Anda di halaman 1dari 20

REVISI

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II


Topik : Glass Ionomer Cement (GIC)
Kelompok : C6
Tgl. Praktikum : 26 September 2017
Pembimbing : Priyawan Rachmadi, drg., Ph.D

Penyusun :

1. Krisnynda Ayu P 021611133137

2. Nadia Chairony 021611133138

3. Resgita Nadila M 021611133139

4. Prisca Agustina N 021611133140

5. Auryn Thania S H 021611133071

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
1. TUJUAN
1.1 Mahasiswa mampu memanipulasi GIC untuk material restorasi menggunakan
alat dengan benar.
1.2 Mahasiswa mampu membedakan setting time GIC berdasarkan variasi rasio
bubuk/cairan dengan benar.

2. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


2.1 Bahan Praktikum
a. Bubuk dan cairan GIC (GC Gold Label) Tipe 2

Gambar 2.1 Boto bubuk dan cairan GIC serta sendok takar

2.2 Alat Praktikum


a. Pengaduk plastik
b. Glass slab
c. Cetakan teflon ukuran diameter 5 mm, tebal 2 mm
d. Plastis filling instrument
e. Sonde
f. Pisau malam
g. Stopwatch
h. Paper pad

1
a b c

d e f g

Gambar 2.2 Alat praktikum (a) glass slab; (b) paper pad; (c) cetakan teflon; (d)
plastis filling instrument; (e) sonde; (f) pisau malam; (g) pengaduk plastik

3. CARA KERJA
a. Material dan alat yang digunakan dipersiapkan untuk praktikum
b. Cetakan teflon diletakkan diatas glass slab.
c. Botol bubuk GIC dikocok terlebih dahulu, kemudian posisi botol bubuk
GIC dimiringkan untuk mengambil 1 sendok takar bubuk GIC. Bubuk
yang telah diambil kemudian diratakan menggunakan plastik pada
permukaan kemasan botol bubuk.

2
Gambar 3.1 Cara mengambil bubuk GIC

d. Bubuk diletakkan diatas paper pad secara perlahan dan dibagi menjadi dua
bagian menggunakan pengaduk plastik.
e. Cairan GIC diteteskan sebanyak 1 tetes ke atas paper pad dekat bubuk
dengan cara : botol dipegang secara vertikal 1 cm di atas paper pad
ditekan sedikit sampai cairan menetes.

Gambar 3.2 Cara meneteskan cairan GIC


f. Waktu awal pencampuran dicatat dengan stopwatch. Bubuk GIC bagian
pertama dicampur dengan cairan dan diaduk selama 10 detik dengan
gerakan melingkar, kemudian dilanjutkan dengan gerakan melipat pada
penambahan bubuk GIC bagian kedua diaduk kurang lebih 25-30 detik
(maksimal 60 detik) sampai homogen. Selama pengadukan, diusahakan
tidak ada bubuk yang tercecer dan pengaduk plastik harus selalu
menempel pada paper pad.

3
Gambar 3.3 Cara mengaduk bubuk dan cairan GIC

g. Hasil pengadukan GIC yang telah homogen dikumpulkan dengan


pengaduk plastik pada paper pad kemudian dimasukkan ke dalam cetakan
teflon menggunakan salah satu ujung plastis filling instrument dan
permukaan diratakan (stopwatch masih tetap dihidupkan).

Gambar 3.4 Memasukkan adonan ke dalam cetakan teflon

h. Setelah adonan GIC pada permukaan teflon rata, mulai dilakukan


pengukuran setting time dengan cara: permukaan GIC pada cetakan teflon
ditekan dengan ujung sonde degan interval waktu setiap 5 detik. Setting
time dinyatakan selesai apabila pada permukaan sampel tidak ada bekas
tusukan sonde. Waktu pengerasan GIC dicatat.
i. Setting time dicatat yang dihitung sejak awal pencampuran hingga semen
mengeras.
j. Langkah kerja a sampai i diulangi dengan rasio bubuk dan cairan GIC
3/4:1, dan 5/4:1.

4
4. HASIL PRAKTIKUM

Tabel 4.1 Hasil setting time Glass Ionomer Cement berdasarkan variasi rasio
bubuk dan cairan.

Percobaan
L/P ratio Keterangan Setting time
ke-

4 menit 50
1 1 tetes cairan : 1 sendok bubuk Normal
detik

7 menit 50
2 1 tetes cairan : ¾ sendok bubuk Encer
detik

8 menit 20
3 1 tetes cairan : ¾ sendok bubuk Encer
detik

4 menit 15
4 1 tetes cairan : 1 ¼ sendok bubuk Kental
detik

4 menit 10
5 1 tetes cairan : 1 ¼ sendok bubuk Kental
detik

Pada praktikum ini digunakan Glass Ionomer Cement (GIC) tipe II yang
biasa digunakan sebagai bahan restorasi. Dari praktikum ini didapatkan hasil
setting time GIC berdasarkan variasi dari rasio bubuk dan cairan yang digunakan.
Perbedaan variasi rasio bubuk dan cairan didapatkan dengan mengubah jumlah
dari bubuk GIC dan untuk cairan GIC dibuat tetap yaitu 1 tetes. Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan setting time tercepat yaitu pada percobaan kelima
dengan L/P ratio 1 tetes cairan : 1 ¼ sendok bubuk (kental), sedangkan setting
time terlama yaitu pada percobaan ketiga dengan L/P ratio 1 tetes : ¾ sendok
bubuk (encer).

5
5. PEMBAHASAN

Definisi Glass Ionomer Cement

Glass ionomer restoratif telah ada sejak tahun 1970-an yang berasal dari
gabungan antara semen silikat dan polikarboksilat semen dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat yang translusen, pelepasan fluor dari semen silikat dan
kemampuan melekat secara kimia pada struktur gigi dari semen polikarboksilat.
Polikarboksilat telah dikembangkan dan merupakan semen gigi pertama yang
inheren adhesi untuk substansi gigi. Glass ionomer cement merupakan bahan
restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi dan terus dikembangkan. Glass
ionomer cement (GIC) ini berupa bubuk dan cairan. Bubuk dari GIC adalah
calcium fluoroaluminosilicate glass, sedangkan cairan GIC adalah larutan
polyacrylic acid/itaconic acid copolymer dalam air. Kandungan fluorida pada
bahan ini sangat tinggi, fluorida tersebut dapat memperendah suhu fusi kaca,
meningkatkan kekuatan dan tranlusensi semen. (McCabe & Walls. 2008, p. 245).

Tipe Glass Ionomer Cement

Komposisi atau kandungan dalam GIC pada dasarnya sama untuk ketiga
tipe, dengan variasi pada komposisi bubuk dan ukuran partikel untuk mencapai
fungsi yang diinginkan. GIC dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (Nagaraja
Upadhya,and Kishore, 2005,p. 158).
1. Tipe I : luting, crown, bridge, dan orthodontic brackets

2. Tipe II a: Aesthetic restorative cements

3. Tipe II b: reinforced restorative cements

4. Tipe III : lining cement dan base

Glass ionomer cement seharusnya hanya diterapkan pada material yang


melibatkan reaksi asam basa yang signifikan sebagai bagian dari reaksi setting dan
menunjukkan pelepasan fluor.

6
Komposisi Glass Ionomer Cement

Material ini disuplai dalam bentuk bubuk dan cairan atau bubuk yang
dicampur dengan air. Bubuk terdiri dari Sodium Alumino-silicate glass, komposisi
yang sama seperti yang digunakan pada material silikat. Sedangkan untuk cairan,
50% nya merupakan larutan polyacrylic acid. Saat ini komponen cairan terdiri
dari larutan acrylic acid atau maleic acid/acrylic acid copolymer. Tartaric acid
digunakan untuk mengkontrol reaksi setting, yang terkandung juga dalam
komponen cairan. (Mc Cabe, 2008.p. 245)Ada juga yang tersedia dengan bubuk
dan air. Bubuk terdiri dari vacuum dried polyacid, sebagai tambahan untuk bubuk
glass. Material ini dicampur dengan air dan pabrik menyediakan botol tetes untuk
membantu mengukur airnya. Pabrik lain juga menyediakan larutan tartaric acid.
(Mc Cabe, 2008.p. 245).

Tabel 5.1 Komposisi GIC (Annusavice et al., 2013, p. 321)

Komponen
Berat (%)

Silica (SiO)2 41,9

Alumina (Al2O2) 28,6

Aluminium fluoride (AlF3) 1,6

Calcium fluoride (CaF2) 15,7

Sodium fluoride (NaF) 9,3

Aluminium phosphate (AlPO4) 3,8

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Setting Time

Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time (Anusavice et al., 2013, pp. 320,
322-323):

a. Temperature
7
Pada suhu yang rendah dapat memperlambat reaksi setting sehingga
memperpanjang working time.

b. W/P Rasio
Semakin banyak bubuk yang digunakan maka setting time semakin cepat
dari rasio normal. Begitu juga sebaliknya, semakin encer rasio bubuk dan
cairan maka setting time GIC semakin lama dari rasio normal. Hal ini
dikarenakan, pada rasio rasio bubuk dan cairan yang kecil, setting jumlah
bubuk (Ca2+ dan Al3+) yang sedikit sehingga dibutuhkan waktu cross-link
antara kation dengan polyacid membentuk polyalkenoate yang lebih lama
akibat adanya sisa asam yang menunggu kation dari bubuk terurai untuk
melakukan cross-link.

c. Ukuran partikel powder


Ukuran partikel powder yang kecil akan mempercepat setting time.

d. Expired date
Semakin lama tanggal kadaluarsa pada bubuk dan cairan semakin lama
reaksi setting time.

e. Kelembapan
Kelembapan berpengaruh pada cairan yang mengakibatkan cairan
teroksidasi sehingga semakin tinggi kelembapan lingkungan sekitar
semakin lama reaksi setting.

Manipulasi Glass Ionomer Cement

GIC memiliki beberapa cara manipulasi yang berbeda, tergantung pada


bentuk produk. Terdapat beberapa variasi, yaitu (Manappalil,2010):
a. Powder/liquid in bottles
b. Pre-proportioned powder/liquid in capsules
c. Light cure system
d. Powder/distilled water (water settable type)

8
Tahap Manipulasi Glass Ionomer Cement:

Dalam proses manipulasi Glass Ionomer Cements, ratio powder dan bubuk
yang digunakan harus sesuai dengan aturan pabrik. Yang perlu dipersiapkan
terlebih dahulu adalah sebuah paper pad untuk tempat mencampur, glass slab
dalam keadaan dingin dan kering dapat menghambat reaksi dan memperpanjang
working time. Sebaiknya powder dan liquid tidak dikeluarkan terlebih dahulu
hingga proses pencampuran dimulai karena kontak yang terlalu lama dengan
atmosfer dapat mengubah rasio air asam yang tepat dari cairan. Pencampuran
dilakukan dengan menggunakan spatula untuk aplikasi luting. Waktu
pencampuran tidak lebih dari 40-60 detik. (Anusavice 2003, p. 477).

Botol powder dikocok perlahan. Digunakan non-absorbent paper pad atau


glass slab sebagai alas dalam mengaduk. Powder dipisahkan menjadi 2 bagian.
Penambahan powder ditambahkan dengan cepat pada pengadukan dengan spatula.
Material ini tidak boleh diaduk dengan metode spreading. Namun, digunakan
teknik menekan dan melipat. Mixing time selama 45 detik (Manappalil,2010).

Pada praktikum dilakukan pengukuran setting time dari Glass Ionomer


Cement (GIC), manipulasi dengan konsistensi normal (sesuai aturan pabrik) yaitu
1 sendok bubuk: 1 tetes cairan memiliki setting time 4 menit 50 detik. Sedangkan
untuk manipulasi dengan konsistensi encer, memiliki setting time 8 menit 25
detik, dan manipulasi konsistensi kental ( 11/4 sendok bubuk :1 tetes cairan)
memiliki setting time 4 menit 10 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin besar perbandingan powder:liquid maka setting time semakin cepat
sedangkan semakin kecil perbandingan powder:liquid maka setting time akan
lebih lama. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin besar
rasio bubuk dengan cairan maka semakin cepat pula waktu setting karena bubuk
akan segera berikatan dengan rantai asam polyacrylic dan dapat segera cross link
dan mengeras (Manappallil 2010, hal.69).

Sedangkan konsistensi encer memiliki setting time yang lebih lama sebab
masih terdapat asam dari cairan yang belum berikatan dengan alumunium dan
9
kalsium sehingga pembentukan rantai cross link berlangsung lebih lama. Rasio
bubuk dan cairan yang kecil akan mempengaruhi sifat mekanis semen. Sebaliknya
rasio bubuk dan cairan yang besar memiliki setting time yang lebih cepat seperti
yang telah dijelaskan.

Rasio powder/liquid yang digunakan harus sesuai dengan aturan pabrik.


GIC yang memiliki rasio P/L yang rendah setting time nya akan lebih lama,
memiliki sifat mekanis yang berkurang, dan meningkatkan kemungkinan
terjadinya degradasi semen. Kontaminasi kelembapan akan mengkontaminasi
keseimbangan asam dan air (Manappalil,2010).

Proses pengerasan GIC ada 4 tahap, yaitu: (Khoroushi and Keshani, 2013)
Proses pengerasan GIC ada 4 tahap, yaitu: (Khoroushi and Keshani, 2013)
1. Dekomposisi bubuk/dissolution
Permukaan partikel kaca terpapar oleh asam, kation logam dilepaskan ke dalam
larutan dan lapisan gel silikat terbentuk pada permukaan partikel.
2. Gelasi/gelation
Dengan peningkatan konsentrasi kation, nilai pH pada fase cair meningkat yang
menghasilkan ionisasi asam karboksilat yang lebih besar. Lalu, ionic cross- link
dan ikatan hidrogen akan membentuk struktur gel. Setelah itu, Ion-ion hidrogen
akan terbentuk dari ionisasi asam poliakrilat dalam air. Ion hidrogen akan bereaksi
dengan tepian partikel-partikel glass yang menyebabkan pelepasan ion-ion
kalsium, aluminium, dan fluor dan membentuk sebuah gel (silica based hydrogel)
di sekitar partikel glass. Ion-ion kalsium dan aluminium terikat dengan polianion
pada grup polikarboksilat semen yang mulai terbentuk pada saat pH meningkat.
3. Hardening
Pembentukan cross-link dalam rantai polimer sebagai hasil pelepasan kation
logam menyebabkan pengerasan semen. Bahan akhir terdiri dari partikel kaca
yang tidak bereaksi yang dikelilingi oleh matriks polysalt yang mengandung
cross-link.
4. Maturasi/maturation

10
Reaksi berlanjut setelah pengaturan dan kekuatan ikatan (kekuatan antarmolekul)
meningkat.

6. KESIMPULAN

Pada praktikum ini, mahasiswa mampu memanipulasi GIC untuk material


restorasi menggunakan alat dan bahan dengan baik dan benar. Setting time GIC
dipengaruhi oleh temperature, rasio bubuk dan cairan (W/P ratio), ukuran partikel
powder, kelembapan, dan masa kadaluarsa (expired date) dari bubuk dan cairan
yang digunakan. Dari praktikum ini dapat diketahui bahwa semakin besar rasio
bubuk dan cairan (kental), setting time GIC semakin cepat.

7. DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J, et al. 2013. Phillips’s Science of Dental Materials. 12th Ed.
Elsevier Science St.Louis. p.320-323.
McCabe, JF and Walls, AWG, 2008, Applied Dental Materials 9th ed, Oxford:
Blackwell Publishing Ltd, Munksgaard, hal. 245-246
Mousavinasab SM, Khoroushi M, Keshani F, Hashemi S. Flexural strength and
morphological characteristics of resin-modified glass-ionomer containing
bioactive glass. J Contemp Dent Pract. 2011;12:41–6.
Nagaraja Upadhya, P. and Kishore, G., 2005. Glass ionomer cement: The
different generations. Trends Biomater Artif Organs, 18(2), pp.158

11

Anda mungkin juga menyukai