Cover Poltek
Cover Poltek
A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama. Kehidupan
beragama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan seluruh
masyarakat Indonesia, termasuk kita sebagai pelajar. Kemerdekaan beragama dan
berkepercayaan mengandung makna bahwa setiap manusia bebas memilih,
melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan dan kepercayaannya, dan dalam
hal ini tidak boleh dipaksa oleh siapapun, baik itu oleh pemerintah, pejabat
agama, masyarakat, maupun orang tua sendiri. Kemerdekaan beragama dan
berkepercayaan muncul dikarenakan secara prinsip tidak ada tuntunan dalam
agama apa pun yang mengandung paksaan atau menyuruh penganutnya untuk
memaksakan agamanya kepada orang lain, terutama terhadap orang yang telah
menganut salah satu agama.
Kemerdekaan beragama bukan pula dimaknai sebagai kebebasan untuk
menarik orang yang telah beragama atau mengubah agama yang telah dianut
seseorang. Selain itu kemerdekaan beragama juga tidak diartikan sebagai
kebebasan untuk beribadah yang tidak sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama
masing-masing, dengan kata lain tidak diperbolehkan untuk menistakan agama
dengan melakukan peribadatan yang menyimpang dari ajaran agama yang
dianutnya.
Dalam hidup beragama, tentunya kerukunan antar umat sangatlah tidak
boleh lemah. Kerukunan umat beragama merupakan sikap mental umat beragama
dalam rangka mewujudkan kehidupan yang serasi dengan tidak membedakan
pangkat, kedudukan sosial dan tingkat kekayaan. Kerukunan umat beragama
dimaksudkan agar terbina dan terpelihara hubungan baik dalam pergaulan antara
warga baik yang seagama, berlainan agama maupun dengan pemerintah.
Kerukunan antar umat beragama adalah cara atau sarana untuk
mempersatukan dan mempererat hubungan antara orang-orang yang tidak
Kemerdekaan beragama dan kepercayaan tidak boleh dimaknai
sebagai kebebasan untuk tidak beragama atau kebebasan untuk
memaksaakan ajaran agama kepada orang lain yang sudah memeluk
agama yang diyakininya. Seagama dalam proses pergaulan pergaulan di
masyarakat, tetapi bukan ditujukan untuk mencampuradukan ajaran agama. Ini
perlu dilakukan untuk menghindari terbentuknya fanatisme ekstrim yang
membahayakan keamanan, dan ketertiban umum.
Bentuk nyata yang bisa dilakukan adalah dengan adanya dialog antar umat
beragama yang di dalamnya bukan membahas perbedaan, akan tetapi
memperbincangkan kerukunan, dan perdamaian hidup dalam bermasyarakat.
Intinya adalah bahwa masing-masing agama mengajarkan untuk hidup
dalam kedamaian dan ketentraman.
Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah, maksudnya adalah
dalam hidup beragama, masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah
setempat yang mengatur tentang kehidupan bermasyarakat. Masyarakat tidak
boleh hanya mentaati aturan dalam agamanya masing-masing, akan tetapi juga
harus mentaati hukum yang berlaku di negara Indonesia.
Untuk itulah penulis menelaah dan mengkaji bagaimana keadaan
kemerdekaan beragama dan berkepercayaan di Indonesia serta mengkaji apa saja
hal yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak yang meliputi pemerintah dan
masyarakat Indonesia agar dapat menjaga kerukunan penduduk Indonesia dalam
beragama dan memiliki kepercayaan masing – masing.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini, yaitu :
1. Bagaimana keadaan penduduk Indonesia dalam beragama dan berkepercayaan di
Indonesia?
2. Bagaimana membangun kerukunan umat dalam beragama dan berkepercayaan di
Indonesia?
3. Bagaimana sikap toleransi masyarakat terhadap keberagaman agama dan
kepercayaan di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Kesadaran Gender
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan.
Laki-laki dan perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki
dan perempuan itulah yang dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin
merujuk pada hubungan antara laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak
perempuan, dan bagaimana hubungan tersebut dilihat berdasarkan sifat kodrat.
Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender
adalah konsep hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran
antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Gender dibentuk dan
berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan bawaan sejak lahir.
Tiap-tiap masyarakat memiliki perkembangan budayanya sendiri, demikian
pula dalam perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di
Indonesia tentulah akan sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran gender bersifat dinamis dan dapat
berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara
laki-laki dan perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam
keluarga, maka setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan
kerapian rumah tempat tinggalnya. Anak laki-laki atau anak perempuan, keduanya
bisa menjaga kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Di sekolah, laki-
laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam masyarakat, baik laki-
laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi sesama
manusia lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Adapun beberapa simpulan dalam karya tulis ini yaitu :
1. Keadaan penduduk Indonesia dalam beragama dan berkepercayaan akan
menjadi baik jika dilandasi dengan sikap toleransi yang tinggi dan akan
memburuk jika tidak dilandasi sikap kerukunan antar sesama.
2. Membangun kerukunan umat dalam beragama dan berkepercayaan di Indonesia
dapat dilakukan dengan cara menerapkan tri kerukunan umat beragama yang
dapat menjaga kerukunan antar sesama umat beragama dan berkepercayaan di
Indonesia.
3. Sikap toleransi masyarakat terhadap keberagaman agama dan kepercayaan di
Indonesia saat ini rendah, karena masyarakat kurang memiliki kesadaran dalam
menjaga kerukunan antar sesama umat dalam beragama dan berkepercayaan
sehingga menyebabkan kurangnya sikap toleransi diantara sesama.
B. Saran
Adapun saran yang terdapat dalam karya tulis ini yaitu :
1. Perlu adanya peningkatan sikap toleransi di kalangan para siswa agar
terciptanya kerukunan antar siswa dalam menyikapi keberagaman agama dan
kepercayaan yang ada di Indonesia.
2. Diharapkan agar setiap masyarakat dapat hidup rukun dengan selalu
menerapkan konsep tri kerukunan umat beragama agar dapat menyikapi
keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia dengan sikap yang
baik.