Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

KEPUASAN KERJA

DISUSUN OLEH

BASANA CITRA MANTIA

27215859

4EB10

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2018
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi perlu
memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan hubungannya dengan perilaku. Adakah kepuasan
atau ketidak puasan karyawan dengan pengaruh pekerjaan di tempat kerja. Dalam organisasi,
sikap amatlah penting karena komponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian menyimpulkan
bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku
mereka. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif
yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapangan kerja mereka, ada tiga sikap yaitu,
kepuasan kerja, keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional. Seseorang dengan tingkat
kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut,
sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan
tersebut. Keterlibatan pekerjaan , mengukur tingkat sampai mana individu secara psikologis
memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai sebagai bentuk
penghargaan diri. Karyawan yang mempunyai tingkat keterlibatan pekerjaan yang tinggi sangat
memihak dan benar-benar peduli dengan bidang pekerjaan yang mereka lakukan. Tingkat
keterlibatan pekerjaan dan pemberian wewenang yang tinggi benar-benar berhubungan dengan
kewargaan organisasional dan kinerja pekerjaan. Keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti
memihak pada pekerjaan tertentu seorang individu, sementara komitmen organisosial yang tingi
berarti memihak organisasiyang merekrut individu tersebut.Penilaian seorang karyawan tentang
seberapa ia merasa puas atau tidak puas dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari
sejumlah elemen pekerjaan yang berlainan. Berbagai studi independen, yang diadakan diantara
para pekerja AS selama 30 tahun terakhir, pada umumnya menunjukkan bahwa mayoritas
pekerja merasa puas dengan pekerjaan mereka. Meskipun jarak persentasinya lebar, tetapi lebih
banyak individu melaporkan bahwa mereka merasa puas dibandingkan tidak puas. Apakah yang
menyebabkan kepuasan kerja ? dari segi kepuasan kerja (kerja itu sendiri, bayaran, kenaikan
jabatan, pengawasan, dan rekan kerja), menikmati kerja itu sendiri hampir selalu merupakan segi
yang paling berkaitan erat dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi secara keselruhan
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui segala hal dan penjelasan yang di bahas mengenai Kepuasan Kerja.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan.
Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami tujuannya maka penulis dapat membahas
dari:
1. Menjelaskan Pengertian Kepuasan Kerja ?
2. Teori Kepuasan Kerja ?
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja ?
4. Aspek lain yang mempengaruhi Kepuasan Kerja ?
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Kepuasan Kerja


Menurut Hasibuan (2007) Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan
dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job statisfaction) karyawan harus diciptakan
sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan
meningkat. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.
Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar
pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam
pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan
suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja
dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas
jasa itu penting.
Robbins and Judge (2009) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan positive
tentang pekerjaan sebagai hasil evaluasi karakter-karakter pekerjaan tersebut (2). Senada
dengan itu, Noe, et. all (2006) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan yang
menyenangkan sebagai hasil dari persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi nilai-nilai
pekerjaan yang penting (3). Selanjutnya Kinicki and Kreitner (2005) mendefinisikan
kepuasan kerja sebagai respon sikap atau emosi terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang.
Definisi ini memberi arti bahwa kepuasan kerja bukan suatu konsep tunggal. Lebih dari itu
seseorang dapat secara relative dipuaskan dengan satu aspek pekerjaannya dan dibuat tidak
puas dengan satu atau berbagai aspek (4). Dalam pandangan yang hampir sama, Nelson and
Quick (2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu kondisi emosional yang positif
dan menyenangkan sebagai hasil dari penilaian pekerjan atau pengalaman pekerjaan
seseorang (5).
Wexley dan Yukl: mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about
his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau
pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong
atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun
kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek
seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain,
penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan
dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Taufik Noor Hidayat (104263213) : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan
mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Angga Leo: Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi
dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai;
merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-
imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.
Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan
yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah
kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.
Teori Kepuasan Kerja
Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih
puas terhadap suatu pekerjaan daripada beberapa lainnya. Teori ini juga mencari landasan
tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada beberapa teori tentang kepuasan
kerja yaitu :
1. Two Factor Theory
Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari
kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene factors.
Pada teori ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti
kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain) dan
bukan dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan
sebagai hygiene atau maintainance factors.
Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau
hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi
dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan
dengan tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators.
2. Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima
individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan
sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan
yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang. Semakiin besar perbedaan, semakin rendah
kepuasan orang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Menurut Luthans (2005), faktor-faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja seperti
diuraikan berikut ini :
 Pekerjaan itu sendiri
Yang termasuk pekerjaan yang memberikan kepuasan adalah pekerjaan yang menarik dan
menantang, pekerjaan yang tidak membosankan, serta pekerjaan yang dapat memberikan
status.
 Upah/gaji
Upah dan gaji merupakan hal yang signifikan, namun merupakan factor yang kompleks dan
multidimensi dalam kepuasan kerja.
 Promosi
Kesempatan dipromosikan nampaknya memiliki pengaruh yang beragam terhadap kepuasan
kerja, karena promosi bisa dalam bentuk yang berbedabeda dan bervariasi pula imbalannya.
 Supervisi
Supervisi merupakan sumber kepuasan kerja lainnya yang cukup penting pula.
 Kelompok kerja
Pada dasarnya, kelompok kerja akan berpengaruh pada kepuasan kerja. Rekan kerja yang
ramah dan kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja bagi pegawai individu.
 Kondisi kerja/lingkungan kerja
Jika kondisi kerja bagus (lingkungan sekitar bersih dan menarik) misalnya, maka pegawai
akan lebih bersemangat mengerjakan pekerjaan mereka, namun bila kondisi kerja rapuh
(lingkungan sekitar panas dan berisik) misalnya, pegawai akan lebih sulit menyelesaikan
pekerjaan mereka. Walaupun uraian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor kepuasan
kerja cukup variatif, namun pendapat berikutnya yang diberikan oleh Gilmer (As’ad, 1998)
dengan sepuluh faktor kepuasan kerja nampaknya jauh lebih beragam.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi
timbulnya kepuasan yaitu:
1. Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan). Model ini mengajukan bahwa kepuasan
ditentukan tingkatan karakteristik pekerjaan yang memungkinkan kesempatan pada
individu untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Discrepancies (perbedaan). Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu
hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang
diharapkan dan yang diperoleh individu dari pekerjaan. Apabila harapan lebih besar
daripada apa yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya diperkirakan individu
akan puas apabila mereka menerima manfaat diatas harapan.
3. Value attainment (pencapaian nilai). Gagasan value attainment adalah bahwa kepuasan
merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual
yang penting.
4. Equity (keadilan). Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari
seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari
persepsi orang bahwa perbandingan antara hasil kerja dan inputnya relatif lebih
menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara keluaran dan masukkan
pekerjaan lainnya.
5. Dispositional/genetic components (komponen genetik). Beberapa rekan kerja atau teman
tampak puas terhadap variasi lingkungan kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas.
Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi
sifat pribadi dan faktor genetik. Model menyiratkan perbedaan individu hanya
mempunyai arti penting untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik
lingkungan pekerjaan.
Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja :
1. Kerja yang secara mental menantang; Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-
pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan
kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai
betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental
menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi
terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi
tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan
kepuasan.
2. Ganjaran yang pantas; Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi
yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan
individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan
kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang
yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan
yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang
mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan
bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang
mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just)
kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
3. Kondisi kerja yang mendukung; Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk
kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi
memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak
berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor
lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
4. Rekan kerja yang mendukung; Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang
atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga
mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang
ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi
Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan; Pada hakikatnya orang yang tipe
kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih
seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat
untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar
kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai
kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja
mereka.
BAB III
PENUTUP

Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
 http://hermawantodionly.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-sikap-dan-kepuasan-
kerja.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja
 http://mettatya.wordpress.com/tag/kepuasan-kerja/
 http://dedylondong.blogspot.com/2011/11/kepuasan-kerja-job-satisfaction.html

Anda mungkin juga menyukai