Anda di halaman 1dari 7

DEEP-WATER ENVIROMENTAL

A. PROSES TERBENTUKNYA SEDIMENTASI DEEP-WATER


Berdasarkan karateristik umum dari klasifikasi awal dalam system deep-water
ini dikaitkan dengan lapisan batupasir yang memiliki ukuran butir sedimen yang halus
keatas. Beds dengan tektur ini dapat dikenal sebagai “turbidit” Laut dalam (Kuenen,
1957). Hal ini didasarkan oleh adanya pengendapan dari penurunan arus turbidity
memiliki kesamaan dengan adanya penurunan ukuran butir. Kemudian, perubahan
secara vertikal pada struktur dapat dikenal sebagai “Bouma Sequence” (Shanmugan,
2000). Sekarang ini diakui bahwa tidak semua siklus sedimen deep-water memiliki
struktur trubidite dari Bouma Sequence (shanmugan,2000), keterkaitan antara fasies
sedimen deep-water dan asosiasi geometrinya. Salah satu contohnya adalah batupasir
karbonatan di Co. Clare, Ireland. Yang di mana ini memperlihatkan urutan naik pada
lembaran batuan dan lumpur (Pyles and Bouroullec,2006).

Berdasarkan ilustrasi oleh Peter Haughton, 2006 menunjukkan adanya


keterkaitan antara berbagai aliran sub-aqueous density dan transportasi dari sedimen itu
sendiri. Padda di diagram tersebut menunjukkan bagaimana aliran kohesif berubah
menjadi aliran non-kohesif selagi melewati aliran transisional hybrid. Sedimen yang
berasal dari aliran yang berbeda ini merupakan aliran co-genitic dan aliran lumpur
berakumulasi menjadi campuran antara material kohesif dan non-kohesif. Untuk
menyimpulkan perkembangan transportasi sedimen dari aliran kohesif ke non-kohesif
tinggi ke aliran turbidite dengan density rendah. Diagram diatas menyederhanakan
klasifikasi Mulder & Alexander (2001) dibawah ini.

Klasifikasi Mulder & Alexander (2001), menunjukan adanya keterkaitan arus


sub-aqueous dan membaginya menjadi arus kohesif dan arus frictional. Ini didasari
oleh adanya kohesivitas partikel, durasi aliran, konsentrasi sedimen dan mekanisme
pendukung lainnya.

 Arus Kohesif memiliki matrix strenght dan ukuran butir dibagi menjadi :
- Debris Flow
- Mud Flow : Pengkayaan Clay, silty mud
 Arus Frictional tersusun dari kombinasi butir dan air dimana ruang antar butir diisi oleh
air. Arus ini dibagi menjadi :
- Arus Hyperconcentrated density (Arus Debris Pasiran, beberapa basal grading
terbalik, tidak normal grading, bedform tidak awet )
- Arus Concentrated density (bagian erosi, gerusan dan galur, normal grading, lower
bed maassive dengan lokal graded terbalik)
- Arus Turbidity (dibagi berdasrkan durasi awal) :
o Gelombang besaer,
o Gelombang besar- seperrti aliran (Bouma Sequences)
o Arus Quasisteady

Skema klasifikasi dari aliran density sedimen diasumsikan bahwa setiap aliran
dapat berubah jenis baik turun maupun arus dengan waktu pada satu titik. Kelebihan dan
kelamahn klasifikasi ini adalah adanya spektrum sedimen represntatif yang terlibat,
membuatnya umum, interpretatif dan kualitatif.
Dengan adanya konsep hubungan timbal balik yang didorong oleh proses, model
interpretif yang mana dipertimbangkan untuk mengetahui bahwa danya hubungan kuat
antara turbidites, debrites transportasi massal (MTD) dan serangkaian pelagic dan/atau
serangkaian kondensasi.

B. Geometri Deep-Water

Pendekatan elemen geometri dapat digunakan untuk mendeskripsikan sistem


sedimen, mengatur pengamatan, dan pengukuran untuk beragam setting. Hal ini menjadi
umum untuk digunakan dalam skema deskripsi dan klasifikasi sitem deep-water yang
kompleks (Sprague et al, 2001). Sama halnya dengan sistem fluvial (Allen 1983;
Miall,1985), berbagai jenis pengendapan dan/atau elemen geometri umum di setting
sedimen deep-water termasuk kumpulan litofasies dan geometrinya, vertikal profil, dan
karakteristik internal & eksternal lainnya yang terjadi berulang-ulang kali dan dapat
diprediksi (Sparague et al., 2002). Ini memperlihatkan ketika geometi reservoir deep-
water dipahami, ini dapat meningkatkan performa produksi reservoir (Hampton et al.,
2006).

Penafsiran sistem deep-water yang melibatkann unsur-unsur sering kali


mencampur pendekatan top-down dan bottom-up ke dalam klasifikasi. Sistem top-down
menjelaskan adanya hubungan pengendapan sedimen kotor dari deep-water sedimen
termasuk geomorfologi dasar cekungan dan topografi ddasar laut disekitar akumulasi
sedimen dalam laut. Ini didasarkan oleh adanya permukaan yang meloncat-loncat, dan
geometri fasies dan lain-lain. Hal ini yang mengurangi kompleksitas yang meliputi :

o Basin margin slope, basse of slope dan lantai cekungan


o Kipas kompleks
o Lembah dan feeder channels
o Vevees, lapisan overbank dan drapes
o Mounds dan lobes
o Contourites
Kemudian pada klasifikasi bottom-up yang melibatkan abundaformance relatif dari
fasies spesifik dan distribusi geometri pengendapannya. Area pengendapan yang berbeda
akan memiliki kesamaan karakteristik fasies, termasuk tipe sedimen, geometri dan
biostratigrafi. Ini dapat dikelompokkan dalam tubuh sedimen, dan dasar bagi pendekatan
bottom-up untuk pengembangan klasifikasi. Pada klasifikasi bottom-up terdiri dari :

o Channel
o Sheets
o Levees involving canyon fill
o Leveed channel sands
o Overbank area
o Amalgamted channel sands
o Amalgamated dan layer sheet sands
o Slumps
o Debris flow
o Marine shales
Gabungan fasies heterogen ini dan bentuk karakter geometri membentuk
arsiktektur sedimen deeo-water membuat hierarki yang unik untuk setting lokal tersebut.
Hal ini mencerminkan perbedaan tingkat akumulasi sedimen yang terkait dengan posisi
geografis.

C. Endapan pada Lingkungan Deep-Water


Material dentrital yang terendapkan di laut dalam mengandung variabel yang
sangat tinggi dan secara langsung merefleksikan source area dari sedimen tersebut.
Pasir, mud, dan kerikil dari silisiklasitik asal yang biasanya diketemukan. Material yang
memiliki waktu tinggal pendek pada shelf akan sama komposisinya dengan sungai,
tetapi perlahan-lahan mengalami reworking oleh gelombang dan proses pasang yang
mengubah tekstur dan komposisi dari sedimen tersebut sebelum mengalami
redeposited menjadi turbidite.

Anda mungkin juga menyukai