Anda di halaman 1dari 2

Rifda Dwiardika Sani

18/436363/KH/9993
Bab 12 Penerapan Andrologi pada Sapi (Bos taurus)
Perkembangan Seksual Pejantan
Muda pada usia 0 sampai 2 bulan, gonadotropin dan testosteron rendah. Pre-
pubertas pada usia 2 sampai 6 bulan, mulai adanya kenaikan gonadotropin dan
testosteron. Pubertas pada usia lebih dari 6 bulan, pada masa ini gonadotropin
menurun, testosteron terus naik.
Hormon yang berperan dalam siklus reproduksi jantan dihasilkan dari
Hipotalamus, Hipofisis. Hipotalamus mengeluarkan Gonadotropin Releasing
Hormone (GnRH) sehingga merangsang pituitari anterior untuk mensekresikan
FSH, dan LH. Luteizing Hormone kemudian berperan untuk sterodogenesis atau
pembentukan hormon (Testosteron) di dalam sel Leydig. Testosteron akan
terbentuk terus menerus dan memunculkan ciri seks sekunder hewan jantan, selain
itu testosteron juga berfungsi untuk spermatogenesis. Apabila produksi testosteron
kurang, maka hipotalamus atau pituitari dirangsang untuk produksi testosteron
kembali. FSH untuk inisiasi terjadinya spermatogenesis. Apabila produksi
spermatozoa sudah cukup, maka inhibin akan mengirimkan sinyal ke pituitari
untuk mengurangi produksi FSH.
Sapi pejantan yang memiliki pubertas yang lebih cepat memiliki
pertumbuhan fisik yang lebih lambat dibandingan sapi pejantan yang memiliki
pubertas yang lambat.
Masa pubertas
Setelah spermatogenesis terjadi, terdapat peningkatan bertahap dalam
jumlah sel germinal testis yang didukung oleh masing-masing sel sertoli dan
peningkatan efisiensi spermatogenesis.
Secara umum, pubertas didefinisikan sebagai proses perubahan dimana
seekor sapi pejantan mampu bereproduksi. Proses ini melibatkan perkembangan
gonad dan organ seksual sekunder.
Sebagian besar peneliti mendefinisikan pencapaian pubertas pada
produksi ejakulasi yang mengandung ≥50 juta sperma dengan sperma ≥10% motil
Penentuan usia pubertas dapat memberikan efek pada jarak antar
pengkoleksian sperma dan metode koleksi semen (vagina buatan atau
elecktroejakulator). Usia pubertas dipengaruhi oleh manajemen, nutrisi, genetik.
Efek nutrisi pada perkembangan seksual
Sapi jantan menerima gizi rendah (kurang-lebih 60–70% persyaratan)
memiliki testis yang lebih kecil, tetapi sapi jantan menerima tinggi nutrisi (sekitar
160% persyaratan) memiliki pubertas lebih awal dan testis yang lebih besar.
Termoregulasi testis
Suhu testis lebih rendah 4-5oC dari suhu tubuh untuk kepentingan
spermatogenesis. Suhu pada testis dsebabkan aliran darah pada arteri dan vena.
Skrotum bertanggung jawab mengatur suhu testis dengan mengendalikan aliran
vaskuler, aktivitas kelenjar keringat dan kontraktilitas otot.
Mekanisme pengenduran-penarikan skrotum. Mekanisme dilakukan oleh
otot M. cremaster dan tunica dartos oleh saraf parasimpatik. Suhu dingin ->
Musculus cremaster dan tunika dartos (kontraksi) didekatkan ke abdomen dan
skrotum mengkeret. Suhu panas menyebabkan muskulus kremaster dan tunika
dartos (relaksasi) dijauhkan dari abdomen dan skrotum mengembang
Mekanisme pengeluaran panas. Mengguakan kelenjar keringat pada
skrotum. Arteri testicularis dan plexus pampiniform. Arteri membawa darah
dengan suhu lebih dingin, darah panas dialirkan melalui pleksus pampiniform
Produksi sperma dan Kualitas Semen
Produksi sperma harian didefinisikan sebagai total jumlah sperma yang
diproduksi per hari oleh testis. Sapi muda 4-5 miliar sperma/hari, Sapi dewasa 7-
9miliar sperma/hari. Durasi total spermatogenesis adalah 61 hari pada sapi jantan.
Sperma diangkut melalui epididimis dalam waktu 10hari sehingga membutuhkan
waktu total 71 hari.
Penurunan produksi sperma
Dikarenakan suhu testis yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh, lokal,
radiasi panas, dan posisi testis. Kemudian adanya stes dengan kemunculan
kortisol.

Anda mungkin juga menyukai