAB
2 TENAGA TEKHNIS ANALIS KESEHATAN 1

3 TENAGA NON MINIMAL -


TEKHNIS SMU/SEDERAJAT

Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan laboratorium,
mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.

3. Tenaga Non Teknis


Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab
a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas Sarana laboratorium merupakan segala
sesuatu yang berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup
ini adalah ruangan Laboratorium Puskesmas. Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium
Puskesmas dan kondisi Laboratorium Puskesmas Matako adalah sebagai berikut:

No STANDAR KONDISI MS TMS Rekomendasi


PUSKESMAS
1 Ukuran ruang minimal √
3x4m2, kebutuhan luas
ruang disesuaikan dengan
jenis pemeriksaan yang
Diselenggarakan oleh
Puskesmas
Langit-langit berwarna √
terang dan mudah
dibersihkan.

Dinding berwarna terang √


harus keras, tidak berpori,
kedap air, dan mudah
dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia
(keramik).

Lantai harus terbuat dari √


bahan yang tidak licin,
tidak berpori, warna
terang,
dan mudah dibersihkan
serta tahan terhadap bahan
kimia (epoxi, vinyl)

5 Pintu disarankan Hanya terdiri √


memiliki dari 1 daun
lebar bukaan minimal 100 pintu
cm yang terdiri dari 2 dua
daun pintu dengan ukuran
80 cm dan 20 cm.
Hanya terdiri
dari 1 daun pintu
Disarankan disediakan √
akses langsung
(lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel
dahak.

Kamar kecil/WC pasien √


laboratorium dapat
bergabung dengan WC
pasien Puskesmas.

DENAH

TATA RUANGAN LABORATORIUM PUSKESMAS


2

8 7 6 3 1
9
10

5 4

KETERANGAN:

1) PINTU LABORATURIUM
2) JENDELA LABORATURIUM
3) TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS DAN BUKU PENCACATAN/ARSIP
4) KURSI PASIEN YANG AKAN DIPERIKSA
5) KURSI PETUGAS LABORATURIUM
6) TEMPAT PENYIMPANAN ALAT GDS,CHOLESTROL,ASAM URAT
HEMOGLOBIN DAN GOLONGAN DARAH
7) TEMPAT PENYIMPANAN REAGEN DAN KAPAS ALKOHOL
8) MICROSCOPIS
9) MEJA PENDAFTARAN, PENGAMBILAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN
10) KULKAS PENYIMPANAN REAGEN
(Denah sesuai kondisi puskesmas)
B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium Puskesmas dan
kondisi Fasilitas laboratorium Puskesmas Matako
1.Prasarana

NO Jenis Standard Kondisi MS/TMS Rekomendasi


Puskesmas

1 Pencahayaan Terang MS
2 Sirkulasi udara baik, 12-15 ACH Jendela MS
pertukaran udara dari Terbuka
dalam ruangan dapat
mengalir ke luar
ruangan

3 area pengambilan Exhauster TMS


sampel dilengkapi dipasang
exhauster yang pada
mengarah keluar ketinggian +
bangunan 120 cm dari
Puskesmas ke area permukaan
4terbuka lantai
4 Suhu udara nyaman suhu MS
dipertahankan
antara 220C
s/d
260C.tidak
boleh
memakai kipas
angin
5 Pengambilan dahak air bersih yang DIHALAMAN MS
dilakukan di mengalir dan BELAKANG
ruangan terbuka debit PUSKESMAS
yang telah air yang
disiapkan. cukup pada
bak
cuci. Air
tersebut
harus
memenuhi
syarat
kesehatan
6 Tersedia air air bersih yang TMS
mengalir dan
debit
air yang
cukup pada
bak
cuci. Air
tersebut
harus
memenuhi
syarat
kesehatan
7 Limbah padat tersedia wadah TMS
(tempat
sampah)
khusus/terpisah
yang
dilengkapi
dengan
penutupnya
untuk
pembuangan
limbah
padat
medis
infeksius dan
non infeksius
pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan
dan
pemusnahan)
limbah padat
dilakukan
sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
8 Limbah cair diolah pada TMS
sistem/instalasi
pengolahan air
limbah
Puskesmas
Perlengkapan dan Peralatan

