Disusun oleh :
Toto Wahyono
201510201234
Tinjauan Pustaka
Kehamilan Remaja
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia 14-19 tahun baik
melalui proses pranikah atau nikah.
Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Remaja:
1. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga
2. Kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan keluarga terhadap remaja
3. Perkengan IPTEK yang tidak didasari denganperkengan mental yang kuat
Zastrow ( 1987 ) Mengungkapkan beberapa penyebab kehamilan yang dialami oleh para
remaja :
a. Penyebab utama terjadinya kehamilan adalah misinformasi atau kurangnya informasi
yang relevan.
b. Mengabaikan bahwa tingkah laku seksual akan menyebabkan kehamilan dan
berasumsi bahwa pasangannyalah yang menggunakan kontrasepsi walaupun
kenyataan tidak demikian.
c. Tidak memikirkan konsekuensi dari perbuatan mereka
d. Menyalahartikan atau kebingungan dalam mengartikan konsep cinta, keintiman dan
tingkah laku seksual.
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
a. Bagi ibunya
1) Mengalami pendarahan
2) Kemungkinan keguguran / abortus
3) Persalinan yang lama dan sulit
4) Kematian ibu
b. Bagi bayinya
1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan
2) Berat badan lahir rendah (BBLR)
3) Cacat bawaan.
4) Kematian bayi
Analisis kasus
Kasus ini memang bisa terjadi pada siapa saja tetapi biasanya kasus ini banyak terjadi
pada usia remaja (remaja awal – remaja akhir). Mengapa? Banyak faktor yang
mendorong/mendukung sehingga dapat terjadinya Married by Accident ini. Salah satu
faktornya adalah pergaulan bebas. Pergaulan bebas yang merebak di kalangan remaja ini bisa
dibilang sebagai faktor utama . Sifat khas pada usia remaja yaitu ingin mencoba hal baru juga
menjadi “bensin” bagi merebaknya pergaulan bebas. Sikap yang memperbolehkan prilaku
seks diluar nikah disebut keserbabolehan dalam prilaku seksual pranikah atau bahasa
kerennya permissiveness. Banyak faktor yang memperngaruhi munculnya prilaku premesif
dalam prilaku seksual pranikah remaja antara lain, libido yang meningkat, penundaan usia
pernikahan kurangnya pemdidikan seksual, pendidikan agama dan moral yang kurang dari
orang tua/guru pun ikut ambil peran dalam hal ini.
Penyebab
1. Faktor Agama
Orang yang tidak religius sering melakukan prilaku seksual pranikah dibandingkan dengan
orang yang religius. Religius disini tidak semata – mata aktif menjalankan ibadah agama tapi
lebih pada bagaimana dia menghayati nilai – nilai agama itu sendri. Pendidikan agama dapat
membuka mata jasmani dan rohani dengan kesadaran untuk tidak melakukan hubungan seks
pra menikah. menanamkan rasa takut akan Tuhan sangat penting agar anak tidak berlaku
serangan dalam menjalani hidup serta mengetahui jalan yang benar. satu keluarga duduk
bersama untuk berdo'a kepada Tuhan adalah salah satu faktor terpenting dalam membina
keluarga yang harmonis.
2. Faktor Pendidikan
Bukan hanya guru, orang tua juga harus memberikan pendidikan seksual kepada anak-
anknya. Ketika anak tidak mendapatkan pendidikan seksual dari guru atau orang tuanya
mereka akan mencari informasi dari sumber yang lain (misalnya: teman-teman sebaya, buku,
majalah, internet) sehingga mereka belum dapat memilih mana yang baik dan mana yang
harus dihindari. Pendidikan seksual adalah upaya pengajaran, penyadaran dan penerangan
tentang masalah-masalah seksual kepada anak. Sehingga ketika anak telah tumbuh remaja
dapat memahami urusan-urusan kehidupannya tanpa diperbudak oleh nafsu syahwatnya.
Diperlukan pendidikan yang mengajarkan mengenai hubungan seks diluar nikah, cara
berpacaran yang sehat, penyebab dan resiko hamil diluar nikah serta cara menanggulanginya.
memberi pengertian dan pemahaman akan bahaya hamil diluar nikah.
Dampak
“Setiap sebab pasti ada akibatnya”, mungkin ini adalah kata yang cocok untuk kasus ini.
