Grafik dan analisa untuk mengetahui karakter air dari percobaan aliran
10.000 Peralihan
8.000
6.000 Tenggelam 1
4.000 Tenggelam 2
2.000
0.000
0.000 100.000 200.000 300.000 400.000
x (cm)
Gambar 1.5 Grafik Profil Muka Air
Grafik profil muka air bertujuan untuk menentukan sifat profil aliran dari
hulu sampai hilir yang melewati ambang lebar. Karakteristik aliran yang
akan diamati pada percobaan aliran yang melalui ambang lebar adalah
tenggelam dua yang didapat dengan cara mengatur sekat pada hilir saluran.
tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran. Keadaan loncat
dibagi menjadi dua, yaitu keadaan loncat satu dan keadaan loncat dua.
19
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
loncat 2 pada titik 4 dan 5 berdekatan sehingga air loncat hampir tidak
terlihat. Grafik pada tinggi muka air di hulu loncat 1 dan loncat 2
sesuai dengan bentuk idealnya yaitu tinggi muka air di hilir saluran
di hulu saluran.
lebih tinggi dari kondisi muka air di hilir. Keadaan tenggelam terbagi
menjadi dua yaitu keadaan tenggelam satu dan tenggelam dua. Tinggi
muka air pada tenggelam 2 lebih tinggi dari tinggi muka air pada
air yang seharusnya tidak terjadi. Hal ini terjadi karena kesalahan
kesesuaian tinggi muka air yang terus naik akibat dipengaruhi oleh
20
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
He1 vs He2
3.500
3.000
2.500
Q1
He1(cm)
2.000
Q2
1.500
Q3
1.000
Q4
0.500
0.000
-5.000 0.000 5.000 10.000
He2(cm)
Gambar 1.6 Grafik He1 vs He2
melewati ambang dan menunjukkan kondisi tinggi muka air di hulu dan di
hilir saluran pada keadan loncat satu, loncat dua, peralihan, tenggelam
Parameternya adalah tinggi muka air, tinggi ambang dan debit. Keadaan
loncat, nilai He1 akan selalu sama karena tinggi muka air di hulu belum
dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir walaupun tinggi muka air dihilir
menjadi lengkung ke arah vertikal. Keadaan ini nilai He1 mulai berubah
semakin naik. Nilai He1 naik seiring dengan kenaikan He2. Berdasarkan
Grafik yang telah didapat, pada Q3 dan Q4 terlihat di titik 2 (loncat 2) dan
perbedaan sehingga tak terlihat kenaikan tinggi muka air. Besar debit yang
berbeda memberikan tinggi muka air yang berbeda pula. Semakin besar
22
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
3. Grafik He1 vs Q
He1 vs Q
3.050
3.000
2.950
2.900 y = 0,4078x0,3296
R² = 0,6011
He1 (cm)
2.850
2.800
2.750 He1 vs Q
2.700
2.650 Power (He1 vs Q)
2.600
2.550
2.500
250.000 350.000 450.000
Q (cm3/s)
dengan Q. Idealnya, nilai He1 akan semakin besar pada saat Q yang
dialirkan juga semakin besar atau dapat dikatakan nilai He1 berbanding
korelasi, artinya semakin besar debit (Q) yang mengalir maka semakin
besar tinggi muka air di atas ambang (He1). Tinggi muka air di atas ambang
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu debit yang mengalir melalui ambang
(Q) dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti koefisien aliran (C)
atau lebar saluran (b). Berdasarkan Grafik, dapat dilihat bahwa pada titik
23
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
24
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
4. Grafik He1 vs C
He1 vs C
3.100
3.000
2.900
2.800 R² = 0.0453
He1 (cm)
2.700
He1 vs C
2.600
2.500 Power (He1 vs C)
2.400
2.300
2.200
2.100
5.000 6.000 7.000 8.000 9.000
C (cm0,5/s)
Gambar 1.8 Grafik He1 vs C
adalah nilai yang didapat dengan cara mencari nilai rata-rata dari nilai C
memiliki selisih nilai yang jauh dari nilai C lainnya. Nilai Hd adalah nilai
yang didapat dengan cara menarik garis vertikal dari titik Cd hingga
dilakukan, didapat nilai Cd sebesar 7,286 cm0,5/s dan nilai Hd yang didapat
25
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
5. Grafik Q vs C
Q vs C
9.000
8.500
8.000
C (cm0,5/s)
R² = 0,6118
7.500
Q vs C
7.000
Power (Q vs C)
6.500
6.000
200.000 300.000 400.000 500.000
Q (cm3/s)
trendline regresi linear. Idealnya, nilai C akan relatif konstan untuk setiap
nilai Q yang berbeda dan nilai yang mempunyai nilai R2~1. Berdasarkan
tidak mendekati 1. Grafik yang didapat tidak ideal, karena terdapat 2 titik
yang tidak mendekati trendline yaitu pada saat Q1 dan Q3. Hal ini
26
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
He/Hd1 vs C/Cd
1.200
1.150
1.100
1.050
He/Hd1
y = 0.9535x
1.000
He1/Hd vs
0.950 C/Cd
0.900
0.850
0.800
0.900 1.000 1.100 1.200 1.300
C/Cd
Gambar 1.10 Grafik He/Hd vs C/Cd
dengan C/Cd dan membuktikan bahwa pada saat He/Hd bernilai 1 maka
27
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
1.10 KESIMPULAN
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Karakteristik aliran air yang melewati ambang lebar terdiri dari tiga
keadaan, yaitu keadaan loncat, keadaan peralihan, dan keadaan tenggelam.
Pembagian karakteristik aliran tersebut berdasarkan pengaruh perbedaan
tinggi muka air di hulu dan di hilir.
2. Percobaan ambang lebar memiliki beberapa tipe karakteristik aliran yang
melalui ambang, yaitu sebagai berikut:
a. Keadaan loncat adalah keadaan dimana tinggi muka air di hulu tidak
dipengaruhi oleh keadaan tinggi muka air di hilir saluran.
b. Keadaan peralihan adalah keadaan dimana tinggi muka air di hulu
mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
c. Keadaan tenggelam adalah keadaan dimana tinggi muka air di hilir
dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
3. Hubungan antara debit air yang melimpah di atas ambang dengan tinggi
muka air di atas ambang berbanding lurus. Hal tersebut menyatakan,
semakin besar debit air maka semakin besar tinggi muka air di hulu
sehingga tinggi muka air di atas ambang juga semakin besar.
28
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma