Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Hidrolika

1.9 GRAFIK DAN ANALISA

Grafik dan analisa untuk mengetahui karakter air dari percobaan aliran

melalui ambang lebar adalah sebagai berikut:

1. Grafik Profil Muka Air

Profil Muka Air


20.000
18.000
16.000
14.000 Loncat 1
12.000 Loncat 2
y (cm)

10.000 Peralihan
8.000
6.000 Tenggelam 1
4.000 Tenggelam 2
2.000
0.000
0.000 100.000 200.000 300.000 400.000
x (cm)
Gambar 1.5 Grafik Profil Muka Air

Grafik profil muka air bertujuan untuk menentukan sifat profil aliran dari

hulu sampai hilir yang melewati ambang lebar. Karakteristik aliran yang

akan diamati pada percobaan aliran yang melalui ambang lebar adalah

keadaan loncat satu, loncat kedua, peralihan, tenggelam satu, dan

tenggelam dua yang didapat dengan cara mengatur sekat pada hilir saluran.

Berdasarkan pengelolaan data dari percobaan aliran yang melalui ambang

lebar, hasil analisis grafik yang didapat adalah sebagai berikut:

a. Keadaan loncat menunjukkan bahwa keadaan tinggi muka air di hulu

tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran. Keadaan loncat

dibagi menjadi dua, yaitu keadaan loncat satu dan keadaan loncat dua.
19
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, terlihat pada grafik

loncat 2 pada titik 4 dan 5 berdekatan sehingga air loncat hampir tidak

terlihat. Grafik pada tinggi muka air di hulu loncat 1 dan loncat 2

menunjukkan kesesuaian yaitu tidak terjadi kenaikan yang

dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir.

b. Keadaan peralihan menunjukkan bahwa keadaan tinggi muka air di

hulu mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapat hasil yang

sesuai dengan bentuk idealnya yaitu tinggi muka air di hilir saluran

mengalami kenaikan sehingga dapat mempengaruhi tinggi muka air

di hulu saluran.

c. Keadaan tenggelam menunjukkan bahwa kondisi muka air di hulu

lebih tinggi dari kondisi muka air di hilir. Keadaan tenggelam terbagi

menjadi dua yaitu keadaan tenggelam satu dan tenggelam dua. Tinggi

muka air pada tenggelam 2 lebih tinggi dari tinggi muka air pada

tenggelam 1. Berdasarkan Grafik, dapat diketahui pada keadaan

tenggelam satu dan tenggelam dua di titik 3 (setelah ambang), 4 (air

jatuh), dan 5 (sebelum air loncat) mengalami penurunan tinggi muka

air yang seharusnya tidak terjadi. Hal ini terjadi karena kesalahan

pembacaan pada saat pengukuran, tetapi pada grafik terlihat

kesesuaian tinggi muka air yang terus naik akibat dipengaruhi oleh

tinggi muka air di hulu.

20
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

2. Grafik He1 VS He2

He1 vs He2
3.500
3.000
2.500
Q1
He1(cm)

2.000
Q2
1.500
Q3
1.000
Q4
0.500
0.000
-5.000 0.000 5.000 10.000
He2(cm)
Gambar 1.6 Grafik He1 vs He2

Grafik He1 vs He2 bertujuan untuk membuktikan karakteristik air yang

melewati ambang dan menunjukkan kondisi tinggi muka air di hulu dan di

hilir saluran pada keadan loncat satu, loncat dua, peralihan, tenggelam

satu, dan tenggelam dua dengan debit air yang berubah-ubah.

Parameternya adalah tinggi muka air, tinggi ambang dan debit. Keadaan

loncat, nilai He1 akan selalu sama karena tinggi muka air di hulu belum

dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir walaupun tinggi muka air dihilir

mengalami kenaikan. Keadaan peralihan, Grafik mulai berubah dari datar

menjadi lengkung ke arah vertikal. Keadaan ini nilai He1 mulai berubah

akibat kenaikan tinggi muka air di hilir. Keadaan tenggelam, Grafik

semakin naik. Nilai He1 naik seiring dengan kenaikan He2. Berdasarkan

Grafik yang telah didapat, pada Q3 dan Q4 terlihat di titik 2 (loncat 2) dan

titik 4 (tenggelam 1) memliki nilai He1 yang sama, seharusnya memiliki


21
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

perbedaan sehingga tak terlihat kenaikan tinggi muka air. Besar debit yang

berbeda memberikan tinggi muka air yang berbeda pula. Semakin besar

debit semakin tinggi pula muka air di hulu dan hilirnya.

22
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

3. Grafik He1 vs Q

He1 vs Q
3.050
3.000
2.950
2.900 y = 0,4078x0,3296
R² = 0,6011
He1 (cm)

2.850
2.800
2.750 He1 vs Q
2.700
2.650 Power (He1 vs Q)
2.600
2.550
2.500
250.000 350.000 450.000
Q (cm3/s)

Gambar 1.7 Grafik He1 vs Q

Grafik He1 vs Q bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara He1

dengan Q. Idealnya, nilai He1 akan semakin besar pada saat Q yang

dialirkan juga semakin besar atau dapat dikatakan nilai He1 berbanding

lurus dengan nilai Q sebagai debit yang mengalir melalui ambang.

Hubungan tersebut ditunjukkan dengan persamaan hasil regresi power

(pangkat). Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapat hasil

persamaan regresi R2 = 0,6011. Hasil R2 yang didapatkan kurang

mendekati 1 menunjukkan bahwa He1 terhadap Q kurang mempunyai

korelasi, artinya semakin besar debit (Q) yang mengalir maka semakin

besar tinggi muka air di atas ambang (He1). Tinggi muka air di atas ambang

dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu debit yang mengalir melalui ambang

(Q) dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti koefisien aliran (C)

atau lebar saluran (b). Berdasarkan Grafik, dapat dilihat bahwa pada titik

23
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Q1 dan Q3 berada menjauhi trendline regresi power hal ini disebabkan

karena kesalahan pembacaan pada saat pengukuran, tetapi Grafik dapat

dikatakan mendekati ideal.

24
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

4. Grafik He1 vs C

He1 vs C
3.100
3.000
2.900
2.800 R² = 0.0453
He1 (cm)

2.700
He1 vs C
2.600
2.500 Power (He1 vs C)
2.400
2.300
2.200
2.100
5.000 6.000 7.000 8.000 9.000
C (cm0,5/s)
Gambar 1.8 Grafik He1 vs C

Grafik He1 vs C bertujuan untuk menentukan nilai Cd dan Hd. Nilai Cd

adalah nilai yang didapat dengan cara mencari nilai rata-rata dari nilai C

yang berdekatan. Nilai C yang menyimpang tidak digunakan karena

memiliki selisih nilai yang jauh dari nilai C lainnya. Nilai Hd adalah nilai

yang didapat dengan cara menarik garis vertikal dari titik Cd hingga

menyentuh trendline power, kemudian menarik garis horizontal ke sumbu

y untuk mendapatkan nilai Hd. Berdasarkan percobaan yang telah

dilakukan, didapat nilai Cd sebesar 7,286 cm0,5/s dan nilai Hd yang didapat

dengan cara menarik garis horizontal dari titik Cd hingga menyentuh

trendline power sebesar 2,749 cm. Nilai Cd dan Hd digunakan untuk

membuat grafik He1/Hd vs C/Cd.

25
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

5. Grafik Q vs C

Q vs C
9.000
8.500
8.000
C (cm0,5/s)

R² = 0,6118
7.500
Q vs C
7.000
Power (Q vs C)
6.500
6.000
200.000 300.000 400.000 500.000
Q (cm3/s)

Gambar 1.9 Grafik Q vs C

Grafik Q vs C bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara debit aliran

(Q) dan koefisien pengaliran (C) yang ditunjukkan dengan persamaan

trendline regresi linear. Idealnya, nilai C akan relatif konstan untuk setiap

nilai Q yang berbeda dan nilai yang mempunyai nilai R2~1. Berdasarkan

percobaan yang telah dilakukan, didapat nilai R2 = 0,6118 menunjukkan

bahwa koefisien pengaliran terhadap debit aliran kurang berkorelasi karna

tidak mendekati 1. Grafik yang didapat tidak ideal, karena terdapat 2 titik

yang tidak mendekati trendline yaitu pada saat Q1 dan Q3. Hal ini

disebabkan karena kesalahan pembacaan pada saat pengukuran.

26
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

6. Grafik He1/Hd vs C/Cd

He/Hd1 vs C/Cd
1.200
1.150
1.100
1.050
He/Hd1

y = 0.9535x
1.000
He1/Hd vs
0.950 C/Cd
0.900
0.850
0.800
0.900 1.000 1.100 1.200 1.300
C/Cd
Gambar 1.10 Grafik He/Hd vs C/Cd

Grafik He/Hd vs C/Cd bertujuan untuk menggambarkan hubungan He/Hd

dengan C/Cd dan membuktikan bahwa pada saat He/Hd bernilai 1 maka

C/Cd juga akan bernilai 1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,

didapat grafik He/Hd vs C/Cd dengan nilai persamaan regresi linear y =

0,9535x. Hasil persamaan yang didapat cukup ideal karena mendekati 1,

tetapi terdapat titik yang menjauhi trendline dikarenakan kesalahan

pembacaan pada saat pengukuran.

27
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

1.10 KESIMPULAN
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Karakteristik aliran air yang melewati ambang lebar terdiri dari tiga
keadaan, yaitu keadaan loncat, keadaan peralihan, dan keadaan tenggelam.
Pembagian karakteristik aliran tersebut berdasarkan pengaruh perbedaan
tinggi muka air di hulu dan di hilir.
2. Percobaan ambang lebar memiliki beberapa tipe karakteristik aliran yang
melalui ambang, yaitu sebagai berikut:
a. Keadaan loncat adalah keadaan dimana tinggi muka air di hulu tidak
dipengaruhi oleh keadaan tinggi muka air di hilir saluran.
b. Keadaan peralihan adalah keadaan dimana tinggi muka air di hulu
mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
c. Keadaan tenggelam adalah keadaan dimana tinggi muka air di hilir
dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
3. Hubungan antara debit air yang melimpah di atas ambang dengan tinggi
muka air di atas ambang berbanding lurus. Hal tersebut menyatakan,
semakin besar debit air maka semakin besar tinggi muka air di hulu
sehingga tinggi muka air di atas ambang juga semakin besar.

28
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai