PIL KB EDIT (Fix)
PIL KB EDIT (Fix)
1. Sistem 28: peserta pil KB terus minum pil tanpa pernah berhenti.
2. Sistem 21/22: peserta pil KB berhenti minum pil selama 7-8 hari dengan
mendapat kesempatan menstruasi.
Cara kerja pil KB adalah dengan menekan ovulasi yang akan mencegah
lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir cervix sehingga
sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim, menipiskan garis endometrium
sehingga tidak siap untuk implantasi, serta mengubah motilitas tuba (Awati,
2007).
1. Tipe kombinasi
Tiap tablet berisi estrogen dan progesteron dalam dosis tertentu (Pradila,
2013). Dosis estrogen ada yang 0,05; 0,08 dan 0,1 mg per tablet. Sedangkan
dosis dan jenis progesteronnya bervariasi dari masing-masing pabrik
pembuatnya (Fajrin & Oktaviani, 2011). Biasanya dalam satu rangkaian
terdapat 20, 21 atau 22 tablet. Contoh: Previson (20), Oural, eugnion, ovulan
(21), Lyndiol (22) (Pradila, 2013).
a) Sebaiknya pil diminum setiap hari. Lebih baik pada saat yang sama setiap
hari.
b) Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
d) Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil
habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 pil
habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari
paket yang baru.
e) Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambilah pil
yang lain atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain.
f) Bila terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan
memungkinkan dan tidak mempurburuk keadaan, pil dapat diteruskan.
g) Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21) sebaiknya minum pil tersebut segera
setelah ingat walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak
perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau
lebih (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai jadwal
yang ditetapkan. Juga sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi yang
lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan
paket pil tersebut.
h) Bila tidak haid, perlu segera melakukan tes kehamilan. Beberapa jenis
obat dapat mengurangi efektivitas pil seperti rifampisin, fenitoin,
barbiturat, griseofulvin, antidepresan trisiklik, ampisilin dan penisilin,
tetrasiklin. Bagi yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut di atas untuk
jangka waktu panjang sebaiknya menggunakan pil kombinasi dengan
dosis 50 mikrogram atau dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi
yang lain.
2. Pil mini
Cara penggunaan mini pil adalah dengan diminum terus-menerus tanpa ada 7
hari jeda. Bagi ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif, dianjurkan
memulai minum mini pil pada minggu ke-6 setelah melahirkan. Sedangkan
bagi ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif atau memberikan susu
formula bersama dengan ASI, maka dianjurkan mulai minum pil sejak
minggu ketiga setelah melahirkan. Jika melakukan hubungan seksual pada
rentang waktu 48 jam pertama setelah meminum mini pil, dianjurkan untuk
menggunakan kondom (BPOM RI, 2012).
1 tablet: jika < 3 jam, dianjurkan segera minum pil yang terlupa. Tablet
berikutnya diminum seperti biasa.
1 tablet dan baru teringat > 3 jam kemudian atau terlupa minum lebih
dari 1 tablet: dianjurkan minum pil terakhir yang terlupa dan dosis
selanjutnya diminum seperti biasa. Hal ini bisa berarti minum 2 tablet
dalam satu hari. Jika melakukan hubungan seksual pada rentang waktu
48 jam pertama setelah meminum mini pil, dianjurkan untuk
menggunakan kondom.
1. Pil KB kombinasi
Metode Yupze
Keuntungan Pil KB
Kerugian Pil KB
3. Adanya efek samping walaupun sifatnya sementara seperti mual, sakit kepala,
muntah, payudara menjadi nyeri.
4. Kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten.
Secara teoritis, efektivitas dari pil KB sangat tinggi, akan tetapi hal tersebut
tergantung pada disiplin si pemakai. Jika pil KB dipakai secara benar
efektivitasnya dapat mencapai 99,99%. Pemakaian pil KB dikontraindikasikan
antara lain pada wanita yang sedang menyusui kecuali pil mini, riwayat sakit
jantung, penderita tumor, kelainan jantung, varises, hipertensi, perdarahan
ginekologi yang tidak diketahui sebabnya, migrain hebat, gangguan pembekuan
darah, sedang mengkonsumsi obat rifampisin atau obat epilepsi (Awati, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Awati, D. E. 2007. Pengetahuan dan Motivasi tentang Kontrasepsi pada Akseptor
KB di 4 Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sleman. Skripsi pada Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). 2012.
Kontrasepsi Oral: Mengenal Manfaat dan Resikonya. InfoPOM; Edisi
Januari-Februari 2012: 4-6.