Gambar 3.2 Gedung KPPN Malang saat masih menjadi Sekolah Rakyat Cina
Sumber: google image
Gambar 3.2 Gedung KPPN Malang setelah dipugar pasca terbakar dan sebelum dibangun
bangunan baru di sebelahnya
Sumber: google image
Gambar 3.3 Gedung lama KPPN Malang dan gedung baru di sebelahnya
Sumber: google image
Dalam perkembangannya fungsi bangunan sebagai gudang arsip berperan
dalam menyelamatkan bangunan namun juga tidak melindunginya. Fungsi
sebagai gudang menyelamatkan bangunan lama ini dari keharusan diadakannya
perubahan-perubahan karena kebutuhan, namun juga karena fungsinya yang
hanya sebagai gudang, bagian interiornya menjadi tidak terawat yang bisa
berbahaya untuk ketahanan bangunan dalam jangka panjang.
2.3.3. Deskripsi Lingkungan
Kantor KPPN berada di wilayah pusat perekonomian kota Malang dan
masih pada kompleks Alun-alun Merdeka yang sebagian besar bangunannya
merupakan bangunan peninggalan kolonial. Bangunan berorientasi menghadap
alun-alun. Dengan fungsi sekolah bangunan ini berada di posisi yang strategis,
terletak di samping karesidenan dan diapit oleh dua jalan besar. Tidak jauh dari
bangunan ini juga terdapat bangunan dengan fungsi pendidikan lain yaitu Sekolah
Puteri Eropa yang berada di samping Masjid (Gambar 3.4).
b. Denah
Bangunan ini memiliki dua lantai yang nyaris identik. Berbentuk T
dengan dinding setebal 1 bata (30 cm). Bentuk denah asimetris, tidak lagi simetris
seperti pada bangunan kolonial umumnya. Terdapat beberapa pintu masuk ke
bangunan. Yang utama berada di depan dan samping, namun pintu bagian paling
depan tidak lagi difungsikan, pintu yang sering digunakan adalah pintu samping
yang langsung berhadapan dengan tangga menuju lantai dua. Tidak terdapat pintu
keluar ke bagian belakang bangunan. Di lantai dua terdapat pintu yang
menghubungkan dengan jembatan penghubung ke gedung baru.
Gambar 3.6 Denah Gedung KPPN Malang dengan area service di bagian belakang bangunan
Jendela
.Terdapat beberapa jenis jendela pada bangunan ini. Tidak terlihat adanya
perubahan jendela baik posisi maupun material. Material juga masih material asli,
hanya saja pada beberapa bagian ada yang rusak karena kurang terawat.
2. (J.2)
jendela hidup dengan 2
daun jendela, kusen kayu
3. (J.3)
Bagian kiri kanan jalusi
dan bagian tengah jendela
mati, kusen kayu
4. (J.4)
Jendela hidup, kusen
kayu
5. (J.5)
Jendela mati, kusen kayu
6. (J.6)
Bekerja seperti jendela
Tipe J.4, jendela hidup,
kusen kayu
7. (J.7)
Jendela jalusi, kusen kayu
8. (J.8)
Jendela jalusi dan mati,
kusen kayu
9. (J.9) Biru
Jendela mati, kusen kayu
Hijau
Kuning
10. (J.10)
Jendela mati, kusen kayu
11. (J.11)
Jendela mati, kusen kayu
12. (J.12)
Jendela mati, kusen kayu
13. (J.13)
Jendela mati, kusen kayu,
hanya dipasang di dining
toilet bagian atas.
Pintu
.Pintu pada bangunan ini banyak yang masih asli, terutama yang
berhubungan dengan bagian luar bangunan. Sedangkan pintu yang berada di
dalam bangunan sebagian merupakan pintu baru yang ditambahkan kemudian.
3. (P.3)
Pintu dua daun, kusen kayu,
material kayu dan kaca. Pada
bagian dalam ditambahkan
dengan pintu kaca.
4. (P.4)
Pintu satu daun,
menggunakan material kayu
dengan bagian atas dulunya
menggunakan kaca sekarang
diganti triplek
5. (P.5)
Pintu kecil penghubung lantai
dua dengan area kanopi kecil
untuk mengakses bagian atas
bangunan dan tiang berndera.
Material kayu dan kaca.
6. (P.6)
Pintu kamar mandi.
Bermaterial kayu, bagian
lubang anginnya separo
menggunakan kaca.
7. (P.7)
Pintu dengan dua daun pintu,
material kayu dan kaca
8. (P.8)
Pintu dengan dua daun,
seluruh daun pintu
mengguakan material kayu
dengan ventilasi di bagian
atas. Secara keseluruhan pintu
terlihat lebih modern daripada
pintu lainnya.
9. (P.9)
Pintu dengan satu daun pintu
yang bermaterial kaca.
