Anda di halaman 1dari 5

Gangguan Cemas

Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorders, GAD) merupakan


kondisi gangguan yang ditandai kecemasan dam kekhawatiran yang berlebihan
dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa
kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari, berlangsung
sekurangnya selama 6 bulan. Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan
dan berhubungan dengan gejala-gejal somatik seperti ketegangan otot, iritabilitas,
kesulitan tidur, dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas
dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan.

Etiologi

Etiologi GAD belum diketahui pasti, tetapi ada beberapa teori yang dapat
menjelaskan terjadinya GAD :

1. Teori Biologi
Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya GAD adalah lobus
oksipitalis yang mempunyai reseptor benzodiazepin tertinggi di otak.
Basal ganglia, sistem limbik dan korteks frontal juga dihipotesiskan
terlibat pada etiologi timbulnya GAD. Pada pasien GAD juga ditemukan
seistem serotonergik yang abnormal. Neurotransmitter yang berkaitan
dengan GAD adalah GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan
kolesistokinin. Pada pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography)
pada pasien GAD dapat ditemukan penurunan metabolisme di ganglia
basalis dan massa putih otak.
2. Teori Genetik
Pada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan genetik pasien
GAD dan gangguan depresi mayor pada pasien wanita. Sekitar 25% dari
keluarga tingkat pertama penderita GAD juga menderita gangguan yang
sama. Sedangkan penelitian pada pasangan kembar didapatkan angka 50%
pada kembar monozigotik dan 15% pada kembar dizigotik.
3. Teori Psikoanalitik
Teori psikoanalitik menghipotesis bahwa anxietas adalah gejala dari
konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan. Pada tingkat yang paling
primitif anxitas dihubungkan dengan perpisahan dengan objek cinta. Pada
tingkat yang lebih matang lagi anxietas dihubungkan
4. Teori Kognitif-Perilaku
Penderita GAD berespons secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman,
disebabkan oleh perhatian selektif terhadap hal-hal negatif pada
lingkungan, adanya distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan
yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.

Gambaran Klinis
Gejala utama adalah ansietas, ketegangan motorik, hiperaktivitas autonom
dan kewaspadaan secara kognitif. Kecemasan bersifat berlebihan dan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pasien. Ketegangan motorik
bermanifestasi sebagai bergetar, kelelahan, dan sakit kepala. Hiperaktivitas
autonom timbul dalam bentuk pernapasan yang pendek, berkeringat, palpitasi
dan disertai gejala saluran pencernaan. Terdapat juga kewaspadaan kognitif
dalam bentuk iritabilitas.
Pasien GAD biasanya datang ke dokter umum karena keluhan somatik, atau
datang ke dokter spesialis karena gejala spesifik seperti diare kronik. Pasien
biasanya memperlihatkan perilaku mencari perhatian (seeking behavior).

Diagnosis
Kriteria diagnostik GAD menurut DSM IV-TR :
a) Kecemasan atau kekhawatiran yang berl;ebihan yang timbul hampir
setiap hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya 6 bulan,
tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan atau
aktivitas sekolah)
b) Penderita sulit mengendalikan kekhwatirannya
c) Kecemasan atau kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari enam gejala
berikut ini (dengan sekurangnya beberapa gejala lebih banyak terjadi
dibandingkan tidak terjadi selama 6 bulan terakhir). Catatan hanya
satu nomor yang diperlukan pada anak
1) Kegelisahan
2) Merasa mudah lelah
3) Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4) Iritabilitas
5) Ketegangan otot
6) Gangguan tidur (sulit tertidur, atau tetap tertidur atau tidur
gelisah dan tidak memuaskan.
d) Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan
aksis I, misalnya, kecemasan atau ketakutan adalah bukan tentang
menderita suatu serangan panik (seperti pada gangguan panik), merasa
malu pada situasi umum (seperti pada fobia sosial), terkontaminasi
(sepeti gangguan obsesif kompulsif), merasa jauh dari rumah atau
sanak saudara dekat (seperti gangguan cemas perpisahan),
penambahan berat badan (seperti anoreksia nervosa), menderita
keluhan fisik berganda (seperti pada gangguan somatisasi), atau
menderita penyakit serius (seperti pada hipokondriasis) serta
kecemasan dan kekhwatiran tidak terjadi semata-mata selama
gangguan stres pasca trauma.
e) Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan
yang bermakna secara klinis atau ganggian pada fungsi sosial,
pekrjaan atau fungsi penting lain.
f) Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung
dari suatu zat ( misalnya penyalahgunaan zat, medikasi) atau kondisi
medis umum ( seperti misalnya hipertiroidisme), dan tidak terjadi
semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan psikotik atau
gangguan perkembangan pervasif.

Diagnosis Banding
Gangguan cemas menyeluruh perlu dibedakan dari kecemasan akibat
kondisi medis umum maupun gangguan yang berhubungan dengan
penggunaan zat. Diperlukan pemeriksaan medis termasuk tes kimia
darah, elektrokardiografi, dan tes fungsi tiroid. Klinisi harus
menyingkirikan adanya intoksikasi kafein, penyalahgunaan
stimulansia, kondisi putus zat atau obat seperti pada alkohol, hipnotik-
sedatif, dan anxioltik.
Gangguan psikiatrik lain yang menjadi diagnosis banding GAD
adalah gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif,
hipokondriasis, gangguan somatisasi, gangguan penyesuan dengan
kecemasan, dan gangguan kepribadian. Membedakan GAD dengan
gangguan depresi dan distimik tidaklah mudah, dang gangguan-
gangguan ini seringkali terdapat bersama GAD.

TERAPI
 Farmakoterapi
a. benzodiazepin
benzodiazepin merupakan obat pilihan pertama. Pemberian
benzodiazepin dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan
sampai mencapai respons terapi. Penggunaan sediaan dengan
waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah
terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-
rata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan dengan masa tapering off
selama 1-2 minggu.
b. buspiron
Buspiron efektif pada 60-80% penderita GAD. Buspiron
lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding
gejala somatik pada GAD. Tidak menyebabkan withdrawl.
Kekurangannya adalah efek klinisnya baru terasa setelah 2-3
minggu. Terdapat bukti bahwa penderita GAD yang sudah
menggunakan benzodiazepin tidak akan memberikan respon
yang baik dengan buspiron. Dapat dilakukan pengguaan
bersamaan antara benzodiazepin dengan buspiron kemudian
dilakukan tapering off benzodiazepin setelah 2-3 minggu,
disaat efek terapi buspiron sudah mencapai maksimal.
c. SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)
Sertraline dan paroxetine merupakan obat pilihan yang
lebih baik daripada fluksetin. Pemberian fluksetin dapat
meningkatkan ansietas sesaat. SSRI seefektif terutama pada
pasien GAD dengan riwayat depresi.
 Psikoterapi
Terapi kognitif-perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung
mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku,
mengenali gejala somatik secara langsung. Teknik utama yang
digunakan adalah pendekatan behavioral adalah relaksasi dan
biofeedback.
Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-
potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya agar
lebih bisa beradaptasi optimal dan fungsi sosial dan
pekerjaannya.
Psikoterapi berorientasi tilikan
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan
konflik bawah sadar, menilik egostrengh, relasi objek, serta
keutuhan self pasien.

PROGNOSIS
Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis
yang mungkin berlangsung seumur hidup. Sebanyak 25%
penderita akhirnya mengalami gangguan panik, juga dapat
mengalami gangguan depresi mayor.

Anda mungkin juga menyukai