Anda di halaman 1dari 14

Jenis-jenis aktiva (Aset)

Pengertian Aktiva (Aset) dan Jenis-jenisnya Dalam Akuntansi – Setiap perusahaan pasti memiliki
aktiva untuk kegiatan operasi, pembiayaan, ataupun untuk investasi. Tanpa aktiva, sebuah perusahaan
tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatannya tersebut. Pada dasarnya, aktiva atau sering disebut sebagai
aset merupakan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan tertentu, dan kekayaan itulah yang
nantinya akan digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi bisnisnya. Aktiva atau aset
sangat erat kaitannya dengan kewajiban (hutang) dan ekuitas, selain karena bagian dari elemen neraca,
juga karena pemerolehannya yang tidak bisa dipisahkan.
Ambil contoh, misalnya kas, kas ini pemerolehannya dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti dari
hutang (kewajiban), dari pemilik (ekuitas), atau bisa juga dari hasil penerbitan saham (ekuitas). Jadi
jangan heran jika semua akun yang termasuk dalam aktiva, pasti ada kaitannya dengan kewajiban dan
ekuitas.Sebelumnya saya juga sudah memberikan ulasan tentang kewajiban, untuk ulasan tentang ekuitas
akan segera menyusul. Dan untuk kali ini, pembahasan kita adalah mengenai aktiva, yaitu mengulas
tentang pengertian aktiva dan jenis-jenisnya. Mungkin untuk para akuntan atau calon akuntan, kata aktiva
atau aset ini sudah sangat familiar sekali, tapi yang jadi masalah adalah familiar bukan berarti paham.
Nah untuk itu, mungkin ulasan pengertian aktiva dan jenis-jenisnya yang akan saya berikan ini dapat
membantu, simak ulasannya berikut ini.
Pengertian Aktiva (Aset)
Seperti yang sudah saya katakan diatas bahwa yang dimaksud dengan aktiva adalah segala kekayaan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan, yang dimaksud dengan kekayaan ini adalah sumber daya yang dapat
berupa benda atau hak yang dikuasai dan yang sebelumnya diperoleh oleh perusahaan melalui transaksi
atau kejadian/kegiatan masa lalu. Untuk dapat diakui sebegai aktiva, kekayaan atau sumber daya tersebut
harus bisa diukur menggunakan satuan mata uang, bisa rupiah, dollar, atau mata uang lainnya tergantung
dengan situasi dan kondisi yang menyertai. Ambil contoh, misalnya aktiva yang berupa persediaan, maka
persediaan tersebut harus dinilai berapa rupiah nilainya? Bukan jumlah kuantitas, bukan berapa beratnya,
tapi berapa rupiah?FASB juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan aktiva adalah suatu manfaat
ekonomik masa depan yang cukup pasti, yang diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu perusahaan
sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Disebut sebagai manfaat ekonomik masa depan yang
cukup pasti dikarenakan memang aktiva ini merupakan sumber daya perusahaan yang nantinya akan
digunakan untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya, seperti operasi usahanya, pembiayaan, ataupun
investasi. Kemudian, disebut akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu dikarenakan perusahaan dalam
memperoleh dan menguasai aktiva melalui transaksi-transaksi dan kejadian yang sebelumnya telah
dilakukan, seperti transaksi pinjam meminjam dengan bank, pembelian, kontrak piutang, penerbitan
saham, investasi, dan transaksi lainnya.
Jenis-jenis Aktiva (Aset)
Pada dasarnya aktiva digolongkan menjadi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva tidak
lancar sendiri dapat di bagi menjadi beberapa bagian yaitu aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan
yang terakhir adalah aktiva tidak berwujud.

