Anda di halaman 1dari 26

HASIL PENGAMATAN JENIS TANAH

TUGAS MEKANIKA TANAH

Disusun Oleh :
Nama : Haris Nur Eka Prasetya
Nim : 710017018
Kelas : 02

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
HASIL PENGAMATAN JENIS TANAH
TUGAS MEKANIKA TANAH

Disusun Oleh :
Nama : Haris Nur Eka Prasetya
Nim : 710017018
Kelas : 02

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2018

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah i


HALAMAN PENGESAHAN

Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Tanah


Tugas Mekanika Tanah

Oleh :
Nama : Haris Nur Eka Prasetya
Nim : 710017018
Kelas : 02

Yogyakarta, November 2018


Dosen Pengampu

Dr.R.Andy Erwin Wijaya,ST.,M.T


NIK : 1973 0227

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah ii


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap, Puji dan Syukur penulis senantiasa panjatkan kehadirat


Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah selesai
dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan ini dilaksanakan guna memenuhi tugas mata kuliah


Mekanika Tanah pada Program Studi Teknik Pertambangan, Sekolah Teknologi
Nasional Yogyakarta.

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun tidak terlepas dari bantuan


berbagai pihak. Maka dari itu penyusun ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada :

1. Bapak Dr.R.Andy Erwin Wijaya,ST.,M.T, selaku Dosen Mata Kuliah


Mekanika Tanah.
2. Semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak
langsung dalam menyelesaikan laporan ini.

Penyusun mengerti bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak


kekurangan. Oleh sebab itu, mohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna kemajuan dan perbaikan untuk laporan berikutnya.

Yogyakarta, 29 Oktober 2018

Penyusun

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah iii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan ......................................................................... 1
1.3. Batasan Masalah ............................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 3
2.1. Pengertian Tanah ............................................................................ 3
2.2. Asal Usul Tanah .............................................................................. 4
2.3. Jenis Tanah ...................................................................................... 5
2.3.1. Tanah Resdu ............................................................................. 5
2.3.2. Tanah Sedimen ......................................................................... 5
2.3.2.1. Tanah Glacial .................................................................... 6
2.3.2.2. Tanah Aeolian ................................................................... 6
2.3.2.3. Tanah Aluvial ................................................................... 7
2.4. Partikel Tanah ................................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 10
3.1. Tanah Residu .................................................................................. 10
3.2. Tanah Aeolian ................................................................................. 11
3.3. Tanah Aluvial .................................................................................. 13
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 15
4.1. Kesimpulan ..................................................................................... 15
4.2. Saran ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah iv


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Pembentukan Tanaah dan Batuan ......................................... 4


Gambar 2.2. Pembagian Horizon Tanah ............................................................... 5
Gambar 2.3. Proses Pembentukan Tanah Glacial ................................................. 6
Gambar 2.4. Proses Pembentukan Tanah Aeolian ................................................ 6
Gambar 2.5. Macam pola pengairan sungai .......................................................... 7
Gambar 2.6. (a) Tanah residual yang telah ditumbuhi pohon jambu mete,
kondisi cuaca cerah, lensa kamera menhadap barat daya (b)
ketebalan tanah diukur dengan penggaris kurang lebih 15 cm ...... 10
Gambar 2.7. (a) Bentang alam gumuk pasir yang terbentuk dari proses
pengikisan dan transporatasi oleh angin, dengan arah azzimuth
foto N 95ºE kondisi cuaca cerah. (b) Terlihat bentukan
gelombang-gelombang pasir yang dibentuk angin, dengan arah
umum timur sampai barat. ............................................................. 12
Gambar 2.8. (a) Lokasi keterdapatan tanah alluvial pada sungai opak dengan
arah aliran ke selatan, lensa kamera menghadap barat laut,
dengan cuaca cerah (b) Pengukuran tanah alluvial dengan
menggunakan penggaris ................................................................ 10

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah v


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Batasan-Batasan Ukuran Golongan Tanah ........................................ 8


Tabel 2.2. Koordinat titik tanah residu................................................................ 11
Tabel 2.3. Koordinat Titik Tanah Aeolian .......................................................... 13
Tabel 2.4. Koordinat Titik endapan alluvial ....................................................... 11

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah vi


DAFTAR LAMPIRAN

A. PLOTING GPS LOKASI 1 TANAH RESIDUAL ..................................... 17


B. PLOTING GPS LOKASI 2 TANAH AEOLIAN ....................................... 17
C. PLOTING GPS LOKASI 3 TANAH ALLUVIAL ..................................... 18

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah vii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mekanika tanah pada dasarnya merupakan studi tentang tanah dan
propertinya sehubungan dengan tujuan konstruksi. Mekanika tanah adalah disiplin
yang memprediksi karakteristik kinerja tanah, dengan menggunakan teknik
statika, teknik dinamika, mekanika fluida, dan teknologi lainnya. Mekanika tanah
meliputi studi komposisi tanah, kekuatan, konsolidasi, dan penggunaan prinsip
hidrolik, untuk menangani masalah yang menyangkut sedimendan endapan
lainnya. Mekanika tanah adalah salah satu ilmu utama untuk menyelesaikan
masalah yang juga berkaitan dengan geologiteknik.
Pada dasarnya mekanika tanah mempelajari tentang proses pembentukan
tanah, sifat fisik dan kimia tanah, kompresibilitas tanah, permeabilitas,
konsolidasi, dan lain sebagainya. Buku ini menguraikan dasar-dasar pengetahuan
tentang Mekanika Tanah, yang dapat menjadi materi pokok pembelajaran bagi
mahasiswa Teknik Pertambangan. Maka dari itu dalam proses pembelajaran
matakuliah Mekanika Tanah di kelas saja dirasa belum lengkap apabila tidak
dilakukan praktek lapangan, berupa pengamatan langsung jenis-jenis tanah dan
perbedaannya.

1.2.Maksud dan Tujuan


Pembuatan laporan ini dimaksudkan sebagai konsep penerapan ilmu
mekanika tanah dengan tujuan sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis tanah
b. Dapat melakukan deskripsi tanah secara megaskopis
c. Dapat melakukan ploting koordinat dengan Handy GPS

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 1


1.3. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya jenis jenis tanah, maka perlu adatanya batasan-batasan
masalah yang jelas pada laporan ini. Adapun batasan-batasan masalah pada
laporan ini adalah :
a. Pengambilan data jenis tanah hanya 3 saja, yaitu tanah aluvial, tanah
aeolian, dan tanah residu
b. Pembahasan diskripsi tanah secara megaskopis

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 2


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Tanah


Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-
bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai zat cair juga
gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut
(Das, 1995). Selain itu dalam arti lain tanah merupakan akumulasi partikel
mineral atau ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari
batuan (Craig, 1991). Tanah juga merupakan kumpulan-kumpulan dari bagian-
bagian yang padat dan tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya
mungkin material organik) rongga-rongga diantara material tersebut berisi udara
dan air (Verhoef, 1994). Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan
oleh karbonat, zat organik, atau oksida - oksida yang mengendap diantara partikel
- partikel. Ruang diantara partikel - partikel dapat berisi air, udara, ataupun yang
lainnya (Hardiyatmo, 1992).
Tanah dapat didefinisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak
mempunyai atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari
batuan. Diantara partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-
pori yang berisi air dan udara. Ikatan yang lemah antara partikel-partikel tanah
disebabkan oleh karbonat dan oksida yang tersenyawa diantara partikel tersebut,
atau dapat juga disebabkan oleh adanya material organik. Bila hasil dari
pelapukan tersebut berada pada tempat semula maka bagian ini disebut sebagai
tanah sisa (residu soil). Hasil pelapukan terangkut ke tempat lain dan mengendap
di beberapa tempat yang berlainan disebut tanah bawaan (transportation soil).
Media pengangkut tanah berupa gravitasi, angin,air, dan gletsyer. Pada saat akan
berpindah tempat, ukuran dan bentuk partikel dapat berubah dan terbagi dalam
beberapa rentang ukuran.
Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara
fisis atau kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin,

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 3


pengikisan oleh air dan gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan dan pencairan
es dalam batuan, sedangkan proses kimiawi menghasilkan perubahan pada
susunan mineral batuan asal. Salah satu penyebab adalah air yang mengandung
asam alkali, oksigen dan karbondioksida (Wesley, 1977).

2.2. Asal Usul Tanah


Secara umum, tanah (soils) terbentuk akibat dari pelapukan batuan. Sifat-sifat
fisis tanah ditentukan dari mineral yang terkandung pada butiran/partikel tanah
dan darimana batuan tersebut berasal Banyak sifat-sifat fisis dari tanah
dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, dan komposisi kimia butiran. Tanah merupakan
hasil pelapukan batuan. Dikelompokan menjadi 2 (dua) grup besar, yaitu :
1. Tanah yang terjadi oleh penumpukan produk pelapukan batuan di tempat
asalya ; Tanah Residu (residual soils)
2. Tanah yang terjadi oleh produk pelapukan yang kemudian terbawa
ketempat lain ; Tanah Sedimen (transported soils)
Berdasarkan asal usul pembentukan batuan, maka dapat dibagi menjadi tiga
tipe batuan induk : batuan beku (igneous rocks), batuan endapan (sedimentary
rocks), dan batuan metamorf (metamorphic rocks)

Gambar 2.1. Siklus Pembentukan Tanaah dan Batuan.

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 4


2.3 Jenis Tanah
2.3.1. Tanah Residu
Tanah yang terbentuk oleh penumpukan produk pelapukan batuan
ditempat asalnya. Pelapukan berlangsung sangat intensif dan menghasilkan
tubuh tanah (tanah residual). Tanah residual umumnya berada pada permukaan
lahan, dimana banyak berkaitan dengan permasalahan geologi teknik terutama
kekuatan dan daya dukungnya. %anah residual umumnya mempunyai tingkat
kembang tinggi apabila jenuh air sehingga menyebabkan penurunan parameter
ketahanannya (strength parameters). Hal ini menyebabkan lereng dengan
material tanah residual akan berkurang kuat gesernya dan bertambah bobot
masa tanah.

Gambar 2.2. Pembagian Horizon Tanah

2.3.2. Tanah Sedimen


Tanah sedimen adalah tanah yang terbentuk dari hasil lapukan batuan
yang kemudian diendapkan di lokasi lain oleh proses alam, misalnya oleh air,
angin, dan lain-lain, biasanya tanah sedimen bersifat lebih homogen, terdiri
atas lapisan yang berganti-ganti

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 5


2.3.2.1.Tanah Glacial
Terbentuk karena produk pelapukan terangkut dan terdeposisi oleh es
atau gletser (sungai es). Struktur tanah yang terbentuk dari proses Gracial
memiliki sifat material yang sangat bervariasi bahkan dalam area yang saling
berdekatan dalam horisontal dan vertikal. Hal ini menyebabkan secara teknik
tidak baik untuk untuk dikerjakan karena sifat kompleksitasnya yang tinggi

Gambar 2.3. Proses Pembentukan Tanah Glacial

2.3.2.2.Tanah Aeolian
Terbentuk karena produk pelapukan terangkut dan terdeposisi oleh
angin. Struktur batuan yang dipengaruhi angin banyak ditemukan di daerah
gurun dan pantai. Deposit yang paling penting pada struktur eolian adalah
dunes, yang tersusun dari pasir dan jarang tersusun dari silt (lanau)

Gambar 2.4. Proses Pembentukan Tanah Aeolian

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 6


2.3.2.3.Tanah Aluvial
Terbentuk karena produk pelapukan terangkut oleh air dan terdeposisi
sepanjang sungai atau pantai. Dimana prosesnya dipengaruhi oleh air
permukaan Air permukaan adalah unsur geologi yang penting dan terdapat di
mana-mana. Erosi, transportasi, dan endapan oleh aliran sungai, danau dan laut
memiliki pengaruh terhadap struktur geologi permukaan
Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan
membentuk pola pengaliran tertentu diantara saluran utama dengan cabang-
cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor
geologinya

Gambar 2.5. Macam pola pengairan sungai

2.4. Partikel Tanah


Ukuran dari partikel tanah adalah sangat beragam dengan variasi yang cukup
besar. Tanah umunya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau
(silt) atau lempung (clay), tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan
pada tanah tersebut.
Beberapa organisasi telah mengembangkan batasan-batasan ukuran golongan
jenis tanah (soil separate size limits) berdasarkan ukuran-ukuran partikelnya. Pada

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 7


Tabel 2.1 ditunjukkan batasan-batasan ukuran golongan jenis tanah yang telah
dikembangkan oleh beberapa organisasi yang ahli di bidangnya.
a. Kerikil (gravels) adalah kepingan-kepingan dari batuan yang kadang-
kadang juga mengandung partikel-partikel mineral quartz, feldspar dan
mineral-mineral lain, Diameter butiran > 5 mm.
b. Pasir (sand) sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan feldspar.
Butiran dari mineral
yang lain mungkin juga masih ada pada golongan ini , Diameter
butiran 0,0075 – 5,0 mm.

Tabel 2.1. Batasan-Batasan Ukuran Golongan Tanah

c. Lanau (silt) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (berukuran


sangat kecil) dari tanah yang terdiri dari butiran-butiran quartz yang sangat
halus, dan sejumlah partikel-partikel berbentuk lempengan-lempengan
pipih yang merupakan pecahan dari mineral-mineral mika, Diameter
butiran 0,002 – 0,0075 mm.
d. Lempung (clays) sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan
submikroskopis (tidak dapat dilihat dengan jelas bila hanya dengan
mikroskopis biasa) yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 8


merupakan partikel-partikel dari mika. Lempung didefinisikan sebagai
golongan partikel yang berukuran kurang dari 0,002 mm (= 2 mikron).

Tanah dapat disebut sebagai :


Kerikil (Gravel) → G
Pasir (Sand) → S
Lanau (Silt) / Mohs → M
Lempung (Clay) → C

Sistem klasifikasi tanah ini yang umum digunakan untuk pekerjaan dalam
bidang teknik sipil, seperti bendungan, pondasi bangunan dan konstruksi
yang sejenis. Klasifikasi tanah berdasarkan Sistem Unified, maka tanah
dikelompokkan dalam (Das, 1995) :
1. Tanah butir kasar (coarse-grained-soil) yaitu tanah berbutir kasar
dengan kurang dari 50% dari berat total tanah adalah lolos ayakan No.
200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal G atau S. G
adalah untuk kerikil (gravel) dan S untuk pasir (sand) atau tanah
berpasir.
2. Tanah berbutir halus (fine-grained-soil) yaitu tanah bernutir halus
dengan lebih dari 50% dari berat total tanah adalah lolos ayakan No.
200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal M untuk
lanau (moum atau silt), C untuk lempung (clay), dan O untuk tanah
organik (organic soils), serta PT digunakan untuk tanah gambut (peat
soils).

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 9


BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Tanah Residu


Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-
bahan organik. terbentuk dari hasil lapukan batuan yang kemudian diendapkan di
atas batuan induknya, oleh karena itulah biasanya pada tanah residual kuat geser
tanah meningkat berdasarkan kedalaman, ini disebabkan oleh bagian tanah yang
dekat dengan permukaan telah mengalami pelapukan yang lebih besar
dibandingkan dengan tanah di bawahnya. Jenis tanah ini dapat kita temui didaerah
cekungan dimana lokasi tersebut sebagai akumulasi dari erosi yang terjadi, salah
satunya di daerah Imogiri Bantul.

(a)

(b)

Gambar 2.6. (a) Tanah residual yang telah ditumbuhi pohon jambu mete, kondisi cuaca cerah,
lensa kamera menhadap barat daya (b) ketebalan tanah diukur dengan penggaris kurang lebih 15
cm

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 10


Hasil Pengamatan yang dilakukan secara megaskopis termasuk kedalam
golongan tanah berbytir halus, dengan ukuran agregat mulai lempung sampai
lanau (0,0020 – 0,06 mm). Berwarna cokelat sudah tidak terlihat lagi mineralnya.
Ketebalan tanah residu pada lokasi kurang lebih 15 cm berdasarkan penggaris yg
di tancapkan, kondisi tanah kering.

Tabel 2.2. Koordinat titik tanah residu


Latitude 7 56’ 11,28” S
Longitude 110 24’ 2,35”
Attitude 224 mdpl
Waktu 12.30 am
Cuaca Cerah
Lokasi Pengkol, sriharjo, Imogiri,
Bantul

3.2. Tanah Aeolian


Jenis tanah ini dapat kita temui di pesisir selatan Yogyakarta, tepatnya di
daerah Parangtristis, Bantul, Yogyakarta bentukan ini juga sering disebut sebagai
gumuk pasir atau sand dunes merupakan sebuah bentukan alam karena proses
angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Gumuk pasir
dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama,
kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran
pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk
di daerah kering.
Pembentukan gumuk pasir pada pantai selatan dipengaruhi oleh adanya
beberapa aliran sungai, yaitu Sungai Opak-Oyo pada bagian timur dan Sungai
Progo pada bagian barat, Sungai Progo ini merupakan sungai utama yang
membawa material hasil dari gerusan batuan-batuan volkanik yang berasal dari
Gunung Merapi dan Merbabu, serta dari gunung-gunung Sindoro di sebelah barat
laut.

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 11


Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa material dari Merapi terbawa
oleh aliran sungai di sekitarnya, sungai-sungai tersebut kemudian menyatu
membentuk orde sungai yang lebih besar hingga menyatu membentuk sungai
Opak, Oyo, dan Progo. Setelah material pasir sampai ke laut, terdapat interverensi
dari ombak laut sehingga material mengendap pada pantai selatan dan selanjutnya
diterbangkan oleh angin.
Pada pantai selatan Jawa, material tersebut tidak diendapkan pada bagian
depan dari sungai yang pada akhirnya membentuk delta, hal ini disebabkan karena
kuatnya arus dan gelombang laut pantai selatan serta arahnya yang berasal dari
tenggara menyebabkan material terendapkan pada bagian barat sungai. Sehingga,
pada bagian Selatan Jawa (berada pada sekitar Sungai Progo) tidak terbentuk
delta.

(a) (b)

Gambar 2.7. (a) Bentang alam gumuk pasir yang terbentuk dari proses pengikisan dan
transporatasi oleh angin, dengan arah azzimuth foto N 95ºE kondisi cuaca cerah. (b) Terlihat
bentukan gelombang-gelombang pasir yang dibentuk angin, dengan arah umum timur sampai
barat.

Hasil Pengamatan yang dilakukan secara megaskopis termasuk kedalam


golongan jenis tanah pasir, dengan ukuran agregat mulai 0,0075 – 5,0 mm.
Berwarna abu-abu hingga hitam dengan dominasi mineral mineral mafic, dengan
sedikit kuarsa. Mengandung mineral besi dicirikan dengan menempelnya sebagian
besar material pasir apabila di dekatkan dengan magnet. Bila di perhatian secara

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 12


seksama arah gari gelombang pasir yang terbentuk yaitu relatif menanjang arah
timur sampai barat. Ketebalan pasir lebih dari 2 meter berdasarkan ketinggian
gumuk pada saat pengamatan.
Pada lokasi penelitian terdapat beberapa vegetasi yang tumbu dilokasi,
diantaranya adalah Rumput gulung (Spinifex littoreus), daun pandan, dll.
Beberapa lokasi juga dijadikan sebagai lahan perkebunan budidaya bunga, buah
naga,dll. Sedangkan selain beberapa vegetasi dan perekebunan, lokasi ini juga
dijadikan sebagai tempat wisata alam yang menyuguhkan pemandangan khas
gumuk pasir dan pantai selatan. Lokasi pengambilan data berada pada koordinat :

Tabel 2.3. Koordinat Titik Tanah Aeolian


Latitude 8 0’ 52,42” S
Longitude 110 19’ 14,20”
Attitude 14 mdpl
Waktu 07.45 am
Cuaca Cerah
Lokasi Grogol IX RT 03,
Parangtritis, Kretek, Bantul

3.3. Tanah Aluvial


Jenis tanah aluvial atau tanah antisol adalah tanah yang belum berkembang
(tanah muda) dan terbentuk dari segala macam bahan induk tanah. Tanah ini
terbentuk oleh proses erosi dan transportasi yang dilakukan oleh air, salah satunya
adalah aliran sungai. Hal ini mudah kita temukan di sungai-sungai bagian hulu
dan dibagian meander sungai dimana kondisi arus yang relatif tenang sehinga
memungkinkan terjadnya pengendapan material yang dibawa aliran air. Lokasi
yang kita amati berada d aliran sungai opak, tepatnya di Daerah Selopamioro,
Imogiri, Bantul. Sungai Oya atau Kali Oya adalah nama sungai yang mengalir di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Gunungkidul dan
Kabupaten Bantul. Hulu sungai ini berada di Perbukitan Gunung Gajahmungkur

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 13


Mayaran Wonogiri, lalu mengalir ke selatan bertemu dengan aliran Sungai Opak
yang berhulu di Gunung Merapi dengan muara menghadap ke Samudra Hindia di
Pantai Samas.

(a) (b)

Gambar 2.8. (a) Lokasi keterdapatan tanah alluvial pada sungai opak dengan arah aliran ke
selatan, lensa kamera menghadap barat laut, dengan cuaca cerah (b) Pengukuran tanah alluvial
dengan menggunakan penggaris

Hasil Pengamatan yang dilakukan secara megaskopis berukuran butir mulai


dari lanau sampai pasir, dengan ukuran agregat mulai 0,0020 – 5,0 mm. Berwarna
cokelat dengan dominasi pecahan batuan, kuarsa, dan opaque. Sedikit terlihat
mineral berwarna hitam berukuran pasir. Ketebalan endapan tanah alluvial
didapatkan kurang lebih 14 cm berdasarkan pengamatan diapangan.

Tabel 2.4. Koordinat Titik endapan alluvial


Latitude 7 57’ 8,17” S
Longitude 110 22’ 43,91”
Attitude 23 mdpl
Waktu 08.59 am
Cuaca Cerah
Lokasi Aliran Sungai Oya,
Selopamioro, Imogiri, Bantul

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 14


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Tanah adalah material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat
(agregat) yang tidak tersementasi satu sama lain, dan atau dari bahan organik yang
melapuk, dimana diantara butiran terdapan ruang-ruang kosong yang terdiri oleh
zat cair dan udara. Secara umum, tanah terbentuk akibat dari pelapukan batuan.
Dikelompokan menjadi 2 (dua) grup besar, yaitu :
a. Tanah yang terjadi oleh penumpukan produk pelapukan batuan di tempat
asalya ; Tanah Residu (residual soils)
b. Tanah yang terjadi oleh produk pelapukan yang kemudian terbawa
ketempat lain ; Tanah Sedimen (transported soils) Contohnya : Tanah
Aluvial , Tanah Aeolian, dll

Tanah dapat disebut sebagai Kerikil (Gravel) → G, Pasir (Sand) → S, Lanau


(Silt) Mohs → M, Lempung (Clay) → C. Tergantung pada ukuran partikel yang
dominan. Dapat dikelompokan menjadi, Tanah berbutir kasar : Kerikil dan Pasir
dan Tanah berbutir halus : Lanau dan Lempung

4.2. Saran
Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan laporan
ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan
kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada
penulis.

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 15


DAFTAR PUSTAKA

Mekanika Tanah “Asal Usul Terbentuknya Tanah” Unoversitas Pembangunan


Jaya https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-TSP204-PERTEMUAN-1-ASAL-USUL-
TANAH.pdf

JENIS DAN SIFAT KETEKNIKAN TANAH, Qudus Rabbanii, Teknik Geologi


Universitas Pakuan Bogor https://ft-unpak.academia.edu/AbdulRabbanii

http://danangcivilengineering.blogspot.com/2013/04/tanah.html

http://digilib.unila.ac.id/2090/8/BAB%20II.pdf

http://dominique122.blogspot.com/2015/05/partikel-tanah-soil-particles.html

https://www.researchgate.net/publication/323616697_DASAR
DASAR_MEKANIKA_TANAH

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 16


LAMPIRAN

A. PLOTING GPS LOKASI 1 TANAH RESIDUAL

B. PLOTING GPS LOKASI 2 TANAH AEOLIAN

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 17


C. PLOTING GPS LOKASI 3 TANAH ALLUVIAL
c3

Laporan Hasil Pengamatan Jenis Tanah 18

Anda mungkin juga menyukai