Anda di halaman 1dari 31

2.

1 Gedung KPPN Malang


2.3.1. Sejarah KPPN Malang
KPPN Malang merupakan asset yang dimanfaatkan dan dikelola
Kementrian Keuangan, dengan luas 1888 meter persegi, terletak di Jalan Merdeka
Selatan No 1-2 Kelurahan Kauman Klojen, di sebelah Kantor Pos. Menonjol
karena berada persis di pojok jalan sebelah Selatan Alun-alun Merdeka Malang.
Berada pada kawasan perekonomian yang padat serta diapit jalan raya satu arah
yang tidak pernah sepi.
Pada masa kolonial kawasan Alun-alun Merdeka ini merupakan pusat
poitik, perekonomian dan juga pusat kota karena secara tidak langsung menjadi
pusat jaringan lalu lintas kota. Maka di sekitar alun-alun ini didirikan kantor-
kantor, sekolah, dan sarana pendukung perekonomian pada masa itu. Salah
satunya merupakan gedung yang sekarang dikenal dengan gedung KPPN ini.

Gambar 3.1 Gedung KPPN Malang pada masa Kolonial


Sumber: google image

Menurut Kementriaan Keuangan gedung ini dibangun pada tahun 1927


sampai tahun 1929 atas naungan suatu badan yaitu “Tjung Hwa Hwei Kwan
(THKK)”. Dulunya gedung ini digunakan sebagai gedung Sekolah Rakyat Cina
(Hollandsch Chnesche School/HSC).
Gedung ini sempat ikut tebakar pada tanggal 31 Juli 1947 saat terjadi
konflik dimana pejuang Indonesia melakukan operasi produk yaitu pembakaran
bangunan agar tidak dapat dimanfaatkan oleh Belanda. Saat kondisi membaik
gedung ini kemudian dipugar kembali dan dijadikan sebagai kantor CKC (Central
Kantoor De Comptabilited) dan Slank Kas oleh pemerintah Belanda. Gedung ini
kemudian dimanfaatkan sebagai gedung KPPN kota Malang yang sebelumnya
bertempat di Bank Tunggal, Jalan Talun Lor Malang sejak 1952 setelah Belanda
mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Setelah berulang kali berganti nama
pada tahun 2004 KPPN Malang berubah menjadi Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) Malang tipe A. Pada tahun 2008 KPPN Malang
tipe A menjadi Tipe A1. Pada tahun 2012 KPPN Malang ditetapkan sebagai KPPN
Percontohan tahap VI.
Seperti KPPN Malang yang memiliki sejarah yang panjang begitu pula
dengan bangunan lamanya. Hingga saat ini gedung ini masih dimanfaatkan
sebagai gedung KPPN kota Malang, meskipun kemudian hanya difungsikan
sebagai gudang arsip setelah dibangun gedung baru serupa di sampingnya.
2.3.2. Perkembangan KPPN dari Masa ke Masa
Setelah dibangun gedung ini dimanfaatkan sebagai Sekolah Rakyat Cina
gedung ini memiliki menara serta eyebrow yang kemudian hilang diduga setelah
aksi pembakaran pada tahun 1947. Pemugaran yang dilakukan tidak
mengembalikan ornamen atap bangunan mungkin dikarenakan ketatnya dana atau
karena fungsi barunya tidak membutuhkan adanya menara dan eyebrow. Namun
selain itu bentuk bangunan secara keseluruhan tidak banyak berubah.

Gambar 3.2 Gedung KPPN Malang saat masih menjadi Sekolah Rakyat Cina
Sumber: google image

Setelah difungsikan sebagai gedung KPPN karena semakin meningkatnya


beban perkerjaan KPPN dan tidak bisa ditampung di gedung lamanya, kawasan
gedung mengalami banyak perkembangan. Salah satunya pembangunan gedung
baru di sebelah bangunan lama. Kedua bangunan ini kemudian dihubungkan
dengan jembatan pada lantai dua bangunannya. Selain itu dibangun juga fasilitas-
fasilitas pendukung seperti tempat parkir, kantin dan mushola pada bagian
belakang tapak. Pembangunan yang terpisah ini membantu mempertahankan
keaslian bangunan lama, meskipun pada akhirnya bangunan lama hanya
dimanfaatkan sebagai gudang arsip.

Gambar 3.2 Gedung KPPN Malang setelah dipugar pasca terbakar dan sebelum dibangun
bangunan baru di sebelahnya
Sumber: google image

Perubahan yang sempat dilakukan pada bangunan lama kebanyakan


merupakan perubahan pada interiornya saja dimana perlu dilakukan perubahan
sehingga dapat menampung kebutuhan kantor sebelum bangunan baru berdiri.
Eksterior tidak banyak berubah selain pemasangan jembatan penghubung dan
kanopi pada jendela yang dekat dengan pedestrian.

Gambar 3.3 Gedung lama KPPN Malang dan gedung baru di sebelahnya
Sumber: google image
Dalam perkembangannya fungsi bangunan sebagai gudang arsip berperan
dalam menyelamatkan bangunan namun juga tidak melindunginya. Fungsi
sebagai gudang menyelamatkan bangunan lama ini dari keharusan diadakannya
perubahan-perubahan karena kebutuhan, namun juga karena fungsinya yang
hanya sebagai gudang, bagian interiornya menjadi tidak terawat yang bisa
berbahaya untuk ketahanan bangunan dalam jangka panjang.
2.3.3. Deskripsi Lingkungan
Kantor KPPN berada di wilayah pusat perekonomian kota Malang dan
masih pada kompleks Alun-alun Merdeka yang sebagian besar bangunannya
merupakan bangunan peninggalan kolonial. Bangunan berorientasi menghadap
alun-alun. Dengan fungsi sekolah bangunan ini berada di posisi yang strategis,
terletak di samping karesidenan dan diapit oleh dua jalan besar. Tidak jauh dari
bangunan ini juga terdapat bangunan dengan fungsi pendidikan lain yaitu Sekolah
Puteri Eropa yang berada di samping Masjid (Gambar 3.4).

Gambar 3.4 Letak Gedung KPPN pada masa Kolonial;


3: Karesidenan 4: Masjid 5: Sekolah Puteri Eropa
Sumber: Purnawwan Basundoro dalam Cars, Conduits, and Kampongs The Modernization of the
Indonesia City

Pada masa kolonial tidak banyak vegetasi di sekitar bangunan sehingga


eksterior bangunan dapat dilihat dengan jelas dari jauh. Tanpa vegetasi dan pagar
memudahkan akses menuju bangunan ini. Namun seiring dengan perkembangan
kawasan dan fungsinya yang berubah maka keberadaan pagar dan vegetasi
diperlukan. Vegetasi sekitar tapak saat ini berupa tanaman perdu, tanaman hias,
palem kecil dan pohon sebagai peneduh.
Karena fungsi sebagian besar bangunan kolonial telah berubah, kini
KPPN berbatasan dengan Kantor Pos, namun tetap diapit oleh jalan yang sama
hanya berganti nama, bukan lagi Alun-alun Wetan, Lor, dan Kidul. Keuntungan
bangunan beratap besar dan berada di pojok dengan diapit jalan yang lebar adalah
eksterior bangunan ini menjadi terlihat menonjol dan tetap bisa dinikmati dari
segala arah meskipun sudah terdapat banyak pembangunan, karena jalan raya
yang besar memberi jarak pandang yang lebar dari semua sisi bangunan.
Pada kompleks KPPN sendiri, lahan kosong di sekitar bangunan
dimanfaatkan untuk pembangunan fasilitas pendukung dan juga area parkir.
Pembangunan dilakukan sebisa mungkin tanpa mengganggu bangunan lamanya.
2.3.4. Deskripsi Arsitektural
a. Eksterior
Bangunan KPPN Malang dibangun pada tahun 1927 yang merupakan
masa dimana dalam pembangunannya Belanda sudah menyesuaikan dengan iklim
setempat dan menggunakan kebudayaan arsitektur tradisional Indonesia sebagai
pengembangannya. Maka tidak heran bila bangunan ini memiliki atap pelana
dengan gevel berornamen kayu. Penggunaan banyak jendela yang diilengkapi
kanopi untuk mengoptimalkan cahaya dan mereduksi panas matahari. Atap yang
besar dan lubang ventilasi di sekeliling bangunan untuk memperlancar peredaran
udara dan meningkatkan kenyamanan termal.

Gambar 3.5 Eksterior Gedung KPPN Malang

Secara keseluruhan bangunan masih asli dari saat dilakukan pemugaran


pasca terbakar. Pihak KPPN tidak merubah bagian eksterior bangunan. Material
yang digunakan juga masih asli meskipun sempat dicat dengan warna yang
berbeda namun kemudian dikembalikan lagi ke warna asalnya.

b. Denah
Bangunan ini memiliki dua lantai yang nyaris identik. Berbentuk T
dengan dinding setebal 1 bata (30 cm). Bentuk denah asimetris, tidak lagi simetris
seperti pada bangunan kolonial umumnya. Terdapat beberapa pintu masuk ke
bangunan. Yang utama berada di depan dan samping, namun pintu bagian paling
depan tidak lagi difungsikan, pintu yang sering digunakan adalah pintu samping
yang langsung berhadapan dengan tangga menuju lantai dua. Tidak terdapat pintu
keluar ke bagian belakang bangunan. Di lantai dua terdapat pintu yang
menghubungkan dengan jembatan penghubung ke gedung baru.

Gambar 3.6 Denah Gedung KPPN Malang dengan area service di bagian belakang bangunan

Unsur lengkung digunakan pada beberapa bagian sudut ruangan dan


tangga. Sirkulasi ruang linier dengan koridor selebar 2,5 hingga 3 meter.
Bagian service yaitu toilet dan pantry terletak di bagian belakang
bangunan sedangkan fungsi umum di bagian depannya. Beberapa ruang disekat
dan dipasang loket-loket dari kayu.
Terdapat teras kecil di bagian depan dan samping, di lantai dua terdapat
dock yang bisa diakses.
c. Elemen Arsitektural
Lantai
Bangunan menggunakan lantai tegel putih 30x30. Terdapat susunan lantai
berwarna merah bata pada bagian tengah lantai 1 bangunan.
Gambar 3.7 Posisi dan detail lantai Gedung KPPN Malang

Jendela
.Terdapat beberapa jenis jendela pada bangunan ini. Tidak terlihat adanya
perubahan jendela baik posisi maupun material. Material juga masih material asli,
hanya saja pada beberapa bagian ada yang rusak karena kurang terawat.

Gambar 3.8 Posisi jendela pada Gedung KPPN Malang


Tabel 3.1 Tipe dan Detail Jendela
No. Tipe Jendela Gambar
1. (J.1)
jendela hidup dengan 3
daun jendela, kusen kayu

2. (J.2)
jendela hidup dengan 2
daun jendela, kusen kayu

3. (J.3)
Bagian kiri kanan jalusi
dan bagian tengah jendela
mati, kusen kayu
4. (J.4)
Jendela hidup, kusen
kayu

5. (J.5)
Jendela mati, kusen kayu

6. (J.6)
Bekerja seperti jendela
Tipe J.4, jendela hidup,
kusen kayu
7. (J.7)
Jendela jalusi, kusen kayu

8. (J.8)
Jendela jalusi dan mati,
kusen kayu

9. (J.9) Biru
Jendela mati, kusen kayu

Hijau
Kuning

10. (J.10)
Jendela mati, kusen kayu

11. (J.11)
Jendela mati, kusen kayu

12. (J.12)
Jendela mati, kusen kayu

13. (J.13)
Jendela mati, kusen kayu,
hanya dipasang di dining
toilet bagian atas.

Pintu
.Pintu pada bangunan ini banyak yang masih asli, terutama yang
berhubungan dengan bagian luar bangunan. Sedangkan pintu yang berada di
dalam bangunan sebagian merupakan pintu baru yang ditambahkan kemudian.

Gambar 3.9 Posisi pintu pada Gedung KPPN Malang

Tabel 3.2 Tipe dan Detail Pintu


No. Tipe Pintu Gambar
1. (P.1)
Pintu dua daun, kusen kayu,
material kayu dan kaca
2. (P.2)
Pintu satu daun, kusen dan
daun pintu menggunakan
material kayu. Pintu
sederhana tanpa ornamen
dengan lubang angina pada
bagian atasnya.

3. (P.3)
Pintu dua daun, kusen kayu,
material kayu dan kaca. Pada
bagian dalam ditambahkan
dengan pintu kaca.

4. (P.4)
Pintu satu daun,
menggunakan material kayu
dengan bagian atas dulunya
menggunakan kaca sekarang
diganti triplek
5. (P.5)
Pintu kecil penghubung lantai
dua dengan area kanopi kecil
untuk mengakses bagian atas
bangunan dan tiang berndera.
Material kayu dan kaca.

6. (P.6)
Pintu kamar mandi.
Bermaterial kayu, bagian
lubang anginnya separo
menggunakan kaca.

7. (P.7)
Pintu dengan dua daun pintu,
material kayu dan kaca
8. (P.8)
Pintu dengan dua daun,
seluruh daun pintu
mengguakan material kayu
dengan ventilasi di bagian
atas. Secara keseluruhan pintu
terlihat lebih modern daripada
pintu lainnya.

9. (P.9)
Pintu dengan satu daun pintu
yang bermaterial kaca.

Ventilasi
Di bawah atap disekeliling bangunan terdapat ornamen dinding yang
menonjol, dari dua tonjolan dinding terdapat celah yang digunakan juga sebagai
tempat meletakkan ventilasi sehingga keberadaan ventilasi tersamarkan bila
dilihat dari luar bangunan. Ventilasi kebanyakan hanya berupa lubang persegi
panjang yang dibuat lurus dengan jendela atau pintu di bawahnya. Untuk beberapa
bagian yang tidak memungkinkan adanya jendela, ventilasi dibuat di bagian
dinding ruang yang dirasa perlu sehingga sirkulasi udara dalam bangunan lancar.
Gambar 3.10 Posisi ventilasi pada Gedung KPPN Malang

Tabel 3.3 Tipe dan Detail Ventilasi


No. Tipe Gambar
Ventilasi
1. (V.1)

2. (V.2)

3. (V.3)
4. (V.4)

5. (P.5)

6. (P.6)

7. (P.7)

8. (P.8)

9. (P.9)
Kolom
Kolom pada bangunan ini dipisahkan menjadi dua modul. Masing-masing
menyangga atap pelana yang berbeda. Terdapat beberapa kolom yang terekspos,
yang berada di tengah ruangan dan pada beberapa kolom yang menempel pada
dinding.

Gambar 3.11 Posisi Kolom pada Gedung KPPN Malang

Gambar 3.12 Detail Kolom pada Gedung KPPN Malang


Ornamen
Tidak banyak terdapat ornamen pada interior. Hanya ada sebuah pintu
yang memiliki bingkai yang berbeda dengan yang lainnya.

Gambar 3.13 Detail Ornaen pada Gedung KPPN Malang

Atap
Atap bangunan ini terdiri dari atap pelana, perisai dan atap datar. Atap
pelana yang besar memiliki ornamen pada bagian gevel nya yang terbuat dari
kayu.
Gambar 3.14 Atap pada Gedung KPPN Malang

Gambar 3.15 Ornamen pada gebel bangunan Gedung KPPN Malang

Dinding
Dinding utama bangunan memiliki ketebalan 1 bata atau 30 cm,
sedangkan untuk dinding sekat menggunakan setengah bata, dan penyekatan yang
dilakukan kemudian hari menggunakan partisi.
Gambar 3.16 Letak dan tipe dinding pada bangunan Gedung KPPN Malang

2.3.5. Perspektif Bangunan


Tidak ada data awal bangunan seperti tampak, denah dan potongan maka
data yang dapat kami sajikan hanya 3 dimensi bangunannya saja. Dengan
pengukuran dan perbandingan. Gambar 3D ini merupakan hasil tugas seorang
mahasiswa S2 Arsitektur.
Gambar 3.17 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang dilihat dari arah gerbang masuk

Gambar 3.18 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang dilihat dari arah perempatan jalan

Gambar 3.19 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang dilihat dari arah bangunan baru KPPN
Gambar 3.20 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang dilihat dari belakang

Gambar 3.20 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang dilihat dari belakang
Gambar 3.21 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang
Analisis Gedung KPPN
a. Eksterior
Awalnya gedung KPPN dibangun dengan sebuat menara dan eyebrow pada
atapnya. Namun bagian ini hilang diperkirakan saat terjadi kebakaran pada tahun
1947. Setelah dilakukan pemugaran, bagian ini tidak dikembalikan seperti
awalnya mungkin karena dana atau karena memang bagian ini tidak diperlukan
untuk fungsi barunya.

Gambar 3.22 Eksterior lama Gedung KPPN Malang dengan menara dan eyebrow di bagian
atapnya

Gambar 3.23 Perubahan eksterior gedung KPPN Malang


Penambahan kemudian dilakukan berupa penambahan kanopi yang
dilakukan belum lama ini dan penambahan jembatan setelah dibangun gedung
baru di bagian sampingnya. Jembatan ini menghubungkan gedung lama dan
gedung baru. Selain itu tidak terlihat banyak perubahan besar lagi. Perubahan lain
yang terjadi adalah perubahan warna cat baik pada bangunan secara keseluruhan,
dinding dengan lapisan batu pada bagian luar bangunan dan warna gevel pada
atap.

Gambar 3.24 Perubahan warna gevel, pemasangan pagar dan perubahan warna yang sempat
diterapkan pada gedung KPPN Malang

b. Denah
Perubahan pada denah meliputi pemasangan partisi pembatas ruang dan
penambahan pintu, selain itu tidak dilakukan banyak perubahan. Perubahan yang
dilakukan dikarenakan perkebangan fungsi bangunan dan peekembangan
teknologi, seperti dinding kamar mandi yang kemudian dipasang tagel dan
penyekatan ruang-ruang untuk fungsi-fungsi baru.
Gambar 3.25 Perubahan denah pada gedung KPPN Malang

c. Elemen Arsitektural
Lantai
Lantai kemungkinan sudah berubah, tetapi perubahannya sudah lama
terjadi bila dilihat dari material lantai yang sudah menggunakan lantai tagel tetapi
dengan kualitas yang belum sebaik sekarang juga dari motif lantai yang masih
terlihat di bagian tengah bangunan seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Jendela
Jendela tidak banyak mengalami perubahan, tidak ada juga jendela baru
yang ditambahkan baik di dalam maupun di luar bangunan. Hanya saja ada bayak
jendela yang tidak terawat dan beberapa hampir rusak.
Pintu
Pintu tidak banyak mengalami kerusakan, namun ada banyak pintu-pintu
yang ditambahkan dan ada beberapa yang diganti sehingga terlihat berbeda
dengan pintu-pintu asli bangunan. Terutama di bagian dalam, pintu-pintunya
kebanyakan sudah tidak asli. Sedangkan beberapa pintu ditambahkan untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan fungsi ruang bangunan.
Gambar 3.26 Penambahan dan perubahan pintu pada gedung KPPN Malang

Ventilasi
Tidak ada yang berubah pada bagian ventilasi, hanya beberapa bagian
ditutup dengan kertas dank arena kurang terawat banyak yang tertutup debu dan
kotoran.
Kolom
Tidak ada yang berubah juga pada kolom bangunan, karena fungsi yang
baru tidak membutuhkan perubahan susunan kolom. Ornamen sederhana pada
kolom juga tidak berubah.
Ornamen
Ornamen pada bingkai pintu tidak terlalu tampak berubah karena pintu
yang kemudian dipasang merupakan pintu kaca, sehingga ornament tidak tertutup
dan masih terlihat jelas.
Atap
Atap juga masih terawat dan tidak mengalami perubahan sejak dipugar.
Maka selain hilangnya eyebrow dan menara semua masih asli.
Dinding
Dinding asli bangunan masih jelas terlihat. Penambahan-penambahan
ruang menggunakan partisi sehingga mudah untuk dikembalikan ke keadaan
awalnya.

1. Rekomendasi Surveyor untuk Kawasan Cagar Budaya


Secara keseluruhan bangunan gedung KPPN Malang masih tidak banyak
berubah sejak dipugar. Hal yang disayangkan adalah pemanfaatannya sebagai
gudang mengakibatkan bangunan ini lestari tetapi hanya bagian luarnya saja.
Bagian dalamnya menjadi tidak terawat. Alangkah baiknya bila bangunan ini
dapat dimanfaatkan dengan fungsi yang masih sesuai dengan organisasi ruang
bangunan. Menurut kami membuat bangunan ini menjadi bangunan yang hidup
lebih baik daripada menjadikannya bangunan tua yang kurang bermanfaat seolah-
olah bangunan ini cuma artefak.
2. Dokumentasi Lapangan dan Bukti Wawancara

Anda mungkin juga menyukai