Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Hukum Perdagangan Internasional

ANALISIS MENGENAI PERSENGKETAAN IMPOR ALAS KAKI


INDONESIA DENGAN ARGENTINA BERDASARKAN
KETENTUAN PERDAGANGAN DALAM WTO ( WORLD TRADE
ORGANIZATION )

DISUSUN OLEH:
NAMA : LIVIA GITA CLARA
NIM:1111150095
KELAS : 5B

JURUSAN/PROGRAM ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN AGUNG TIRTAYASA
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah hukum perdagangan internasional.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah hukum perdagangan
internasional tentang “Analisis persengketaan perdagangan Indonesia dengan
argentina berdasarkan ketentuan perdagangan dalam WTO” . dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Serang , 21 september 2017

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Persengketaan impor alas kaki merupakan salah satu kasus hukum


ekonomi internasional yang diajukan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 22
April 1998 kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) berkaitan dengan
tindakan proteksi yang dilakukan oleh Pemerintah Argentina dalam keamanan
impor alas kaki.

Sengketa dagang antara Argentina melawan Uni Eropa, Indonesia dan


Amerika Serikat, berawal dari tindakan investigasi Argentina atas impor sepatu
dari berbagai negara termasuk Indonesia pada tanggal 14 Februari 1997 yang
diikuti dengan pengenaan tindakan safeguards yang bersifat sementara pada bulan
September 1997 yang sangat merugikan pihak eksportir sepatu Indonesia.
Tindakan safeguards Argentina yang merupakan hambatan perdagangan serius
(trade barrier) bagi ekspor Indonesia di tetapkan dalam bentuk specific duty yang
cukup tinggi dimana untuk alas kaki dengan HS.

Sebagai negara produsen dan eksportir alas kaki, maka Indonesia sangat
berkepentingan dalam sengketa ini. Dengan demikian, keputusan dari Tingkat
Banding WTO ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan ekspor khususnya
alas kaki, Indonesia tidak pernah melanggar ketentuan perdagangan dalam
kerangka WTO.

Keputusan dari Tingkat Banding WTO menunjukkan bahwa dalam


melaksanakan ekspor khususnya alas kaki, Indonesia tidak melanggar ketentuan
perdagangan dalam kerangka WTO. Indonesia adalah negara pengekspor alas kaki
nomor tiga ke Argentina dengan nilai ekspor sebesar AS$ 22.030.351 pada tahun
1997, AS$ 15.516.357 pada tahun 1998, dan AS$ 4.558.332 untuk periode Januari
- Juni 1999. Sedangkan pasar produk alas kaki Indonesia untuk tahun 1997 adalah
sebesar 14,06%, untuk tahun 1998 sebesar 8,72% dan untuk periode Januari-Juni
1999 sebesar 5,4%. Sehingga, di dalam kasus persengketaan impor alas kaki yang

3
juga diajukan oleh Uni Eropa, Indonesia memposisikan diri sebagai pihak ketiga
untuk dapat berargumentasi di WTO

Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas mengapa


persengketaan ini terjadi dan akan dipaparkan kronologis permasalahan serta
dimana letak permasalahannya, dan dalam makalah ini juga akan dibahas
mengapa argetina melanggar ketentuan perdagangan wto ( World Trade
Organization ) yang dianalisis berdasarkan ketentuan perdagangan WTO.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kronologis kasus persengketaan impor alas kaki Indonesia


dengan argentina serta pejelasan mengenai WTO?

2. Bagaimana penyelesaian persengketaan impor alas kaki Indonesia dengan


argentina ini dianalisis berdasarkan ketentuan perdagangan WTO?

1.3 Tujuan Penelitian

1. mengetahui kronologis kasus persengketaan impor alas kaki Indonesia


dengan argentina.
2. mengetahui proses penyelesaian persengketaan impor alas kaki Indonesia
dengan argentina yang dianalisis berdasarkan ketentuan perdagangan
WTO.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kronologis persengketaan Impor alas kaki Indonesia dengan


argentina.

2.1.1 Sejarah dan fungsi WTO dalam menyelesaikan sengketa


perdagangan internasional

Traktak merupakan istilah yang tepat dalam perjanjian ini. Hal itu
karena traktak merupakan perjanjian yang paling formal yang mencakup
perjanjian di bidang politik dan ekonomi. Traktat (treaty), dapat diartikan
sebagai perjanjian antara dua negara atau lebih untuk mencapai hubungan
hukum mengenai objek hukum (kepentingan) yang sama.1

2.1.2 Kronologis persengkataan impor alas kaki Indonesia dengan


argentina
Menurut fungsinya yaitu “Treaty Contract” karena perjanjian ini
hanya menimbulkan hak dan kewajiban kedua negara yaitu Indonesia dan
Rusia. Hak yang timbul dari perjanjian itu adalah hak yang sudah
disepakati sesuai butir-butir isi perjanjian yang diperbolehkan dan
menjadi keuntungan kedua belah pihak.2 Kewajibannya adalah kewajiban
yang diemban kedua negara untuk menaati aturan dan kesepakatan yang
telah dibuat.
2.2 Analisis kasus persengketaan Impor alas kaki Indonesia dengan
argentina berdasarkan ketentuan pedagangan dalam WTO ( world
trade organization )

1 Pengertian Traktat ( Treaty ) .2014. Diakses melalui


http://www.ndraweb.com/2016/01/pengertian-peranan-dan-istilah-perjanjian-internasional.html.
pada pukul 14.05 tanggal 24 maret 2017.

2 Treaty Contract .2015. Diakses melalui http://pkndisma.blogspot.co.id/2013/01/treaty-contract-


law-making-treaties.html.pada pukul 14.20 tanggal 24 maret 2017.

5
Kerjasama ekonomi antara Indonesia-Rusia dalam sidang komisi
Bersama ke-8 tentang perjanjian ekonomi senilai US$5 Miliar jika
dianalisa menurut UU.No 24 tahun 2000:

2.2.1 Langkah-langkah Kesepakatan berdasarkan pasal 3 dalam bab


1 tentang Ketentuan Umum Perjanjian Internasional.

a. Perundingan : prosedur kerjasama investasi ekonomi yang


dilakukan Indonesia-Rusia telah dilakukan mealui tahap
perundingan pada Sidang Komisi Bersama ke-8 pada
tanggal 26 Juni 2012 di Moskow. Perundingan ini dilakukan
oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang
berbincang dengan Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry
Rogozin. Isi Perundingan ekonomi itu bahwa Rusia akan
merealisasikan investasinya di jaringan kereta api di
kalimantan timur seniali 2,5 milyar US dollar.
b. Penandatanganan : Setelah itu, telah disepakati pula melalui
penandatanganan yang di lakukan kedua belah pihak pada
tanggal 2012. Penandatanganan yang dilakukan oleh
Menteri perekonomian Indonesia dan Perdana Menteri Rusia
itu telah sesuai prosedur dalam Pasal 14 UU No. 24 tahun
2002 yang berbunyi “Menteri menandatangani piagam
pengesahan untuk mengikatkan Pemerintah Republik
Indonesia pada suatu perjanjian internasional untuk
dipertukarkan dengan negara pihak atau disimpan oleh
negara atau lembaga penyimpan pada organisasi
internasional”. Setelah itu pada akhir sidang, mereka juga
menandatangani Nota Kesepahaman untuk Pertukaran Data
Statistik Perdagangan.
c. Ratifikasi : Indonesia-Rusia hanya melakukan pertukaran
nota kesepakatan dan perjanjian ini tidak disertai dengan

