Kelompok 8
Fakultas Kedokteran
Universitas Jember
2018
BAB 1 PENDAHULUAN
Kolesterol merupakan molekul biologi dari golongan lipid yang sangat penting, terutama
peranannya dalam membentuk struktur membran serta sebagai prekusor dalam sintesis hormon
steroid (seperti kortisol, testosteron, estrogen, dan progesteron), vitamin D dan asam empedu.
Kolesterol mempunyai peran biologis yang amat vital, misalnya pembentukan membran sel, hormon-
hormon steroid dan asam empedu. Asam empedu yang merupakan hasil konversi dari kolesterol
sangat dibutuhkan pada proses absorpsi lipid dari saluran cerna. Di sisi lain kelebihan kolesterol
diduga bertanggungjawab terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh aterosklerosis, yang
insidensinya terus meningkat, disamping juga batu empedu.
Kolesterol berwarna kekuningan, berbentuk seperti lilin dan disebut sebagai steroid.
Ia merupakan produk khas hewani dan banyak terdapat dalam makanan yang berasal dari
hewan seperti kuning telur, daging, hati, usus dan otak. Makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan pasti tidak mengandung kolesterol, tetapi memiliki sterol lain seperti ergosterol
dan fitosterol.
Kolesterol dalam sirkulasi dibawa oleh partikel lipoprotein. Pengaturan metabolisme
kolesterol dalam tubuh diatur sangat ketat untuk menghindari terjadinya akumulasi yang
berlebihan serta deposisi abnormal dalam tubuh. Keadaaan klinis yang sangat penting akibat
deposisi abnormal kolesterol antaral lain aterosklerosis pada pembuluh darah arteri yang
penting sehingga menimbulkan penyakit serebrovaskuler, vaskuler perifer dan koroner.
1.3 Tujuan
Memahami cara menentukan kadar kolesterol dalam darah dengan metode CHOD-PAP: enzymatic
photometric test
BAB 2
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Tabung Reaksi
2. Cuvet
3. Pipet Mikro
4. Spektofotometer
5. Reagen CHOBPAP
6. Serum
Keterangan :
Kelompok 7
𝑚𝑔 0.304 − 0.104
𝐾𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙 [ ] = 𝑥 200
𝑑𝐿 0.304 − 0.104
= 1 x 200
= 200 mg/dL
3.2 Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar kolesterol menggunakan
metode CHOD-PAP. Prinsip praktikum ini adalah menentukan kadar kolesterol serum setelah
penguraian kolesterol dan esternya dengan reaksi oksidasi dan hidrolisis. Quinoneimine
(berwarna merah muda) menjadi indikator reaksi kolorimetri, yang terbentuk dari 4-
aminoantipyrine dan phenol pada reaksi hidrogen peroksida yang dikatalisis oleh enzim
peroksidase. Reaksi ini akan menimbulkan zat warna yang intensitasnya sebanding dengan
kadar kolesterol, yang kemudian dapat diukur secara fotometrik.
Reaksi
𝐶𝐻𝐸
𝐶ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙 𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 + 𝐻2 𝑂 > 𝐶ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙 + 𝐹𝑎𝑡𝑡𝑦 𝑎𝑐𝑖𝑑
𝐶𝐻𝑂
𝐶ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙 + 𝑂2 > 𝐶ℎ𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙 − 3 − 𝑜𝑛𝑒 + 𝐻2 𝑂2
𝑃𝑂𝐷
2 𝐻2 𝑂2 + 4 − 𝐴𝑚𝑖𝑛𝑜𝑎𝑛𝑡𝑖𝑝𝑦𝑟𝑖𝑛𝑒 + 𝑃ℎ𝑒𝑛𝑜𝑙 > 𝑄𝑢𝑖𝑛𝑜𝑛𝑖𝑚𝑖𝑛𝑒 + 4 𝐻2 𝑂
Pertama, darah diambil pada bagian vena mediana cubiti dengan menggunakan jarum
suntik. Kemudian darah ditampung dalam tabung sentrifuge lalu kemudian disentrifuge.
Prinsip dari sentrifuge adalah memisahkan serum dan plasma berdasarkan prinsip berat jenis,
dimana plasma berwarna lebih merah tua pekat berada pada bagian bawah tabung (BJ besar),
sedangkan serum yang berwarna kekuningan/bening akan berada pada bagian atas (BJ kecil).
Serum (10 µL) dengan reagen (1000 µL) dicampur dengan menggunakan vortex. Setelah itu
inkubasi selama 20 menit pada suhu kamar atau 10 menit pada suhu 37° C, kemudian ukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm.
KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas warna dari
Quinoneimine (berwarna merah muda), maka kadar kolesterol serum yang terukur secara
fotometrik semakin tinggi juga.
Hasil pengukuran kadar kolesterol serum probandus adalah 592.380 mg/dL, menunjukkan
bahwa probandus mengalami hiperkolestrolemia karena nilai normal kolesterol serum adalah
<200 mg/dL. Namun, hal-hal yang bisa membuat pengukuran kurang tepat seperti yang
sudah dijelaskan di bagian pembahasan juga harus dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. 2009. Biokimia harper (27 ed.). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
LAMPIRAN
Gambar Keterangan
Serum
Reagen