3 Jenis Aktiva (Assets) Beserta Contoh dan Pengertian Lengkap


Pengertian Aktiva atau biasa disebut juga Aset merupakan kekayaan sumber daya yang dimiliki oleh
entitas dalam bisnis yang bisa diukur secara jelas dengan menggunakan satuan uang serta sistem
pengurutannya berdasarkan pada seberapa cepat perubahannya dikonversi menjadi satuan uang kas.
Contoh, dimulai dari aset yang paling berharga terlebih dahulu misalkan perusahaan properti (untuk
perusahaan properti, tanah / gedung yg hendak dijual namun tidak dicatat sebagai tanah / gedung tetapi
sebagai inventory , barang dagangan atau nama yang lain) karena aset perusahaan properti yang paling
berharga ialah tanah / gedung (barang dagangannya), maka tanah / gedung (inventory) tersebutlah yang
dicatat paling atas, meskipun peralatan atau perlengkapan lebih likuid, tetapi karena nilainya lebih rendah
dicatat lebih bawah daripada inventory (tanah/gedung) tersebut.
Kekayaan entitas bisnis ini bisa berbentuk wujud fisik atau juga bisa non fisik atau hak yang memiliki
nilai. Aset sendiri merupakan sumber daya yang dimiliki karena terjadinya peristiwa dimasa lalu &
manfaat ekonominya diharapkan diperoleh oleh perusahaan di masa yang akan datang.
Aset sendiri bermanfaat secara langsung ataupun tidak langsung, dan sifatnya produktif & masuk dalam
bagian operasi perusahaan serta memiliki kemampuan dalam mengurangi pengeluaran kas. Dan memiliki
potensi manfaat di masa yang akan datang, potensi manfaat ini bisa dalam bentuk hal-hal yang produktif
yang bisa menghasilkann kas ataupun setara kas. Adapun manfaat yang lain dari aktiva ialah aset sebagai
penghasil barang & jasa, dapat ditukar dengan aktiva lain, serta melunasi kewajiban (hutang).
Dan ada beberapa cara untuk memperoleh Aset, Aset bisa diperolah dengan cara di produksi ataupun di
bangun sendiri, serta bisa didapat dengan di beli, atau juga dengan pertukaran aset maupun sumbangan
dari pihak lain. Aset sendiri bisa berwujud & tidak berwujud.
Dan Jika ditelaah, kepemilikan aset tidak hanya mengenai aset-aset yang berhak milik saja, akan tetapi
bisa juga hak-hak yang lainnya, misalkan hak sewa, hak guna bangunan, hak tagih, hak pakai maupun
yang lainnya. Maka tidak hanya tentang yang hak milik saja. Perbedaan hak kepemilikan tersebut
nantinya akan mempengaruhi jenis item & penggolongan aktiva di dalam laporan keuangan. Contoh
aktiva yaitu uang tunai (kas), tanah, bangunan, peralatan, perlengkapan, sewa dibayar dimuka, hak paten
dll.
Berikut ini merupakan Jenis-Jenis dari Aktiva
Aktiva dalam akuntansi pada umumnya di kelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu: Aset Lancar, Aset
Tetap & Aset Tak Berwujud. Dan penjelasan singkatnya bisa dilihat berikut ini:
1. Aktiva Lancar | Current Assets
Aktiva ini biasanya digunakan & bermanfaat dalam waktu yang relatif singkat, dan tidak lebih
dari satu tahun buku & bisa dikonversikan ke bentuk uang kas. Sebagai contoh aktiva lancar yaitu:
seperti uang tunai (kas/cash), temporary invesment ((investasi jangka pendek), accounts
receivable (piutang dagang), notes receivable (wesel tagih), inventories (persediaan), accrued
receivable (pendapatan yang msih akan diterima), & prepaid expense (beban dibayar dimuka).
2. Aktiva Tetap | Fixed Assets
Aktiva tetap ini merupakan sumberdaya / kekayaan harga yang dimiliki suatu entitas bisnis yang
sifatnya permanen & bisa diukur dengan jelas. Dan digunakan serta bermanfaat dalam waktu yang
relatif cukup lama, atau lebih dari satu tahun buku. Tujuan dari aktiva tetap diperoleh perusahaan
untuk digunakan sendiri & tidak dijual kecuali ada hal-hal atau kondisi khusus yang
mengharuskan perusahaan untuk menjual aktiva tetapnya. Sebagai contoh, yaitu aktiva tetap
misalnya bangunan, tanah, peralatan kantor, mesin, kendaraan & yang lainnya.
3. Aktiva Tak Berwujud | Iintangible Assets
Dengan Sesuai namanya, Wujud aktiva ini tidak tampak, tidak bisa disimpan, dipegang bentuknya
namun dapat dirasakan manfaatnya. Aset Tak Berwujud merupakan hak-hak dari perusahaan yang
kepemilikannya sudah diatur & dilindungi oleh peraturan perundang undangan. Contoh misalnya
hak paten, hak guna bangunan, hak sewa atau hak kontrak, franchise, trademark & goodwill. Dll.

