Oleh :
KELOMPOK 4
Anggota :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pesan
dalam Komunikasi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Emy Leonita.SKM.MPH selaku Dosen mata kuliah Komunikasi
Kesehatan Universitas Andalas yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
Daftar Isi ...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..1
1.4 Sumber Data ..................................................................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
media sensoris itu ada dalam diri kita sendiri maka sebagian ahli komunikasi menganggap
bahwa media sensoris itu juga merupakan pesan.
Model komunikasi yang dikemukakan David K.Berlo menggambarkan bahwa dalam
tubuh manusia ada media yang kita sebut sensoris, dan masing-masing media itu dapat
bekerja sendiri, harus ada struktur hubungan antarmedia. Mata memang melihat namun
telinga juga mendengar, sambil melihat dan mendengar manusia menyentuh. Dengan
demikian, ada hubungan saling menunjang antar satu atau lebih saluran sensoris untuk
memperlancar pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan.
3
dlm komunikasi massa Karakteristik & Sifat Media Massa Tersusun dlm suatu organisasi
formal & kompleks Berhubungan langsung dgn audiens Mengarah kpd kepentingan publik
Audiens adalah majemuk Media massa dpt mengembangkan kontak yg srentak dgn banyak
org dlm jarak jauh dari sumber berita meskipun mereka terpisah Hubungan antara
komunikator bersifat unik dan kolektif Tujuan Media dalam Komunikasi Massa Kesehatan
Menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap, dan perilaku kesehatan
Mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal-hal yg berkaitan dgn kes.
Pengganda sumber daya pengetahuan, kenikmatan, dan anjuran tindakan kes. Membentuk
pengalaman baru trhadap perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis Meningkatkan aspirasi
dibidang kes. Mengajarkan masyarakat menemukan norma & etika penyebarluasan informasi
di bidang kesehatan atau layanan komkes Berpartisipasi dlm keputusan atas hal2 yg berkaitan
dgn kes. Mengubah struktur kekuasaan antara produsen & konsumen di bidang kes.
Menciptakan rasa kebanggaan/kesetiaan terhadap produk, dll. Karakteristik Spesifik dari
Masing-Masing Media Surat kabar & majalah Film Radio & televisi Musik rekaman
Telematik Pemanfaatan Media dalam Komunikasi Kesehatan Media sebagai institusi
seperangkat peran utk menyebarluaskan informasi Media sebagai agen sosialisasi 5 unsur
penting yaitu: Bagaimana cara kebudayaan (kepercayaa, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan
kehidupan moral, variasi keterampilan) dibagi/dipertukarkan Nilai & norma budaya yg
bersumber dari luar individu/klp disebarluaskan ke masyarakat Bagaimana nilai & norma itu
menjadi bagian dari penghayatan cara hidup terorganisir Ada proses membawa nilai & norma
itu dari eksternal ke internal menjadi bagian dari belajar Proses belajar itu melalui sebuah
agen media massa
4
Kini, dengan perkembangan teknologi komunikasi, media massa telah menjalankan
semua tugas dari institusi social yang ada dalam masyarakat. Jadi, peranan media sangat unik
dan kompleks karena “mengambil peran” institusi social.
2. Media sebagai agen sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia social yang luas
melalui pembelajaran (leraning) dan pembatinan (internalisasi) terhadap nilai, kepercayaan,
norma yang bersumber dari suatu kebudayaan.
Ada lima unsur penting dari media sebagai agen sosialisasi, yaitu :
1. Bahwa dalam proses sosialisasi terkandung maksud sejumlah cara bagaimana
kebudayaan (kepercayaan, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan kehidupan moral, variasi
keterampilan) dibagi atau dipertukarkan.
2. Bahwa nilai dan norma budaya yang bersumber dari luar/eksternal-dari
individu/kelompok disebarkan ke masyarakat.
3. Bahwa ke dalam/internal, bagaimana nilai dan norma itu menjadi bagian dalam
penghayatan cara hidup terorganisir.
4. Bahwa ada proses membawa nilai dan norma itu dari eksternal ke internal melalui
proses belajar.
5. Bahwa proses belajar itu melalui sebuah agen-media massa.
1. Media Sensoris
Sebelum ditemukanya median modern yang mempermudah komunikasi antarmanusia,
secara tradisional kita mengenal media sensoris atau saluran sensoris. Sensory channel atau
saluran sensoris adalah saluran yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan
menerima pesan yang menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia. Saluran
sensoris itu adalah “panca indera”.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh:
1) Kita mengunakan mata untuk melihat sesuatu yang ada diluar diri kita, mata kita
menangkap “sesuatu” yang dikenai cahaya sehingga pada gilirannya kita menangkap suatu
pesan tentang apa yang kita lihat.
2) Kita juga menggunakan telinga untuk mendengar rintihan anak yang sedang sakit itu.
Mungkin dia sedang berteriak memanggil ibunya yang berdiri di samping pembaringan di
5
UGD RS. Suara anak yang kita tangkap dengan telinga itu merupakan pesan bahwa dia
sedang menahan sakit.
3) Kita juga menggunakan tangan untuk memegang tangan si anak, namun seketika kita
memegang tangannya, dia merasa tambah sakit karena sentuhan kita, reaksi dari sentuhan itu
memberikan pesan bahwa anak itu sedang menahan sakit pada tangannya.
4) Mungkin kita mencium bau obat yang digosokkan pada bagian tangan si anak, obat
menampilkan bau dan bau itu memberikan kepada kita pesan bahwa obat itu khusus
dipoleskan pada bagian tangan anak yang patah itu.
5) Sang ibu mungkin diminta menjilat sebutir kapsul, apakah pahit atau manis, kemudian
obat itu diberikan kepada anaknya. Lidah sang ibu meyakinkan si anak bahwa obat itu tidak
terlalu pahit sehingga dia memaksa anakanya segera meminumnya. Bagi kita yang
melihatnya ada pesan bahwa sang ibu menggunakan lidah untuk merasakan sesuatu.
Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa manusia menggunakan panca inderanya
untuk menangkap atau menerima pesan dari luar dirinya, kemudian dia memberikan makna
tertentu dari apa yang dia lihat, dia dengar, dia sentuh, dia cium, dan dia rasakan. Inilah
media sensoris yang digunakan manusia untuk mengalihkan atau menerima pesan, bahkan
karena media sensoris itu ada dalam diri kita sendiri maka sebagian ahli komunikasi
menganggap bahwa media sensoris itu juga merupakan pesan.
Model komunikasi yang dikemukakan David K.Berlo menggambarkan bahwa dalam
tubuh manusia ada media yang kita sebut sensoris, dan masing-masing media itu dapat
bekerja sendiri, harus ada struktur hubungan antarmedia. Mata memang melihat namun
telinga juga mendengar, sambil melihat dan mendengar manusia menyentuh. Dengan
demikian, ada hubungan saling menunjang antar satu atau lebih saluran sensoris untuk
memperlancar pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan.
6
Baik media sensoris maupun perluasan peran dari media sensoris itulah yang kita kenal
dengan institutionalized media, atau saluran yang sudah sangat dikenal dan digunakan
manusia dalam komunikasi antarpersonal, percakapan tatap muka.
7
biasa ditunjukan oleh sebuah definisi sederhana tentang komunikasi dari laswell yang
mengatakan bahwa komunikasi adalah jawaban atas pertanyaan : siapa mengatakan tentang
apa dalam cara apa kepada siapa dengan efek apa.
8
Berpartisipasi dalam keputusan atas hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
Mengubah struktur kekuasaan antara produsen dan konsumen di bidang kesehatan.
Menciptakan rasa kebanggaan/kesetiaan terhadap produk, dan lain-lain.
Karakteristik film :
1. Teknologi audio visual.
2. Ditampilkan untuk publik.
3. Daya Tarik universal dan meluas.
4. Dikuasai oleh gambaran fiksi.
5. Karakter internasional.
6. Regulasi ditentukan oelh publik.
7. Karakter ideologis sangat kuat.
9
Karakteristik musik rekaman :
1. Teknologi pengganda pesan yang serempak.
2. Tekanan teknologi adalah rekaman untuk disebarluaskan.
3. Regulasi yang mengaturnya berskala rendah.
4. Derajat internalisasi sangat tinggi.
5. Cocok untuk sasaran orang muda.
6. Berpotensi besar untuk disubversi
7. Fragmentasi organisasi.
8. Peluang resepsi yang beragam
Karakteristik teletematik :
1. Teknologi berbasis pada computer.
2. Mempunyai karakter hibrida dan tingkat keluwesan yang tinggi.
. Potensial untuk interaktif.
4. Fungsi pribadi dan publik.
5. Regulasi untuk mengaturnya sangat rendah.
6.Bersifat interconnectedness – berkaitan dan bergantung satu sama lain
Institusi religious
10
2. Media sebagai agen sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia social yang luas
melalui pembelajaran (leraning) dan pembatinan (internalisasi) terhadap nilai, kepercayaan,
norma yang bersumber dari suatu kebudayaan.
Ada lima unsur penting dari media sebagai agen sosialisasi, yaitu :
1. Bahwa dalam proses sosialisasi terkandung maksud sejumlah cara bagaimana
kebudayaan (kepercayaan, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan kehidupan moral, variasi
keterampilan) dibagi atau dipertukarkan.
2. Bahwa nilai dan norma budaya yang bersumber dari luar/eksternal-dari
individu/kelompok disebarkan ke masyarakat.
3. Bahwa ke dalam/internal, bagaimana nilai dan norma itu menjadi bagian dalam
penghayatan cara hidup terorganisir.
4. Bahwa ada proses membawa nilai dan norma itu dari eksternal ke internal melalui
proses belajar.
5. Bahwa proses belajar itu melalui sebuah agen-media massa.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media sensoris adalah saluran yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan
menerima pesan yang menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia. Kedudukan
media massa sebenarnya ada dalam proses komunikasi massa disamakan. Media juga
berperan sebagai institusi social karena media melaksanakan seperangkat peran. Media
sebagai agen sosialisasi karena media menjalankan fungsi menyebarluaskan nilai dan norma
social masyarakat demi proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia social melalui
pembelajaran dan pembatinan terhadap nilai, kepercayaan, norma yang bersumber dari suatu
kebudayaan.
3.2 Kritik dan Saran
Sebaiknya makalah ini dilengkapi dengan materi-materi lainnya yang dapat memberikan
informasi yang tepat dan akurat.
12
Daftar Pustaka
Liliweri, Alo ., Dr., Prof., M.S., Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan, Pustaka Pelajar
DeVito, Joseph A, Komunikasi Antarmanusia, Kuliah Dasar, Edisi Kelima, Edisi Bahasa
Indonesia, Profesional Books, Jakarta, 1997.
Effendi, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bandung, 1993.
Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1997.
Winarni, Komunikasi Massa (suatu pengantar), UMM, Malang 2003.
13