Anda di halaman 1dari 13

AMNIOTOMI

Oleh

Kelompok 3:

MILDA FEBRIANA (A. 0916422)

SUCI MAHARANI (A. 0916420)

ILA SARI (A. 0916436)

AKADEMI KEBIDANAN MENARA PRIMADANI

WATANSOPPENG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat serta

salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

umatnya dijalan yang benar.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Askeb II. Adapun

judul dari makalah ini “Amniotomi”. Kami mengucapkan terima kasih kepada

seluruh mahasiswa dan pihak-pihak yang membatu dalam menyelesaikan makalah

ini.

Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi

referensi khususnya bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami sadar bahwa

makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat

kami harapkan untuk memperbaiki makalah selanjutnya.

Watansoppeng, 14 Mei 2018

Penulis,

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 2

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Amniotomi …………………………………………… 3

B. Keuntungan Amniotomi …………………………………………. 4

C. Kerugian Amniotomi …………………………………………….. 4

D. Jenis- Jenis Amniotomi …………………………………………... 4

E. Indikasi Amniotomi ………………………………………………. 5

F. Kontra Indikasi Amniotomi ………………………………………. 5

G. Penatalaksanaan Amniotomi ……………………………………... 6

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 9

B. Saran ……………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amniotomi atau pemecahan selaput ketuban dilakukan bila selaput ketuban

masih utuh, ada dorongan yang besar. Manfaat yang diperkirakan adalah persalinan

bertambah cepat, deteksi dini kasus pencemaran mekonium pada cairan amnion, dan

kesempatan untuk memasang elektroda ke janin serta memasukkan pressure catheter

ke dalam rongga uterus. Jika amniotomi dilakukan, harus diupayakan menggunakan

teknik aseptik. Yang penting kepala janin harus tetap berada di serviks dan tidak

dikeluarkan dari panggul selama prosedur; karena tindakan seperti itu akan

menyebabkan prolaps tali pusat. (Obstetri William Edisi 21, Cuningham, dkk., 2006:

343) . Selama selaput ketuban masih utuh, janin akan terhindar dari infeksi dan

asfiksia. Cairan amniotic berfungsi sebagai perisai yang melindungi janin dari

tekanan penuh dikarenakan kontraksi. Oleh karena itu perlu dihindarkan amniotomi

dini pada kala I. Biasanya, selaput ketuban akan pecah secara spontan.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan isi makalah ini adapun rumasan masalah pada makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah pengertian amniotomi?

2. Apakah keuntungan tindakan amniotomi?

3. Apakah kerugian tindakan amniotomi?

4. Bagaimana jenis-jenis amniotomi?

5. Bagaimana indikasi amniotomi?

6. Bagaimana kontra indikasi amniotomi?

7. Bagaimana penatalaksanaan tindakan amniotomi?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah makalah ini adapun tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian amniotomi.

2. Untuk mengetahui keuntungan tindakan amniotomi.

3. Untuk mengetahui kerugian tindakan amniotomi.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis amniotomi.

5. Untuk mengetahui indikasi amniotomi.

6. Untuk mengetahui kontra indikasi amniotomi.

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan tindakan amniotomi.


BAB II

RUMUSAN MASALAH

A. Pengertian Amniotomi

Amniotomi merupakan suatu tindakan untuk memecahkan ketuban pada saat

pembukaan sudah lengkap. Amniotomi dilakukan dengan cara memecahkan ketuban

baik di bagian bawah depan ( fore water ) maupun dibagian belakang ( hind water )

dengan suatu alat khusus (drewsmith catheter ). Sampai sekarang belum diketahui

dengan pasti bagaimana pengaruh amniotomi dalam merangsang timbulnya kontraksi

rahim.

Istilah untuk menjelaskan penemuan cairan ketuban/selaput ketuban:

1. Utuh (U), membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada

bayi uterus, tetapi tidak memberikan informasi tentang kondisi

2. Jernih (J), membran pecah dan tidak ada anoksia

3. Mekonium (M), cairan ketuban bercampur mekonium, menunjukkan adanya

anoksia/anoksia kronis pada bayi

4. Darah (D), cairan ketuban bercampur dengan darah, bisa menunjukkan

pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks atau trauma bayi

5. Kering (K), kantung ketuban bisa menunjukkan bahwa selaput ketuban sudah

lama pecah atau postmaturitas janin


B. Keuntungan tindakan amniotomi:

1. Mengamati ada tidaknya mekonium.

2. Menentukan lebih jelas punctum maximun DJJ.

3. Mempermudah perekaman saat memantau janin.

4. Mempercepat proses persalinan karena mempercepat proses pembukaan

serviks

C. kerugian tindakan amniotomi:

1. Menimbulkan trauma pada kepala janin yang menyebabkan kecacatan pada

tulang kepala akibat akibat tekanan diferensi yang meningkat.

2. Menambah kompresi tali pusat akibat jumlah cairan amniotik yang berkurang.

D. Jenis jenis amniotomi

1. Amniotomi untuk augmentasi.

Amniotomi sering dilakukan apabila persalinan spontan yang berlangsung terlalu

lambat. Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari uji coba klinis pada persalinan

spontan dan dari induksi persalinan, besar kemungkinan bahwa amniotomi akan

meningkatkan kemajuan persalinan yang disfungsional.

2. Amniotomi untuk induksi.

Dilakukan untuk menstimulasi mulainya proses persalinan. Bisa berupa

amniotomi saja atau dikombinasikan dengan induksi yang lain seperti oksitosin.
E. Indikasi Amniotomi

Amniotomi dilakukan jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka

sepenuhnya. Perlu di perhatikan Indikasi amniotomi pada plasenta previa: Plasenta

previa lateralis/marginalis/letak rendah, bila tidak ada pembukaan. Pada

primigravida dengan plasenta previa lateralis/marginalis dengan pembukaan > 4 cm.

Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin yang sudah meninggal.

F. Kontraindikasi Amniotomi

1. Polihidramnion

Suatu keadaan dimana juga jumlah air ketuban lebih banyak dari normal,

lebih dari 2 liter atau 2000 mL

2. Presentasi Muka

Keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga

oksiput tertekan. Pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap

ke bawah.

3. Tali Pusat terkemuka

Dimana tali pusat yang berada di samping bagian besar janin dapat teraba

pada canalis servikalis.


4. Vasa Previa

Komplikasi obstetrik dimana pembuluh darah janin melintasi atau berada di

dekat ostium uteri internum. Pembuluh tersebut berada di dalam selaput ketuban atau

tidak terlindung dengan tali pusat atau jaringan plasenta sehingga akan pecah bila

selaput ketuban pecah.

5. Letak Lintang

Suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada

sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong

berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu

atas panggul.

G. Penatalaksanaan Amniotomi

1. Alat dan bahan

a. Set partus yang berisi

 ½ kocher : 1 buah

 Klem kocher : 2 buah

 Gunting tali pusat : 1 buah

 Sarung tangan steril dan DTT : 1 pasang

b. Penghitung waktu atau jam

c. Fetoskop
d. Bengkok

e. Larutan klorin 0,5%

f. Meja ginekologi, lampu sorot, ruangan yang memenuhi standar

2. Langkah kerja

a. Beritahu tindakan yang akan dilakukan.

b. Siapkan alat yang diperlukan susun alat secara ergonomis.

c. Atur posisi ibu, perhatikan privasi ibu, posisi ibu litotomi atau dorsal

recumbent, dan pastikan kandung kemih kosong.

d. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan dengan tissue, gunakan teknik

6 langkah.

e. Pastikan kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP), pastikan dengan cara

leopold IV. Amniotomi yang dilakukan saat kepala belum masuk PAP dapat

menyebabkan infeksi.

f. Pakai sarung tangan, sarung tangan yang digunakan sifatnya steril atau DTT.

g. Masukkan ½ kocher kedalam vagina. Masukkan kocher ½ kocher diantara jari

telunjuk dan jari tengah, torehkan gigi kocher saat selaput menegang sampai

selaput robek, dan perhatikan cairan yang keluar.

h. Keluarkan ½ kocher dari vagina. Keluarkan secara perlahan-lahan, lalu segera

masukkan ½ kocher kedalam larutan klorin 0,5%

i. Pertahankan tangan tetap didalam. Pastikan kepala turun dan tidak ada bagian

janin yang kecil turut turun; perhatikan cairan ketuban yang keluar; pastikan
cairan ketuban telah keluar semua. Lalu keluarkan tangan dari vagina secara

perlahan-lahan.

j. Monitor DJJ, awasi jangan sampai terjadi gawat janin

k. Rapikan kembali alat, klien dan lingkungan klien

l. Cuci tangan dan dokumentasikan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Amniotomi merupakan suatu tindakan untuk memecahkan ketuban pada saat

pembukaan sudah lengkap. Amniotomi dilakukan dengan cara memecahkan ketuban

baik di bagian bawah depan ( fore water ) maupun dibagian belakang ( hind water )

dengan suatu alat khusus (drewsmith catheter ).

Keuntungan tindakan amniotomi: Mengamati ada tidaknya mekonium,

Menentukan lebih jelas punctum maximun DJJ, Mempermudah perekaman saat

memantau janin, Mempercepat proses persalinan karena mempercepat proses

pembukaan serviks

kerugian tindakan amniotomi:Menimbulkan trauma pada kepala janin yang

menyebabkan kecacatan pada tulang kepala akibat akibat tekanan diferensi yang

meningkat, Menambah kompresi tali pusat akibat jumlah cairan amniotik yang

berkurang.

B. Saran

Dalam memberikan asuhan persalinan kala I kita harus memahami apasaja

yang dibutuhkan ibu dan bayi dengan rajin membaca agar tidak salah dalam

memberikan asuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Erika. 2013. Makalah persalinan amniotomi. (online).

https://delimaerikadwi.wordpress.com/2013/10/23/makalah-amniotomi/. 07 oktober

2017.

Jannah nurul. 2015. ASKEB II PERSALINAN BERBASIS KOMPETENSI. Jakarta. Diterbitkan

pertama kali oleh buku kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai