DISUSUN OLEH :
1. NENG SESI AGESTIN
2. NABILA ARUM
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya
yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sehingga membutuhkan tindakan segera guna
menyelamatkan nyawa (Nuraminudin, 2010). Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri
yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat pada kematian ibu dan janinnya. Kasus ini
menjadi penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2010). Kegawatdaruratan
maternal adalah perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan
meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan, persalinan, postpartum,
hematoma, dan koagulopati obstetri. Kasus gawat darurat neonatus ialah kasus bayi baru lahir
yang apabila tidak segara ditangani akan berakibat pada kematian bayi. Kegawatdaruratan
neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru
lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali
perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul
sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2011).
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi
perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola hidatidosa, kista vasikuler,
kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan mendekati
cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina
setelah seksio sesarea, retensio plasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan,
hematoma, dan koagulopati obstetri. Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat
proses kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun
dengan bantuan alat-alat medis modern sekalipun, sering kali memberikan gambaran berbeda
terhadap kondisi bayi saat lahir. Kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani
kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tidak semua tenaga medis memiliki kemampuan
dan keterampilan standar dalam melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat
diandalkan, walaupun mereka memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional ahli
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Konsep Dasar Kegawatdarauratan Maternal dan
Neonatal.
C. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan Konsep
Dasar Kegawatdarauratan Maternal dan Neonatal.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Konsep Dasar
Kegawatdarauratan Maternal dan Neonatal 2.
1) Abortus
3) Mola Hidatidosa
Gejala dan tanda adalah:
1. uterus melunak dan bekembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal
2. Tidak dijumpai adanya janin
3. Kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur.
1. Perdarahan intra
1. Riwayat seksio sesarea 1.Syok atau Ruptur Uteri
abdominal dan atau
2. Partus lama atau kasep takhikardia
vaginal 3. Disproporsi kepala atau 2. Adanya Cairan
2. Nyeri hebat sebelum fetopelvik bebasa intra
perdarahan dan syok,
4. Persalinan traumatik abdominal
yang kemungkinan 3. Hilangnya gerak
hilang setelah terjadi atau DJJ
regangan hebat pada 4. bentuk uterus
perut bawah (Kondisi abnormal atau
ini tidak khas) konturnya tidak jelas
5. Nyeri raba atau
tekan dinding perut
dan bagian – bagian
janin mudah
dipalpasi
1. Perdarahan berwarna
1. Solusio plasenta 1. Perdarahan gusi Gangguan
merah segar 2. Janin mati dalam rahim 2. Gambaran memar pembekuan darah
2. Uji pembekuan
3. Eklamsia bawah kulit
darah tidak
4. Emboi air ketuban 3. Perdarahan dari
menunjukan adanya tempat suntikan dan
bekuan darah setelah jarum infus
7 menit
3. Rendahnya faktor
pembekuan darah,
fibrinogen,
trombosit,
fragmentasi sel darah
merah
2. Kegawatdaruratan neonatal
a. Hipotermi
Hipotermi adalah kondisi dimana suhu tubuh kurang dari 360c atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin.klasifikasi hipotermi adalah sebagai berikut:
1) Hipotermi sedang (suhu tubuh berkisar 32- <360c). tanda-tandanya antara lain: kaki teraba
dingin,kemampuan menghisap lemah,tangisan lemah dan kulit berwarna tidak rata atau disebut
kutismarmorata
2) Hipotermi berat (suhu tubuh <320c). tanda-tandanya sama dengan hipotermi sedang, disertai
dengan pernafasan terlambat tidak teratur dan lambat,bunyi jantung lambat terkadang disertai
hipoglikemi dan asidosisimetabolik.
b. Hipertermia
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan termoregulasi. Hipotermia terjadi
ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan panas
Tanda dan gejala : panas, kulit kering, kulitmenadi merahdan teraba panas, pelebaran pembuluh
darah dalam upaya untuk meningkatkan pembuangan panas,bibir bengkak. Tanda-tanda dan
gejala bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dehidrasi yang terkait dengan serangan panas
dapat menghasilkan mual muntah
c. Hiperglikemia
Hiperglikemia atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi dimana jumlah glukosa dalam plasma
darah berlebihan. Gejala hiperglikemia antara lain :polifage atau sering kelaparan,polibipsi atau
sering haus,poliuri atau sering berkemih,berat baan menurun,mulut dan kulit kerring,sulit terjadi
penyembuhan luka,arrytimia,pingsan,dan koma.
d. Tetanus neonaturum
Tetanus neonaturum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir yang disebabkan
karena basil klostridium tetani. Tanda-tanda kilnis yaitu bayi tiba-tiba panas dan tidak mau
minum,mulut mencucu seperti mulut ikan, mudah gelisah(kadang-kadang menangis)dan sering
kejang disertai sianosis, ektremitas terulur dan kaku,dahi berkerut,alis mata terangkat,sudut mulut
tertarik kebawah.