1. Perlengkapan

No Nama Standar Kondisi MS/TMS Rekomendasi


Puskesmas

Meja pengambilan Minimal TMS


sampel darah menggunakan
meja
. biro (ukuran
90 x
60 cm)

Loket pendaftaran, TMS


penerimaan sampel
urin dan dahak,
pengambilan hasil

Kursi petugas 1)Mempunyai MS


laboratorium dan sandaran
kursi pasien 2) Dapat terbuat
dari
kayu, besi, dan
lainlain

Bak cuci/sink 1) Dilengkapi TMS


keran
untuk
mengalirkan
air bersih
2) Ukuran
minimal
40 cm x 40 cm
dengan
kedalaman
bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air
kotor menuju
sistem
pengolahan
air limbah
Puskesmas
Meja pemeriksaan 1) Lebar meja MS
adalah
60 cm dengan
panjang sesuai
dengan
kebutuhan
pelayanan
yang
12 | P a g e
diselenggarakan
2) Meja
pemeriksaan
terbuat/dilapisi
dari
bahan tahan
panas, tahan zat
kimia (seperti
teflon/
formika),
mudah
dibersihkan,
tidak
berpori dan
berwarna terang
3) Ada meja
khusus
untuk
meletakkan
alat centrifuge

Lemari pendingin 1) Fungsinya ADA MS


(refrigerator) adalah
untuk
menyimpan
reagen dan
sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan
sampel
disimpan
dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya TIDAK ADA TMS
untuk
menyimpan alat
2) Ukuran
sekitar p
x l x t = 160 cm
x 40
cm x 100 cm
3) Dapat terbuat
dari
kayu atau
rangka
alumunium
dengan
rak terbuat dari
kaca
4) Khusus
untuk
mikroskop
dilengkapi
dengan
lampu 5
Watt

Rak reagen 1) Fungsinya ADA MS


adalah
untuk
menyimpan
reagen
2) Ukuran
sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat
dari
kayu dilapisi
dengan
teflon/ formika
atau dapat
terbuat
dari kaca
2.Peralatan

NO NAMA STANDAR KONDISI MS/TMS REKOMENDASI


PERALATAN PKM
Peralatan Utama

Fotometer TIDAK
ADA
Hematology Analyzer ADA

Hemositometer Set TIDAK


ADA
Mikroskop Binokuler ADA
Pemanas/Penangas TIDAK
dengan ADA
Air

Pipet Mikro 5-50, 100- ADA


200,
500-1000 ul
10-100ul dan
100-1000ul
Sentrifus Listrik ADA
Sentrifus ADA
Mikrohematokrit
Tabung Laju Endap ADA
Darah
(Westergren Set)

Telly Counter TIDAK


ADA
Urinometer (Alat TIDAK
Pengukur ADA
Berat Jenis Urine

strip urin TIDAK


ADA
Peralatan Gelas ADA

Batang Pengaduk ADA


Beker Glass TIDAK
ADA
Botol Pencuci ADA
Corong Kaca (5 cm) ADA
Gelas Pengukur (100 ADA
cc)
Erlenmeyer, Gelas TIDAK
ADA
Gelas Pengukur (16 ADA
OZ/500 ml)

Kaca Objek ADA


Kaca Penutup TIDAK
ADA
Pipet berskala ADA
Pipet berskala (Vol 10 ADA
cc)

Tabung Kapiler TIDAK


(Vol 1 cc) ADA
Tabung Reaksi dengan TIDAK
tutup karet/gabus ADA

Tabung Reaksi (12 TIDAK


mm) ADA

Tabung Sentrifus tanpa ADA


skala

Termometer 0 - 50 TIDAK
Derajat ADA
Celcius (Skala1/2 C)

