TINJAUAN PUSTAKA
perkembangan individu sekitar 4-6 tahun (Depkes, 2013), ketika anak mulai
mengatur diriya sendiri dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya.
Secara umum, aspek-aspek perkembangan pada usia anak prasekolah antara lain:
1. Perkembangan fisik
bantuan orang tua. Pada usia ini banyak perubahan fisiologis seperti pernapasan
yang menjadi lebih lambat dan dalam serta denyut jantung lebih lama dan
menetap.
Proporsi tubuh juga berubah secara dramatis seperti pada usia 3 tahun,
rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan
pada usia 5 tahun tingginya dapat mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh
dengan cepat dan tulang-tulang semakin besar dan kuat, pertumbuhan gigi
semakin komplit. Untuk perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode
3. Perkembangan Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya
(dirinya) berbeda dengan Aku (orang lain atau benda). Kesadaran ini diperoleh
dari pengalaman bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi orang lain.
Bersamaan dengan itu berkembang pula perasaan harga diri. Jika lingkungannya
tidak mengakui harga dirinya seperti memperlakukan anak dengan keras, atau
kurang menyayanginya maka dalam diri anak akan berkembang sikap-sikap keras
kepala, menentang, atau menyerah dengan terpaksa. Beberapa emosi umum yang
berkembang pada masa anak yaitu, takut (perasaan terancam), cemas (takut
Masa anak-anak awal ini lazim disebut masa Trotzalter atau periode
perlawanan atau masa krisis pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang
signifikan dalam dirinya, yaitu dia mulai sadar akan Aku-nya, dia menyadari
bahwa dirinya terpisah dari lingungannya atau orang lain, dia suka menyebut
nama dirinya apabila bericara dengan orang lain. Dengan kesadaran ini anak
menemukan bahwa ada dua pihak yang berhadapan yaiu Aku-nya dan orang lain
(orang tua, saudara, teman). Dia sadar bahwa tidak semua keinginannya akan
5. Perkembangan Moral
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap
kelompok sosialnya (orang tua, saudara, dan teman sebaya) melalui pengalaman
berinteraksi dengan orang lain. Melalui proses berinteraksi ini anak belajar
memahami tentang kegiatan atau prilaku yang baik, buruk, dilarang, disetujui,
dsb. Maka berdasarkan pemahaman iti, anak harus senantiasa dilatih dan
sebelum tidur, mengapa harus mencuci tangan sebelum makan, mengapa tidak
kesadaran sosial anak yang meliputi sikap simpati atau sikap kepedulian terhadap
Masa prasekolah adalah masa paling penting bagi proses tumbuh kembang
anak. Oleh karena itu, nutrisi tepat dan sehat sangat dibutuhkan untuk anak.
Kebiasaan pola makan yang sehat harus dikenalkan pada anak sejak dini. Pola
makan tepat dan sehat yang dikenalkan sejak dini nantinya akan diterapkan si
anak jika si anak dewasa. Komposisi gizi pada anak prasekolah agak berbeda
dengan orang dewasa. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam fase tumbuh
kembang. Masa prasekolah atau masa balita, anak juga mulai melatih berbagai
gerakan refleks fisik motorik, dan panca inderanya. Selain itu, anak prasekolah
mulai belajar tentang berbagai hal di lingkungannya. Rasa ingin tahu yang besar,
dan aktifitas yang banyak harus diimbangi dengan nutrisi yang bergizi.
untuk itu konsumsi makanan yang kaya karbohidrat sangat dibutuhkan. Hampir
setengah dari total kalori yang dibutuhkan anak prasekolah berasal dari makanan
yang berkarbohidrat. Protein merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
jaringan tubuh dibutuhkan sebesar 35 g. Zat gizi lainnya adalah lemak, lemak juga
merupakan sumber energi bagi tubuh, kebutuhannya sebesar 62 g. Ketiga zat gizi
mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E,
selalu dipenuhi setiap harinya. Mineral seperti zat besi (Fe) untuk mencegah
anemia, kalsium (Ca) untuk menguatkan tulang dan gigi, Zink (Zn) untuk
ketelatenan orang tua untuk melakukannya. Nutrisi yang bergizi merupakan salah
anak balita atau anak prasekolah membutuhkan nutrisi yang bergizi seimbang
untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan otaknya. Nutrisi yang bergizi
mengandung karbohidrat, vitamin dan mineral, protein, dan lemak. Selain itu,
sebesar 22 g. Buah dan sayuran juga merupakan sumber serat yang sangat penting
bagi kesehatan tubuh. Serat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi sehat
pada seseorang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi
serat ini, karena apabila dikonsumsi dalam jumlah yang kurang atau lebih, dapat
berkembangnya berbagai penelitian, terungkap adanya zat kimia aktif dan zat
Buah merupakan sumber yang baik dari antioksidan dan fitokimia, seperti
alami, seperti fruktosa dan glukosa. Oleh karena itu, kita perlu membatasi makan
buah segar ataupun jus buah segar. Kelebihan mengonsumsi buah segar yang
manis seperti rambutan, duku, lengkeng, anggur, pisang, dan mangga akan
menambah berat badan karena meningkatnya kadar glukosa darah. Namun, makan
buah secara teratur dan tidak berlebihan dapat mengontrol nafsu makan dan
atau dimakan kapan saja, buah-buahan dapat diolah atau diawetkan. Buah-
buahan juga merupakan sumber vitamin bagi manusia (Santoso dan Ranti, 2009).
