Anda di halaman 1dari 35

BAB II

PEMBAHASAN

Pelayanan kontrasepsi dan KB di Masyarakat


Kontrasespsi
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi ialah Upaya atau usaha yang dilakukan seseorang untuk
mencegah terjadinya kehamilan sehingga berpengaruh besar terhadap
fertilitas. (Prawirohardjo, 2006). Kontrasepsi ialah alat yang digunakan
untuk mencegah kehamilan melalui media peralatan atau obat obatan
.(Mochtar, 1998)
Kontrasepsi adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kehamilan, baik menunda atau menjarang jarak kelahiran.
(Hanifa dan Manuaba,2008)
Usaha – usaha itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
permanen.
Kontrasepsi merupakan bagian terpenting dari keluarga berencana.
Kontrasepsi menjadi alat yang penting untuk tercipnya perencanaan
sebuah keluarga. Untuk itu, kontrasepsi bukan hanya menjadi urusan para
istri , tapi juga suami
B. Jenis-Jenis Kontrasepsi :
1. Alat kontrasepsi hormonal:
a. Kontrasepsi oral
Anda cukup mengkonsumsinya dalam bentuk pil yang
mengandung hormon
Progesteron dan pil kombinasi.
b. Injeksi
Untuk injeksi anda dapat memilih untuk mendapat suntikan
hormon progesteron setiap 3 bulan sekali atau suntikan kombinasi
antara hormon progesteron dan estrogen setiap bulan.
c. Susuk atau Implan
Alat kontrasepsi ini berbentuk strip yang ditanam dibawah kulit
dan mengandung hormon progesteron.
d. Spiral
Alat kontrasepsi berlapis tembaga yang dilapisi oleh hormon
progesteron.
2. Alat Kontrasepsi non hormonal :
a. AKDR / IUD
Alat kontrasepsi dalam rahim dari bahan plastic yang lentur yang
dimasukan dalam rongga rahim
b. Kondom
Kondom dapat digunakan untuk mencegah kehamilan, HIV dan
AIDS
C. Tujuan Penggunaan Kontrasepsi
Pemilihan Kontasepsi didasarkan pada tujuan pengguaan
kontrasepsi, yaitu :
1. Menunda kehamilan. Pasangan dengan isteri berusia dibawah 20 tahun
dianjurkan menunda kehamilan
2. Menjarangkan kehamilan ( Mengatur kesuburan ). Masa ini isteri berusia
20 – 30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan
jarak 3 – 4 tahun.
3. Mengakhiri kesuburan ( tidak ingin hamil lagi ). Saat usia 30 tahun
keatas, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2
anak.
KB ( KELUARGA BERENCANA )
A. Pengertian KB ( KELUARGA BERENCANA )
Pengertian Keluarga Berencana menurut UU no 10 tahun 1992 9
tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahtraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk
merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan
sejahtera lahir dan batin.Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,
pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.
B. Fungsi dari Keluarga Berencana
Keluarga Berencana memiliki fungsi :
1. Membentuk keluarga kecil yang sejahtera dan sesuai dengan kekuatan
ekonomi yang dimiliki oleh keluarga tersebut. Perencanaan jumlah anak
dan pengaturan jarak kelahiran adalah cara untuk mendapatkan keluarga
kecil dan bahagia.
2. Mencanangkan keluarga kecil dengan 2 anak, mencegah terjadinya
pernikahan diusia dini serta peningkatan kesejahteran keluarga
Indonesia.
3. Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil diusia yang terlalu
muda atau terlalu tua serta memelihara kesehatan alat reproduksi.
4. Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jaumlah kebutuhan
dengan jumlah penduduk di Indonesia.
C. Manfaat KB
1. Untuk ibu : dengan tujuan mengatur jumlah dan jarak kelahiran.
ibu mendapat manfaat berupa :
a. perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek
b. peningkatan kesehatan mental dan social yang di mungkinkan oleh
adanya waktu yang cukkup untuk mengasuh anak-anak, untuk
beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan –
kegiatan lainnya.
2. Untuk anak-anak lain adalah memberikan kesempatan perkembangan
fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang
cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
a. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh
ibu untuk setiap anak..
b. perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk
mempertahankan hidup semata-mata.
3. Untuk ayah adalah untuk memberikan kesempatan agar dapat
memperbaiki kesehatan mental dan social karena kecemasan berkurang
serta lebih banyak waktu yang tertuang untuk keluarga
Program Kb adalah bagian yang terpadu dalm program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan
kesejahteraan ekonomi, spiritual dan social penduduk Indonesia.
D. Tujuan Pelayanan Kb adalah :
1. Meningkatkan jumlah peserta KB atau kesadaran dan tanggung jawab
2. Membina peserta KB aktif dalam rangka kelembagaan dan
pembudayaan NKKBS
3. Mencapai sasaran penurunan tingkat kelahiran
4. Meningkatkan menciptakan keluarga kecil sejahteramelalui
pengenndalian pertumbuhan Penduduk
Peserta kb akan mendapat pelayanan dengan cara sebagai berikut :
1. Pasangan usia subur yang isterinya mempunyai keadaan “ 4 Terlalu”,
yaitu terlalu muda, terlalubanyak anak, terlalu sering hamil, dan
terlalu tua akan mendapat prioritas pelayanan KB.
2. Peserta KB diberikan pengertian mengenai metode kontrasepsi dengan
keuntungan dan kelemahan masih – masing sehingga ia dapat
menentukan pilihannya
3. Harus mendapat informasi mengenai metode kontrasepsi dengan
keuntungan dan kelemahan sehingga ia dapat menentuksn
pilihannya,
4. Harus dilakukan pemeriksaan fisik sebelum pelayanan kb diberikan
kepada klien agar dapat ditentukan metode yang paling cocok
dengan hasil pemeriksaannya
5. Harus mendapat informasi tentang kontrasepsi pemakaian berbagai
metode kontrasepsi
E. Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta
masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara
berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan
pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang
dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan
dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat
mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua
masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat
pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan
(provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan
kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan
masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb
nasional. Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap
kecenderungan respon pasangan usia subur (PUS) di Indonesia
terhadap ajakan (KIE) untuk berkb. Berdasarkan hasil survei tersebut
respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok
1) 15% pus langsung merespon ya untuk berkb.
2) 15% - 55% pus merespon raguragu untuk berkb.
3) 30% pus merespon tidak untuk berkb.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon
kemendesakkannya untuk scepatnya menurunkaj TFR dan
membudayakan NKKBS sebagai normaprogram KBN
F. Ruang Lingkup program kb meliputi
1. KIE ( Komunikasi, Informasi dan Edukasi )
Tujuan KIE adalah menyampaikan pesan secara langsung
ataupun melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan, untuk
mendapakan suatu efek (Depkes RI, 1984)
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi
secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan mengguanakn
berbagai macam prinsip dan metode komunikasi.(
Notoadmojo,2003)
Informasi adalah Keterangan, gagasan, maupun kenyataan –
kenyataan yang perlu diketahui oleh masyarakat (BKKBN,1993),
sedangkan menurut DEPKES, 1990, Informasi adalah pesan yang
disampaikan.
Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke areah yang positif
(DEPKES RI, 1990).
Tujuan Dilaksanakannya program KIE, yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik KB sehingga tercapai
penambahan peserta baru.
2. Membina kelestarian peserta KB,
3. Meletakan dasar bagi mekanismesosio cultur yang dapat menjamin
berlangsungnya proses penerimaan,
4. Untuk mendorong terjadinya proses pertumbuhan perilaku kearahyang
positi, peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat
(klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakan secara
mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
Adapun uraian dari masing –masing kegiatan motivasi bimbingan
konseling dalam gerakan KB Nasional adalah:
a. Kegiatan KIE Keluarga Berencana
Pesan Yang di sampaikan dalam kegiatan KIE tersebut pada Umumnya
Meliputi 3 Hal Yaitu:
1. Pengertian dan Manfaat KB bagi Kesehatan Dan Kesejahteraan
Keluarga
2. Proses terjadi kehamilan pada wanita (yang Penting dalam kaitannya
menerangkan cara kerja alat / metode kontrasepsi)
3. Jenis alat / metode kontrasepsi yang ada, cara pemakaian cara
kerjanya serta lama pemakaiannya.
b. Kegiatan Bimbingan
Kegiatan bimbingan kontrasepsi merupakan tindak lanjut dari kegiatan
KIE juga merupakan tugas para petugas lapangan KB. Sesudah
memberikan KIE keluarga berencana PLKB diharapkan melanjutkan
dengan melakukan penyaringan terhadap calon peserta KB.
Tugas penyaringan ini dilakukan dengan memberikan bimbingan
kontrasepsi yaitu memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi secara
lebih obyektif, benar dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta
KB tersebut memenuhi syarat untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi
yang dipilihnya. Bila memenuhi syarat maka calon peserta tersebut
kemudian dirujuk oleh PLKB ke fasilitas pelayanan yang terdekat untuk
memperoleh pelayanan KIP/K . Dari uraian di atas dapat diketahui
bahwa tugas yang dilakukan oleh pembimbing adalah merupakan bagian
dari tugas konselor.
Artinya baik mutu bimbingan yang di lakukan sewaktu di lapangan
akan mempermudah proses konselingnya.
c. Kegiatan Rujukan
Dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu rujukan untuk calon peserta
KB dan rujukan untuk peserta KB.
1. Rujukan untuk calon peserta KB dilakukan oleh petugas lapangan KB
dimana calon peserta dirujuk ke klinik yang terdekat dengan tempat
tinggal calon peserta dengan maksud untuk mendapatkan pelayanan
konseling dan pelayanan kontrasepsi. Atau rujukan dilakukan oleh
klinik ke klinik lain yang lebih memadai sarananya.
2. Rujukan rujukan ke klinik untuk peserta KB dilakukan petugas
lapangan KB tehadap peserta KB yang mengalami komplikasi atau
kegagalan untuk mendapatkan perawatan. Atau dapat juga dilakukan
oleh suatu klinik yang karena sasarannya, maka peserta KB yang
mengalami komplikasi dirujuk ke klinik lain yang lebih mampu.
d. Kegiatan KIP/K
Setiap pasangan suami istiri (klien ) yang dirujuk oleh petugas
lapangan KB ke klinik, sebelum memperoleh pelayanan kontrasepsi
harus mendapatkan pelayanan KIP/K terlebih dahulu. Beberapa tahap
yang perlu dilakuakn dalam KIP/K adalah :
1. Menjajaki apa alasan klien memilih alat / metode kontrasepsi tersebut
2. Menjajaki apakah klien sudah mengetahui / memahami alat / metode
kontrasepsi yang di pilihnya tersebut.
3. Menjajaki apakah klien mengetahui jenis alat / metode kontrasepsi
lain.
4. Bila belum mengetahui, perlu di berikan informasi mengenai hal- hal
diatas
5. Berikan klien kesempatan untuk mempertmbangkan pilihannya
kembali , kontrasepsi apa yang akan di pakai
6. Jika diperlukan bantulah klien dalam proses pengambilan keputusan
7. Berikan klien informasi bahwa apapun pilihannya sebelum diberikan
pelayanan klien akan di periksa terlebih dahulu kesehatannya
sehingga belum tentu alat/ metode kontrasepsi yang di pilihnya
tersebut secara medis cocok buat dirinya.
Hasil pembicaraan dengan klien di atas dicatat pada kartu konseling.
Sesudah klien mengambil keputusan tentang alat/ metode kontrasepsi
yang akan di pakainya.
e. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
Pemeriksaan kesehatan yang di lakukan meliputi anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Apabila dari hasil pemeriksaan kesehatan tidak
didapati kontraindikasi, maka pelayanan kontrasepsi dapat di lakukan
Untuk pelayanan metode kontrasepsi jangka panjang yaiitu IUD ,
Implant, dan Kontrasepsi mantap sebelum pelayanan di mulai kepada
klien di minta untuk menandatangani informed consent form.
f. Kegiatan Tindak Lanjut ( Pengayoman)
Selesai mendapatkan pelayanan kontrasepsi, petugas melakukan
pemantauan kepada keadaan peserta KB dan diserahkan kembali
kepada petugas lapangan KB. Hal ini karena pola pendekatan para
PLKB adalah dengan kunjungan ke rumah –rumah para peserta KB
Khususnya peserta KB baru.
Oleh karena itu tugas kunjungan ini sekaligus dapat di manfaatkan
untuk memantau keadaan para peserta KB baru apakah dalam keadaan
sehat ataukah mengalami efek samping ataupun komplikasi.
2. Konseling
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, konseling berarti pemberian
bimbingan oleh orang yang ahli kepada seseorang. Dalam situs
Wikipedia bahasa Indonesia, konseling adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
mengalami sesuatu masalah yang berakhir pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien. Bantuan yang diberikan kepada individu yang
sedang mengalami hambatan, memecahkan sesuatu melalui pemahaman
terhadap fakta,harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan
lengkap,dengan keluar atau upaya untuk panduan keterampilan
interpersonal, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan
mengatasi masalah tersebut.
Langkah konseling :
1. SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan.
Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di
tempatyang nyamanserta terjamin privasinya. Tanyakan kepada
klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang
diperoleh.
2. T: Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien
untuk berbicara mengalami pengalaman Keluarga Berencana.
Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Coba tempatkan
diri kita didalam hati klien.
3. U: Uraian kepada klien mengenai dan pilihannya dan diberi tahu apa
pilihan kontrasepsi, bantu klien pada jenis kontrasepsi yang diingini.
4. TU: banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya
dan mengajukan pertanyaan.
5. J : Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi
pilihannya.
6. U Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah
perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaaan
lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
Contoh : 1. Konseling KB
3. Pelayanan kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah/
menghalangi dan “Konsepsi” yang berarti pembuahan atau pertemuan
antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai
suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sperma.
Pelayanan kontrasepsi :
Contoh : 1. Pelayanan pemasangan kb
2. Pelayanan pergantian cara kb
3. Pelayanan pencabutan kb
Di dalam pelayanan KB tersebut kita menjelaskan informasi yang
dibutuhkan oleh pasien seperti : menjelaskan Jenis-jenis KB, Indikasi,
kontraindikasi, Efektifitas KB, Keuntungan, Kerugian, Waktu
pemasangan dan Biaya.
4. Pelayanan infertilisas
Pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan
orang lain seperti tamu atau pembeli (kamus umum bahasa indonesia).
Infertilitas merupakan kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan
kehamilan.
Infertilitas di bagi menjadi dua :
1. Infertilitas primer, yaitu kegagalan suatu pasangan untuk
mendapatkan kehamilan sekurang - kurangnya dalam 12 bulan
berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi.
2. Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan seseorang memiliki
anak atau mempertahankan kehamilannya sekurang - kurangnya dalam
12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi.