6
ratifikasi. Prosedur itu sudah sesuai dengan Bab IV pasal 15
tentang pemberlakuan perjanjian internasional. Hal ini
berbeda dengan perjanjian yang pernah dilakukan
sebelumnya yang menggunakan ratifikasi. Contohnya
“Persetujuan Perdagangan” yang disepakati tanggal 12
Maret 1999 dan diratifikasi melalui Keppres No.137 tanggal
18 November 1999 LN No.208. Kemungkinan tidak
diratifikasinya perjanjian tersebut karena tidak dianggap
perlu karena sudah berdasarkan perundingan dalam
convention atau bisa juga karena perjanjian ini sudah
merupakan perjanjian tindak lanjut dari perjanjian-perjanjian
sebelumnya yang telah menggunakan ratifikasi. Sehingga
tetap saja hukum akan perjanjian internasional yang baru
dilakukan ini terimplementasi terhadap hukum nasional.
2.2.2 Isi perundingan “Perjanjian investasi Indonesia-Rusia
dalam sidang komisi Bersama ke-8” 3

Deputi Perdana Menteri Rusia menyatakan “akan


menanamkan modal di Indonesia untuk pengolahan smelter,
mengembangkan teknologi nuklir untuk maksud damai,
serta kerjasama pembuatan satelit untuk pemantauan satelit
dan bencana alam”.
Rusia akan merealisasikan investasinya di jaringan
kereta api di kalimantan timur seniali 2,5 milyar US dollar.
Perundingan tersebutpun berlanjut hingga diadakannya
Sidang Komisi Bersama ke-9 di Jakarta. Isi perundingannya
lebih kompleks dan kerjasama Indonesia-Rusia benar-benar
sudah semakin erat. Isi Perundingan Pada Sidang Komisi
Ekonomi ke-9 sebagai berikut :

3 Kementrian Ekonomi Indonesia.Sidang Komisi Bersama. Diakses melalui


http://www.ekon.go.id/press/view/sidang-komisi-bersama-skb.577.html . pada pukul 15.52 .

7
- Rusia siap menawarkan proyek pembangunan stasiun
pembangkit tenaga nuklir dengan teknologi yang canggih
dan paling tidak berbahaya di seluruh dunia.

- Rusia akan membangun pusat pelayanan teknis aviasi


pesawat Rusia yang dimiliki oleh Indonesia untuk
transportasi udara lokal maupun regional di wilayah
Indonesia.
- Rusia juga akan membangun pabrik pembuatan komponen
pesawat terbang dan stasiun pengawasan wilayah perairan
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
- Rusia akan menawarkan proyek yang berhubungan dengan
pemusatan industri khusus di Indonesia agar penduduk
Indonesia bisa mendapatkan teknologi baru.

2.3 Keterkaitan hukum perjanjian ekonomi internasional (kedua belah


pihak) dengan hukum nasional (Indonesia)
2.3.1 Perjanjian bilateral “Indonesia-Rusia”ini tidak diratifikasi melalui
undang-undang. Lebih jelasnya perjanjian ekonomi ini tidak
dratifikasi karena tidak termasuk dalam butir-butir Pasal 10 UU no

8
24 tahun 2000 yaitu :
Pengesahan perjanjian internasional dilakukan dengan undang-
undang apabila berkenaan dengan :
1. masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan
negara;
2. perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara
Republik Indonesia;
3. kedaulatan atau hak berdaulat negara;
4. hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
5. pembentukan kaidah hukum baru;
6. pinjaman dan/atau hibah luar negeri.

Pada pasal 11 Pengesahan perjanjian internasional yang


materinya tidak termasuk materi sebagaimana dimaksud Pasal 10,
dilakukan dengan keputusan presiden.
Namun perjanjian investasi ekonomi Indonesia-Rusia
senilai 5 miliyar US dollar ini tidak juga dituangkan kedalam
peraturan presiden (Perpres) hal itu karena perjanjian ini bersifat
melanjutkan perjanjian sebelumnya yang telah diratifikasi melalui
Perpres. Contohnya : Keputusan Presiden Republik Indonesia
No.113 tahun1999 Pasal 1 tentang pengesahan persetujuan antara
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia
mengenai kerjasama Ekonomi dan Teknik pada tanggal 12 maret
1999 yang berbunyi “Mengesahkan Persetujuan antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia mengenai
Kerjasama Ekonomi dan Teknik, yang telah ditandatangani
Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta, pada tanggal 12 Maret
1999 sebagai hasil perundingan antara Delegasi‑ delegasi
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia
yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Indonesia, Rusia dan
Inggris sebagaimana terlampir pada Keputusan Presiden ini”.

9
Kemudian ditambahkan pada pasal 2 : “Keputusan
Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan
Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia”. Kita dapat mengambil kesimpulan dari
pasal 2. Pernyataan “Lembaran Negara Republik Indonesia” ini
merupakan pernyataan secara langsung bahwa Hukum
Internasional yang dibuat oleh Indonesia dan Rusia telah
diimplementasikan dalam hukum Nasional “Indonesia”. Perjanjian
ini lah yang menjadi langkah bagi perjanjian selanjutnya yaitu
“Perjanjian investasi Rusia-Indonesia pada Sidang Komisi
Ekonomi ke-8” sehingga tidak memerluksn penciptaan undang-
undang baru.
Memang benar, mengenai hukum internasional yang
bersumberkan perjanjian Internasional (agreement, treaties and
convention) dapat dikatakan bahwa pada umumnya perjanjian yang
memerlukan persetujuan Parlemen memerlukan pula
pengundangan nasional sedangkan yang tidak memerlukan
persetujuan badan ini dapat mengikat dan berlaku secara langsung
setelah penandatanganan dilakukan. Berbagai perjanjian yang
dianggap tidak begitu penting seperti perjanjian pemerintahan
hanya memerlukan penandatanganan dan tidak mengakibatkan
perubahan ketentuan perundang-undangan (implementing
legislation) dan langsung berlaku segera setelah mempunyai
kekuatan mengikat. 4

2.4 Teori yang berkenaan dengan kebijakan yang dilakukan Indonesia


dalam bekerjasama ekonomi dengan Rusia.
a. Berdasarkan prakteknya ditinjaui dari segi hokum
Indonesia dalam melaksanakan perjanjian ekonomi Indonesia-

4 Mochtar dan Etty.Pengantar Hukum Internasional.halaman 84.

10
Rusia pada Sidang Komisi Ekonomi ke-8 mengarah pada monisme
yang lebih memberlakukan hukum Internasional. Karena merujuk
pada pengertiannya, hukum internasional & hukum nasional
merupakan dua aspek yang sama dari satu sistem, yaitu hukum pada
umumnya. Terbukti bahwa Indonesia kerap melakukan perjanjian
Internasional dan hasil dari kesepakatannya langsung diterapkan pada
kebijakan nasional. Hal itu sesuai dengan analisa yang telah dijelaskan
pada tahap perjanjian.
b. Dalam penerapannya ( perspektif hukum )
Kasus perjanjian investasi ekonomi Indonesia-Rusia tahun 2012,
Jika ditinjau dari perspektif hukum, Indonesia tidak melakukan teori
transformasi karena setelah hasil kesepakatan perjanjian investasi
ekonomi itu ditandatangani kedua belah pihak Indonesia tidak
membuat Undang-undang ataupun Perpers. Meskipun dibuat baru
pun, isi Undang-undang tersebut tidak benar-benar baru karena
merupakan kelanjutan dari hasil sidang sebelumnya. Dalam kasus ini,
Indonesia menerapkan teori delegasi karena menurut teori delegasi,
aturan-aturan konstitusional Hukum Internasional mendelegasikan
kepada masing-masing konstitusi Negara, yaitu memberikan hak
untuk menentukan:
1) kapan ketentuan Perjanjian Internasional berlaku dalam
Hukum Nasional;
2) cara bagaimana ketentuan Perjanjian Internasional
dijadikan Hukum Nasional.
Ketentuan perjanjian ekonomi itu berlaku sejak ditandatanganinya
perjanjian pada SKB ke-8 dan perjanjian ekonomi telah itu
dijadikan hukum nasional sejak adanya peraturan presiden yang

11
dibuat tahun sebelumnya. Contohnya pada peraturan presiden
nomor 7 tahun 2009. : 5

- Pasal 1 “Mengesahkan Persetujuan antara


Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia
mengenai Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal yang
telah ditandatangani pada tanggal 6 September 2007 di Jakarta,
yang naskah aslinya dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Rusia, dan
Bahasa Inggris sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini”.
- Pasal 2 “Apabila terjadi perbedaan
penafsiran antara naskah Persetujuan dalam Bahasa Indonesia
dengan naskah dalam Bahasa Inggrissebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1, yang berlaku adalah naskah Persetujuan dalam Bahasa
Inggris”.
- Pasal 3 “Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan”.
Jadi, Indonesia lebih mengarah pada sistem Negara-
Negara kontinental Eropa yang langsung menganggap bahwa
posisi Indonesia terikat dalam kewajiban melaksanakan dan
menaati semua ketentuan perjanjian dan konvensi yang telah
disahkan tanpa perlu mengadakan lagi perundang-undangan
pelaksanaan (implementing legislation) karena telah dialkukan
sebelumnya. Analisis itulah yang mendukukung bahwa
Penandatangan yang dilakukan oleh Menteri Koordinator
Indonesia “Hatta Rajasa” dan Deputi Perdana Menteri Rusia
Dmitry Rogozin sudah cukup bukti menjadi kesepakatan antar
negara. Pertukaran nota perdagangan juga secara tidak langsung
mengikat hak dan kewajiban kedua negara.

5 Peraturan presiden nomor 7 tahun 2009.Diakses


melaluihttp://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/544.pdf . pada pukul 16.00 24 maret 2017.

12
c. Ditinjau dari perspektif Hubungan Internasional
Kebijakan yang dilakukan oleh negara Indonesia dengan
menandatangai perjanjian investasi senilai 5 miliyar US dollar dengan
Rusia merupakan langkah yang baik. Hal itu sanagat menunjang bagi
politik luar negeri Indonesia untuk memperluas mitra strategisnya di
seluruh dunia terutama bekerjasama dengan negara maju seperti
Rusia. Selain itu, melihat potensi Rusia, kerjasam ekonomi antara
Indonesia dan Rusia sangat penting bagi perekonomianindonesia.
Hal yang menarik dari perjanjian ekonomi yang dilakukan oleh
Rusia dan Indonesia bahwa Rusia sama sekali tidak mengaitkan
kerjasama tersbut dengan kepentingan-kepentingan atau agenda
politik yang tidak ada hubungannya dengan masalah bisnis dan
perdagangan. Jelas itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan
melakukan kerjasama dengan Amerika Serikat pada era pemerintahan
Presiden Bill Clinton, misalnya, negara maju ini selalu mengaitkan
penjualan peralatan militernya ke negara berkembang, termasuk
Indonesia, dengan komitmen untuk menegakkan demokratisasi politik
dan hak-hak asasi manusia. 6

6 Perjanjian rusia dan Indonesia angkutan udara. 2016. Diakses melalui


http://www.tribunnews.com/bisnis/2011/03/28/indonesia-dan-rusia-tandatangani-
perjanjian-angkutan-udara. Pada pukul 16.15 tanggal 24 maret 2017.

13
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Kerjasama Indonesia-Rusia melalui perjanjian ekonomi yang sering


dilakukan menunjukkan bahwa kedua negara tersebut senantiasa menjunjung
tinggi semua peraturan-peraturan atau ketentuan yang ada di dalamnya. Asas
hukum perjanjian bahwa”Janji itu mengikat para pihak dan harus
dilaksanakan dengan itikad baik”. Asas ini disebut dengan asas pacta sunt
servanda. Berdasarkan tahap perjanjiannya, Indonesia-Rusia melalui
delegasinya telah melakukan perundingan dan penandatanganan seperti
penandatanganan perjanjian investasi ekonomi tahun 2012 lalu di
Moskow. Ratifikasi tidak dilakukan karena tidak dianggap perlu dan
perjanjian ini merupakan kelanjutan dari perjanjian sebelumnya. Oleh karena
itu dalam perjanjian ini tidak dilakukan ratifikasi dan hanya dilakukan
pertukaran nota kesepakatan saja. hukum internasional ini dapat
terimplementasikan ke dalam hukum nasional tanpa ratifikasi.
Apabila ditinjau dari perspektif hukum, teori yang digunakan oleh
Indonesia adalah teori monisme. Teori itu menagnggap bahwa hukum
internasional yang bersumber dari perjanjian ekonomi yang dilakukan kedua
negara merupakan suatu kesatuan dengan hukum nasional yang ada. Hukum
Internasional menjadi acuan bagi hukum nasional. Hal itu terbukti bahwa
setelah perjanjian ekonomi dilakukan seperti pada tahun 1999, presiden
Indonesia mengeluarkan Perpres. Dalam penerapan dari perjanjian investasi
ekonomi tahun 2012, Indonesia tidak menerapkan teori tranformasi. Hal itu

14
karena Indonesia tidak mengeluarkan Perpres atau pun penciptaan undang-
undang baru.

2.2 Saran

Negara memang tidak diharuskan dalam menentukan teori mana yang


mereka anut. Baik itu transformasi, inkorporasi ataupun delegasi. Sehingga,
negara Indonesia dalam menerapkan teori-teori tersebut dapat didasarkan pada
nilai – nilai yang hidup di dalam masyarakat. Dan bahwa kerjasama dan
perjanjian ekonomi seperti “Perjanjian investasi dengan Rusia” didasarkan
pada situasi dan kepentingan nasional.
Dalam melakukan perjanjian internasional disarankan agar pihak – pihak
harus tunduk pada perjanjian yang telah dibuat dan disahkan. Seperti asas
pacta sun servanda dimana tiap – tiap perjanjian itu sifatnya mengikat.
Sehingga para pihak ( Negara dengan Negara )harus patuh dan tunduk pada
hukum yang dihasilkan dari perjanjian internasiona tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaatmaadja, Mochtar dan Etty R. Agoes. 2010.Pengantar Hukum


Internasional.Bandung:PT Alumni.
Lebang, Tomi.2010.Sahabat lama, Era Baru.Jakarta:Grasindo.
Kementrian Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia.2014.Sidang
Komisi Bersama ke-9 Indonesia-Rusia. Diakses melalui
http://www.ekon.go.id/press/view/sidang-komisi-bersama-skb.577.html
pada pukul 16.55 tanggal 24 maret 2017.
Presiden Republik Indonesia.Peraturan presiden nomor 7 tahun 2009.2009.
Diakses melalui http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/544.pdf
pada pukul 16.59 tanggal 24 maret 2017.
Solopos.2012. Kerjasama Indonesia-Rusia Perjanjian Ekonomi senilai 5 miliyar
US dollar ditandatangani. Diakses melalui
http://www.solopos.com/2012/06/26/kerja-sama-indonesia-rusia-
perjanjian-ekonomi-senilai-us5-miliar-ditandatangani-196914 pada pukul
17.20 tanggal 24 maret 2017.

Perjanjian rusia dan Indonesia angkutan udara. 2016. Diakses melalui


http://www.tribunews.com/bisnis/2011/03/28/indonesia-dan - rusia -
tandatangani-perjanjian-ankutan-udara. Pada pukul 16.15 tanggal 24
maret 2017.

Pengertian Traktat ( Treaty ) .2014. Diakses melalui


http://www.ndraweb.com/2016/01/penfertian-peranan-dan-istilah-
perjanjian-internaional.html. pada pukul 14.05 tanggal 24 maret 2017.

16
17

Anda mungkin juga menyukai