Tentang
KEBIJAKAN MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH
ALERT MEDICATIONS)
DI RUMAH SAKIT CITAMA
Mengingat :
a. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-Undang N0.44 tahun 2009 tentang RumahSakit
c. Permenkes RI Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
d. Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 tahun 2016 tentang pekerjaan
kefarmasian di Rumah Sakit
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/659/2017 tentang Formularium Nasional
f. Keputusan Direktur PT. Citama Marga Husada Nomor
017/SK/DIR/CMH/V/2017 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Citama;
g. Peraturan Direktur Rumah Sakit Citama Nomor 115/PER/DIR/RSC/I/2018
tentang Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama :
KEBIJAKAN MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS)
Kedua : kebijakan sebagaimana dimaksud diatas termuat pada lampiran peraturan ini
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Bogor
Padatanggal : 4 Januari 2018
a. Obat High Alert adalah obat atau bahan obat yang mempunyai resiko tinggi dan
berakibat fatal pada pasien apabila terjadi kesalahan saat pemesanan,
penyiapan, administrasi, pemberian dan penyimpanan
b. Obat-obat high Alert di Rumah Sakit di tetapkan oleh Komite Farmasi dan Terapi
Rumah Sakit
c. Informasi tentang obat- obat high Alert di cantumkan di formulir rumah sakit
d. Unit farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/perbekalan
farmasi yang beredar di rumah sakit termasuk obat high alert
e. Penatalaksanaan, pengawasan, penyelenggaraan pelayanan obat high alert
dilaksanakan oleh kepala unit farmasi rumah sakit Citama.
f. Pengadaan obat high alert pada distributor yang ditunjuk resmi oleh industri
farmasi
g. Penyiapan obat high alert di unit farmasi dilakukan oleh petugas yang ditunjuk
h. Pemberian label khusus pada obat high alert dengan label berwarna merah
bertuliskan : HIGH ALERT”
i. Penyimpanan obat high alert di tempatkan pada tempat khusus, dipisahkan
dengan obat lain
j. Sebelum pemberian pada pasien harus dilakukan cek ulang dan double cek
dengan petugas yang berbeda ( meliputi : identitas pasien, identitas obat,
konsentrasi obat yang akan diberikan, aturan pakai obat dan cara pakai obat)
k. Setiap perawat yang memberikan obat high alert pada pasien harus tanda
tangan dan nama jelas pada lembar pemberian obat
l. Pada obat high alert dengan konsentrasi tinggi harus dilakukan pengenceran
/pelarutan yang sesuai sebelum digunakan
m. Permintaan obat high alert dilakukan oleh DPJP
n. Penyimpanan Obat High Alert di unit Rawatan hanya di Unit Rawat Inap
Dewasa, HCU, Kamar Bedah dan IGD
o. Pengawasan lebih ketat oleh perawat kepada pasien yang diterapi dengan obat
high Alert untuk menghindari hal yang tidak di inginkan