Contoh Pelayanan infertilitas :
1. Konsutasi kehamilan
2. Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan sperma dan kandungan)
3. Konsultasi perencanaan metode kehamilan, seperti : bayi tabung
5. Pendidikan sex (sex education)
Pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau
mencegah penyalahgunaan seks, khususnya untuk mencegah dampak
negatif yang tidak diharapkan, seperti kehamilan yang tidak
direncanakan, penyakit menular seksual, depresi dan perasaan
berdosa. Pendidikan seks tidak terbatas pada prilaku hubungan seks
semata tetapi menyangkut hal-hal lain, seperti peran pria dan wanita
dalam masyarakat, hubungan pria dan wanita dalam pergaulan, peran
ayah-ibu, dan anak-anak dalam keluarga (sarwono, 2005 :195).
Pendidikan seks untuk anak usia dini berbeda dengan pendidikan
seks untuk remaja. Pendidikan seks untuk remaja lebih pada seputar
gambaran biologi mengenai seks dan organ reproduksi, masalah
hubungan, seksualitas, kesehatan reproduksi serta penyakit menular
seksual, sedangkan pada anak usia dini lebih pada pengenalan peran
jenis kelamin dan pengenalan anatomi tubuh secara sederhana.
Orangtua sebaiknya memberikan penjelasan sesuai dg usianya.
Apabila anak berusia kurang dari 6 tahun, berikan penjelasan dengan
bahasa yang sederhana. Bekali anak dengan pengetahuan seksual
yang benar, jangan biarkan anak melihat ketelanjangan orangtuanya.
Jauhkan anak dari kekerasan Pada daerah sensitif di tubuhnya yang
kemungkinan nantinya akan menimbulkan kenikmatan seksual dan
yang terakhir, sebaiknya anak-anak sejak dini perlu diajarkan
menghargai tubuhnya sebagai barang berharga sehingga dapat
menjauhkannya dari pelecehan seksual
Contoh : Pendidikan seks untuk remaja : organ reproduksi, kesehatan
reproduksi dan penyakit menular seksual
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
Pengertian konsultasi pra perkawinan adalah proses bimbingan
kepada calon pengantin sebelum melakukan pernikahan sebagai
bekal dalam menjalankan pernikahan. Unsur yang mendukung yakni
subjek bimbingan pra nikah, Objek bimbingan pra nikah, materi
bimbingan pra nikah, metode bimbingan pra nikah dan media
Bimbingan Pra Nikah.
Konseling pra-nikah yang dimaksud, dirancang dalam sebuah sistem
dengan komponen-komponen dari aspek-aspek konseling yang
diidentifikasi secara jelas dan diorganisasikan ke dalam suatu
susunan yang dapat meningkatkan keefektifan dan keefesienan suatu
pelayanan. Membahas tentang :
1. interaksi pernikahan
2. manajemen keuangan
3. tugas orang tua (parenthood)
4. dimensi-dimensi keagamaan
5. Masalah seks
UU Perkawinan No.1 Tahun 1974 seperti yang termuat dalam pasal 1
ayat 2 perkawinan didefinisikan sebagai: “Ikatan lahir batin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga, rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa”
Konsultasi perkawinan adalah proses bimbingan kepada pasangan
suami-istri yang mempunyai permasalahan dalam menjalankan pernikahan.
Konsultasi pernikahan terjadi apabila ada permasalahan di dalam rumah
tangga.
Contoh Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan :
1. Konsultasi UU Perkawinan dan Munakahat
2. Konsultasi Keluarga Sakinah
3. Konsultasi KB dan Imunisasi TT
4. Konsultasi Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Ibu Hamil
5. Konsultasi Keluarga sejahtera
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN
REPRODUKSI DI MASYARAKAT
A. Pengertian lansia
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansi merupakan kelompok
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang di kategorikab lansia ini akan terjadi suatu
proses yang di sebut proses penuaan.
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan
–thapaan menurunnya berbaagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan
semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serang penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada system kardiovaskuler dan pembuluh
darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya.
Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta system organ .
Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan
fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan
social lansia.
Batasan –batasan usia lanjut
Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World
Health Organitation (WHO) lansi meliputi :
1. Usia pertengahan (middie age) antara usia 45 sampai 59 tahun
2. Lanjut usia ( elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
5. Usia sangat tua (very old) di atas usia 90 tahun
Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)
pengelompokkan lansia menjadi.
1. Virilitas(prasenium) Yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
2. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini ( usia 60-64 tahun)
3. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degenerative
(usia >65 tahu)
Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah Suatu keadaan fisik,
mental, dan social yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi
fungsi serta prosesnya.
Kesehatan reproduksi lanjut usia meliputi kesehatan fisik dan mental
setiap individu sepanjang siklus kehidupannya sehingga pemeliharaan
kesehatan pascareproduksi ( sering juga di sebut dengan kesehatan lansia )
juga perlu mendapat perhatian kita bersama. Masa pascareproduksi ini di
tandai dengan terjadinya penuaan berbagai fungsi alat/ organ tubuh (ending,
2008)
Perkembangan Reproduksi Usia Lanjut
1. Wanita
Perubahan Anatomik pada system genetalia dengan berhentinya
produksinya hormone estrogen, genetalia interna dan ekterna berangsur –
angsur mengalami atrofi
a. Vagina
Sejak Klimakterium, vagina berangsur- angsur mengalami atropi,
meskipun pada wanita belum pernah melahirkan. Kelenjar seks
mengecil dan berhenti berfungsi. Mukosa genetalia menipis begitu
pula jaringan sub mukosa tidak lagi mempertahankan elastisitasnya
akibat fibrosis.