Liabilitas (Liabilities)
Kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, peyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Liabilitas timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Jadi, misalnya pembelian barang atau
penggunaan jasa menimbulkan utang usaha (kecuali jika dibayar dimuka atau pada saat penyerahan dan
penerimaan pinjaman bank menimbulkan liabilitas untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini, selain pembebasan dari kreditur, biasanya melibatkan perusahaan
untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan untuk memenuhi tuntutan pihak
lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan:
1. Pembayaran kas
2. Penyerahan asset lain
3. Pemberian jasa
4. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain
5. Konversi kewajiban menjadi ekuitas

Hutang jangka pendek adalah hutang yang jadwal pembayarannya tidak lebih dari satu tahun. Adapun
jenis-jenis dari hutang jangka pendek/utang lancar tersebut adalah:
1) Utang dagang
Utang dagang adalah utang jangka pendek yang timbul karena adanya suatu transaksi

2) Utang wesel
Utang wesel adalah surat perjanjian pembayaran hutang jangka pendek. Ada yang berbunga, ada juga
yang tidak.

3) Deviden
Deviden adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegan saham, yang didapatkan atas hasil
keuntungan perusahaan yang diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Ketika kita
menjadi pemilik saham perusahaan, perusahaan dapat membayar kembali dalam bentuk dividen.

4) Pendapatan diterima dimuka


Pendapatan yang telah kita terima diawal transaksi namun barang/jasa yang kita transaksikan belum kita
serahkan kepada pembeli barang/jasa tersebut.
5) Utang Jangka Panjang yang Telah Jatuh Tempo

6) Pajak Penjualan

7) Kewajiban kepada Karyawan (utang gaji)

8) Iuran-iuran lainnya

9) Kewajiban Kontigensi
Kewajiban kontigensi adalah kondisi yang tidak pasti yang mungkin terjadi dimasa yang akan dating,
kemungkinan ini bisa menguntungkan biasa disebut Gain Contigencies ataupun merugikan (Loss
Contigencies).

Pengertian Liabilitas Jangka Panjang


Utang jangka panjang menurut Kieso (2008 : 238) “terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang
sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau
siklus operasi perusahaaan. Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan,
suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika:
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;
2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setalah
periode pelaporan;
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-
kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Liabilitas yang tidak termasuk kelompok tersebut dikategorikan sebagai liabilitas jangka panjang.
Beberapa contoh liabilitas jangka panjang adalah utang obligasi, wesel bayar, liabilitas sewa, liabilitas
pensiun, dan liabilitas pajak tangguhan.

2.2 Utang Obligasi


Utang obligasi terjadi apabila perusahaan memenuhi kebutuhan tambahan modal kerja dengan cara
mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi adalah sebuah kontrak yang memuat janji untuk membayar
sejumlah uang pada tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan, dan bunga periodik dengan tingkat
tertentu dari nilai nominal. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar
bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga
obligasi harga jualnya akan semakin rendah.

Penerbitan Obligasi
Dwi Martani dkk. (2015:58) mengungkapkan bahwa harga wajar obligasi (harga jual) dapat berbeda dari
nilai nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit liabilitas pada
saat jatuh tempo. Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga
premium, sedangkan apabila harga jual lebih rendah dari nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga
diskon. Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif berbeda dengan tingkat suku bunga
kupon.

Pengertian Definisi Ekuitas


Ekuitas adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam akuntansi merupakan
penambahan dari profit selama tahun2 berjalan dengan modal mula-mula) dan
Rumus akuntansi : Asset=Kewajiban+Ekuitas
Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada suatu pasar
modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal
sebagaimana nilai saham meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham
(kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan
baru ( suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang
baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya dimengerti mempunyai risiko
lebih besar dari pada investasi situasi-situasi dimana saham tercatat di bursa dilakukan.(Wikipedia)
Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak didefinisi secara semantik tetapi secara sintaktik.
Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Godfrey,
Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar tiga kriteria, yaitu hak-hak
masing-masing pihak atas penyelesain klaim, hak penggunaan aset dalam operasi, serta substansi
ekonomik perjanjian.
Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama mempunyai klaim atau hak
untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan di perusahaan. Tetapi terdapat dua kharakteristik yang melekat
pada hak kreditor, yaitu (a) penyelesaian klaim mereka pada tanggal tertentu melalui transfer aset, dan (b)
prioritas diatas pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam hal likuidasi. Hak kreditor dan
pemegang saham juga berbeda dalam hal penggunaan aset.
Ekuitas pemegang saham diklasifikasikan menjadi dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba
ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuridis dan modal setoran
tambahan, dan komponen lain yang merefleksi transasksi pemilik. komponen lain-lain terdiri atas pos-pos
yang tidak tepat dimasukkan dalam komponen modal setoran lainnya atau laba ditahan tetapi sering
diklasifikasikan sebagai pos ekuitas pemegang saham.
TUJUAN
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi
kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan yang lain adalah
menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya,
serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus
disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas,
pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi.
PEMBEDAAN MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN
Pembedaan antara dua komponen ekuitas pemegang saham merupakan hal yang sangat penting. Dari segi
administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan harus
dipisahkan dengan modal setoran meskipin jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang
saham. Pembedaan juga penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus
tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan pada pihak lain, sedangkan laba ditahan adalah
jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian deviden.
MODAL YURIDIS
Sebagai pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain.
Modal yuridis timbul karena adanya ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah
rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan kepada pihak lain. Bentuk dari peraturan ini
adalah adanya nilai nominal atau nilai minimum. Besarnya modal yuridis bergantung pada karakteristik
saham (bernominal, takbernominal/bernilai nyataan, takbernominal/takbernilai nyataan).
PERUBAHAN MODAL SETORAN
Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran adalah untuk membedakan secara tegas antara
perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal storan dengan berbagai
masalah teoritisnya adalah:
Pemesanan saham
Pada saat perusahaan didirikan atau melakukan penawaran publik perdana, perusahaan telah menetapkan
apa yang disebut modal dasar. Dengan autorisasi tersebut perusahaan akan mencetak sertifikat saham.
Bila saham telah terjual dan pembeli telah membayar penuh kesepakatannya, sertifikat saham akan
diserahkan kepada pembeli. Berdasar konsep kesatuan usaha, jumlah rupiah yang diterima perusahaan
akan menimbulkan atau diimbangi dengan modal setoran.
Pada umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan terlebih dahulu saham
yang dibeli dengan harga yang sesuai. Yang menjadi masalah adalah apakah jumlah rupiah saham
pesanan tersebut telah dapat diakui sebagai modal setoran?
Jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila memenuhi dua syarat,
yaitu tidak dapat dibatalkan, dan pelunasan tidak terlalu lama.
Obligasi terkonversi
Dalam hal tertentu perusahaan menerbitkan obligasi dengan kharakteristik dapat ditukarkan dengan
saham biasa. Kalau hak tukar dari obligasi tersebut digunakan oleh pemegang obligasi akan timbul
perubahan status kewajiban menjadi modal storan. Masalah teoritisnya adalah pada saat hak diambil,
berapakah jumlah rupiah yang diakui sebagai modal setoran?
Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai basis
kapitalisasi, yaitu nilai bawaan obligasi, harga pasar obligasi, dan harga pasar saham.
Saham prioritas terkonversi
Saham prioritas atau saham istimewa menjadi saham biasa atas kehendak pemegang saham. Masalah
yang ada sama dengan masalah yang muncul pada obligasi terkonversi, yaitu Pada saat hak diambil,
berapakah jumlah rupiah yang diakui sebagai modal setoran? Dalam mengatasi permasalahan tersebut
terdapat dua alternatif yang dapat digunakan, yaitu Pendekatan satu-transaksi, dan pendekatan dua-
transaksi.
Deviden saham
Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan saham yang mula-mula
diterbitkan. Permasalahan yang muncul akibat pembagian deviden saham adalah bila dikapitalisasi,
berapakah jumlah rupiah yang dikapitalisasi menjadi modal setoran? Untuk mengatasinya, alternatif
penyelesaian yang digunakan terdiri atas dasar nilai nominal, dan atas dasar nilai pasar saham.
Hak beli saham
Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli sejumlah saham.
Harga pasarhak beli ini adalah sebesar selisih harga pasar saham dengan harga yang harus dibayar
pemegang saham yang mempunyai hak beli saham. Hal yang menjadi permasahan adalah perlukah
jumlah rupiah ini dikapitalisasi.
Bila dividen saham dapat dikapitalisasi maka hak beli saham juga dapat dikapitalisasi, karena hak beli
saham dapat dianggap sebagai dividen saham dengan nilai sebesar harga pasar hak beli saham. Jumlah ini
dikapitalisasi ke modal setoran lain. Namun argument ini dibantah dengan alasan bahwa kapitalisasi hak
beli saham menjadi modal setoran adalah tidak logis karena tidak ada sumber ekonomik yang disetorkan
oleh pemegang saham dan tidak ada saham baru yang diterbitkan.
Opsi saham
Opsi merupakan instrumen yang dapat digolongkan sebagai sekuritas turunan-saham berupa hak untuk
membeli atau menjual sejumlah saham. Opsi diterbitkan atau ditulis oleh investor dan dijual kepada
investor lain. Terdapat dua macam opsi yaitu call dan put. Opsi call adalah opsi yang memberi hak
kepada pemegang opsi untuk membeli saham dengan harga tertentu selama perioda tertentu. Orang
membeli bila mengharapkan harga saham menaik. Sedangkan opsi put adalah opsi yang memberi hak
kepada pemegang opsi untuk menjual saham dengan harga tertentu selama perioda tertentu. Orang
membeli opsi bila mengharapkan harga saham menurun
Warran
Dalam PSAK No. 41, IAI mendefinisi warran sebagai efek yang diterbitkan oleh suatu perushaan yang
memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan
jangka waktu tertentu. Pemegang warran dapat membeli sejumlah saham dengan mengambalikan warran
tersebut dan membayar sejumah kas tertentu. Terdapat beberapa kharakteritik dari warran, yaitu (1)
berbeda dengan hak beli saham atau opsi, (2) terdapat beberapa jenis: lepas, lekat, dan bebas, (3)
perlakuan akuntansi berbeda untuk tiap jenis, dan (4) isu akuntansi: Bila opsi diambil, apakah harga opsi
dipisahkan dengan harga sekuritas terkait.
Saham treasuri
Saham treasuri adalah penarikan kembali saham yang beredar untuk sementara dan kemudian diterbitkan
kembali. Beberapa alasan perusahaan melakukan penarikan kembali antara lain saham tersebut akan
diterbitkan kembai kepada karyawan dalam program opsi saham, serta saham tersebut akan digunakan
untuk membeli perusahaan lain dalam transaski penggabungan usaha.
Masalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah (1) penentuan jumlah rupiah yang
harus dianggap sebagai pengurangan modal setoran dan laba ditahan, (2) pengungkapan pengaruhnya
terhadap modal yuridis bila saham treasuri dijual kembali. Mengenai hal tersebut, terdapat dua
pendekatan atau konsep yang dapat diterapkan yaitu konsep satu-transaksi dan konsep dua-transaksi
PERUBAHAN LABA DITAHAN
Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaski operasi harus tetap dipertahankan, hanya terdapat
dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi priodik. Transaksi lain
yang dapat mempengaruhi laba ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal. Pengaruh
beberapa transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak melalui statemen laba-rugi
perioda terjadinya transaksi tersebut karena transaksi tersebut merupakan transaksi modal.
Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu perioda berubah selain
karena transaksi modal, tetapi karena transaksi khusus, yaitu penyesuaian perioda-lalu, koreksi kesalahan
dalam laporan keuangan sebelumnya, pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi-reorganisasi.
PENYAJIAN MODAL PEMEGANG SAHAM
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan
urutan perlindunga dalam kondisi perusahaan mengalami defisit dan dalam kondisi perusahaan
dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan urutan penyerapan rugi, sedangkan
dalam kondisi likuidasi urutan penyajian menggambarkan urutan perlindungan yuridis.
Secara umum kos yang telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran pendapatan kotor.
Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi tersebut akan diserap
terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat
diserapkan oleh kelompok modal pemegang saham. Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa
adalah: (1) pendapatan kotor, (2) laba bersih, (3) laba ditahan, (4) premium modal saham, dan (5) modal
saham. Urutan penyrapan rugi tersebut sebenarnya merupakan asumsi atau tradisi semata-mata walaupun
hal tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk standar akuntansi.
Urutan perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam menerima distribusi asset atau
siapa yang menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan dilikuidasi. Urutan perlindungan tersebut
adalah (1) karyawan dan pemerintah, (2) kreditor berjaminan, (3) kreditor takberjaminan, (4) pemegang
saham prioritas, dan (5) pemegang saham biasa.

PERINCIAN LABA DITAHAN


Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba
ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber (by resources), dan ada pula kebiasaan
bahwa laba ditahan disajikan dengan merincinya atas dasar tujuan (by purposes) dengan cara yang disebut
apropriasi dan pembatasan. Masalah teoritisnya adalah, adakah manfaat merinci laba ditahan atas dasar
tujuan, misalnya dengan memecahnya menjadi cadangan, peruntukan (appropriated), dan bebas
(unappropriated)?
LABA KOMPREHENSIF
Perubahan akibat transaksi operasi atau transaksi nonpemilik harus dibedakan dan dipisahkan secara tegas
dengan perubahan akibat transaski pemilik,semua perubahan akibat transaski operasi harus dilaporkan
melalui statemen laba-rugi. Ps-pos operasi dalam ari luas sebagai lawan pos-pos transaski nonpemilik
meliputipos-pos operasi utama, pos-pos tambahan, dan pos-pos yang sifatnya khusus atau luar biasa tetapi
berasal dari transasksi nonpemilik.
Masalah teoritis yang ada adalah pos-pos mana saja yang dapat dilaporkan melalui statemen laba ditahan.
Terdapat dua pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu pendekatan kinerja sekarang atau
normal, dan pendekatan semua-termasuk atau surplus bersih.
FASB menganut pendekatan semua-termasuk secara penuh dengan mengenalkan apa yang disebut laba
komprehensif. Dalam pendekatan semua-termasuk pospos penerobos masih dilaporkan dalam statemen
perubahan laba ditahan, pos-pos penerobos itu sendiri adalah pos-pos yang dilaporkan langsung dalam
statemen laba ditahan tanpa melalui statemen laba rugi. Penyajian laba komprehensif dapat dilakukan
dengan pendekatan satu-statemen atau dua-statemen.

PENDAPATAN
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan
sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees) bunga, defiden, royalty dan sewa.
(PSAK 23 Paragraf 6) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal.
Pendapatan hanya terdiri atas arus masuk bruto dari manfaaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima
oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga seperti pajak
pertambahan nilai bukan merupakan manfat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak
mengakibatkan kenaikan ekuitas sehingga tidak akui sebagai pendapatan.

Ruang Lingkup
Pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi :
Penjualan Barang
Meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali,
seperti barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli untuk dijual
kembali.
Penjualan jasa
Biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan
selama suatu periode waktu yang disepakati oleh perusahaan. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu
atau lebih dari satu periode.
Penggunaan asset perusahaan oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk :
– Bungan yaitu pembebanan untuk penggunaan kas dansetara kas atau jumlah terutang kepada
perusahaan.
– Royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan asset jangka panjang perusahaan misalnya paten, merek
dagang, hak cipta dan piranti lunak computer.
– Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dan
jenis modal tertentu.
– Perjanjian sewa.
– Pertumbuhan alami dari ternak dan hasil pertanian.
– dll
Pengukuran Pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Biasanya
timbul dari transaksi persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlahnya
diukur dengan nilai wajar imbalah diterima atau dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dan
rabat volume yang diperbolehkan perusahaan. Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter ) untuk barang
atau jasa dengan sifat dan niali yang sama maka tidak dianggap sebagai mengakibatkan pedapatan,
terkecuali bila barang/jasa tidak serupa, maka mengakibatkan pendapatan.
Pengakuan Pendapatan
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan
dan manfaat dapat diukur dengan andal.
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :
1. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan
barang kepada pembeli
2. Perusahaan tidak lagi mengelola dan melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.
3. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada
perusahaan tersebut.
4. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur
dengan andal.
Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
akan mengalir kepada perusahaan.
Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan
sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi
pada tanggal neraca.dan hasil suatu transaksi dapat diestimasi apabila seluruh kondisi berikut terpenuhi :
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh
perusahaan.
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal.
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur
dengan andal.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain yang menghasulkan
bunga,royalti dan deviden harus diakui atas dasar :
1. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efekti aset tersebut.
2. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan.
3. Dalam metode biaya atau cost methode dividen tunai harus diakui bila hak pemegang saham
untuk menerima pembayaran di tetapkan.
BIAYA DAN BEBAN
Biaya adalah pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (aktiva)
dan Beban adalah harga perolehan barang, jasa dan fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan periode berjalan seperti harga pokok penjualan, beban dan biaya operasi, beban diluar usaha,
dan pos-pos luar biasa.
Dalam jargon akuntansi setiap expense (beban) adalah Cost (Biaya), namun tidak setiap cost merupakan
expense. Dengan demikian bilamana cost akan di akui atau berubah sebagai expense? Jawabannya adalah
pada saat cost dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan manfaat sesuai prinsip matching (dapat saling
ditandingkan) antara pengorbanan dengan manfaat.
Baiknya kita simak ilustrasi berikut mengenai si Badu seseorang yang buta huruf dan berprofesi sebagai
tukang ojek yang memperoleh rejeki nomplok yakni memperoleh Lotere senilai Rp. 10.000.000 di bayar
tunai. Hal ini berarti badu memperoleh tambahan sumber daya ekonomi berupa uang tunai Rp. 10 juta
yang kemudian ia belanjakan sebagai berikut :
1. mentraktir teman-temannya sesame tukang ojek makan di restaurant,senilai 2 juta.
2. sisanya Rp. 8 juta dibelikan sepeda motor yang kemudian ia gunakan untuk mengojek.
Dari kedua kegiatan di atas, yang pertama merupakan beban (expense) dan yang kedua merupakan
biaya (cost). Alasannya adalah karena mentraktir teman-temannya digolongkan sebagai beban karena
manfaatnya bagi badu(pribadi) lansung terasa, mungkin ia jadi punya status social, terpandang di
kalangan sesame pengojek. Adapun tindakan kedua membeli motor dikategorikan sebagai biaya karena
manfatnya belum di rasakan oleh badu. Yang terjadi adalah sebatas perubahan sumber daya dari bentuk
uang tunai menjadi motor. Apabila kemudian badu memanfaatkan motor tersebut untuk memperoleh
penghasilan sesuai profesinya sebagai tukang ojek, maka motor tersebut baru dibebankan dalam bentuk
penyusutan.
OBYEK BIAYA
Definisi obyek biaya adalah apa saja yang memperoleh pembebanan biaya. Langkah pertama untuk
menentukan obyek biaya dapat di analogikan dengan melakukan pengukuran panjang suatu obyek,
setelah obyek pengukuran tersebut jelas maka hasil pengukurannya yakni informasi panjang obyek
tersebut dapat kita nilai obyektivitasnya. Contoh analoginya seperti bila obyeknya adalah jalan raya
Jakarta-Bogor maka hasil pengukurannya adalah berupa jarak Jakarta ke Bogor dalam satuan kilometre.
Dalam akuntansi biaya obyek yang diukur, adalah biayanya tersebut, mungkin berupa sebuah produk,
tumpukan atau partai unit yang sama. Semua unit kegiatan yang selalu memproduksi produk tertentu,
pesanan, lokasi pesanan, kontrak, proyek, proses, fungsi, tujuan, organisasi departemenlokasi atau
kesatuan cabang usaha lain.
URGENSI DAN TUJUAN INFORMASI BIAYA
Biaya adalah merupakan refleksi kemampuan suatu organisasi dalam mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Disiplin manajemen keuangan mengajarkan
agar para manager keuangan memaksimalkan nilai organisasi. Salah satu caranya adalah dengan
mengoptimalkan biaya proses bisnis internal yang terfokus pada penetapan harga. Namun seiring dengan
perkembangan persaingan bisnis dalam era globalisasi maka kecendrungan yang ada adalah semakin
kompetitifnya harga sehingga fokus optimalisasi biaya proses bisnis internalpun beralih dari penetapan
harga menjadi penentuan biaya.
Informasi biaya yang sistematik dan komparatif serta data analisis biaya dan laba sangat diperlukan untuk
mengelola perusahaan. Informasi ini membantu manajemen untuk :Menetapkan sasaran laba perusahaan
1. target departemen dan operasi menuju pencapaian sasaran akhir.
2. mengevaluasi evektifitas rencana.
3. mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan.
4. memutuskan pengadaan penyesuaian dan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai