Pendahuluan Makalah'
Pendahuluan Makalah'
1. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar ( Sumber : Undang-Undang No.20 Tahun
2003 Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20). Dalam pembelajaran diharapkan terjadinya
perubahan tingkah laku seseorang individu yang disebabkan oleh sebuah pengalaman.
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan,
atau suatu proses transfer ilmu dari dua arah yakni anatara pendidik ( sebagai sumber
ilmu atau informasi ) dan peserta didik ( sebagai penerima informasi ). Sehingga
seorang guru dituntut untuk menguasai metode pebelajaran yang dilakukannya
sehingga akan dapat mencapai tujuan pembeljaran yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata atau praktis. Dalam mendukung proses pembelajaran diperlukan
media pembelajaran yang penggunaannya terintergrasikan dengan tujuan dan isi atau
materi pelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu tujuan
pengajaran yang telah diterapkan. Fungsi media pembelajaran atau alat peraga
pembelajaran dimaksudkan agar terjalin komunikasi antar guru dan siswa dalam hal
penyampaian pesan, yang mana siswa akan lebih memahami dan mengerti materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan ditunjang dengan adanya media
pembelajaran.
Oleh karena itu dalam mendukung pembelajaran koloid agar siswa lebih memahami
berkaitan dengan materi efek tyndal maka dibuatlah suatu media pembelajaran berupa alat
peraga pembelajaran Tyndal’box magic dan media pembelajaran berbasis video pada materi
elektrolit dan non elektrolit.
2. Tujuan
3. Mempermudah penyampaian materi koloid khususnya tentang efek tyndal kepada
peserta didik.
4. Memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar media pembelajaran
Tyndal’Box Magic dan media pembelajaran video
5. Mempermudah penyampaian materi elektrolit dan non elektrolit dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis video
6. Mengembangkan kreativitas siswa dalam menciptakan media pembelajaran
7. Manfatat
8. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
9. Mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran
10. Menumbuhkan kreatifitas peserta didik untuk berinovasi membuat media
pembelajaran
11. Memberikan dan meningkatkan variasi belajar mengajar
ISI
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Dahlan, model pembelajaran adalah rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk pada pengajar di
kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Tiap model mengajar yang dipilih
haruslah mengungkapkan berbagai realitas yang sesuai dengan situasi kelas dan macam
pandangan hidup, yang dihasilkan dari kerjasama guru dan murid.
Metode pembelajaran yang akan dibahas pada makalah ini yaitu merupakan metode yang
cocok diterapkan dengan media pembelajaran yang dibuat. Metode tersebut meliputi:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan cara pengajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog dan
hubungan satu arah dan dilakukan secara face-to face. Metode ceramah ini merupakan
kombinasi dari metode hafalan, diskusi dan tanya jawab. Metode ini akan berjalan dengan
baik apabila dalam pelaksanaannya dipersiapkan dengan baik, yaitu didukung dengan alat
dan media serta memperhatikan batas-batas penggunaannya.
1. Langkah persiapan yaitu guru menyiapkan bahan yang berkenaan dengan pokok-
pokok masalah
2. Langkah generalisasi yaitu unsur yang sama da berlainan dihimpun untuk
mendapatkan kesimpulan mengenai pokok masalah
3. Langkah aplikasi penggunaan yaitu kesimpulan yang telah diperoleh digunakan dalam
berbagai situasi sehingga kesimpulan tersebut memiliki makna yang nyata
4. Metode Menyimak
Media dalam pembelajaran merupakan salah satu instrumen yang ikut menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab adanya media pembelajaran secara langsung
dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap
Berdasarkan pengertian yang ada, maka dapat kita ketahui bahwa media pembelajaran
mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar. Sehingga sebagai calon guru,
sudah sepantasnya apabila ia dapat membuat media pembelajaran sendiri yang akan
memudahkan siswa dalam mempelajari mata pelajaran yang diampu. Media pembelajaran
dapat kita klasifikasikan menjadi media pembelajaran konvensional dan media pembelajaran
modern. Di bawah ini akan di jelaskan mengenai media pembelajaran konvensioal dan
modern serta contoh media pembelajaran yang di buat.
Media belajar konvensional disebut juga sebagai media mengajar. Pengguna media mengajar
lebih banyak guru. Media lebih banyak digunakan untuk memperjelas materi yang ingin
disampaikan guru kepada para murid. Sifat media yang demikian tidak membangun proses
diskusi dan dialog. Walaupun media digunakan oleh peserta belajar (murid), namun semangat
dari penggunaan medianya adalah untuk membantu transfer pengetahuan dari guru kepada
para murid. Bukan untuk membantu peserta belajar memahami realita kehidupannya,
mengkritisi, dan kemudian mengembangkan kesimpulan dan mengkaitkan antara suatu
teori/konsep dengan realita tersebut.