Buah merupakan sumber zat pengatur yaitu vitamin dan mineral yang sangat
ada banyak pilihan buah yang dapat dikonsumsi, keanekaragaman ini dapat
dilihat dari adanya perbedaan bentuk dan rasa pada buah. Ini merupakan
kekayaan alam yang terdapat di bumi pertiwi tercinta ini. Seperti halnya buah,
sayur juga turut menyumbangkan sejumlah vitamin, mineral, serat larut, dan
tidak larut, karbohidrat, lemak, protein, dan berbagai nutrisi dalam makanan
untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Meskipun rasanya tidak selezat bahan
makanan hewani namun sayuran perlu dikonsumsi setiap hari agar tubuh kita
tetap sehat karena di dalamnya tidak hanya mengandung serat saja namun juga
banyak mengandung zat gizi yang penting bagi kesehatan tubuh seperti berbagai
Sayur dan buah memiliki kalori yang rendah dan merupakan sumber serat dan
mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Berdasarkan Riskesdas 2013, anjuran untuk
mengonsumsi sayur dan/atau buah adalah minimal 5 porsi/hari, Namun, proporsi kurang makan
sayur dan buah di Indonesia sangat tinggi, yakni 93.6%. Sepuluh pesan pedoman gizi seimbang di
Indonesia juga menganjurkan untuk banyak makan sayur dan cukup buah-buahan. Hal ini
disebabkan dengan melakukan diet tinggi sayur dan buah maka dapat mengurangi risiko penyakit
kronis seperti penyakit jantung koroner, beberapa jenis kanker, diabetes, stroke, mengurangi risiko
obesitas, berperan penting dalam membantu kerja saluran pencernaan, untuk mencegah wasir dan
konstipasi.
Beberapa survei melaporkan konsumsi sayur dan buah pada remaja dan anak-anak
kurang dari rekomendasi yang dianjurkan terutama pada sayur. Kebiasaan makan yang salah pada
masa anak-anak dapat berlanjut dan menjadi bibit masalah kesehatan yang serius di usia dewasa.
Konsumsi makanan yang kurang sehat, tinggi kalori, tanpa disertai dengan makan sayur dan buah
yang cukup sebagai sumber serat dan mineral dapat mengakibatkan kelebihan berat badan atau
risiko yang rendah terkena penyakit stroke dan hipertensi pada usia dewasa.
Kandungan gizi utama yang terdapat dalam sayur dan buah adalah
vitamin dan mineral. Vitamin yang dikandung dalam buah adalah pro vitamin A,
berbagai vitamin B kompleks, vitamin C, E, dan K. Selain itu, buah dan sayur
juga kaya akan berbagai jenis mineral, diantaranya kalium (K), kalsium (Ca),
natrium (Na), zat besi (Fe), magnesium (Mg), mangan (Mn), seng (Zn), selenium
Buah dan sayuran juga merupakan sumber serat yang sangat penting bagi
kesehatan tubuh. Serat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi sehat pada
seseorang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi serat
ini, karena apabila dikonsumsi dalam jumlah yang kurang atau lebih, dapat
gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah lain sedangkan porsi
mangkok sehari. Pendapat lain menurut WHO/ FAO (2003), yang dimaksud
dengan 1 porsi sayur adalah 1 mangkok sayur segar atau ½ mangkok sayur masak
dan 1 porsi buah adalah 1 potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1
mangkok buah irisan. Konsumsi buah dan sayur dianggap „”cukup‟ apabila
asupan buah dan sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap
„kurang‟ apabila asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari.
jumlah porsi menurut kecukupan energi untuk berbagai kelompok umur antara
Tabel. 2.1 Anjuran konsumsi sayur dan buah untuk kelompok umur 1-3 tahun dan
4-6 tahun
Bahan Makanan Anak usi 1-3 tahun Anak Usia 4-6 tahun
Sayuran 1,5 p 2p
Buah 3p 3p
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014
Keterangan:
sayur dan buah untuk anak usia 4-6 (prasekolah) adalah sebanyak 200-300 gram
atau sekitar 2-3 porsi yaitu berupa 2 porsi berupa buah sama halnya dengan 1
buah pisang ambon dan 3 porsi sayuran sama halnya dengan 1 gelas sayuran yang
sudah ditiriskan.
Faktor yang mempengaruhi Konsumsi sayur dan buah pada anak dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
keluarga, dan ketersediaan sayur dan buah di keluarga. Faktor eksternal meliputi
lingkungan sosial dan budaya, dan lingkungan masyarakat pesisir. Antara lain
sebagai berikut:
1. Preferensi Makanan
makanan termasuk sayur dan buah. Preferensi merupakan tindakan atau ukuran
suka atau tidak sukanya terhadap suatu jenis makanan. Suka atau tidaknya
seseorang terhadap makanan tergantung dari rasa. Karena rasa merupakan suatu
faktor penting dalam pemilihan pangan yang meliputi tekstur dan suhu. Pola
preferensi dan asupan makanan anak dibentuk melalui pengalaman tentang makan
dan makanan yang diberikan oleh ibu dan anggota keluarganya. Rasa suka
terhadap makanan terbentuk oleh rasa senang atau puas yang diperoleh saat
2. Pengaruh Orangtua
dalam menyediakan makanan yang aman dan bergizi. Orangtua mempunyai peran
penting dalam pembentukan kebiasaan makan dan preferensi makanan bagi anak-
anaknya.
makanan serta praktik orangtua dalam memberikan makan pada anak. Dengan
memberikan makan kepada anak, maka anak juga dididik agar dapat menerima,
menyukai, memilih makanan yang baik serta menentukan jumlah makanan yang
3. Pendapatan Keluarga
peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas lebih baik. Semakin
tinggi tingkat pendapatan per kapita, maka semakin tinggi juga konsumsi sayur
makanan yang berbeda dengan anak yang berasal dari keluarga yang
berpendapatan rendah.
1. Pengaruh Teman
Seorang anak akan ikut mengkonsumsi sayuran ketika melihat temannya memilih
indera tetapi juga oleh pendekatan melalui media massa, seperti Televisi, Radio,
dan Majalah. Dengan adanya pesan media ini dapat mengubah kebiasaan makan
pada anak. Sebagai contoh, dengan menonton acara masak di televisi, dia ingin
mencoba dan karena suka dia hanya mau makan jenis itu saja.
rendah disertai dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah dapat mempengaruhi
terhadap menu makanan keluarga dan juga pola konsumsi makanan. Tingkat
pangan. Pola konsumsi pada anak dibentuk melalui pengalaman awal dengan
4. Pendidikan
sekolah dan berlangsung seumur hidup. Tingkat pendidikan secara tidak langsung
semakin baik pula konsumsi buah dan sayur. Akan tetapi, seseorang dengan
tingkat pendidikan yang rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan
yang memenuhi persyratan gizi dibandingkan dengan orang lain yang tingkat
5. Pekerjaan
Pekerjaan juga menjadi profesi yang dilakukan oleh orangtua dalam memenuhi
penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya
Misalnya bahan makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat dianggap tabu
2.6 Serat
Serat adalah jenis karbohidrat yang tidak terlarut. Serat dalam saluran
pencernaan manusia tidak dapat. Serat dalam saluran pencernaan manusia tidak
dapat dicerna karena manusia tidak memiliki enzim. Meskipun demikian, dalam
usus besar manusia terdapat beberapa bakteri yang dapat mencerna serat menjadi
komponen serat sehingga produk yang dilepas yang dapat diserap kedalam tubuh
Dietary fiber adalah suatu bahan yang tidak dapat dicerna oleh enzim
serat ini dan menghasilkan suatu produk yang dapat diserap dan berkontribusi
terbagi menjadi terlarut dan tak terlarut. Serat yang terlarut ditemukan dalam
seperti oat, tye, dan barley. Serat tersebut terlarut dan membentuk gel dalam air.
kesempatan untuk meningkatkan absorbs zat gizi. Serat yang terlarut mempunyai
empedu ke dalam usus. Dengan demikian, absorbsi kolesterol dan lemak lainnya
dengan cara fermentasi. Faktor efek rendahnya kolesterol akibat serat larut ini
lignin. Golongan ini dijumpai dalam sayuran dan kulit gandum. Serat jenis ini
sehingga mempunyai kontribusi pada volume tinja yang besar. Dengan demikian,
sampai ke kolon. Poin penting adalah serat dapat dicerna oleh enzim pencernaan
manusia, tetapi sangat sedikit dan umumnya serat hanya lewat serta tidak
mengalami perubahan.
Serat yang terkandung dalam beberapa sayur dan buah dapat kita lihat
Pada era globalisasi seperti saat ini, serat kurang mendapat perhatian
serius dalam pemenuhannya. Berawal dari rendahnya konsumsi sayuran dan buah-
masyarakat yang rendah serat, jajanan yang tidak sehat apabila tidak diimbangi
dengan konsumsi sayur, buah, serta tidak terpenuhinya kecukupan serat, jika
berbagai penyakit.
Serat harus dikonsumsi dengan bijak dalam jumlah yang sesuai dengan
yang dianjurkan. Menghindarkan diri dari makanan cepat saji saat ini merupakan
sesuatu yang cukup sulit untuk dilakukan, namun bukanlah suatu hal yang tidak
Gizi Seimbang, banyak mengonsumsi sayur dan buah yang juga mengandung
serat yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi
sehari.
diperoleh dari sumber makanan alami dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan
pengaturan konsumsi serat dinamakan diet serat tinggi yang diberikan kepada
pasien konstipasi penyakit dan divertikulosis. Hal ini menunjukkan bahwa serat
harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan yang dianjurkan.
Terdapat dampak tertentu apabila serat dikonsumsi dalam jumlah kurang ataupun
lebih. Secara garis besar, resiko kekurangan dan kelebihan mengonsumsi serat
1. Tekstur dan struktur tinja menjadi keras, padat, dan berbutiran kecil-kecilan.
penyakit gula darah, infeksi difertikula, jantung koroner, stoke, tekanan darah
diantaranya:
1. Dehidrasi
3. Menurunkan kemampuan sel usus dalam menyerap vitamin larut lemak, dan
vitamin larut air, sehingga jumlah vitamin tersebut didalam tubuh menjadi
berkurang.
Pada anak usia prasekolah sendiri masalah kesehatan yang terjadi akibat
diantaranya adalah kejadian konstipasi (sembelit), susah buang air besar, dan tidak
teratur dalam buang air besar. Perlu adanya perhatian khusus dalam mengonsumsi
makanan, seperti sayuran dan buah-buahan yang menjadi sumber serat. Karena
Sumbangan serat buah dan sayur terhadap kecukupan serat adalah jumlah
serat yang terdapat pada sayur dan buah yang dikonsumsi oleh anak usia
sayur dan buah dalam skala nasional seperti yang tertuang dalam Riskesdas 2013
berada pada kategori kurang yaitu sebesar 93,6%. Hal ini juga menunjukkan
bahwa sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat juga masih
kurang.
serat, meskipun serat bukan hanya terdapat pada sayur dan buah saja, beberapa
bahan makanan seperti nasi merah juga mengandung serat. Kecukupan serat
sebaiknya diperoleh dari bahan makanan alami seperti sayur dan buah, bukan
berasal dari suplemen yang mengandung serat. Hal ini dikarenakan mengonsumsi
suplemen tertentu dalam jangka waktu yang cukup panjang akan menimbulkan
dampak terhadap kesehatan karena adanya akumulasi bahan kimia dalam tubuh
keluarga dan nelayan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan keluarga
Indonesia adalah orang yang mata pencaharian utama dan usahanya adalah
baik dengan menggunakan perahu kecil, ataupun kapal besar. Dalam hal ini, laut
menjadi lahan hidup yang paling utama bagi keluarga nelayan. Sumber daya
penghasilan keluarga nelayan tidak dapat diperkirakan pada setiap bulannya, hal
ini dikarenakan ikan hasil tangkapan, menangkap ikan dipengaruhi dengan cuaca
di wilayah laut. Keluarga nelayan memiliki pola kehidupan yang khas jika
dalam jumlah yang cukup tinggi namun masih kurang dalam mengonsumsi
sayuran atau bahkan buah-buahan dengan alasan klasik, yakni mahalnya harga
buah.
berpenghasilan di atas Rp.400.000 perbulan hanya 4,5%. Hal ini merupakan suatu
2.8 Konsumsi Sayur, Buah dan Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah pada
Keluarga Nelayan
kaya akan serat pangan (dietary fiber) dan minimnya penggunaan karbohidrat
Ciri kedua adalah banyaknya konsumsi sayur dan buah-buahan yang secara
(tembaga, seng, dan selenium) merupakan antioksidan yang sangat besar andilnya
dalam mencegah penuaan dini dan berbagai penyakit lainnya. Ciri ketiga adalah
utama, yaitu lemak, minyak, dan gula. Konsumsi ikan laut yang kaya akan asam
lemak tidak jenuh omega-3 telah diketahui berperan penting dalam mereduksi
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar kesehatan penduduk
agar kita paling sedikit mengonsumsi lima porsi sayuran dan buah-buahan setiap
harinya. Satu porsi buah-buahan setara dengan 150 gram, sedangkan porsi sayuran
Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa hanya
dari lima porsi setiap harinya. Dengan demikian, sekitar 85 persen penduduk
Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah-buahan atau dengan kata lain
belum ada pemenuhan dalam kecukupan serat pada penduduk Indonesia. Hal ini
sangat ironis, karena sebagai negara tropis Indonesia merupakan sumber sayuran
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat konsumsi sayur dan
buah anak usia prasekolah. Penelitian Ulfa dan Latifah (2007) tentang kebiasaan
menunjukkan hasil yang relatif sama, yaitu konsumsi wortel 8 kali perbulan, atau
sekitar 1-2 kali per minggu di perkotaan, sedangkan diperdesaan hanya 4 kali
perbulan, atau 1 kali per minggu. Hasil penelitian Made (2013) menunjukkan
bahwa dari 184 anak, hanya 7,1% anak yang mengonsumsi serat > 10 gr/hari.
Rata-rata konsumsi serat 58,7% dari yang dianjurkan. Sumber serat yang sering
dapat tubuh dan berkembang dengan optimal. Maka sebaiknya mulai dibiasakan
makan sayur dan buah sejak dini. Namun kebanyakan anak-anak tidak menyukai
rasa dari sayur dan buah terutama pada sayur yang umumnya memiliki rasa pahit.
Anak-anak lebih menyuki makanan yang gurih dan manis yang banyak
mengandung gula dan lemak serta pengawet, pewarna, dan penambah cita rasa.
Jika anak dapat diperkenalkan dan dibiasakan dengan mengonsumsi sayur dan
buah sejak dini, maka diharapkan kebiasaan tersebut dapat berlanjut hingga
sederhana, tidak dicampur, renyah, dan dihidangkan pada suhu kamar, tidak
terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Cara pengolahan makanan merupakan faktor
penting yang perlu diperhatikan. Anak mengenali makanan yang diolah secara
tidak baik dan akan menolaknya. Kebanyakan anak menerima makanan yang
melihat makanan baru , atau hanya menciumnya untuk pertama kalinya, ini dapat
menjadi cara untuk belajar mengenal dan memahaminya. Hal ini harus sering
yang menarik. Maka, perlu senantiasa menyiapkan menu bagi makanan anak usia
wortel dan jeruk. Sebagian besar subjek mengkonsumsi sayur setiap hari (76.6%)
dan sebagian besar subjek tidak mengkonsumsi buah setiap hari (68,1%). Rata-
rata konsumsi sayur pada anak masih kurang dari anjuran yaitu 73,5 gram /hari.
Rata-rata konsumsi buah pada anak masih kurang dari anjuran yaitu 58,6 gram
/hari. Konsumsi sayur pada anak tidak terkait dengan pengetahuan gizi ibu
(p=0,34) dan sikap ibu (p=0,16). Konsumsi buah pada anak juga tidak terkait
dengan pengetahuan gizi ibu tidak (p=0,23) dan sikap ibu (p=0,06).
kategori kurang dan semua subjek (100%) mengkonsumsi buah dalam kategori
kurang.
senantiasa memerhatikan konsumsi sayur dan buah, terutama pada anak usia
prasekolah. Pemenuhan terhadap gizi anak usia prasekolah bukan hanya menjadi
perhatian bagi seorang ibu saja, namun juga bagi seluruh anggota keluarga.
Kecukupan serat dapat diperoleh dengan mengonsumsi buah dan sayur dalam
frekuensi (kekerapan), jumlah sayur dan buah, serta jenis sayur dan buah yang
dikonsumsi oleh anak usia prasekolah. Masalah konsumsi makanan berserat yang
terdapat pada sayur dan buah berkaitan dengan status ekonomi, pengetahuan,