Wadah Aquades ADA

II. Peralatan
Penunjang

Autoklaf
Blood Lanset dengan ADA
autoklik

Kaki Tiga TIDAK


ADA
Kawat Asbes TIDAK
ADA
Kertas Lakmus TIDAK
ADA
Kertas Lensa ADA
Kertas Saring TIDAK
ADA
Lampu Spiritus ADA
Pembendung TIDAK
ADA
Lemari Es ADA

Penghisap Karet ADA


(Aspirator)

Penjepit Tabung dari TIDAK


Kayu ADA
Pensil Kaca ADA
Pipet Tetes (Pipet TIDAK
Pasteur) ADA
Pot Spesimen Urine TIDAK
(Mulut ADA
Lebar)

Pot Spesimen Dahak ADA


Mulut
Lebar

Rak Pengering ADA


Rak Pewarna Kaca ADA
Preparat

Rak Tabung Reaksi ADA


Sengkelit / Ose TIDAK
ADA
Sikat Tabung Reaksi ADA
Rotator Plate TIDAK
ADA
Spuit Disposible ADA
- 3 cc

- 5 cc ADA
Stopwatch ADA
Timer ADA
Tip Pipet (kuning dan ADA
biru
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

PASIEN PASIEN
RUJUKAN
DOKTER

LOKET PENDAFTARAN PUSKESMAS

RUANG PEMERIKSAAN
DOKTER

RUANG LABORATURIUM

PENGAMBILAN/ PENERIMAAN SPESIMEN

PEMERIKSAAN

PENGAMBILAN HASIL
Keterangan Gambar:

1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.


2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan, diberi formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium (Formulir 1).
2. a. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran Puskesmas, langsung
menuju ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir permintaan rujukan pemeriksaan
laboratorium dari dokter yang merujuknya (Formulir 2)
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien diambil
spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6.Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di loket
pengambilan hasil.
7. a)Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang pemeriksaan dokter
untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
b). Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke
dokter yang merujuk.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa kepada pasien

B. Kemampuan Pemeriksaan, Metode dan Reagen


1. Kemampuan Pemeriksaan
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi pemeriksaan-pemeriksaan
dasar seperti:
a. Hematologi: Hemoglobin
b. Kimia klinik: Glukosa, Asam urat,Kolesterol total,
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Malaria,Demam berdara
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah,

2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode manual, semi
automatik dan automatik.
BAB V

LOGISTIK

Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di
Laboratorium Puskesmas tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya matahari
langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
.
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:
1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien tindakan yang
seharusnya diambil

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Sasaran keselamatan di are pelayanan laboratorium adalah;

SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, yakni menggunakan nomor


Kartu bpjs atau ktp(bila penduduk tojo una una)
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau
melalui telepon. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil kemudian penerima perintah membacakan
kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang
sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian
juga menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila
tidak memungkinkan seperti situasi gawat darurat di IGD

Elemen Penilaian Sasaran II


1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi
lisan atau melalui telepon secara konsisten.

SASARAN III : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN


KESEHATAN

Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang


terkait pelayanan kesehatan
Maksud dan Tujuan Sasaran III :
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan
pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan
termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan
pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini
maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand
hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi nasional dan internasional.
Puskesmas mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur
yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara umum dan
untuk implementasi petunjuk itu di puskesmas.

Elemen Penilaian Sasaran III

1. Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang


diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient Safety).
2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien
sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam
laboratorium. Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium
harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya dan
penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:
1.Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.

a. Setiap petugas diwajibkan sarung tangan dan masker (infeksius) di ruangan


laboratorium.
b. Tidak diperbolehkan makan minum dan merokok di dalam ruang laboratorium.
c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen.
d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan desinfektan.
e. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus.


a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme
1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
2) Jangan meniup pipet, yang berisi bahan infeksius.
3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung kedalam pipa
saluran.
b. Yang berkaitan dengan bahan kimia
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan
tentang bahaya bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari langsung,
dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive harus diletakkan di
tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap dikumpulkan
dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa saluran umum.
c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik.
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar peralatan listrik.
2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.
d. Yang berkaitan dengan limbah
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan barang/alat bekas
pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit, diamkan 12
jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai netral
(tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan (kaporit), cuci
bersih dengan air dan sabun, keringkan.
e. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium
1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus terpisah atau
mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan laboratorium mikrobiologi atau
kimia dengan menggunakan bahan mudah menguap.
2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


A. . Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium;
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
 Pencahayaan cukup dan nyaman;
 Ventilasi cukup dan sesuai;
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan;
 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
 Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
 Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan
kantong plastik dan diberi tanda khusus;
 Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat;
 Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara teratur;
 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium.
B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium
harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin
terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan
keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti tempat
cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan
jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang
dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi
sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di
tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda tajam
dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan
diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi
limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
 Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
 Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
 Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,pengiriman dan
pengolahan spesimen dengan benar.
 Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah yang memiliki
konstruksi yang baik, karet pengaman untuk mencegah kebocoran ketika dipindahkan.
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari pencemaran dari luar
kontainer atau laboratorium.
 Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh: membuka tutup
tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan masker.
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan mengganti sarung
tangan.
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan dikelola
sesuai ketentuan yang berlaku.
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus Didekontaminasi dengan
desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar (antara lain
penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan
persyaratan penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan serta
keterampilan untuk menangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan yang sesuai.
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda
tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3 dan limbah
plastik. Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup,
minimal terdapat satu buah untuk masing-masing kegiatan. Kantong plastik diangkat setiap hari
atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah. Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi
plastik sebagai pembungkus sampah dengan label dan warna seperti digambarkan pada tabel 7
sebagai berikut:

2) Tempat Penampungan Sampah Sementara Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak
permanen, yang diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurangkurangnya
satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
i. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan peraturan yang
berlaku.
ii. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir yang dikelola
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan limbah
cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku
C.Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.
1.Identifikasi Ancaman bahaya dan Penceghannya
A.Identifikasi ancaman bahaya;
1.Kimia
a.Penggologan
NO PENGGOLONGAN
Bahan kimia yang Karsinogen
mengakibatkan gangguan Korosif
kesehatan {H} Toksik
Iritan
Sensitizer
Merusak organ
tubuh tertentu
Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan Kebakaran {F} Cair
Gas
Bahan kimia yang mudah
meledak {R}
Bahan kimia dengan sikap oksidator
khususnya {S/N} Reaktiv terhadap
air

Reaktif terhadap
asam

Bahan radioaktif

Bahan kimia
yang tidak boleh
tercampur

b.Pelabelan

NO PENGGOLONGAN WARNA ANGKA RESIKO


LABEL
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat
mengakibatkan gangguan menyebabkan
kesehatan {H} kematian
walapun sudah
diobati
3 Dapat
menyebabkan
luka serius
meskipun
sudah
mendapat
pengobatan
2 Dapat
menyebabkan
luka dan
membutuhkan
pengobatan
segera
1 Dapat
menyebabkan
iritasi jka tidak
diobati
0 Tidak
berbahaya
Bahan kimia yang MERAH 4
3
mengakibatkan Kebakaran 2
{F} 1
0
Bahan kimia yang mudah 4
3
meledak {R} 2
1
0
Bahan kimia dengan sikap Oksidator OKS

khususnya {S/N} Reaktiv W

terhadap
air
Reaktif ACID

terhadap
asam
Bahan
RAD
Radioaktif
Bahan
kimia ALK
yang
tidak
boleh
tercampur

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi
tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
NO INPUT RINCIAN KEGIATAN TARGET