Media pembelajaran modern adalah segala sesuatu atau alat elektronik yang dapat
digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada para peserta
didiknya agar mereka mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan serta perubahan sifat
yang positif didalam proses belajar mengajar.
Dalam pembelajaran kali ini, menggunakan media video yangmana video tersebut telah
disusun secara terperinci agar peserta didik tidak semata mata hanya melihat. Slide demi slide
ditayangkan dengan permasalahan permasalahan yang ada dari setiap materi (sub materi).
Penggunaan media modern ini sangat membantu guru untuk menerangkan dan membuat
pembelajaran lebih menarik dengan adanya animasi animasi pada setiap slidenya. Dalam hal
ini, digunakan untuk materi “Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit”. Materi ini dirasa erat
menggunakan media video, karena kita akan lebih paham mengapa suatu larutan disebut
larutan elektrolit dan non-elektrolit dan bisa menerangkan perbedaan antara kedua larutan
tersebut.
Dalam video tersebut tidak dijelaskan secara rinci, namun hanya sebagian garis besar.
Sehingga guru juga masih harus memberi penjelasan kepada peserta didik tentang hal-hal
yang mendasari garis besar tersebut. Dalam video itu disajikan suatu video didalam video
yang mana ada suatu percobaan ketika diuji menggunakan lampu, maka salah satu lampu
menyala dan lainnya tidak menyala. Hal ini yang akan membangkitkan pemikiran peserta
didik untuk menganalisa hal yang terjadi. Setelah diselipkan suatu analisa maka dilanjutkan
ke slide berikutnya dimana slide tersebut berisi garis besar jawaban dari video tersebut.
Sehingga dalam materi dan media yang ada kita dapat menggunakan pendekatan
pembelajaran problem solving dan metode diskusi dan ceramah. Dimana diskusi digunakan
ketika pemutaran video yaitu digunakan untuk memecahkan masalah masalah yang disajikan
dalam video tersebut. Sedangkan ceramah digunakan ketika sudah didapat kesimpulan dari
hasil diskusi tersebut dengan penambahan atau pendetailan materi juga meluruskan apabila
ada miskonsepsi dari peserta didik.
Kelebihan dari media video untuk materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit yaitu:
Kelemahan:
Pada model pembelajaran konvensional ini menggunakan metode ceramah. Dalam kehidupan
sehari-hari di sekolah, metode ceramah paling populer di kalangan guru. Sebelum metode
lain digunakan untuk mengajar, metode ceramah yang digunakan terlebih dahulu. Metode
ceramah harus digunakan secara efektif dan efisien.
Tahap Persiapan
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses untuk
mencapai tujuan, maka dari itu langkah awal yang dilakukan oleh guru adalah harus
merumuskan tujuan yang jelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang
akan dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran dengan metode ceramah hingga
akhir. Adapun tujuan dari pembelajaran yang dilakukan kali ini adalah supaya siswa
lebih paham tentang apa itu koloid, serta pengaplikasiannya dalam keidupan sehari-
hari.
2. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan metode
ceramah sangat bergantung pada tingkat kemampuan penguasaan guru terhadap
materi. Oleh karena itu, guru harus membuat pokok-pokok materi apa saja yang akan
diterangkan kepada siswanya untuk mencapai tujuan pembelajaran.Seperti misal,
pengertian koloid, cara pembuatannya, contoh-contohnya dll.
3. Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat penting digunakan untuk memudahkan
siswa dalam menerima apa yang dijelaskan oleh guru. Kita menggunakan Tyndal
Magic Box, dimana alat dapat digunakan untuk membedakan sistem koloid dengan
larutan sejati. Partikel-partikel dalam larutan terlalu kecil untuk memantulkan cahaya,
sehingga jalannya berkas cahaya dalam larutan tidak dapat dilihat. Sebaliknya, jika
ada cahaya melalui sistem koloid maka cahaya tersebut akan terlihat nyata. Partikel-
partikel koloid akan menghamburkan cahaya ke segala arah. Sedangkan sifat cahaya
Efek Tyndall pada larutan yaitu akan meneruskan cahaya. Hal ini dilakukan bertujuan
untuk meningkatkan kualitas metode ceramah supaya siswa tidak bosen hanya
mendengarkan ceramah dari guru saja.
Tahap Pelaksanaan
1. Langkah pembukaan
1. Tahap penyajian
Guru harus menyampaikan materi pembelajaran dengan baik menggunakan tuturkata yang
mudah dipahami. Supaya ceramah dapat berkualitas, guru harus menjaga perhatian siswa
agar tetap memperhatikan materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Terdapat cara-cara
yang dapat dilakukan oleh guru untuk menjaga perhatian siswa supaya tidak buyar:
Menjaga kontak mata secara terus-menerus antara guru dengan siswa. Kontak mata
ini sangat penting sebagai isyarat antara guru dan siswa dalam memerhatikan
pelajaran. Usahakan ketika guru sedang menulis dipapan tulis tetap memerhatikan
kontak mata, sedikit menulis dan dekit menjelaskan berbalik menghadap siswa.
Gunakan bahasa yang komulatif dan mudah diterima oleh siswa.
Sajikan pembelajaran yang akan diterangkan dengan sistematis, supaya tidak
meloncat-loncat dan mudah diterima oleh siswa.
Manggapi respons siswa dengan segera. Hal ini yang nantinya membuat kelas aktif
serta terjadi timbal balik antara guru dan siswa.
Setelah materi koloid tersampaikan, selanjutnya guru menggunakan Tyndal Magic
Box, dimana alat ini dapat membantu siswa untuk lebi mengenal penerapan koloid
pada efek tyndal.
Adapun cara kerja dari Tyndal’s Magic Box adalah sebagai berikut
2. Menyoroti masing masing larutan tersebut dengan sinar laser yang telah ada
Efek tyndall dapat digunakan untuk membedakan sistem koloid dengan larutan sejati.
Partikel-partikel koloid. Partikel-partikel dalam larutan terlalu kecil untuk memantulkan
cahaya, sehingga jalannya berkas cahaya dalam larutan tidak dapat dilihat. Sebaliknya, jika
ada cahaya melalui sistem koloid maka cahaya tersebut akan terlihat nyata. Partikel-partikel
koloid akan menghamburkan cahaya ke segala arah. Sedangkan sifat cahaya Efek Tyndall
pada larutan yaitu akan meneruskan cahaya.
Di akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum
materi pelajaran yang baru saja disampaikan oleh guru tentang koloid. Selain itu, guru uga
merangsang siswa supaya dapat membuat suatu tanggapan atau memberi semacam ulasan
sedikit mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan. Kemudian yang terakhir
melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswanya menguasai materi
pembelajaran yang baru saja disampaikan.
Media video merupakan salah satu jenis media audio-visual. Media audio visual adalah
gabungan dari media audio (suara) dan visual gambar. Jadi, media audio visual adalah media
yang mengandalkan pendengaran dan penglihatan. Media audio-visual merupakan salah satu
media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat menambah
minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar.
Membuat video pembelajaran bukanlah hal yang mudah. Tahap ini memerlukan waktu yang
cukup banyak. Karena harus dibuat semenarik mungkin supaya siswa tertarik dengan materi
yang diajarkan. Kali ini kita mengambil materi kimia tentang “Elektrolit dan Non Elektrolit”.
Isi dari video pembelajaran adalah perbedaan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non
elektrolit yang di gabungkan dengan musik dan gambar.
Sebelum Guru memutar video, sebaiknya didahului oleh pengantar tentang materi “Elektrolit
dan Non Elektrolit”. Dalam memberikan pengantar, Guru bisa memulai dengan tujuan
menayangkan video dan hubungannya dengan tujuan pembelajaran saat itu, maupun pokok
bahasan yang sedang berlangsung. Guru juga bisa meng- explore ideo pembelajaran melalui
serangkaian diskusi dan tanya jawab dengan siswa.
Ketika ideo sedang diputar, patikan siswa fokus pada tujuan pembelajaran. Untuk mengawal
agar siswa fokus, Guru dapat menugaskan siswa untuk membuat catatan pada point-point
tertentu dalam video yang sesuai dengan objective dari pembelajaran.
Setelah siswa menonton video/film maka sebaiknya beri kesempatan pada siswa untuk
melakukan elaborasi tentang tayangan yang baru mereka tonton. Bentuk yang dapat
dilakukan adalah dengan pembuatan kelompok diskusi yang terdiri dari 2 – 4 orang siswa.
Agar diskusi berlangsung menarik Guru perlu memberikan arahan atau panduan tentang apa
saja yang perlu mereka diskusikan. Misal siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berubungan dengan video yang telah ditayangkan. Setelah pertanyaan-pertanyaan terawab
selanjutnya di diskusikan di kelas.
Pemanfaatan media video dalam pembelajaran ini mempunyai pengaruh terhadap minat dan
antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa
juga. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya yaitu motivasi dan
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Ketika guru menggunakan media
pembelajaran yang menarik,siswa akan lebih mudah memahami dan antusias mengikuti
pembelajaran. Sehingga akan memotivasi siswa dalam belajar, dengan begitu hasil belajar
juga akan maksimal.
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1. SARAN
Dalam menunjang pembelajaran penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu cara
dalam mempermudah penyampaian materi pelajaran. Oleh karenanya perlunya inovasi
inovasi baru dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran sehingga
memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan pelajaran dan kemudahan bagi
siswa dalam memahami pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ausubel, D. P. 1968. Educational Psychology. New York : Holt, Rinehart, & Winston
Bruner, J. T. 1993. Schools for thought: Ascience of learning in the classroom. Cambridge,
MA: MIT Press