Ventilasi
Di bawah atap disekeliling bangunan terdapat ornamen dinding yang
menonjol, dari dua tonjolan dinding terdapat celah yang digunakan juga sebagai
tempat meletakkan ventilasi sehingga keberadaan ventilasi tersamarkan bila
dilihat dari luar bangunan. Ventilasi kebanyakan hanya berupa lubang persegi
panjang yang dibuat lurus dengan jendela atau pintu di bawahnya. Untuk beberapa
bagian yang tidak memungkinkan adanya jendela, ventilasi dibuat di bagian
dinding ruang yang dirasa perlu sehingga sirkulasi udara dalam bangunan lancar.
Gambar 3.10 Posisi ventilasi pada Gedung KPPN Malang
2. (V.2)
3. (V.3)
4. (V.4)
5. (P.5)
6. (P.6)
7. (P.7)
8. (P.8)
9. (P.9)
Kolom
Kolom pada bangunan ini dipisahkan menjadi dua modul. Masing-masing
menyangga atap pelana yang berbeda. Terdapat beberapa kolom yang terekspos,
yang berada di tengah ruangan dan pada beberapa kolom yang menempel pada
dinding.
Atap
Atap bangunan ini terdiri dari atap pelana, perisai dan atap datar. Atap
pelana yang besar memiliki ornamen pada bagian gevel nya yang terbuat dari
kayu.
Gambar 3.14 Atap pada Gedung KPPN Malang
Dinding
Dinding utama bangunan memiliki ketebalan 1 bata atau 30 cm,
sedangkan untuk dinding sekat menggunakan setengah bata, dan penyekatan yang
dilakukan kemudian hari menggunakan partisi.
Gambar 3.16 Letak dan tipe dinding pada bangunan Gedung KPPN Malang
Gambar 3.18 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang dilihat dari arah perempatan jalan
Gambar 3.19 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang dilihat dari arah bangunan baru KPPN
Gambar 3.20 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang dilihat dari belakang
Gambar 3.20 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang dilihat dari belakang
Gambar 3.21 Perspektif bangunan Gedung KPPN Malang
Analisis Gedung KPPN
a. Eksterior
Awalnya gedung KPPN dibangun dengan sebuat menara dan eyebrow pada
atapnya. Namun bagian ini hilang diperkirakan saat terjadi kebakaran pada tahun
1947. Setelah dilakukan pemugaran, bagian ini tidak dikembalikan seperti
awalnya mungkin karena dana atau karena memang bagian ini tidak diperlukan
untuk fungsi barunya.
Gambar 3.22 Eksterior lama Gedung KPPN Malang dengan menara dan eyebrow di bagian
atapnya
Gambar 3.24 Perubahan warna gevel, pemasangan pagar dan perubahan warna yang sempat
diterapkan pada gedung KPPN Malang
b. Denah
Perubahan pada denah meliputi pemasangan partisi pembatas ruang dan
penambahan pintu, selain itu tidak dilakukan banyak perubahan. Perubahan yang
dilakukan dikarenakan perkebangan fungsi bangunan dan peekembangan
teknologi, seperti dinding kamar mandi yang kemudian dipasang tagel dan
penyekatan ruang-ruang untuk fungsi-fungsi baru.
Gambar 3.25 Perubahan denah pada gedung KPPN Malang
c. Elemen Arsitektural
Lantai
Lantai kemungkinan sudah berubah, tetapi perubahannya sudah lama
terjadi bila dilihat dari material lantai yang sudah menggunakan lantai tagel tetapi
dengan kualitas yang belum sebaik sekarang juga dari motif lantai yang masih
terlihat di bagian tengah bangunan seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Jendela
Jendela tidak banyak mengalami perubahan, tidak ada juga jendela baru
yang ditambahkan baik di dalam maupun di luar bangunan. Hanya saja ada bayak
jendela yang tidak terawat dan beberapa hampir rusak.
Pintu
Pintu tidak banyak mengalami kerusakan, namun ada banyak pintu-pintu
yang ditambahkan dan ada beberapa yang diganti sehingga terlihat berbeda
dengan pintu-pintu asli bangunan. Terutama di bagian dalam, pintu-pintunya
kebanyakan sudah tidak asli. Sedangkan beberapa pintu ditambahkan untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan fungsi ruang bangunan.
Gambar 3.26 Penambahan dan perubahan pintu pada gedung KPPN Malang
Ventilasi
Tidak ada yang berubah pada bagian ventilasi, hanya beberapa bagian
ditutup dengan kertas dank arena kurang terawat banyak yang tertutup debu dan
kotoran.
Kolom
Tidak ada yang berubah juga pada kolom bangunan, karena fungsi yang
baru tidak membutuhkan perubahan susunan kolom. Ornamen sederhana pada
kolom juga tidak berubah.
Ornamen
Ornamen pada bingkai pintu tidak terlalu tampak berubah karena pintu
yang kemudian dipasang merupakan pintu kaca, sehingga ornament tidak tertutup
dan masih terlihat jelas.
Atap
Atap juga masih terawat dan tidak mengalami perubahan sejak dipugar.
Maka selain hilangnya eyebrow dan menara semua masih asli.
Dinding
Dinding asli bangunan masih jelas terlihat. Penambahan-penambahan
ruang menggunakan partisi sehingga mudah untuk dikembalikan ke keadaan
awalnya.