C. Penyebab Kegawatdaruratan
1. Penyebab kegawatdaruratan maternal
a. Perdarahan Kehamilan usia muda
1) Abortus :
a) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
b) Kelainan pada plasenta
c) Faktor ibu seperti penyaki-penyakit kronis yang di derita oleh sang ibu
d) Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu
2) Ektopik :
Terlambatnya transport ovum karena obstruksi mekanis pada jalan yang melewati tuba uteri.
3) Mola hidatidosa :
Penyebab pasti mola hidatidosa tidak diketahui,tetapi faktor-faktor yang mungkin dapat
menyebabkan dan mendukungterjadinya mola antara lain ; faktor ovum, dimana ovum memang
sudah patologik sehingga mati,tetapi terlambat dikeluarkan.
b. Perdarahan Kehamilan usia lanjut
1) Atonia Uteri
a) Disfungsi uterus
b) Multiparitas
c) Partus lama
d) Pembesaran uterus berlebihan
e) Mioma uteri
f) Anastesi yang dalam dan lama
g) Penatalaksanaan yang salah pada kala tiga
2) Robekan Jalan Lahir
a) Faktor maternal
(1) partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong
(2) pasien tidak mampu berhenti mengejan
(3) partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan
(4) oedema dan kerapuhan pada perenium
(5) varikositas vulva yang melemahkan jaringan perenium
(6) arkus pubis sempit dengan pinyu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan
kepala bayi kearah posterior
(7) perluasan episiotomi
b) Faktor janin
(1) Bayi besar
(2) Posisi kepala yang abnormal
(3) Kelahiran bokong
(4) Ekstraksi forseb yang sukar
(5) Distosia bahu
(6) Anomali kongenital (hidrosephalus)
3) Retensio placenta
a) Plasenta belum terlepas dari dinding uterus karena tumbuh melekat lebih dalam
b) Penatalaksanaan yang salah pada kala tiga
4) Inversio uteri
a) Tonus otot rahim yang lemah
b) Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan intraabdominal,tekanan
dengan tangan,tarikan pada tali pusat)
c) Canalis servikalis yang longgar.
5) Perdarahan terlambat : Sisa plasenta atau endrometritis
6) Ruptur uteri
a) Tindakan obstertri
b) Ketidak seimbangan fetopelvik
c) Letak lintang yang diabaikan
d) Kelebihan dosis obat bagi nyeri persalinan atau induksi persalinan
e) Jaringan parut pada uterus
2. Kegawatdaruratan neonatal
a) Factor kehamilan
1) Kehamilan kurang bulan
2) Kehamilan dengan penyakit DM
3) Kehamilan dengan gawat janin
4) Kehamilan dengan penyakit kronis ibu
5) Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
6) Infertilitas
b) Factor pada partus
1) Partus dengan infeksi intrapartu
2) Partus dengan penggunaan obat sedative
c) Factor pada bayi
1) Skor apgar yang rendah
2) BBLR
3) Bayi kurang bulan
4) Berat lahirlebih dari 4000 gram
5) Cacat bawaan
6) Frekuensi pernafasan dengan observasi lebih dari 60x/m
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan adalah dignosa dan tindakanterhadap semua pasien yang
memerlukanperawatan yang tidak direncanakan danmendadak atau terhadap pasien dengan
penyakit atau cidera akut untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pasien.
Kegawat daruratan maternal antara lain:
a. Kegawat daruratan pada kehamilan usia muda antara lain : abortus,kehamilan ektopik mola
hitadidosa
b. Kegawat daruratan pada usia lanjut dan persalinan, antara lain : adanya darah segar yang keluar,
perdarahan dengan nyeri,
c. Kegawat daruratan pasca bersalin, antara lain : antonia uteri, robekan jalan lahir, retentio plasenta,
tertinggalnya sebagian plasenta, inversio uteri, ruptur uteri.
Kegawat daruratan neonatal, antara lain : Hipotermi ,Hipertemia ,Hiperglekemi, Tetanus
Neonaturum. Penyebab kegawat daruratan maternal, antara lain: Perdarahan kehamilan usia muda,
Perdarahan usia lanjut . Penyebab kegawat daruratan neonatal : Faktor kehamilan, Faktor pada
partus, Faktor pada bayi
B. Saran
Sebagai seorang bidan kita harus cepat dan tepat mengetahui segala kegawat daruratan yang
mungkin terjadi atau bahkan sudah terjadi. Maka dari itu kita harus dengan tepat menangani segala
macam kegawat daruratan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Heller,luz.1997.Gawatdarurat Ginekologi dan Obsterti.Jakarta:EGC
P.O.G.,dkk.2010.Buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo