Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PESAN DALAM KOMUNIKASI

Oleh :
KELOMPOK 4
Anggota :

DIVA FEBRISIA ALFER (1711213014)


FAUZIYAH HERMAWATY (1711212045)
FINY MARSYAH (1711213003)
GHAIYARATUL HALI (1711213005)
HAQQI ISMAH LATIFAH (1711211012)
TESYA MULIA SAVER (1711211009)
SHERLYNA NARKOTOPA (1711211023)
SHINTA ZULYA SHOLEHA (1711212023)
STELLA APRILENIA ENDES (1711213023)
YONIKA SARI (1711213038)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pesan
dalam Komunikasi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Emy Leonita.SKM.MPH selaku Dosen mata kuliah Komunikasi
Kesehatan Universitas Andalas yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Padang, September 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................... ii

ii
Daftar Isi ...................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..1
1.4 Sumber Data ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................................................ 12

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan suatu cara individu untuk melakukan interaksi dengan individu
yang lain. Tanpa komunikasi, individu akan sulit mengungkapkan keinginan, pendapat dan
menjalankan hubungan silaturahmi dengan individu lain. Komunikasi sangat erat
hubungannya dengan kehidupan sosial individu. Bayangkan, apa yang terjadi jika antara satu
individu dengan individu yang lain tidak mengetahui bagaimana cara berkomunikasi,
kehidupan sosial tidak akan terjadi, informasi tidak didapatkan dan masyarakat akan
menjalani kehidupan yang membosankan karena tidak dapat mencurahkan ide, pendapat dan
perasaan mereka.
Komunikasi erat kaitanya dengan sistem indera, misalnya pendengaran. Untuk dapat
memahami apa yang dikatakan secara verbal, kita harus mendengarkan. Jika pendengaran
terganggu maka akan sulit untuk memahami informasi yang disampaikan secara lisan. Masih
banyak lagi contoh hubungan komunikasi dengan sistem indera.
Perkembangan teknologi memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan informasi
dalam jarak jauh. Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan media massa ataupun
elektronik, hanya saja tidak selamanya komunikasi yang dilakukan ini efektif. Hal ini
tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang kita alami.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis telah menyusun beberapa yang akan dibahas dalam makalah ini antaralain
a. media sensoris dan instutisional manusia
b. media sebagai institusi dan agen sosialisasi
c. media massa dalam proses komunikasi
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Memahami arti dari media sensoris dan institusional
b. Menjelaskan Media Merupakan Perluasan dari Peran Manusia
c. Memahami Media sebagai institusi dan agen sosialisasi
d. Memahami media massa dalam proses komunikasi massa

1.4 SUMBER DATA


Tinjauan pustaka tentang komunikasi kesehatan dari literatur dan internet

1
BAB II
PEMBAHASAN

Media Sensoris dan Institusional Manusia


1.Media Sensoris
Sebelum ditemukanya median modern yang mempermudah komunikasi antarmanusia,
secara tradisional kita mengenal media sensoris atau saluran sensoris. Sensory channel atau
saluran sensoris adalah saluran yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan
menerima pesan yang menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia. Saluran
sensoris itu adalah “panca indera”.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh:
1)Kita mengunakan mata untuk melihat sesuatu yang ada diluar diri kita, mata kita
menangkap “sesuatu” yang dikenai cahaya sehingga pada gilirannya kita menangkap suatu
Pesan tentang apa yang kita lihat.
2)Kita juga menggunakan telinga untuk mendengar rintihan anak yang sedang sakit itu.
Mungkin dia sedang berteriak memanggil ibunya yang berdiri di samping pembaringan di
UGD RS. Suara anak yang kita tangkap dengan telinga itu merupakan pesan bahwa dia
sedang menahan sakit.
3)Kita juga menggunakan tangan untuk memegang tangan si anak, namun seketika kita
memegang tangannya, dia merasa tambah sakit karena sentuhan kita, reaksi dari sentuhan itu
memberikan pesan bahwa anak itu sedang menahan sakit pada tangannya.
4)Mungkin kita mencium bau obat yang digosokkan pada bagian tangan si anak, obat
menampilkan bau dan bau itu memberikan kepada kita pesan bahwa obat itu khusus
dipoleskan pada bagian tangan anak yang patah itu.
5)Sang ibu mungkin diminta menjilat sebutir kapsul, apakah pahit atau manis, kemudian obat
itu diberikan kepada anaknya. Lidah sang ibu meyakinkan si anak bahwa obat itu tidak terlalu
pahit sehingga dia memaksa anakanya segera meminumnya. Bagi kita yang melihatnya ada
pesan bahwa sang ibu menggunakan lidah untuk merasakan sesuatu.
Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa manusia menggunakan panca inderanya untuk
menangkap atau menerima pesan dari luar dirinya, kemudian dia memberikan makna tertentu
dari apa yang dia lihat, dia dengar, dia sentuh, dia cium, dan dia rasakan. Inilah media
sensoris yang digunakan manusia untuk mengalihkan atau menerima pesan, bahkan karena

2
media sensoris itu ada dalam diri kita sendiri maka sebagian ahli komunikasi menganggap
bahwa media sensoris itu juga merupakan pesan.
Model komunikasi yang dikemukakan David K.Berlo menggambarkan bahwa dalam
tubuh manusia ada media yang kita sebut sensoris, dan masing-masing media itu dapat
bekerja sendiri, harus ada struktur hubungan antarmedia. Mata memang melihat namun
telinga juga mendengar, sambil melihat dan mendengar manusia menyentuh. Dengan
demikian, ada hubungan saling menunjang antar satu atau lebih saluran sensoris untuk
memperlancar pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan.

Media Merupakan Perluasan dari Peran Manusia


Marshall Mc.Luchan, sosiolog asal Canada, untuk pertama kalinya mengemukakan
bahwa sebenarnya teknologi media yang kita temukan sekarang tidak lain merupakan
perluasan dari peranan media sensoris itu. Karena itu dia berpendirian bahwa “ medium is the
extension of man”,media merupakan perluasan dari manusia (baca: perluasan dari peranan
panca indera manusia ). Artinya, dalam komunikasi antarpersonal (terutama) pesan dialihkan
melalui media sensoris, atau simbol verbal dan non verbal melewati suatu proses pengalihan
cahaya atau sinar bagi penglihatan (mata), gelombang suara bagi pendengar (telinga), objek
bagi perabaan atau sentuhan (tangan), bau ( pembauan, penciuman), dan rasa bagi lidah.
Baik media sensoris maupun perluasan peran dari media sensoris itulah yang kita kenal
dengan institutionalized media, atau saluran yang sudah sangat dikenal dan digunakan
manusia dalam komunikasi antarpersonal, percakapan tatap muka.
Media Sensoris & Institusional Manusia Media sensoris saluran yg dimiliki setiap mc
utk mengirim dan menerima pesan yg menghasilkan dampak tertentu yg dirasakan mc. Media
merupakan perluasan dari peran manusia dlm komunikasi antarpersonal (pesan) dialihkan
melalui media sensoris/simbol verbal & non verbal melewati suatu proses pengalihan
cahaya/sinar bagi mata, telinga, tangan, penciuman, dan rasa bagi lidah. Media sensoris
maupun perluasan peran dari media sensoris adlh Institusionalized media Jenis Media
Menurut John Fiske Persentation media pesan verbal & non verbal dlm komunikasi tatap
muka. Representation media media yg diciptakan oleh kreasi mc. Mechanical media radio, tv,
video, surat kabar. ex: tv merekam wajah & suara Media Massa Dalam Proses Komunikasi
Massa Arti Komunikasi Massa Proses utk memproduksi & mensosialisasi pesan dari sumber
ke penerima Komunikasi satu arah kebalikan dari komunikasi tatap muka yg 2 arah 2 ciri
khas utamanya yaitu karakteristik media & massa Proses dan Unsur-Unsur Komunikasi
Massa Proses komunikasi massa gambaran tentang cara kerja/rangkaian aktivitas komunikasi

3
dlm komunikasi massa Karakteristik & Sifat Media Massa Tersusun dlm suatu organisasi
formal & kompleks Berhubungan langsung dgn audiens Mengarah kpd kepentingan publik
Audiens adalah majemuk Media massa dpt mengembangkan kontak yg srentak dgn banyak
org dlm jarak jauh dari sumber berita meskipun mereka terpisah Hubungan antara
komunikator bersifat unik dan kolektif Tujuan Media dalam Komunikasi Massa Kesehatan
Menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap, dan perilaku kesehatan
Mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal-hal yg berkaitan dgn kes.
Pengganda sumber daya pengetahuan, kenikmatan, dan anjuran tindakan kes. Membentuk
pengalaman baru trhadap perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis Meningkatkan aspirasi
dibidang kes. Mengajarkan masyarakat menemukan norma & etika penyebarluasan informasi
di bidang kesehatan atau layanan komkes Berpartisipasi dlm keputusan atas hal2 yg berkaitan
dgn kes. Mengubah struktur kekuasaan antara produsen & konsumen di bidang kes.
Menciptakan rasa kebanggaan/kesetiaan terhadap produk, dll. Karakteristik Spesifik dari
Masing-Masing Media Surat kabar & majalah Film Radio & televisi Musik rekaman
Telematik Pemanfaatan Media dalam Komunikasi Kesehatan Media sebagai institusi
seperangkat peran utk menyebarluaskan informasi Media sebagai agen sosialisasi 5 unsur
penting yaitu: Bagaimana cara kebudayaan (kepercayaa, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan
kehidupan moral, variasi keterampilan) dibagi/dipertukarkan Nilai & norma budaya yg
bersumber dari luar individu/klp disebarluaskan ke masyarakat Bagaimana nilai & norma itu
menjadi bagian dari penghayatan cara hidup terorganisir Ada proses membawa nilai & norma
itu dari eksternal ke internal menjadi bagian dari belajar Proses belajar itu melalui sebuah
agen media massa

Media sebagai institusi dan agen sosialisasi


1. Media Sebagai Institusi
Media masa sebagai institusi (sosial) adalah seperangkat peran untuk menyebar-luaskan
informasi dalam bentuk secara konsisten oleh pola-pola atau tindakan perilaku yang sudah
diakui dan mempunyai sanksi oleh masyarakat.
Masyarakt mengakui tujuan media massa sebagai sebuah institusi yang
menyebarluaskan informasi, memengaruhi, menghibur, mendidik dan membimbing tindakan
atau perilaku individu sebagai suatu anggota kelompok masyarakat, atau membimbing cara-
cara bagaimana setiap individu memenuhi kebutuhan mereka.

4
Kini, dengan perkembangan teknologi komunikasi, media massa telah menjalankan
semua tugas dari institusi social yang ada dalam masyarakat. Jadi, peranan media sangat unik
dan kompleks karena “mengambil peran” institusi social.
2. Media sebagai agen sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia social yang luas
melalui pembelajaran (leraning) dan pembatinan (internalisasi) terhadap nilai, kepercayaan,
norma yang bersumber dari suatu kebudayaan.
Ada lima unsur penting dari media sebagai agen sosialisasi, yaitu :
1. Bahwa dalam proses sosialisasi terkandung maksud sejumlah cara bagaimana
kebudayaan (kepercayaan, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan kehidupan moral, variasi
keterampilan) dibagi atau dipertukarkan.
2. Bahwa nilai dan norma budaya yang bersumber dari luar/eksternal-dari
individu/kelompok disebarkan ke masyarakat.
3. Bahwa ke dalam/internal, bagaimana nilai dan norma itu menjadi bagian dalam
penghayatan cara hidup terorganisir.
4. Bahwa ada proses membawa nilai dan norma itu dari eksternal ke internal melalui
proses belajar.
5. Bahwa proses belajar itu melalui sebuah agen-media massa.

Media Sensoris dan Institusional Manusia

1. Media Sensoris
Sebelum ditemukanya median modern yang mempermudah komunikasi antarmanusia,
secara tradisional kita mengenal media sensoris atau saluran sensoris. Sensory channel atau
saluran sensoris adalah saluran yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan
menerima pesan yang menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia. Saluran
sensoris itu adalah “panca indera”.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh:
1) Kita mengunakan mata untuk melihat sesuatu yang ada diluar diri kita, mata kita
menangkap “sesuatu” yang dikenai cahaya sehingga pada gilirannya kita menangkap suatu
pesan tentang apa yang kita lihat.
2) Kita juga menggunakan telinga untuk mendengar rintihan anak yang sedang sakit itu.
Mungkin dia sedang berteriak memanggil ibunya yang berdiri di samping pembaringan di

5
UGD RS. Suara anak yang kita tangkap dengan telinga itu merupakan pesan bahwa dia
sedang menahan sakit.
3) Kita juga menggunakan tangan untuk memegang tangan si anak, namun seketika kita
memegang tangannya, dia merasa tambah sakit karena sentuhan kita, reaksi dari sentuhan itu
memberikan pesan bahwa anak itu sedang menahan sakit pada tangannya.
4) Mungkin kita mencium bau obat yang digosokkan pada bagian tangan si anak, obat
menampilkan bau dan bau itu memberikan kepada kita pesan bahwa obat itu khusus
dipoleskan pada bagian tangan anak yang patah itu.
5) Sang ibu mungkin diminta menjilat sebutir kapsul, apakah pahit atau manis, kemudian
obat itu diberikan kepada anaknya. Lidah sang ibu meyakinkan si anak bahwa obat itu tidak
terlalu pahit sehingga dia memaksa anakanya segera meminumnya. Bagi kita yang
melihatnya ada pesan bahwa sang ibu menggunakan lidah untuk merasakan sesuatu.
Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa manusia menggunakan panca inderanya
untuk menangkap atau menerima pesan dari luar dirinya, kemudian dia memberikan makna
tertentu dari apa yang dia lihat, dia dengar, dia sentuh, dia cium, dan dia rasakan. Inilah
media sensoris yang digunakan manusia untuk mengalihkan atau menerima pesan, bahkan
karena media sensoris itu ada dalam diri kita sendiri maka sebagian ahli komunikasi
menganggap bahwa media sensoris itu juga merupakan pesan.
Model komunikasi yang dikemukakan David K.Berlo menggambarkan bahwa dalam
tubuh manusia ada media yang kita sebut sensoris, dan masing-masing media itu dapat
bekerja sendiri, harus ada struktur hubungan antarmedia. Mata memang melihat namun
telinga juga mendengar, sambil melihat dan mendengar manusia menyentuh. Dengan
demikian, ada hubungan saling menunjang antar satu atau lebih saluran sensoris untuk
memperlancar pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan.

2. Media Merupakan Perluasan dari Peran Manusia


Marshall Mc.Luchan, sosiolog asal Canada, untuk pertama kalinya mengemukakan
bahwa sebenarnya teknologi media yang kita temukan sekarang tidak lain merupakan
perluasan dari peranan media sensoris itu. Karena itu dia berpendirian bahwa “ medium is the
extension of man”,media merupakan perluasan dari manusia (baca: perluasan dari peranan
panca indera manusia ). Artinya, dalam komunikasi antarpersonal (terutama) pesan dialihkan
melalui media sensoris, atau simbol verbal dan non verbal melewati suatu proses pengalihan
cahaya atau sinar bagi penglihatan (mata), gelombang suara bagi pendengar (telinga), objek
bagi perabaan atau sentuhan (tangan), bau ( pembauan, penciuman), dan rasa bagi lidah.

6
Baik media sensoris maupun perluasan peran dari media sensoris itulah yang kita kenal
dengan institutionalized media, atau saluran yang sudah sangat dikenal dan digunakan
manusia dalam komunikasi antarpersonal, percakapan tatap muka.

3. Tiga Jenis Media Menurut John Fiske


John Fiske dalam bukunya Introduction to Communication studies (1982) membagi
media dalam tiga kelompok utama yang dia sebut sebagai:
1) Presentational media adalah tampilan wajah, suara, atau komunikasi tubuh (anggota
tubuh) atau dalam kategori pesan maka media ini dimasukkan dalam pesan verbal dan non
verbal dalam komunikasi tatap muka.
2) Representational media adalah media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang
termasuk dalam kelompok ini adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi music, arsitektur,
pertamanan, dll. Semua jenis media ini memiliki konvensi estetika baik secara teknis maupun
praktik.
3) Mechanical media adalah radio, televise, video, film, surat kabar dan majalah, telepon
yang digunakan untuk memperkuat dua fungsi media diatas. Misalnya surat kabar merekam
tampilan wajah atau memuat foto seseorang, televisi merekam wajah dan suara, dan video
merekam suatu komposisi musik.

Media Massa dalam Proses Komunikasi Massa


1. Arti Komunikasi Massa
1) Komunikasi massa adalah proses untuk memproduksi dan mensosialisasi atau
institusionalisasi ( difusi, membagi) pesan atau informasi dari sebuah sumber kepada sasaran
penerima.
2) Komunikasi massa merupakan komunikasi satu arah yang merupakan kebalikan dari
komunikasi tatap muka antarpribadi yang dua arah .
3) Ada dua ciri khas utama dari komunikasi massa adalah karakteristik MEDIA dan
MASSA.

2. Proses dan Unsur-Unsur Komunikasi Massa


Yang dimaksud dengan proses komunikasi massa adalah gambaran tentang bagaimana
cara kerja atau rangkaayan aktivitas komunikaasi dalam komunikasi massa. Rangkayan itu
sama dengan proses komunikasi pada umumnya yang meliputi beberapa unsur : pengirim,
pesan, media, penerima, dampak, ganguan, dan konteks. Suatu proses komunikasi massa

7
biasa ditunjukan oleh sebuah definisi sederhana tentang komunikasi dari laswell yang
mengatakan bahwa komunikasi adalah jawaban atas pertanyaan : siapa mengatakan tentang
apa dalam cara apa kepada siapa dengan efek apa.

3. Karakteristik dan Sifat Media Massa


Melalui media massa, maka pesan dikirimkan oleh komunikator kesehatan kepada
komunikan. Media dalam komunikaso kesehatan dengan massa yang paling banyak
digunakan adalah media massa yang mempunyai karakteristik :
 Industri, media sekaligus merupakan industri untuk memperbanyak pesan yang akan
dikirimkan kepada sasaran.
 Penyebaran media secara fisik sebagai artefak.
 Teknologi yang memungkinkan media melakukan manipulasi pesan-pesan kesehatan ke dalam
simbol-simbol Bahasa yang dapat ditangkap oleh mata, telinga, perasaan, dan lain-lain.

Karakteristik media massa dapat disebutkan sebagai berikut :


 Tersusun dalam suatu organisasi yang formal dan kompleks.
 Berhubungan langsung dengan audience yang luas.
 Mengarah kepada kepentingan publik.
 Audience adalah majemuk, ada banyak kondisi di kalangan audience yang berbeda.
 Media massa dapat mengembangkan kontak yang serentak dengan jumlah orang
banyak dalam jarak yang jauh dari sumber berita meskipun mereka terpisah satu sama
lain.
 Hubungan antara komunikator bersifat unik dan kolektif.

4. Tujuan media dalam komunikasi massa kesehatan


 Menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap, dam perilaku
kesehatan.
 Mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan dan lain-lain.
 Pengganda sumber daya pengetahuan, kenikmatan dan anjuran tindakan kesehatan.
 Membentuk pengalaman baru terhadap perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis.
 Meningkatkan aspirasi di bidang kesehatan.
 Mengajarkan masyarakat menemukan norma dan etika penyebarluasan informasi di
bidang kesehatan atau layanan komunikasi kesehatan.

8
 Berpartisipasi dalam keputusan atas hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
 Mengubah struktur kekuasaan antara produsen dan konsumen di bidang kesehatan.
 Menciptakan rasa kebanggaan/kesetiaan terhadap produk, dan lain-lain.

5. Karakteristik spesifik dari masing-masing media

Karakteristik surat kabar dan majalah :


1. Terbit secara teratur atau frekuensi – regular
2. Berbentuk komoditi
3. Isi pesan bisa formal dan informal
4. Berfungsi sesuai dengan iklim publik
5. Audience adalah masyarakat rural, urban dan cosmopolitan.
6. Relatif lebih bebas.

Karakteristik film :
1. Teknologi audio visual.
2. Ditampilkan untuk publik.
3. Daya Tarik universal dan meluas.
4. Dikuasai oleh gambaran fiksi.
5. Karakter internasional.
6. Regulasi ditentukan oelh publik.
7. Karakter ideologis sangat kuat.

Karakteristik radio dan televisi :


1. Mempunyai keluaran yang sangat luas, menjangkau audience yang sangat jauh dan tak
saling mengenal.
2. Tampilan pesan dalam audio visual.
3. Teknologi dan organisasi pengelolah yang kompleks.
4. Peranannya sangat ekstensif.
5. Berorientasi pada karakter publik.
6. Karakter nasional dan inernasional.
7. Isi media sangat bervariasi.
8. Regulasi lebih ketat.

9
Karakteristik musik rekaman :
1. Teknologi pengganda pesan yang serempak.
2. Tekanan teknologi adalah rekaman untuk disebarluaskan.
3. Regulasi yang mengaturnya berskala rendah.
4. Derajat internalisasi sangat tinggi.
5. Cocok untuk sasaran orang muda.
6. Berpotensi besar untuk disubversi
7. Fragmentasi organisasi.
8. Peluang resepsi yang beragam

Karakteristik teletematik :
1. Teknologi berbasis pada computer.
2. Mempunyai karakter hibrida dan tingkat keluwesan yang tinggi.
. Potensial untuk interaktif.
4. Fungsi pribadi dan publik.
5. Regulasi untuk mengaturnya sangat rendah.
6.Bersifat interconnectedness – berkaitan dan bergantung satu sama lain

Institusi religious

1. Media Sebagai Institusi


Media masa sebagai institusi (sosial) adalah seperangkat peran untuk menyebar-luaskan
informasi dalam bentuk secara konsisten oleh pola-pola atau tindakan perilaku yang sudah
diakui dan mempunyai sanksi oleh masyarakat.
Masyarakt mengakui tujuan media massa sebagai sebuah institusi yang
menyebarluaskan informasi, memengaruhi, menghibur, mendidik dan membimbing tindakan
atau perilaku individu sebagai suatu anggota kelompok masyarakat, atau membimbing cara-
cara bagaimana setiap individu memenuhi kebutuhan mereka.
Kini, dengan perkembangan teknologi komunikasi, media massa telah menjalankan
semua tugas dari institusi social yang ada dalam masyarakat. Jadi, peranan media sangat unik
dan kompleks karena “mengambil peran” institusi social.

10
2. Media sebagai agen sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia social yang luas
melalui pembelajaran (leraning) dan pembatinan (internalisasi) terhadap nilai, kepercayaan,
norma yang bersumber dari suatu kebudayaan.
Ada lima unsur penting dari media sebagai agen sosialisasi, yaitu :
1. Bahwa dalam proses sosialisasi terkandung maksud sejumlah cara bagaimana
kebudayaan (kepercayaan, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan kehidupan moral, variasi
keterampilan) dibagi atau dipertukarkan.
2. Bahwa nilai dan norma budaya yang bersumber dari luar/eksternal-dari
individu/kelompok disebarkan ke masyarakat.
3. Bahwa ke dalam/internal, bagaimana nilai dan norma itu menjadi bagian dalam
penghayatan cara hidup terorganisir.
4. Bahwa ada proses membawa nilai dan norma itu dari eksternal ke internal melalui
proses belajar.
5. Bahwa proses belajar itu melalui sebuah agen-media massa.

Media massa juga menampilkan/mensosialisasikan sejumlah informasi, peran yang bersifat :


1. Homogenisasi nilai dan norma/monolitik
2. Konsumerisme
3. Nilai seperti keindahan, kekerasan, kekuasaan, sopan santun, dll.
4. Meniru peran
5. Berkurangnya keakraban dan keterlibatan
6. Selektif sehingga orang harus memilih/minat tertentu
7. Menyusun jadwal kegiatan hidup
Peluang untuk mensosialisasikan nilai atau norma dari satu kebudayaan kepada
banyak orang justru dimiliki oleh media. Dalam cara pandang sosiologi-komunikasi, media
berperan sebagai agen sosialisasi. Artinya, media massa memengaruhi perilaku kita.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media sensoris adalah saluran yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan
menerima pesan yang menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia. Kedudukan
media massa sebenarnya ada dalam proses komunikasi massa disamakan. Media juga
berperan sebagai institusi social karena media melaksanakan seperangkat peran. Media
sebagai agen sosialisasi karena media menjalankan fungsi menyebarluaskan nilai dan norma
social masyarakat demi proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia social melalui
pembelajaran dan pembatinan terhadap nilai, kepercayaan, norma yang bersumber dari suatu
kebudayaan.
3.2 Kritik dan Saran
Sebaiknya makalah ini dilengkapi dengan materi-materi lainnya yang dapat memberikan
informasi yang tepat dan akurat.

12
Daftar Pustaka

Liliweri, Alo ., Dr., Prof., M.S., Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan, Pustaka Pelajar
DeVito, Joseph A, Komunikasi Antarmanusia, Kuliah Dasar, Edisi Kelima, Edisi Bahasa
Indonesia, Profesional Books, Jakarta, 1997.
Effendi, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bandung, 1993.
Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1997.
Winarni, Komunikasi Massa (suatu pengantar), UMM, Malang 2003.

13

Anda mungkin juga menyukai