Sumber Daya
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
SDM menerima pelatihan 20 jam
pelatihan
Alat Ketersediaan alat sesuai 90 %
standard
Sarana Ketersediaan sarana sesuai 90 %
standard
Kebijakan Pola ketenagaan
Persyaratan kompetensi Ada
petugas
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia Ada
esensial dan
bahan lain yang harus
tersedia
tentang menyatakan kapan Ada
reagensia tidak tersedia
(batas
buffer stock untuk
melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar Ada
jam kerja
tentang jenis-jenis Ada
pemeriksaan
laboratorium yang tersedia,
Tentang permintaan Ada
pemeriksaan,
penerimaan spesimen,
pengambilan
dan penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi Ada
rujukan
hasil pemeriksaan
laboratorium
kebijakan pengendalian Ada
mutu laboratorium
kebijakan tentang PME, Ada
Hasil PME.
Kalibrasi alat
Proses Pelayanan sesuai protap dan CR 90 %
standar mutu
1. SOP penilaian CR 90 %
ketepatan waktu
penyerahan hasil, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
2. SOP pelayanan di luar CR 90 %
jam kerja
3. SOP pemantauan CR 90 %
waktu penyampaian
hasil pemeriksaan
laboratorium untuk pasien
urgen/gawat
darurat. Hasil
pemantauan.
4. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium
5. SOP pemantauan CR 90 %
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan
laboratorium, hasil
pemantauan, tindak
lanjut pemantauan
6. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang
berisiko tinggi
7. SOP pelaporan hasil CR 90 %
pemeriksaan
laboratorium yang
kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap CR 90 %
rentang nilai, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut
9. SOP kesehatan dan CR 90 %
keselamatan kerja
bagi petugas
10. SOP CR 90 %
penggunaan alat
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap
penggunaan alat
pelindung diri
11. SOP pengelolaan CR 90 %
bahan berbahaya dan
beracun, SOP
pengelolaan limbah
hasil pemeriksaan
laboratorium
12. SOP pengelolaan CR 90 %
reagen
13. SOP pengelolaan CR 90 %
limbah
15. SOP rujukan CR 90 %
laboratorium
16. SOP penerapan CR 90 %
manajemen risiko
laboratorium, bukti
pelaksanaan
manajemen risiko:
identifikasi risiko,
analisis, dan tindak
lanjut risiko
17. SOP orientasi CR 90 %
prosedur dan praktik
keselamatan/keamana
n kerja, bukti
pelaksanaan program
orientasi
Kerangka acuan program CR 90 %
keselamatan/keamanan
laboratorium, bukti
pelaksanaan program
Waktu penyampaian hasil (5 menit
laboratorium (30 mnt
parasitologi
)
Kepatuhan hand hygyne CR 90 %
Out put Ketepatan pemberian hasil 100 %
pemeriksaan laboratorium
Out come Kepuasan pelanggan 100 %

B. Pemantapan Mutu

Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan
yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas
laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya
kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kesalahan.

Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap


analitik sampai pasca analitik.

1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim spesimen
rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas air/reagen/antigen
antisera/media.
a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai persiapan dan
tindakan yang hendak dilakukan.
b. Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu, lokasi,
volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.
c. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang diterima
dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi specimen tersebut pada saat
diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan konsistensi Spesimen yang tidak sesuai
atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.
d. Pemberian identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik pada saat
pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label
wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.
e. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak mampu melakukan
pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relatif stabil.
f. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan jenis
pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:
- Disimpan pada suhu kamar
- Disimpan dalam box es dengan suhu 0°C - 8°C.
g. Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan standar
yang berlaku.
2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.
a. Pengolahan spesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan spesimen
antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi dsb. Pengetahuan mengenai teknik
pengolahan harus dikuasai benar, karena pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi
kualitas spesimen yang selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah peralatan
laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan. Harus dilakukan kalibrasi dan
pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus
bersih dan tidak terkontaminasi. Pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa.
c. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing
parameter.

3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil
sampai dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:
1. Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen.
2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis
pemeriksaan.
2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
tenentu.
Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan PME
yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal Mikroskopis
BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) langkah langkah kegiatan sebagai
berikut:
1. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan jenis/parameter PME
2. Pelaksanaan pemeriksaan
3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil
4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME.
BAB IX

PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
laboratorium di Puskesmas
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap
standar dan prosedur yang ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai