Anda di halaman 1dari 7

Tugas.

1 Optika

1. Apa yang Anda ketahui tentang pengukuran cahaya?

Pengukur cahaya atau lightmeter adalah sebuah alat untuk mengukur intensitas
cahaya. Dalam fotografi, pengukur cahaya digunakan untuk menentukan pembukaan.
Diberikan kecepatan film dan kecepatan rana, alat ini akan menunjukkan f-stop yang
akan memberikan sebuah pembukaan yang netral. Beberapa sistem pengukur cahaya
yang paling umum menggunakan selenium, CdS, dan silikon. Dikenal beberapa
teknik yang digunakan oleh lightmeter, yaitu:

 Spot Metering
 Avarage Metering
 Center-weighted Metering
 Matrix Metering

2. Jelaskan jenis – jenis radiasi !

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang. Radiasi terdapat dalam berbagai frakuensi dan panjang gelombang. Energi yang
berpindah tidak memerlukan media perantara. Radiasi terdiri dari beberapa jenis, dan
setiap jenis radiasi tersebut memiliki panjang gelombang masing-masing. Jenis-jenis radiasi
secara garis besar terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Radiasi Ionisasi adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi
(terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Umumnya
berasal dari bahan atau material radioaktif , berupa gelombang elektromagnetik dengan
energi yang tinggi (gamma) atau pancaran partikel-partikel, mempunyai energi yang tinggi
sehingga menyebabkan elektron terlepas dari orbitnya. Yang termasuk dalam jenis radiasi
ionisasi adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis
radiasi memiliki karakteristik khusus.

a. Partikel Alpha (α)

1. Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang besar.

2. Tersusun dari dua proton dan dua neutron, sehingga identik dengan inti atom Helium

3. Daya ionisasi partikel alpha sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel β
dan 10.000 kali daya ionisasi sinar-gamma.

4. Karena mempunyai muatan listrik yang besar, maka partikel alpha mudah
dipengaruhi oleh medan listrik yang ada di sekitarnya dan setelah terlepas dari
sumbernya hanya mampu menjangkau jarak sejauh 4-5 cm di dalam media udara.

5. Akibat ukurannya yang besar maka partikel alpha tidak mampu menembus pori-pori
kulit kita pada lapisan yang paling luar sekalipun, sehingga radiasi yang diapancarkan
oleh partirkel alpha tersebut tidak berbahaya bagi manusia apabila berada di luar
tubuh. Hal ini dikarenakan massa partikel yang tinggi sehingga memiliki sedikit energi
dan jarak yang rendah, partikel alphaa dapat dihentikan dengan selembar kertas.

6. Peluruhan alpha adalah jenis radioaktif dimana inti atom memancarkan partikel alpha
dengan nomor massa kurang dari 4 dan nomor atom kurang dari 2

b. Partikel Beta (β)


1. Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel alpha

2. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha

3. Dengan ukurannya yang lebih kecil, partikel beta mempunyai daya tembus lebih besar
dari partikel alpha

4. Karena muatannya yang kecil daya jangkau partikel beta di udara bisa sejauh 9 cm,
untuk selanjutnya dibelokkan oleh medan listrik yang ada di sekitarnya.

c. Sinar Gamma (γ)

1. Tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik sehingga dikelompokkan ke


dalam gelombang elektromagnetik.

2. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil.

3. Karena tidak mempunyai muatan listrik maka sinar g tidak terbelokkan oleh medan
listrik yang ada di sekitarnya, sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan
dengan daya tembus partikel a atau β.

d. Sinar-X

1. Mempunyai kemiripan dengan sinar g, yaitu dalam hal daya jangkau pada suatu
media dan pengaruhnya oleh medan listrik. Yang membedakan antara
keduanya adalah proses terjadinya.

2. Sinar g dihasilkan dari proses peluruhan zat radioaktif yang terjadi pada inti atom,
sedangkan sinar- X dihasilkan pada waktu elektron berenergi tinggi yang
menumbuk suatu target logam.

3. Sinar g akan dipancarkan secara terus menerus oleh sumber radioaktif selama
sumber tersebut bersifat tidak stabil, sedangkan sinar-X dapat setiap saat
dihentikan pancarannya apabila pesawat sinar-X tidak diberikan suplai daya
(tenaga listrik).

e. Partikel Neutron

1. Mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai muatan listrik.

2. Karena ukurannya yang kecil dan tidak terpengaruh oleh medan listrik di
sekitarnya, maka partikel neutron memiliki daya tembus yang tinggi.

3. Partikel neutron dapat dihasilkan dari reaksi nuklir antara satu unsur tertentu
dengan unsur lainnya.

2. Radiasi Non Ionisasi merupakan radiasi yang tidak memproduksi ion-ion baik secara
langsung maupun tidak pada saat berinteraksi dengan suatu material (tidak menyebabkan
efek ionisasi). Umumnya tidak berasal dari bahan radioaktif, merupakan gelombang
elektromagnetik dengan energi rendah, tidak mempunyai energi yang cukup untuk
membuat elektron terlepas dari orbitnya, tetapi dapat menarik elektron

Radiasi non-ionisasi tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis
radiasi non-ionisasi antara lain adalah:

- gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi);

- gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler
handphone);

- sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas);

- cahaya tampak (yang bisa kita lihat);

- sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).

Bila di khususkan lagi jenis-jenis radiasi maka dapat ditinjau dari massa dan muatan
listriknya.

1. Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi:

a. Radiasi elektomagnetik, radiasi yang terdiri atas gabungan dan interaksi gelombang
magnetik dan listrik yang bergerak dengan kecepatan cahaya, misalnya cahaya, gelombang
radio, sinar gamma, sinar X. Semuanya dapat dipancarkan melalui vakum, tidak memiliki
massa. Terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X,
sinar gamma dan sinar kosmik.

b. Radiasi partikel adalah radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel
beta, alfa dan neutron.

2. Ditinjau dari "muatan listrik"nya, radiasi dapat dibagi menjadi:

a. Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan
muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut
ionisasi.

Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke
dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak dan ultraviolet

3. Jelaskan tentang Pemantulan dan Pembiasan !

Pemantulan dapat dibagi atas dua ;

 Pemantulan Biasa

Pada permukaan yang datar, sinar yang dipantulkan akan membentuk pola yang teratur.
Sinar-sinar sejajar yang datang akan dipantulkan dalam bentuk yang sejajar juga. Lihat
gambar berikut :
 Pemantulan Baur

Berbeda dengan pemantulan biasa, di pemantulan baur ini, sinar datang akan dipantulan
sesua dengan texture permukannya, jika permukannya tidak rata maka sinar-sinar tersebut
akan dipantulkan tidak sejajar dengan sinar datangnya. Lihat gambar berikut agar lebih
jelas :

Pemantulan pada cermin datar

Sebuah cermin yagn permukaannya datar sempurna disebut cermin datar. Hal yang paling
penting dalam melukis sebuh cermin adalah :

1. Sinar selalu berasal dari sisi depan cermin dan dipantulkan kembali ke sisi depan

2. Bayangan nyata terbentuk oleh perpotongan langsung sinar-sinar pantul(dilukis


sebagai garis utuh), sedang bayangan maya (tidak nyata) dibentuk oleh
perpotongan

perpanjangan sinar-sinar pantul (dilukis sbg garis putus-putus)

Pemantulan pada cermin cekung

Cermin cekung adalah cermin bola dimna permukann bagian dalamnya mengikat dan
mrupakan bagian depan. Cermin cekung (concave mirror) disebut juga cermin positif.
Berikut ini adalah sinar-sinar istimewa pada cermin cekung :
Pembentuka bayangan

1. Jika benda berada di ruang III, bayangan berada di ruang II, sifat bayangannya
nyata, terbalik, diperkecil

2. Jika benda berada di titik pusata, bayangan juga berada di titik pusat, sifat
bayangannya nyat, terbalik, sama besar

3. Jika benda berada di ruang II, bayangan berada di ruang III, sifat bayangan nyata,
terbalik, diperbesar

4. Jika benda berada di ruang I, bayangan berada di ruang IV, sifat bayangan maya,
tegak, diperbesar

Pemantulan pada cermin cembung

Cermin cembung disebut juga crmin konveks atau cermin konveks atau cermin negative.
Cermin cembung bersifat memancarkan cahaya(divergen).

Pembentukan bayangan pada cermin cembung:

Rumus cermin lengkung(cekung&cembung)

(untuk cermin cembung fokusnya (-))

M = -(Si/So) = hi/ho

Sedangkan Pembiasan

Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua
medium bening yang berbeda indeks biasnya. Sebagai contoh sebatang tongkat yang
sebagiannya tercelup di dalam kolam berisi air dan bening akan terlihat patah.
Seberkas cahaya yang mengenai bidang batas dua medium transparan yang berbeda
indeks bias, maka sebagian cahaya akan dipantulkan dan sebagian yang lain akan
ditransmisikan dan dibiaskan ke dalam medium kedua. Ada tiga hukum dasar tentang
pemantulan dan pembiasan yang berbunyi

1. Sinar datang, sinar pantul, dan sinar bias membentuk satu bidang (yang disebut dengan
bidang datang atau bidang kejadian), yang arahnya tegak lurus terhadap bidang batas
kedua medium,

2. Sudut sinar terpantul (yang kemudian disebut dengan sudut pantul) nilainya sama
dengan sudut datang, dan dinyatakan secara matematis dengan θ1 = θ2. Hukum kedua ini
disebut juga dengan hukum refleksi.

3. Indeks bias medium pertama kali sinus sudut datang sama dengan indeks bias medium
ke-dua kali sinus sudut bias, n1 sin θ1 = n2 sin θ2, Pernyataan ini disebut dengan
hukum refleksi atau hukum Snell.

Ketiga hukum dasar ini dapat dijelaskan dengan beberapa macam cara, seperti dengan
prinsip Huygens, prinsip Fermat, atau Teori sinar. Pembahasan secara singkat tentang
pembuktian hukum pemantulan dan pembiasan dengan prinsip Huygens, prinsip Fermat,
dan menggunakan pendekatan gelombang elektromagnetik dijelaskan pada bagian berikut.

Secara skematis proses pemantulan dan pembiasan ditunjukkan oleh Gambar 1 dengan
kondisi indeks bias medium pertama (n1) lebih renggang dibanding medium ke dua (n2), n1
< n2 .Proses pemantulan pada kondisi seperti ini dikenal dengan sebutan refleksi eksternal,
sedangkan berdasar hukum Snell di atas didapatkan bahwa sudut bias akan selalu
mendekati garis normal atau sudut bias selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan sudut
datangnya. Tinjauan dari sifat gelombang yang terpantul dan terbias dengan
mempertimbangkan syarat batas antara dua medium, diperoleh persamaan Fresnel yang
menyatakan tentang perbandingan amplitudo gelombang terpantul dan terbias terhadap
amplitudo gelombang datang yang dikenal dengan koefisien amplitudo refleksi dan
koefisien amplitudo transmisi. Karena arah getar medan listrik pada gelombang cahaya
merupakan besaran vektor, maka vektor medan listrik gelombang cahaya dapat diuraikan
menjadi dua vektor yang saling tegak lurus yaitu arah getar medan listrik yang sejajar
bidang datang dan yang tegak lurus bidang datang. Dari kenyataan seperti ini akan
diperoleh empat Persamaan Fresnel yang berhubungan dengan koefisien amplitudo
refleksi dan transmisi baik untuk gelombang dengan arah getar medan listrik sejajar
maupun gelombang yang arah medan listriknya tegak lurus bidang datang.

Pada proses pemantulan dan pembiasan dengan indeks bias medium pertama lebih besar
dibanding indeks bias medium ke-dua (n2 < n1 , kebalikan kondisi di atas), maka sinar yang
terbias akan selalu menjauhi garis normal (sudut bias selalu lebih besar dibanding sudut
datang), dan fenomena pemantulannya disebut dengan refleksi internal. Dengan
memvariasi sudut datang dari 0o hingga 90o akan diperoleh dua macam sudut istimewa,
yakni sudut polarisasi dan sudut kritis. Pada saat sudut datang sama dengan sudut
polarisasi (θi = θp = π/2 - θt ) maka dari perhitungan persamaan Fresnel didapatkan
bahwa r// = 0 yang artinya bahwa berkas cahaya yang dipantulkan menjadi berkas
terpolarisasi linier dengan arah medan tegak lurus bidang datang. Sedangkan sudut kritis
terjadi bila sudut bias berkas cahaya yang ditransmisikan θt = π/2 rad, yang berarti bahwa
bila sudut datang sama dengan sudut kritis maka tidak ada berkas cahaya yang
ditransmisikan/diteruskan. Sudut kritis hanya terjadi pada pembiasan sinar yang datang
dari medium yang lebih rapat ke-medium yang lebih renggang. Besarnya sudut kritis
sebagai fungsi indeks bias kedua medium dapat diperoleh dengan manipulasi rumus Snell
dengan θt = π/2 sehingga didapat

Bila sudut datang lebih besar atau sama dengan sudut kritis (θi > θc) akan terjadi
pemantulan dalam total (TIR = total internal reflection) yaitu semua berkas akan
dipantulkan (hal ini berlaku untuk medium tanpa absorbsi) dan tidak ada bagian yang
ditransmisikan dalam medium kedua. Sudut kritis hanya didapatkan bila indeks bias
medium pertama lebih besar dibanding medium ke-dua, tetapi untuk sudut polarisasi dapat
terjadi untuk dua kondisi (n2 < n1 , atau n2 > n1 ) yang berbeda. Pemanduan gelombang
dalam pandu gelombang didasarkan pada fenomena pemantulan dalam total (TIR) dengan
sudut datang lebih besar sama dengan sudut kritis (θi ≥ θc). Supaya gelombang dapat tetap
terpandu sepanjang lintasannya maka jumlah total pergeseran phase dalam satu periode
lintasan (pada Gambar 2, satu periode lintasan misalkan cahaya merambat dari titik A ke
titik B) harus kelipatan 2π. Selama gelombang menjalar dalam satu periode, maka
pergeseran phase yang terjadi karena perambatan gelombang sepanjang lintasan satu
periode yang besarnya tergantung pada panjang lintasan optik, serta pergeseran phase
oleh pemantulan permukaan atas dan bawah. Pada pandu gelombang papak simetris
pergeseran phase karena refleksi mempunyai besar yang sama, sedangkan pada pandu
gelombang papak tak simetri besarnya tidak sama tergantung perbandingan indeks bias
medium dengan indeks bias bahan dielektrik sebagai medium pemandu.

Anda mungkin juga menyukai