Oleh
Pembimbing:
FK UNUD/RSUP SANGLAH
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya makalah tinjauan pustaka dengan judul “Terapi Cairan” dapat selesai
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Paper tinjauan pustaka ini disusun sebagai
salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/SMF Anestesi
RSUP Sanglah. Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran usulan penelitian ini, antara lain
kepada :
1. dr. I.B. Krisna Jaya Sutawan Sp.An.Mars atas bimbingan dan arahan yang
telah diberikan.
2. Pembimbing-pembimbing Bagian Ilmu Anestesia dan Reanimasi RSUP
Sanglah
3. Pihak – pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan maupun dukungan kepada penulis selama proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
yang membangun untuk membantu penyempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca
2
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………4
II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………...5
II.1 FISIOLOGY CAIRAN TUBUH ……………………………….5
II.2 COMPOSISI CAIRAN…………………………………………6
II.3TUJUAN TERAPI CAIRAN……………………………………7
II.4JENIS CAIRAN DAN INDIKASI………………………………8
II.5JALUR PEMBERIAN CAIRAN………………………………..10
II.6KOMPLIKASI…………………………………………………..11
II.7TERAPI PERIOPERATIF CAIRAN…………………………...11
III. KESIMPULAN ……………………………………………………….14
IV. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………15
3
BAB 1
Pendahuluan
Resusitasi merupakan sebuah cara yang digunakan untuk menghidupkan kembali atau
memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi
jantung dan paru, yang berorientasi pada otak untuk menangani pasien dalam keadan kritis.Dalam
kriteria itu,langkah ‘D’ iaitu (drug and fluid treatment) dalam bantuan hidup lanjut yang lebih
dicategorikan sebagai langkah ‘life saving’ kerana langkah ini akan menangani pasien yang kehilangan
cairan tubuh yang banyak .Cairan tubuh harus selalu dipantau agar volume cairan tubuh tetap stabil
dan ini amat penting bagi homeostatis.Kita harus pantau volume dan komposisi cairan tubuh iaitu
cairan ekstraseluler (CES) maupun cairan intraseluler (CIS) sentiasa dalam batas normal.Gangguan
cairan dan elektrolit dapat membawa mahupun pasien atau seorang yang sihat dalam kegawatan yang
kalau tidak diberi terapi secara cepat dan bisa juga .Kehilangan cairan tubuh ini mungkin terjadi akibat
beberapa factor yang mengubah metabolisma pasien iaitu diare,muntah dan memungkinkan syok
juga..Untuk itu,terapi cairan dan elektrolit merupakan salah satu terapi yang berefektif untuk
menangani pasien dalam keadaan yang kritis.
Elektrolit merupakan sebuah molekul ion yang terdapat di dalam darah, jaringan, dan sel
tubuh.Kedua dua molekul ini iaitu yang positif dan juga yang negatif atau dikatakan sebagai kation dan
anion berfungsi sebagai medium menghantar arus listrik dan membantu mempertahankan pH dan
level asam basa dalam tubuh. Berlaku juga osmosis apabila terdapat pergerakan cairan antara dan
dalam sel dan ini difasilitasi oleh elektrolit.Selain itu,eloktrolit juga berperanan untuk mengatur fungsi
neuromuskular,endokrin dan sistem ekskrasi. Jumlah asupan air dan elektrolit melalui makan dan
minum akan dikeluarkan dalam jumlah relatif sama. Homeostasis merupakan sebuah mekanisma
pengaturan apabila terdapat keseimbangan dalam badan organisma.Apabila ada gangguan antara
keseimbangan kemasukan dan keluaran air,terapi harus segera diberi untuk mencapai keseimbangan
tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Dalam tubuh,Total body water atau dikenali sebagai TBW dibagi dalam 2 komponen utama yaitu
cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstra seluler (CES) seperti terlihat pada gambar
BODY(100%)
TISSUE(40%)
WATER (60%)
Intrasellular adalah cairan yang ditemui di dalam cell dan juga merupakan cairan dengan banyak
properti untuk memastikan proses seluler yang terjadi baik tanpa kerumitan.Komposisi komposisi
yang terdapat dalam cairan intrasellular merupakan ion seperti natrium, kalium, klorida, magnesium.
Karena adanya asam amino, protein yang larut dalam air, dan molekul lain, cairan intrasellular memiliki
banyak kebaikan.Cairan ekstraseluler berarti, itu adalah cairan yang ditemukan di luar sel. Membran
sel disediakan dengan nutrisi yang dibutuhkan dan suplemen lainnya melalui cairan ekstraseluler. Ini
terutama terdiri dari natrium, kalium, kalsium, klorida, dan bikarbonat. Namun, kehadiran protein
sangat jarang dalam cairan ekstraseluler. PH biasanya dipertahankan sekitar (7.4) , dan cairan memiliki
kapasitas buffer hingga batas tertentu, juga. Terdapat glukosa dalam cairan ekstraseluler yang amat
penting dalam mengatur homeostasis dengan sel, dan konsentrasi yang biasa glukosa pada manusia
adalah 5 mM. Cairan extrasellular dapat dipisahkan ke dua iaitu cairan interstitial dan juga plasma
darah.. Total volume plasma darah adalah sekitar tiga liter pada manusia dan volume intersitial
merupakan 15-25% berat badan.
2.2Komposisi Cairan
5
Komposisi cairan tubuh yang utama dalam plasma, interstitial dan intraseluler
ditunjukkan pada tabel berikut
(Na+ , K+ , Ca2+ , Mg2+ = cation) (Cl- , Hco3- , Protein , Lain lainnya = anion)
Cairan merupakan komponen yang paling penting untuh tubuh kita.Ia juga boleh dikatakan sebagai
komponen terbesar dari tubuh, sekitar 45- 75% total berat badan, ⅔ nya merupakan cairan intrasel
dan sisanya ekstrasel dengan ¼ nya tardapat pada intravaskuler dan ¾ sisanya merupakan
intertisial.Tubuh kita ada mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar
sentiasa dalam kondisi seimbang. Banyak organ yang terlibat dalam proses mekanisme ini.Kebutuhan
cairan yang normal adalah 35 cc/KgBB/hr. Rata-rata, kebutuhan masukan air pada orang dewasa
adalah dari air yang di minum 1500 cc, makanan 700 cc, udara oksidasi 200 cc dan jumlah kesemuanya
merupakan 2400 cc/hari. Terdapat juga cara pembuangan cairan tubuh yang melibatkan berbagai
organ untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh agar badan sentiasa dalam keadaan yang sihat..
Organ pertama yang bisa dilihat merupakan melalui kulit 300-400 cc berupa keringat dan penguapan
namun tergantung pada aktivitas dan suhu. Dari paru-paru pula 300-400 cc berupa uap air dari
ekspirasi. Dari gastrointestinal track atau dikenali segabai (GIT) keluarnya sekitar 200 cc/ hari dan akan
meningkat pada kasus diare. Pengeluaran air yang terbanyak terjadi di ginjal, sekitar 1200-1500 cc/hr.
6
Terapi cairan dilakukan untuk beberapa faktor. Pertama sekali, terapi cairan berperan sebagai penganti
kehilangan cairan yang sedang berlangsung dalam badan.Selain itu bisa juga digunakan untuk
mencukupi kebutuhan cairan dalam satu hari,mengatasi syok,mengoreksi dehidrasi dan
akhirnya,kelainan akibat terapi lain dapat diatasi.
A. Cairan Pemeliharaan
Cairan pemeliharaan merupakan cairan yang digunakan apabila badan kehilangan air lewat
urin,,feces,paru dan juga akibat keringat.Cairan yang hilang akibat urin,feces,paru dan juga keringat
terdapat elektrolit amat minimal.Untuk dewasa, jumlah kehilangan air mungkin dalam 1.5-2
ml/kg/jam dan untuk anak dalam kadar 2-4ml/kg/jam. Untuk bayi dan neonatus pula masing masing
merupakan 4-6ml/kg/jam dan 3ml/kg/jam.Pengantian kehilangan cairan ini diberi cairan hipotonis
larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang
lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik,
tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel
pecah dan tidak berfungsi.Selain larutan hipotonis bisa juga diberi larutan isotonis yang merupakan
konsentrasi larutan yang mana zat terlarut dengan pelarut di dalam sel sama dengan zat terlarut
dengan pelarut di lingkungan.larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan
osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.Berdasarkan fakta
tersebur, bisa diberi
7
Dextrose 5% dalam Ringer Laktat
Dextrone 5% dalam Ringer
Maltose 5% dalam Ringer
Dextrose 5% atau 10% dalam air (D5W atau D10W)
Maltose 5% atau 10%
B.Cairan Pengganti
Selain sequestrasi,cairan pengganti di beri apabila pasien mengalami kehilangan air tubuh disebabkan
faktor faktor patologi seperti fistula,efusi pleura,asites,drainase lambung,dehidrasi dan pendarahan
yang bisa terjadi akibat cedera atau pembedahan.
Cairan penggantian yang digunakan merupakan kristaloid dan koloid.Kristaloid merupakan kristal
protein yang lebih halus dari kristal mineral dan mengembang apabila dimasukkan dalam air.Koloid
merupakan zat yang berpencar dalam zat pelarut sebagai butir yang lebih besar daripada molekul dan
mempunyai struktur yang melekat.
Untuk kristaloid digunakan NaCl 0.9 dan ringer laktan manakala untuk koloid digunakan dextrans 40
dan 70. Expafusin,Hemasel,Albuin dan plasma bisa digunakan
.
8
Cairan kristaloid yang dimaksudkan disini contohnya natrium bikarbonat 7.5%, yang digunakan untuk
mengendalian asidosis metabolik yang berat dan kalsium glukanos digunakan untuk mengoreksi
gangguan keseimbangan elektrolit.
4.Cairan nutrisi
Cairan nitrini merupaka cairan diberi di IV line atau lebih dikenali sebagai nutrisi paranteral. Ini diberi
kepada pasien yang tidak mau makan,tidak boleh makan(puasa) dan tidak bisa makan boasa melalui
mulut(peroral).
9
Terdapat beberapa komplikasi terapi cairan. Pertama yang paling sering didapati oleh pasien
merupakan infeksi.Apabila keadan asepsis tidak di ambil berat terutama pada kanulasi vena sentral
yang digunakan untuk masukkan obat suntik secara berulangan,bisa terjadi sepsis dan jalur yang
mterinfeksi akan memberi rasa nyeri yang kuat.Keseimbangan elektrolit dan asam basa juga dapat
terjadi apabila cairan yang tepat tidak diberikan.Misalnya apabila untuk mengganti puasa, cairan
pemeliharaan harus diberi dan apabila ia tidak diberi, terjdinya komplikasi.Kanulasi juga bisa memberi
masalah akibat hematom,emboli udara,penumo-hidro-thoraks atau komplikasi effusi pleura dan
refleks vagal.Selain ini bisa juga terjadi gangguan keseimbangan cairan apabila terjadi keadaan
kelebihan cairan akibat pemantauan tidak adekuat dan bisa terjadinya syok dan
dehidrasi.Hiponatremia dan hipernatremia juga bisa menyebabkan komplikasi yang berat kepada
organ organ tubuh.
bisa terjadi dehidrasi. Untuk itu , pasien diberi cairan pemeliharaan dan sebagai
pengganti cairan akibat puasa dan dehidrasi, biberi kristaloid.pasien juga bisa
akut diberi cairan kristaloid dan koloid atau transfusi.Terdapat cara specific untuk koreksi kebutuhan
cairan. Pertama sekali, hitung kebutuhan cairan perhari(jam).seterusnya hitung berapa lama berpuasa
atau kadar dehidrasi. Setelah infus dipasang ;
10
Jam pertama - 50% defisit + cairan pemeliharaan perjam
Ini dilakukan untuk koreksi kehilangan cairan melalui luka operasi,ganti pendarahan,ganti cairan yang
hilang berdasarkan organ ekskresi dan juga fasilitas vena terbuka.Kristaloid , koloid dan penganti darah
digunakan atau diringkaskan bahawa cairan penganti digunakan.
Pertama sekali lihat terapi cairan prabedah dan tambahkan pula cairan sesuai dengan jumlah darah
yang keluar dasarkan jenis operasi yang dilakukan.Untuk operasi ringan diberi 4cc/kgBB/jam , untuk
operasi dalam kadar sedang diberi cc/kgBB/jam dan untuk operasi berat pula diberi
8cc/kgBB/Jam.Jumlah perdarahan bisa dilihat dengan jumlah darah tertakung dalam botol takungan
dan 1 gram berat kasa merupakan 1ml darah.Jika untuk dewasa,pendarahan yang terjadi lebih dari
dua puluh peratus, dilakukan transfusi manakala kalau pendarahan kurang dari dua puluh pertus
volume darah, diberi kristaloid (2-3) kali jumlah dari atau diberi koloid dengan kalkulasi jumlah
perdarahan dan jumlah diberi sama.Bisa juga diberi campuram kristaloid dan koloid.Untuk bayi
pula,pendarahan yang terjadi lebih dari sepuluh puluh peratus, dilakukan transfusi manakala kalau
pendarahan kurang dari sepuluh peratus volume darah, diberi kristalois=d (2-3) kali jumlah dariatau
diberi koloid dengan kalkulasi jumlah perdarahan dan jumlah diberi sama.Bisa juga diberi campuram
kristaloid dan koloid.
Ini dilakukan adalah untuk fasilias vena terbuka , memberi cairan peliharaan , nutrisi parenteral dan
koreksi terhadap kelainan.Untuk pasien dewasa,pasien yang boleh makan dan minum peroral, diberi
cairan pemeliharaan sebagai jaluran vena terbuka.
Jika status nutrisi prabedah burukdiberi nutrisi parental total dengan secepat semungkin.
11
BAB III
KESIMPULAN
Secara umumnya, boleh disimpulkan bahawa dalam tubuh manusia bisa dapati 60 %
air atau bisa difahamkan sebagai cairan tubuh. Cairan tubuh ini terkandung nutrisi-
nutrisi yang amat penting peranannya dalam metabolisme sel, sampai menunjang
kehidupan.
Cairan tubuh terdistribusi dalam ekstrasel dan intrasel yang dibatasi membran sel.
Adanya tekanan osmotik yang isotonik menjaga difusi cairan keluar sel atau masuk ke
dalam sel.
Dalam terapi cairan harus diperhatikan kebutuhannya sesuai usia dan keadaan pasien,
termasuk cairan infus itu sendiri. Pemberian infus yang tidak sesuai untuk keadaan
tertentu akan memudaratkan keadaan pasien
12
DAFTAR PUSTAKA
Suntoro A. Terapi Cairan Perioperatif. Dalam : Anestesiologi. Muhiman. (editor). Jakarta : Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. 1989.h.87-92.
G.MangkuTGA Senapathi ,Ilmu Anestesi dan Reanimasi Indeks Jakarta 2010 : pg 292-301
13
.
14