Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH TERBENTUKNYA KABUPATEN SORONG

Sejak tahun 1945,sebelum perang dunia ke II yaitu semasa penjajahan Pemerintah Belanda
atas Kepulauan Indonesia, maka Kota Sorong pada sekitar tahun 1935 dibuka sebagai base camp
Bataafese Petroleum Maastchappy (BPM) dengan pos pemerintahan mengambil lokasi pada
pulau DOOM.
keadaan demikian berlangsung sampai dengan tahun 1944,kemudian Sorong diduduki oleh
tentara Jepang,Maka Pemerintah Belanda membentuk satuan Pemerintah sipil yang diberi nama
Nederlands Indies Administrator (NICA) berkedudukan di
kampung Harapan Jayapura (HOLLANDIA pada waktu itu). satuan Pemerintahan NICA
ini setelah berakhirnya perang Dunia Ke-II rahun 1945,masih berkuasa di Irian Barat sampai
tahun 1947.
Pada tahun 1947 Pemerintah Belanda mulai menyusun struktur Pemerintahan untuk Irian
Barat dengan pembagian-pembagian wilayah atas daerah besar dan kecil sesuai dengan
keinginannya.
Sorong ditentukan sebagai Onderafdeling meliputi Distrik-Distrik dalam kepulauan Raja
Ampat dan semenanjung Doreri. Onderafdelijk ini dipakai oleh seorang Hoofd Vaan Plaatslijk
Bestuur HPB) dan berkedudukan di Sorong DOOM.
Kota Sorong Doom ditentukan pula sebagai kota afdeling West Nieuw Guinea yang
wilayahnya meliputi seluruh kepala burung dan FAK FAK (sekarang Kabupaten FAK FAK).
Afdeling West Nieuw Guinea ini dikepalai oleh seorang asistent resident,sedangkan sebagai
sebagai kepala Provinsi berkedudukan di Jayayapura.
Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 1949. Pada tahun 1950,Dengan berhasil
pemerintahan Belanda dalam usahanya memisahkan Irian Barat melalui Konfrensi Meja Bundar
(KMB)
Tahun 1949 maka pemerintahan Belanda lebih memperkuat kedudukannya dengan
membentuk satuan pemerintah yang diberi nama HetGouvernments Van Netherlands Nieuw
Guinea dikepalai oleh seorang Gouverneur berkedudukan di Hollandia (Jayapura sekarang).
Afdeling West Nieuw Guinea meliputi :
1. Onderafdeling Sorong.
2. Onderafdeling Fak Fak.
3. Onderafdeling Ayamaru.
4. Onderafdeling Manokwari.
5. Onderafdeling Kaimana.
6. Onderafdeling Ransiki.
7. Onderafdeling Kokonao.
8. Onderafdeling Bintuni.
Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 1950. Pada tahun 1952,Karena luasnya wilayah
Onderafdeling Sorong ,maka pada tahun 1952 Onderafdeling dipecah menjadi 2 Onderafdeling
yaitu.
1. Onderafdeling Sorong Olie dan
2. Onderafdeling Raja Ampat
Masing-masing dikepalai oleh seorang Hoofd Van Plaaselijk Bestuur (HPB) dan kedua
duanya berkedudukan di Sorong Doom. Pada tahun1956,Afdeling West Nieuw Guinea kemudian
dipecahkan dan dibentuk menjadi 2(dua) Afdeling yaitu :
1. Afdeling West Nieuwm Guinea dan
2. Afdeling Fak Fak
Bersamaan dengan pemcahab tersebut maka resident West Nieuw Guinea yang tadinya
berkedudukan di Sorong Doom kemudiandipindahkan ke Manokwari. Dengan demikian maka
Afdeling West Nueuw Guinea meliputi onderafdeling :
1. Onderafdeling Raja Ampat.
2. Onderfdeling Sorong Olie.
3. Onderafdeling Ayamaru (pada tahun 1955 dipindahkan ke Teminambuan.
4. Onderafdeling Manokwari.
5. Onderafdeling Ransiki.
6. Onderafdeling Bintuni.
Pada tahun 1963,pembagian wilayah seperti tersebut diatas berlangsung terus sampai
dengan penyerahan pemerintahan atas Irian Barat kepada Badan Penguasa Sementara
Perserikatan Bangsa-Bangsa/ United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) 1
Oktober 1962 1 mei 1963.
Setelah penyerahan Irian Barat secara penuh oleh UNTEA kepada pemerintahan Republik
Indonesia maka pada tahun 1965 berdasarkan berabagai pertimbangan maka diangkat seorang
wakil bupati kordinator yang berkedudukan di Sorong dengan tugas:
Mengkordinir pelaksanaan tugas pemerintahan oleh kepala Pemerintahan setempat (KPS)
Sorong,Raja Ampat,Teminambuan dan Ayamaru.
Mempersiapkan pemecahan kabupaten Irian Barat bagian barat Menjadi 2 (dua) kabupaten.
Kedudukan wakil Bupati koordinator ini dilaksanakan berdasarkan keputusan perdana
menteri No, 129 tahun 1965.Pada tahun 1967,kedudukan Wakil Bupati koordinator wilayah
kepala pemerintahan setempat Sorong,Raja Ampat, Teminambuan dan Ayamaru ini dinyatakan
terpisah dari kabupaten Manokwari dan merupakan satu wilayah kabupaten Administratif
tersendiri berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomer 22 Tahun 1967, yang kemudian
ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun kabupaten Sorong.
Dengan demikian selesainya pelaksanaan penentuan pendapat Rakyat tahun 1969 dan
berhasil dengan baik, maka sebagai tindak lanjut dari pada kemenangan itu, oleh pemerintah
Republik Indonesia di tetapkan Undang-Undang Nomer 12 tahun 1969 tentang pembentukan
Propinsi otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat.
Pada tahun 1969, dengan selesainya pelaksanaan penentuan pendapat rakyat
perkembangan status dari kabupaten Administratif menjadi kabupaten Otonom tidak terdapat
perubahan dalam pembagian wilayah dan keadaan sampai dengan tahun 1972 adalah sebagai
berikut :
1. Wilayah kepala Pemerintahan setempat Sorong dengan ibukota Sorong terbagi atas.
a. Distrik Sorong dengan ibukota Sorong.
b. Distrik Makbon dengan ibukota Makbon.
c. Distrik Moraid dengan ibukota Mega.
d. Distrik Sausapor dengan ibukota Sausapor.
e. Distrik Beraur dengan ibukota Wanurian.
2. Wilayah Kepala Pemerintahan setempa Raja Ampat dengan Ibukota Sorong Doom terbagi
atas :
a. Distrik Salawati Utara dengan ibukota Doom.
b. Distrik Salawati Selatan dengan ibukota Seget.
c. Distrik Waigeo Utara denagn ibukota Kabare.
d. Distrik Waigeo Selatan dengan ibukota Saonek.
e. Distrik Misool dengan ibukota Waigama.
3. Wilayah Kepala pemerintahan setempat Teminambuan dengan Ibukota Teminambuan terbagi
atas :
a. Distrik Teminambuan dengan ibukota Teminambuan.
b. Distrk Inawatan dengan ibukota Inawatan.
4. Wlayah kepala pemerintahan Setempat Ayamaru dengan ibukota Ayamaru terbagi atas :
a. Distrik Ayamaru dengan ibukota Ayamaru.
b. Distrik Aitinyo dengan Ibukota Aitinyo.
c. Distrik Aifat dengan ibukota Kumurkek.
Pembagian wilayah dalam kabupaten Sorong seperti tersebut diatas, tetap berlaku sampai
1973 saat dilakukannya penghapusan wilayah-wilayah kepala pemerintahan setempat dan
sejumlah distrik yang dibentuknya Pemerintah wilayah Kecamatan tahap pertama Tahun 1973-
1974. Berdasarkan peraturan pemerintah nomer : 5 tahun 1973 tentang perubahan nama Irian
Barat menjadi Irian jaya.
Hingga saat ini di usia yang ke 43 kabupaten Sorong telah melahirkan 5 daerah Otonom
baru yakni Kota Sorong,kabupaten Raja Ampat,kabupaten Sorong Selatan,Kabupaten Maibrat
dan kabupaten Tambrauw.
Dalam rangka usaha penyesuaian pembagian wilayah seperti yang terdapat pada daerah
lain di Indonesia, Kabupaten Sorong terus berbenah diri dan saai ini memiliki 33 Distrik,26
Kelurahan dan 250 kampung.

Anda mungkin juga menyukai