Mengapa? Ya, banyak sekali akibat yang disebabkan oleh ini, jelas pasti akibat buruk yang
ditimbulkan. Hal pertama yang ditimbulkan dari ini adalah rasa malu. Rasa malu bagi si
“pelaku”, bagi keluarganya , bagi teman-temannya, dll. Efek atau akibat ini seperti domino, 1
efek menyebabkan timbulnya efek-efek lain. Rasa malu yang timbul, dapat menimbulkan
dampak frustasi bagi si “pelaku” yang dapat mendorong tindakan bunuh diri jika tingkat
frustasi sudah sangat tinggi. Frustasi ini disebabkan oleh tekanan yang dialami oleh “pelaku”
entah itu tekanan dari diri sendiri maupun dari luar atau orang lain di sekitarnya. Akibat yang
kedua, dikucilkan dari masyarakat dan mungkin keluarga.efek pengucilan ini lah salah satu
faktor yang membuat si”pelaku” merasa tertekan dan akhirnya memicu tindakan-tindakan
lain. Lalu yang ketiga adalah KDRT. Kenapa KDRT termasuk akibat dari ini? jawabapnya
adalah ketidaksiapan. Benar, ketidaksiapan si “pelaku” ini untuk menjalani apa yang
seharusnya belum waktunya mereka jalani, semua tanggung jawabnya, tuntutanya, resikonya,
dll. Ketidaksiapan mental si “pelaku” untuk menjalani kehidupan berkeluarga ini adalah
faktor utama KDRT ini terjadi.
( QS 17 : 32) Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
اللزانرييةن يواللزارنيِ يفاِلجلرندوا نكلل يوارحةد مملنهنيماِ رمئيةي يجلليدةة يويل تيألنخلذنكم بررهيمخخاِ يرلأفيخخةة فرخخيِ رديِخخرن ل
ارخخ رإن نكنتنخخلم تنلؤرمننخخوين برخخاِللر يواللييخخلورم اللرخخخرر
٢- طاِئرفيةة ممين اللنملؤرمرنيين يوللييلشهيلد يعيذابيهنيماِ ي-
Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus
kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian;
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang
beriman. (An-Nur: 2).
Kemudian karena tidak mau menanggung malu, pihak orang tua menikahkan anak yang
hamil dengan laki-laki (baik yang menghamili maupun yang tidak menghamili). Tetapi
merurut islam boleh tidaknya perempuan yang berzina menikah dengan laki-laki yang bukan
menghamilinya, para ulama berbeda pendapat terhadap hal tersebut:
Pendapat pertama menurut Hasan al-Bishry menyatakan bahwa hal tersebut diharamkan,
berdasarkan pada firman Allah SWT :
٣- ك يعيلىَ اللنملؤرمرنيين اللزارنيِ يل ييِنركنح إلل يزانرييةة أيلو نملشرريكةة يواللزانرييةن يل ييِنركنحيهاِ إرلل يزاةن أيلو نملشرر ة-
ك يونحمريم يذلر ي
Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan
perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-
laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang
Mukmin. (An-Nur: 3 )
menurut ayat ini Hasan al-Bishry menyatakan akan keharaman menikahnya perempuan yang
berzina dengan laki-laki yang bukan menzinahinya.
Pendapat kedua menurut Jumhur Ulama menyatakan bahwa hal tersebut dibolehkan. Akan
tetapi kebolehan menikahnya seorang wanita yang berzinah dengan laki-laki yang bukan
menzinahinya menurut Fuqoha Hanafiyah menyatakan: Jika wanita yang berzina tidak hamil.
Maka aqad nikahnya dengan laki-laki yang bukan menzinahinya adalah sah. Demikian juga
jika si wanita tersebut sedang hamil, demikian menurut Abu Hanifah dan Muhammad. Akan
tetapi ia tidak boleh menggaulinya selama belum melahirkan. Dengan dalil sebagain berikut:
ار يعليلينكخخلم يوأنرحخخلل لينكخخم لمخخاِ يويراء يذلرنكخخلم يأن تيلبتينغخخولا برخخأ يلميوالرنكم مملح ر
صخخرنيين يغليخخير ب ا ت أيليِيماِنننكلم ركيتاِ ي
ت رمين النميساِء إرلل يماِ يملييك ل يواللنملح ي
صيناِ ن
ضخخلينتم برخخره رمخخن بيلعخخرد اللفيرريِ ي
ضخخرة إرلن ا
ايخخ يكخخاِين ضةة يولي نجيناِيح يعليلينكلم رفييماِ تييرا ي نميساِفررحيين فييماِ الستيلمتيلعنتم برره رملنهنلن يفآَنتوهنلن أننجويرهنلن فيرريِ ي
٢٤- يعرليماِ ة يحركيماِ ة-
perempuan yang berzina tidak termasuk wanita yang haram dinikahi. Oleh karena itu
hukumnya mubah (boleh) dan termasuk dalam firman-Nya: Dan kami menghalalkan bagi
kalian selain dari itu (an-Nisaa: 24)
Karena berzina merupakan dosa besar, adapun hukuman bagi orang yang berzina.
1. Rajam yaitu lontaran batu yang sederhana sampai mati. Hukuman ini untuk “muhsan” yaitu
orang yang sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah bercampur dengan jalan yang sah
2. Dera seratus kali dan diasingkan ke luar negri selama satu tahun. Hukuman ini untuk orang
yang “bukan muhsan” yaitu gadis dengan bujangan.