Perubahan ini sampai batas tertentu di pengaruhi oleh keberlangsungan
koitus, artinya makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju
pendangkalan atau pengecilan genetalia eksterna
b. Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut
dan dindingnya menipis, miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak
jaringan fibrotic. Serviks menhyusut tidak menonjol, bahkan lama –
lama akan merata dengan dinding jaringan.
c. Ovarium
Setelah menopause, Ukuran sel telur mengecil dan permukaannya
menjadi “keriput” sebagai akibat atrofi dari medulla, bukan akibatdari
ovulasi yang berulang sebelumnya, permukaan ovarium menjadi rata
lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat folikel. Secara umum,
perubahan fisik genetalia interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi
ovarium.
Bila Ovarium berhenti berfungsi pada umumnya terjadi atrofi dan
terjadi inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormone estrogen
dan progesterone.
d. Payudara
Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang
gemuk, di mana payudara tetap besar dan menggantung . Keadaan ini
di sebabkan oleh karena atrofi hanya mempengaruhi kelenjar payudara
saja. Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histology maupun
fungsional, begitu pula kelenjar tiroid dan adrenal menjadi keras dan
mengakibatkan bentuk tubuh serupa akromegali ringan.
2. Pria
Beberapa perubahan yang terjadi pada lansia pria adalah :
a. Produksi testosteron menurun secara bertahap
Penurunan ini juga akan menurunkan hasrat dan kesejahteraan. Testis
menjadi lebih kecil dan kurang produktif. Tubular testis akan menebal
dan berdegenerasi. Perubahan ini akan menurunkan jumlah sperma
tetapi tidak mempengaruhi kemampuan untuk membuahi ovum.
b. Kelenjar Prostat biasanya membesar.
Hipertrofi prostate jinak terjad pada 50% pria diatas usia 40 tahun dan
90% pria diatas usia 80 tahun. Hipertropi Prostate jinak ini
memerlukan terapi lebih lanjut.
c. Respon Seksual terutama fase penggairahan menjadi lebih lamabt dan
ereksi yang sempurna mungkin juga tertunda.
Elevasi testis dan vasokongesti kantung skrotum berkurang,
mengurangi dan durasi tekan pada otot sadar dan tidak sadar serta
ereksi mungkin kurang kaku dan bergantung pada sudut dibandingkan
pada usia yang lebih muda.
d. Fase Orgasme, lebih singkat dengan ejakulasiyang tanpa disadari.
Intensitas sensasi orgasme menjadi berkurang dan tekanan ejakulasi
serta jumlah cairan sperma berkurang. Kebocoran cairan ejakulasi
tanpa adanya sensasi ejakulasi yang kadang – kadang dirasakan pada
lansia pria disebut sebagai ejakulasi dini atau premature dan
merupakan akibat dari kurangnya pengontrolan yang berhubungan
dengan miotonia dan vasokongesti, serta masa refrakter memanjang
pada lansia pria.
f. Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang, Pada
umumnya 12 sampai 48 jam setelah ejakulasi. Ini berbeda pada orang
muda yang hanya membutuhkan beberapa menit saja.
g. Ereksi pagi hari ( Morning erection ) semakin jarang terjadi.
Permasalahan Kesehatan Pasca Reproduksi
1. Klimakterium
a. Definisi Klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal
seorang wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir
masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif.
Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan
pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.
b. Gejala Klimakterium
Gangguan Neurovegetatif (vasomotorik hipersimpatikotoni) yang
mencakup:
Gejolak panas (hot flushes)
Keringat malam yang banyak
Rasa kedinginan
Sakit kepala
Desing dalam telinga
Tekanan darah yang goyah
Berdebar - debar
Susah bernafas
Jari-jari atrofi
Gangguan usus (meteorismus)
Gangguan Psikis
Mudah tersinggung
Depresi
Lekas lelah
Kurang bersemangat
Insomania atau sulit tidur
Gangguan Organik
Infark miokard (gangguan sirkulasi)
Aterosklerosis (hiperkolesterolemia)
Osteoporosis
Gangguan kemih (disuria)
Nyeri senggama (dispareunia)
2. Andropause
a. Definisi Andropause
Andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang
mempunyai kumpulan gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan
menopause pada wanita.
Istilah andropause berasal dari bahasa Yunani, Andro artinya pria
sedangkan Pause artinya penghentian. Jadi secara harfiah
andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria, yaitu
penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron dan hormon –
hormon lainnya sedemikian perlahan.
b. Gejala Andropause
Penurunan libido (gairah seksual) dan impotensi (gagal ereksi)
Perubahan suasana hati (mood ), disertai penurunan aktivitas
intelektual, kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung.
Menurunnya kekuatan otot dan massa otot
Lemah dan kurang energi
Perubahan emosional, psikologis dan perilaku (misalnya
depresi)
Berkeringat dan gejolak panas di sekitar leher (hot flash ),
yang terjadi secara bertahap
Pengecilan organ-organ seks dan kerontokan rambut di sekitar
daerah kelamin dan ketiak
Peningkatan lemak di daerah perut dan atas tubuh 8.
Osteoporosis (keropos tulang) dan nyeri punggung
Risiko penyakit jantung
3. Menopause
a. Definisi Menopause
Menopause adalah berasal dari kata “men” berarti bulan, “pause,
pausis, paudo” berarti periode atau tanda berhenti, hilangnya
memopause diartikan sebagai berhentinya secara definitif.
Pada usia 45 sampai 50 tahun, siklus seksual biasanya tidak teratur,
dan ovulasi tidak terjadi selama beberapa siklus. Sesudah beberapa
bulan sampai beberapa tahun, siklus terhenti sama sekali. Periode
dimana siklus berhenti dan hormon-hormon kelamin wanita
menghilang dengan cepat sampai hampir tidak ada disebut sebagai
menopause (Guyton & Hall, 1997).
b. Gejala Menopause
Haid menjadi tidak teratur.
Gelombang rasa panas ( hot flush ), terjadi akibat peningkatan
aliran darah didalam pembuluh darah pada wajah, leher,
dada, dan punggung.
Gejala-gejala psikologis berupa suasana hati, pikiran motivasi,
sikap, reaksi biologis.
Fatigue, yaitu rasa lelah yang diakibatkan berhentinya fungsi
ovarium.
Keadaan atrofi, yaitu kemunduran keadaan gizi, suatu lapisan
jaringan.
Pusing atau sakit kepala, keluhan ini bisa disebabkan oleh
banyak hal, misalnya: karena meningginya tekanan darah,
adanya gangguan penglihatan.
Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan
oleh penyebab fisik maupun psikis.
Hilangnya kendali terhadap kandung kemih ( inkontinensia )
serta peradangan pada kandung kemih dan vagina
Upaya Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terhadap Lansia.
Upaya pelayanan kesehatan reproduksi terhadap lansia meliputi azas,
pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan yang diterma.
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to add life to the have been added to life,
dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation),
perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan
(dignity).
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the
years,add health to life, and add years to life, yaitu meningkatkan mutu
kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan , dan memperpanjang
usia.
2. Pendekatan
Menurut world Health Organization (1982), Pendekatan Yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
b. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
d. Lansi turut memilih kebijakan ( choice)
e. Memberikan perawatan di rumah ( home care)
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok antar generasi (engaging
the aging)
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
J. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia ( self help
care and family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan tehadap lansia meliputi lima upaya kesehatan,
yaitu :
a. Promotif
Upaya promotif merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan masyarakat
terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma – norma social.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
1) Mengurangi cidera
2) Meningkatkan keamanan ditempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan dan kualitas udara yang buruk
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat – obatan
5) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
Pencagahan primer, meliputi :
1) Program Imunisasi
2) Konseling
3) Dudungan nutrisi
4) Exercise
5) Keamanan didalam rumah dan ekitar rumah
6) Managemant stress
7) Mengunakan mediasi yang tepat
Pencegahan sekunder, meliputi :
Pemeriksaan terhadap penderitan tanpa gejala. Jenis pelayanan
pencegahan sekunder :
1) Kontrol Hipertensi
2) Deteksi dan pengobatan kanker
3) Skrining : Pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi, mulut,
Pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat
Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilitasi, rehabilitasi, mendukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.
c. Rehabilitatif
Prinsip :
1) Pertahankan lingkungan aman
2) Pertahankan kenyamanan, istirahat, Aktifitas dan mobilisasi
3) Pertahankan kecukupan gizi
4) Pertahankan fungsi perbafasan
5) Pertahankan aliran darah
6) Pertahankan kulit
7)Prertahankan fungsi pencernaan
8) Pertahankan fungsi saluran perkemihan
9) Meningkatkan fungsi psikososial
10) Pertahankan komunikasi
11) Mendorong pelaksanan tugas.
Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat
Pada upaya pelayanan kesehatan ini, semua upaya kesehatan yang
berhubungan dan dilaksanakan oleh masyarakat harus diupayakan berperan
serta dalam menangani kesehatan pra lanjut usia. Puskemas dan dokter
praktek swasta merupakan tulang punggung pelayanan di tingkat ini
puskesma berperan dalam bentuk kelompok atau klub lanjut usia.
Didalam dan melalui klub lanjut usia ini pelayanan preventiv, kurativ
atau rehabilitativ, dokter praktek swasta, terututama menangani para lansia
yang sosial, agama, pendidikna dan budaya.pera serta Lsm untuk
membentuk layanan sukarela misalnya dalam pebdirian badan yang
memberikan layanan yang memerlukan tindakan kuratif insidental. Seperti
telah dikemukan diatas, semua pelayanan kesahtan harus diintegrasikan
dengan layanan kesejahteraan lain dari dinas membantu perawatan ( home
nursing ), kebersihan rumah atau memberikan makanan bagi lansia ( mears
wheels ) juga perlu didorong.
Pada dasaranya layanan kesehatan lansia ditingkat masyarakat
seharusnya mendayagunakan dan menikutsertakan masyarakat (temasuk
para lansia ) semaksimal mungkin. Yang perlu dikerjakan adalah
meningkatkan keperdulian tntang masyarakat, dengan berbagai cara,
nantara lain cerama, simposium, lokakarya, penyuluhan -
penyuluhan. Pelayanan kesehatan yang dapat di lakukan yaitu berupa :
1. Memberikan penjelasan tentang perubahan – perubahan yang terjadi
2. Memberikan nasehat tentang nutrisi dan diet untuk kesehatan sendiri
3. Menganjurkan pengkonsumsian makanan vegetarian sehingga tidak
mengganggu fungsi alat pencernaan nya , orang tua memerlukan
banyak serat dalam makanannya.
4. Menghindari perubahan kejiwaan dengan keharmonisan keluarga dan
saling pengertian
5. Kemungkinan pemberian terapi hormonal dengan lebih dahulu
berkonsultasi dengan dokter ahli.
6. Melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit seperti pap-smear,sadari
Bentuk Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat
Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat (Community Based Geriatric
Service) yaitu dapat berupa :
1. Puskesmas Santun Lansia
Puskesmas Santun Lansia merupakan bentuk pendekatan
pelayanan proaktif bagi usia lanjut untuk mendukung peningkatan
kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut, yang mengutamakan
aspek promotif dan preventif, di samping aspek keratif dan
rehabilitatif. Puskesmas Santun Lansia mempunyai ciri-ciri seperti
berikut :
a. Pelayanan yang baik berkualitas dan sopan
b. Memberukan kemudahan dalam pelayanan kepada usia lanjut.
c. Memberikan keringanan atau penghapusan biaya pelayanan
kesehatan bagi usia lanjut dari keluarga miskin atau tidak
mampu
d. Memberikan dukungan atau bimbingan pada lansia dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatanya agar tetap sehat
dan mandiri
e. Melakukan pelayanan secara proaktif untuk dapat
menjangkau sebanyak mungkin sasaran usia lanjut yang ada
di wilayah kerja puskesmas.
f. Melakukan kerjasama dengan lintas program dan lintas
program terkait di tingkat kecamatan dengan asa kemitraan,
untuk bersama-sama melakukan pembinaan dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup usia lanjut.
2. Pembinaan Kelompok Lansia
Pembinaan kesehatan Lansia melalui Puskesmas dapat dilakukan
terhadap sasaran usia lanjut yang dikelompokkan sebagai berikut,
yaitu :
a. Sasaran langsung
Pra-usia lanjut 45-59 tahun
Usia Lanjut 60-69 tahun
Usia lanjut dengan risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70
tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan.
b. Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada.
Masyarakat di lingkungan usia lanjut berada.
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan kesehatan
usia lanjut.
Masyarakat luas.
3. Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat
dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
a. Tujuan Posyandu Lansia
Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan lansia
Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta
masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan
disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat
usia lanjut.
b. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan
dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan,
mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan
dengan mental emosional.
Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks
masa tubuh (IMT).
Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu
menit.
Pemeriksaan hemoglobin.
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus)
Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni
sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi
setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga
seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan,
sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan
atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan,
timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter,
peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS)
lansia
BAB I
Pendahuluan
a. Latar belakang
Kontrasepsi adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kehamilan, baik menunda atau menjarang jarak
kelahiran. (Hanifa dan Manuaba,2008)
Usaha – usaha itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Kontrasepsi merupakan bagian terpenting dari keluarga berencana.
Kontrasepsi menjadi alat yang penting untuk tercipnya perencanaan sebuah
keluarga. Untuk itu, kontrasepsi Keluarga Berencana menurut UU no 10
tahun 1992 pasal 9 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanankeluarga, peningjatan kesejahtraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk
merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan
sejahtera lahir dan batin.Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,
pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.psi bukan hanya
menjadi urusan para istri , tapi juga suami
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansi merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang di kategorikab lansia ini akan terjadi suatu
proses yang di sebut proses penuaan.
Kesehatan reproduksi lanjut usia meliputi kesehatan fisik dan
mental setiap individu sepanjang siklus kehidupannya sehingga
pemeliharaan kesehatan pascareproduksi ( sering juga di sebut dengan
kesehatan lansia ) juga perlu mendapat perhatian kita bersama. Masa
pascareproduksi ini di tandai dengan terjadinya penuaan berbagai fungsi
alat/ organ tubuh (ending, 2008)
Pada dasaranya layanan kesehatan lansia ditingkat masyarakat
seharusnya mendayagunakan dan menikutsertakan masyarakat (temasuk
para lansia ) semaksimal mungkin. Yang perlu dikerjakan adalah
meningkatkan keperdulian tentang masyarakat, dengan berbagai cara,
nantara lain cerama, simposium, lokakarya
b. Rumusan Masalah
1 Apa yang mencakup pelayanan kontrasepsi dan KB di masyarakat-
2. Apa Yang di maksud Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
3. Apa saja bentuk pelayanan kesehatan lansia di masyaraka
c. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui yang mencakup pelayanan kontrasepsi dan KB di
masyarakat-
2. Untuk Mengetahui Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
3. Untuk mengetahui bentuk pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kehamilan, baik menunda atau menjarang jarak
kelahiran. (Hanifa dan Manuaba,2008)
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk
merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan
sejahtera lahir dan batin.Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,
pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.psi bukan hanya
menjadi urusan para istri , tapi juga suami
Kesehatan reproduksi lanjut usia meliputi kesehatan fisik dan
mental setiap individu sepanjang siklus kehidupannya sehingga
pemeliharaan kesehatan pascareproduksi ( sering juga di sebut dengan
kesehatan lansia ) juga perlu mendapat perhatian kita bersama. Masa
pascareproduksi ini di tandai dengan terjadinya penuaan berbagai fungsi
alat/ organ tubuh (ending, 2008)
Pada dasaranya layanan kesehatan lansia ditingkat masyarakat
seharusnya mendayagunakan dan menikutsertakan masyarakat (temasuk
para lansia ) semaksimal mungkin. Yang perlu dikerjakan adalah
meningkatkan keperdulian tentang masyarakat, dengan berbagai cara,
nantara lain cerama, simposium, lokakarya
Bentuk pelayanan kesehatan lansia di masyarakat(Community
Based Geriatric Service) yaitu dapat berupapuskesmas santun lansia,
pembinaan kelompok lansia dan posyandu lansia.
B. Saran
Semoga makalah yang telah kami buat mengenai Pelayanan
kontrasepsi dan KB di masyarakat ,Serta Pelayanan Lansia yang Berkaitan
dengan Kesehatan Reproduksi di Masyarakat ini dapat berguna sebagai
salah satu referensi dalam proses pembelajaran mata kuliah askeb
komunitas ini dan juga dapat sebagai penambah wawasan mengenai para
mahasiswi kebidanana sekalian.
Dari penjelasan materi diatas dapat diberikan saran padapara Lansia
yaitu agar tetap menjaga pola hidup dan pola makan agar tetap sehat dan
bugar, perbanyak konsumsi air putih dan lain - lain.
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat serta hidayah_Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata Kuliah “
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS “.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah ASUHAN
KEBIDANAN KOMUNITAS di Program Studi D IV Kebidanan pada
Politeknik Kesehatan Manado.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu. Femmy Keintjem, SPd. S.SiT. M.Kes. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas dan kepada segenap
pihak yang telah memberi bimbingan serta arahan selama penulisan makalah
ini
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Manado, Juli 2018


Penulis
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,IBG. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk


Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta:EGC.p491; 2010
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2009
http:// realtechnet.wordpress.com/tutorial/Kesehatan –reproduksi/
http://www.sayanda.com/keluarga berencana/
http://www.slideshare.net/shashamarta/pelayanan kontrasepsi/
http://jurnalbidandiah.blogspot.com
http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/326-permasalahan-lanjut-usia-
lansi.html
http://rian-andrian.blogspot.com/2012/07/artikel-tentang-kesejahteraan-
lansi.html
http://zahraran.blogspot.com/2014/06/makalah-program-keluarga-
berencana-kb.html
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………...i
Daftar Isi……………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang………………………………………………………………….1
b. Rumusan Masalah………………………………………………………….......2
c. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat……………………………………3
A. Pengertian Kontrasepsi………………………………………………………...3
B. Jenis- jenis Kontrasepsi………………………………………………………...3
C. Tujuan Kontrasepsi……………………………………………………………..4
KB ( Keluarga Berencana)
A. Pengertian KB………………………………………………………………….4
B. Fungsi dari Keluarga Berencana……………………………………………….5
C. Manfaat KB…………………………………………………………………….5
D. Tujuan Pelayanan KB………………………………………………………….6
E.Strategi pendekatan dalam Pelayanan Program KB………… ……………..7
F. Ruang Lingkup Program KB …………………………………………………..8
Pelayanan Lansia Yang Berkaitan Dengan Kesehatan
Reproduksi Di Masyarakat……………………………………………………….15
A. Pengertian Lansia……………………………………………………………..15
B. Perkembangan Reproduksi Usia Lanjut………………………………………16
C. Permasalahan Kesehatan Pasca Reproduksi…………………………………..18
D. Upaya Pelayanan Kesehatan Reproduksi terhadap lansia…………………….21
E. Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat…………………………………..22
F. Bentuk Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat………………………….23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...27
B. Saran ………………………………………………………………………….27
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….iii
MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS

DOSEN : IBU FEMMY KEINTJEM, SPd. S,SIT. M.Kes

KELOMPOK XII
CHRISTA N. PADANG
CHINTA Y. IBRAHIM

POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI MANADO


JURUSAN KEBIDANAN ALIH JENJANG DIPLOMA IV

Anda mungkin juga menyukai