“KONDOM”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:WILIAM BRADES
DOSEN PEMBIMBING:NADIA ASTRI
,S.TR.keb
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder
bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 mm, garis
tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil
dan dipangkal yang terbuka bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah
tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari standar.
b. Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan variasi
kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki
rasa, dan beraroma.
c. Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak
dipralubrikasi.
d. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama untuk
hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan
perlindungan tambahan terhadap penularan HIV/AIDS (USU, 2009).
2. Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15
cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin
polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk
memasang dan melekatkan kondom di vagina. Kondom wanita mengandung
pelumas berbahan dasar silikon dan tidak memerlukan pelumas spermisida
serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan kondom ini
menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU,
2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan
kondom lateks. Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat
dari kondom lateks) tetapi tipis sehingga sensasi yang ditimbulkan tetap dapat
dipertahankan. Kondom wanita ini dapat mencegah kehamilan dan penularan
penyakit seksual termasuk HIV apabila digunakan dengan benar (Lubis,
2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau pengaman
saja. Kondom juga bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay agar suasana
bercinta menjadi berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia dalam beragam
tekstur dan aroma.
2.2 jenis-jenis kondom yang banyak beredar di pasaran
(Yuniico, 2009).
1. Kondom dengan aroma dan rasa.
Aroma favorit yang bisa dipilih seperti cokelat, stroberi, durian, pisang dan
mint.
2. Kondom berulir (Ribbed Condom)
Jenis kondom yang satu ini memiliki keunikan di bentuknya yang berulir
untuk menambah kenikmatan pada saat bersenggama.
3. Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom)
Tipe satu ini berbahan karet dengan ukuran yang sangat tipis. Pada saat
melakukan senggama, pasangan seakan-akan senggama tanpa menggunakan
kondom.
4. Kondom bintik (Dotted Condom)
Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya yang bisa menimbulkan
efek mengejutkan bagi wanita.
5. Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom)
Jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung perlindungan ekstra
untuk mencegah kehamilan.
6. Kondom wanita (Female Condom)
Kondom berbahan lateks atau polyurethan, sehingga bersifat elastis dan
fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau rangsangan. Terutama
bagi pria yang kurang suka memakai kondom.
7. Kondom twist.
Tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pada saat
bersenggama.
8. Kondom getar (Vibrating Condom).
Kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di bagian ujungnya Kondom yang
menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin getarnya ini bisa
bertahan hingga 30 menit.
9. Kondom baggy.
Tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir di
bagian badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bersenggama.
10. Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong
medicine)
Jenis kondom yang satu ini dilengkapi dengan lubrikan yang mengandung
obat kuat(Yuniico, 2009).
2.3 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
1) Kelebihan pemakaian kondom
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak mengganggu kesehatan klien.
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5. Murah dan dapat dibeli secara umum.
6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda (Saifuddin, 2003).
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat non kontrasepsi.
1. Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
2. Dapat mencegah penularan IMS.
3. Mencegah ejakulasi dini.
4. Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan
karsinogenik eksogen pada serviks).
5. Saling berinteraksi sesame pasangan.
6. Mencegah imuno infertilitas (Saifuddin, 2003)
Kelebihan kondom berdasarkan klasifikasinya.
1.a Pria
a) Murah dan dapat dibeli secara umum.
b) Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
c) Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan
d) Mudah cara pemakaiannya.
e) Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi menular seksual
(PMS)
f) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
g) Tidak mengganggu produksi.
h) Tidak memerlukan pengawasan
B .Wanita
a) Memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi menular seksual
(IMS).
b) Tidak mengganggu produksi.
c) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
d) Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan seks lebih kecil dibandingkan
kondom laki-laki.
e) Tidak memerlukan pengawasan
2) Kekurangan pemakaian kondom
2.4 KEKURANGAN PEMAKAIAN KONDOM
SECARA UMUM
1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.
2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
3. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).
4. Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan
ereksi.
5. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
6. Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum.
7. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal
limbah (Saifuddin, 2003).
Kekurangan pemakaian kondom berdasakan klasifikasinya.
2.a Pria
a) Penurunan kenikmatan seks lebih besar daripada kondom wanita
2.b Wanita
a) Kenikmatan bisa terganggu karena timbul suara gemerisik saat
berhubungan intim.
b) Penampilan kurang menarik.
c) Pada awal menggunakan alat ini, proses pemasangannya agak sulit.
d) Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya ke dalam vagina.
e) Harganya masih mahal (USU, 2009).
