Anda di halaman 1dari 13

A.

TEORI DASAR

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer
dan fotometer. Spekterfotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya dengan ditransmisikan atau yang
diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
(S.M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik, hal. 215)
Srektrofotometer dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual, yang
dengan studi, lebih mendalam dari absorbsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia
memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta kuantitatifnya dengan ketelitian
yang lebih besar. (R.A.Day,Jr./A.L.Underwood, Analisa Kimia Kuantitatif, hal.383)
Teknik ini biasanya meliputi dau metode, yaitu : metode absorbansi tinggai dan metode
absorbansi rendah. Yang pertama digunakan untuk analisis larutan yang sangat pekat,
sedangkan absorbansi rendah digunakan untuk larutan yang sangat encer. Pada kedua teknik
tersebut, kosentrasi sama sekali tidak dipengaruhi oleh perubahan luar. (S.M. Khopkar, Konsep
Dasar Kimia Analitik, hal. 221)
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna terbentuk. Secara garis besar
spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :

a. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi
yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah
tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat
rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa,
daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).

b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda
(terdispersi).

c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh
atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca,
plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada
pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca
tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai
untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang
selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka
digital.

Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan


konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akan mengukur
intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum
melewati sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam persentase
(% T) sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus

A = -log %T
Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari Hukum Lambert-Beer,
yaitu:

A = – log T = – log It / I0 = ε . b . C

Dimana: A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur

T = Transmitansi
I0 = Intensitas sinar masuk

It = Intensitas sinar yang diteruskan

ε = Serapan molar

b = Tebal kuvet yang digunakan

C = Konsentrasi dari sampel

(Tahir, 2009).

Beberapa jenis spektrofotometer :

1. Spektrofotometer UV-Vis
2. Spektrofotometer Infra merah
3. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
4. Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR)
5. Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor)
6. Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya ( nefelometer, turbidimeter dan
spektrofotometer Raman)

Keterbatasan Hukum Lambert – Beer

Beberapa pengecualian ditemukan untuk menyamaratakan absorbansi sebagai garis lurus.


Di sisi lain, penyimpangan dari perbandingan langsung diantara absorbansi dan konsentrasi
ketika b adalah konstan seringkali ditemukan. Beberapa penyimpangan ini adalah dasar dan
menunjukkan keterbatasan yang nyata dari hukum ini (Skoog, DA, 1996).

Instrumentasi untuk Spektrofotometri

Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur transmitan / absorbans suatu


sampel sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu
panjang gelombang tunggal. Komponen utama dari spektrofotometer dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut :

Diagram komponen utama spektrofotometer

B. ALAT DAN BAHAN


Alat :
Spektrofotometer Uv-Vis
Kuvet
Botol Semprot
Labu ukur
Pipet Volum
Beaker Glass
Mortir & Stamper
Spatel
Neraca analitik

Bahan :
Serbuk Parasetamol
Tablet Parasetamol 500 mg
Serbuk Asam Salisilat
Tablet Acetosal 80 mg
NaOH 0,1 N
NaOH 1 M
FeCl3 0,02 M
Aquadest

C. PROSEDUR
PARASETAMOL
A. Analisis Kualitatif
a.) Larutan Standar
Timbang dengan seksama 50 mg serbuk parasetamol ke dalam labu takar 100 ml.
Larutkan dalam NaOH 0,1 N ad 100 mL. Pipet 1 mL larutan tersebut ke dalam labu
takar 10 mL. Encerkan dengan NaOH 0,1 N ad 10 mL. Pipet 1 mL larutan hasil
pengenceran lalu encerkan dengan NaOH 0,1 N ad 10 mL.
b.) Larutan Uji
5 tablet parasetamol masing – masing ditimbang lalu hitung rata – rata bobotnya. 5
tablet digerus lalu ditimbang sejumlah bobot rata – rata. Masukan ke dalam labu takar
100 mL tambahkan NaOH ad 100 mL. Pipet 1 mL larutan tersebut ke dalam labu
takar 10 mL encerkan dengan NaOH ad 10 mL. Pipet 1 mL larutan hasil pengenceran
encerkan dengan NaOH ad 10 mL.

Bandingkan spectrum UV larutan standard dan larutan uji. Spektrum UV larutan


standard an larutan uji harus menunjukan panjang gelombang yang memberikan
absorbansi maksimum dengan nilai yang sama.

B. Analisis Kuantitatif
a.) Larutan Standar
Ambil larutan hasil pengenceran parasetamol 50 ppm lalu dibuat dalam 4 konsentrasi
sebanyak 1; 1,5; 2; 2,5 mL tambahkan NaOH ad 10 mL. konsentrasi menjadi 5 ppm,
7,5 ppm, 10 ppm, 12,5 ppm.
b.) Larutan Uji
Ambil larutan hasil pengenceran parasetamol 50 ppm sebanyak 2,5 ml tambahkan
NaOH ad 10 mL.
Cara Kurva Kalibrasi
Pada panjang gelombang absorban maksimumnya, ukur absorbansi setiap larutan
pembanding dan juga larutan sampel. Dengan menggunakan kurva kalibrasi atau
persamaan garis, hitunglah kadar larutan sampel.

ASPIRIN
Pembuatan larutan standar Fe-salisilat dan kurva kalibrasi
A. Larutan Standar
1. Timbang 160 mg baku pembanding asam salisilat.
2. Tambahkan NaOH 1 N sebanyak 5 mL.
3. Tambahkan aquadest ad 100 mL.
4. Pipet masing – masing 0,5; 0,4; 0,3; 0,2; 0,1 mL larutan stok baku pembanding ke
dalam labu takar 10 mL. Encerkan dengan larutan FeCl3 0,02 M.
5. Ukur absorbansi masing-masing larutan standar tersebut pada panjang gelombang
530 nm. Mulailah pengukuran dari larutan standar yang paling encer. Bilas kuvet
terlebih dahulu sebelum diisi dengan larutan standar yang selanjutnya. Gunakan
larutan FeCl3 0,02 M sebagai larutan blanko.
B. Larutan Uji
1. 5 tablet aspirin masing – masing ditimbang lalu hitung rata – rata bobotnya lalu
dikalikan 2. 5 tablet digerus lalu ditimbang sejumlah bobot rata – rata x 2.
2. Persiapkan larutan stok aspirin (seperti pengerjaan 1 s/d 3 pada larutan standar,
dengan mengganti asam salisilat dengan asetosal)
3. Buat pengenceran larutan stok standar dengan memipet 0,3 mL larutan stok ke dalam
labu takar 10 mL, lalu encerkan dengan larutan FeCl3 0,02 M hingga tanda batas.
4. ukur dan catat absorbansi dari larutan tersebut pada panjang gelombang 530 nm.
5. Tentukan kadar aspirin dalam tablet aspirin dengan menggunakan persamaan regresi
linier yang didapat dari kurva kalibrasi.
D. HASIL PENGAMATAN
Parasetamol

Kurva Kalibrasi

Absorbansi max = 0,715


Panjang gelombang max
= 257,00 nm

Konsentrasi sampel =
12,961 ppm
Aspirin
Panjang gelombang = 1204 nm
Absorbansi max = 1,204
Panjang gelombang blanko = 494,60 nm
Absorbansi = 0,013

E. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini tentang penentuan konsentrasi parasetamol dan Acetosal dalam sampel
dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-vis. Pada awal percobaan, terlebih dahulu
dibuat larutan standar parasetmol asetat dan acetosal. Blanko yang digunakan pada percobaan ini
adalah NaOH untuk Parasetamol dan FeCl3 untuk acetosal. Untuk menentukan konsentrasi
parasetmol dan acetosal, praktikan harus menentukan panjang gelombang maximum pada masing-
masing standar, dengan mengamati nilai absorbansi yang didapatkan pada panjang gelombang
tertentu. Pada panjang gelombang maximum, nilai absorbansi merupakan yang paling besar, yang
berarti kapasitas sinar radiasi yang diserap paling banyak pada panjang gelombang tersebut.
Namun sebelum itu, nilai transmitan di100%kan terlebih dahulu dengan menggunakan blanko
NaOH dan FeCl3. Spektrum dari blanko tersebut berbentuk garis lurus horizontal, yang
menandakan blanko tersebut tidak mengandung sampel, namun nyatanya spektrum dari blanko
tidak berbentuk garis lurus horizontal, ini disebabkan karena blanko telah terkontaminasi oleh zat
lain.

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada
interaksi antara materi dengan cahaya. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV
dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan
adalah elektron valensi. Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri
UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber
cahaya visible. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer
digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk
sampel tak berwarna.

F. KESIMPULAN

Spektrofotometri UV-vis adalah teknik analisis spektroskopi yang menggunakan sumber


radiasi elektromegnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan menggunakan instrumen
spektrofotometer.

Prinsip kerja spektrofotometer UV-vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang
berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul

Pada percobaan, didapatkan konsentrasi larutan standar parasetamol sebesar 12,500 ppm,
dan konsentrasi larutan standar acetosal / aspirin 80,00 ppm. Dan konsentrasi sample parasetamol
12,961 ppm dan konsentrasi larutan sample acetosal 94,536 ppm.

Pada percobaan, didapatkan panjang gelombang maksimum larutan standar parasetamol


sebesar 257,00 nm, dan panjang gelombang maksimum larutan standar acetosal 1204 nm.
G. PUSTAKA

Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Fatimah, S, Yanlinastuti dan Yoskasih. 2005. Kualifikasi Alat Spektrometer UV-

vis Untuk Penentuan Uranium dan Besi dalam-U30. Hasil Penelitian

Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.

Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Saputra, Y.E. 2009. Spektrofotometri. http://www.chem-is-try.org. diakses tanggal 13 Desember


2009.

Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.

Underwood, A. L. 1990. Analisis Kimia Kiantitatif Edisi ke Enam. Jakarta:

Erlangga

Anda mungkin juga menyukai