B.4 Efek Samping
Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai kondom dan
pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun pada beberapa
kasus terutama yang alergi terhadap latex, bisa menimbulkan iritasi. Apalagi
jika latex kondomnya ditambahi dengan bahan spermicidal, maka nyeri
yang timbul akan semakin parah. Guna menghindari reaksi alergi ini, maka
sebaiknya memakai kondom dari bahan polyurethane atau kondom natural
skin serta tidak memakai bahan spermicida
Banyak pria mengeluhkan kurang sensisitif jika memakai kondom,
sementara yang lainnyna merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat
memakai kondom atau saat intercourse. Pada beberapa kasus, baik pria
maupun partner-nya, memakai kondom bisa menghancurkan spontanitas
mereka dalam ML. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek samping
2.5 INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
1. Indikasi
Semua pasangan usia subur yang ingin berhubungan sekual dan belum
menginginkan kehamilan. Selain itu, untuk perlindungan maksimum
terhadap infeksi menular seksual
2. Kontra indikasi
a) Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda ini.
b) Malformasi penis.
c) Apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks (Puspitasari,
tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom diluar vagina
agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma disekitar vagina.
8. Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
9. Sediakan kondom dalam jumlah cukup dirumah dan jangan disimpan
ditempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi
rusak atau robek saat digunakan.
10. Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak
rapuh atau kusut.
11. Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan
petrolatum karena akan segera merusak kondom
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kondom dalam berbagai jenis bentuk telah digunakan sejak beberapa abad
yang lalu. Kondom berfungsi sebagai barrier yang membungkus penis untuk
melindungi dari penyakit yang telah digunakan sejak 1350 sebelum masehi
dan digunakan untuk mencegah kehamilan sekitar abad ke-16.
2. Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelamin yang memakainya yaitu
kondom pria dan wanita. Tetapi kondom yang banyak dijual dipasaran yaitu
ada 10 jenis, diantaranya Kondom dengan aroma dan rasa, Kondom berulir
(Ribbed Condom), kondom ekstra tipis, kondom bintik dan sebagainya.
3. Sebenarnya untuk kelebihan dan kekurangan dari pemakaian kondom, itu
tergantung dari jenis kondom yang digunakan. Tetapi kelebihan dan
kekurangan yang menonjol yaitu sebagai berikut:
Kelebihan: aman dipakai, mudah didapat, cukup efektif bila digunakan
dengan benar, dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan
Hepatitis B HIV/AIDS.
Kekurangan: ada risiko robek. oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya
untuk satu kali pakai. kondom yang baik terasa licin dan basah. jangan
gunakan kondom yang bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di
tangan, atau yang merekat pada bungkus plastiknya, angka kegagalan tinggi,
yaitu 3 - 15 per 100 wanita per tahun.
4. Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai kondom dan
pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun pada beberapa
kasus terutama yang alergi terhadap latex, bisa menimbulkan iritasi dan
alergi. Apalagi jika latex kondomnya ditambahi dengan bahan spermicidal,
maka nyeri yang timbul akan semakin parah.
5. Kontra indikasi : Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima
metoda ini, malformasi penis dan apabila salah satu dari pasangan alergi
terhadap karet lateks.
6. Cara pemakaian kondom juga tergantung dari jenis kondom apa yang
digunakan. Tetapi pada dasarnya, kondom dipasangkan pada alat genitalia
pria dan wanita untuk mencegah terjadinya pembuahan.
3.2 Saran
1. Hindarilah pemakaian kondom secara illegal.
2. Jangan melakukan seks bebas tanpa ikatan pernikahan.
3. Gunakanlah kondom sesuai peraturan dan tujuannya.
4. Jangan menyalahgunakan kondom untuk hal-hal yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, Ita Karunia. “Kecenderungan Pemakaian Kondom pada Pelanggan
WPS Selama 3 Bulan dan Kejadian HIV pada WPS Di Puskesmas Putat
Surabaya”, http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/252/gdlhub-gdl-s1-2010-
afrianiita-12551-fkm128-k.pdf. Diakses tanggal 17 Desember 2010.