Bab I Ii Iii
Bab I Ii Iii
PENDAHULUAN
secara otomatis sebagai akibat dari proses alamiah yang kompleks yang
melibatkan kontraksi otot. Orang tua menemukan banyak kebiasaan dan perilaku
anak-anak mereka yang mengganggu. Bila ingin mengubah perilaku yang tidak
diinginkan ini hal pertama yang dapat membantu adalah memahami mengapa
mungkin akan melakukan perilaku ini kembali ketika mereka sedang stress,
bosan, lelah, frustasi, tidak senang, tidak aman, atau ketika tertidur lelap. Bagi
Sebagian besar, perilaku ini hanya sebuah “fase” dan akan hilang pada proses
psikologis.(3)
tetapi ada juga kebiasaan yang tidak mudah dihilangkan. Beberapa kebiasaan anak
tetap diperhatikan dan dapat bertahan bila tidak diobati, bahkan akan mengganggu
-1-
fungsi optimal anak. Kebiasaan anak dapat mengakibatkan interaksi sosial negatif
Jika kebiasaan buruk tersebut berhenti pada usia kurang dari 3 tahun, maka
gangguan pada oklusi. Kerjasama yang baik antara penderita, dokter gigi, dan
orang tua penderita sangat diperlukan. Hal terpenting pada penganganan kasus
maloklusi karena kebiasaan buruk pada usia anak-anak adalah penderita harus
keberhasilan perawatan.(5)
dapat mengganggu otot yang terkait dengan pertumbuhan tulang yang salah, gigi
wajah dan psikologis. Kebiasaan seperti mengisap ibu jari, menggigit bibir,
menaruh lidah di antara gigi-gigi, bernafas melalui mulut, dan bruxism merupakan
kebiasaan yang dapat menimbulkan terjadinya anomali letak gigi dan hubungan
rahang. Kebiasaan membuka mulut juga dapat menimbulkan anomali rahang atas
yang sempit dan maju ke depan. Kebiasaan ini harus segera dihentikan apabila
gigi permanen pertama sudah nampak erupsi di mulut. Aktivitas orofasial yang
-2-
Pengawasan terhadap terjadinya penyimpangan pertumbuhan yang
kebiasaan buruk sehingga perawatan ortodontik yang lebih berat pada umur
selanjutnya dapat dicegah. Dalam bidang kedokteran gigi, semakin banyak ahli
rahang dan gigi geligi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan aktivitas bibir
mengingat cukup tingginya insiden yang terjadi dan banyaknya akibat yang
Latar belakang penulis memilih usia 3-5 tahun agar kebiasaan buruk anak
dapat dikontrol dan dihentikan sebelum gigi-gigi permanennya erupsi, yaitu pada
usia sebelum 6 tahun dimana menurut Mc Donald dan Avery, maloklusi yang
disebabkan oleh kebiasaan buruk meningkat dari 21,5% pada usia 3-4 tahun
Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah di usia 3-5 tahun
sudah terlihat gangguan pertumbuhan rahang dan gigi yang disebabkan oleh
kebiasaan buruk. Selain itu, di usia ini kesehatan gigi anak juga masih sangat
bergantung pada orang tuanya, sehingga sangat dibutuhkan peran orang tua untuk
-3-
pertumbuhan yang normal dari rahang, mengganggu pertumbuhan cranial,
fisiologi oklusi hingga interaksi sosial serta etiologi dan cara menghentikan atau
mengoreksi kebiasaan buruk tersebut yang telah menjadi suatu pola perilaku si
anak.
hingga anak mulai memasuki usia sekolah dimana kebiasaan ini terus dilakukan
karena orang tua yang kurang memperhatikan anaknya. Penelitian ini bermaksud
untuk melihat tingkat prevalensi kebiasaan buruk pada anak usia prasekolah,
Kota Makassar?
2. Di antara usia 3-6 tahun, usia berapakah yang paling banyak melakukan
kebiasaan buruk?
perempuan?
4. Apa kebiasaan yang paling sering dilakukan oleh anak usia 3-6 tahun?
-4-
2. Mengetahui jumlah anak yang mempunyai kebisaan buruk pada usia 3-6
5. Mengetahui manifestasi oral pada anak yang mempunyai kebiasaan buruk dan
penatalaksanaannya.
-5-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang tidak normal yang biasanya terjadi pada masa pertumbuhan dan
perkembangan wajah. Kebiasaan ini pada umumnya tidak disadari oleh yang
Menurut seorang ahli psikologi, Sigmund Freud pada usia 0-18 bulan
secara psikoseksual (biologis) seorang anak akan mengalami fase oral. Dimana
pada fase ini, anak merasakan tempat paling nikmat adalah mulutnya. Jadi secara
dengan sendirinya. Akan tetapi karena sesuatu hal, maka kebiasaan buruk tersebut
berlanjut hingga tahap usia selanjutnya. Menurut sifatnya, kebiasaan buruk pada
anak-anak dibagi menjadi dua, yaitu non compulsive : dapat dihentikan seiring
keadaan emosi.(5)
Anak-anak pada beberapa kelompok usia berada pada fase belajar untuk
cinta dengan banyak ketakutan serta kecemasan adalah faktor penyebab anak
melakukan oral habit. Menurut Sigmund Freud, oral habit dapat memberikan
-6-
Menurut Gunarsa, ketidakharmonisan antara anak dan orang tua juga merupakan
Penelitian yang dilakukan oleh Kharbanda dkk sebanyak 25,5% dari anak
sekolah di Delhi (India) memiliki beberapa bentuk oral habit. Suatu penelitian
yang dilakukan di Kroasia terhadap 1025 anak yang berusia 6-12 tahun
tanpa ada perbedaan antara laki-laki dan wanita. Insiden adanya kebiasaan buruk
pada anak-anak setelah usia 3 tahun menunjukkan angka yang cukup tinggi. Pada
sebuah studi di Nigeria prevalensi oral habit yang melibatkan anak-anak pada
merupakan faktor utama dalam etiologi maloklusi dan terkait hubungan juga
yang dipilih secara acak dari 2139 anak-anak Brazil yang berusia 3-5 tahun.
Prevalensi maloklusi yang ditemukan 51,3% pada laki-laki dan 56,9% pada
penyebab yang paling signifikan adalah mengisap jari dan dot. Menurut Mc
Donald dan Avery, maloklusi yang disebabkan oleh kebiasaan buruk meningkat
dari 21,5% pada usia 3-4 tahun sampai 41,9% pada usia 12 tahun. Maloklusi
-7-
Maloklusi yang terjadi tergantung pada kebiasaan buruk tersebut. Kelainan
yang timbul akibat kebiasaan buruk tergantung pada pola rangka wajah, dan
keterlibatan otot orofasial. Ada tiga syarat yang harus ada pada suatu kebiasaan
buruk agar dapat menghasilkan suatu maloklusi, yaitu intensitas (seberapa sering
tindakan dilakukan), frekuensi (seberapa sering aksi berulang per hari), dan durasi
(berapa lama tindakan yang telah dilakukan). Pada anak-anak, sangatlah sulit
untuk menghentikan suatu kebiasaan buruk, apalagi bila hal tersebut dirasakan si
maloklusi yang berbeda dengan kebiasaan mengisap bibir bawah. Ada beberapa
macam kebiasaan buruk pada anak-anak, di antaranya adalah mengisap ibu jari
atau jari tangan (thumb or finger sucking), mengisap bibir atau menggigit bibir
(lip sucking or lip biting), menjulurkan lidah (tongue thrust), bernafas melalui
-8-
II.2.1. Mengisap Ibu Jari/Jari Tangan (Thumb/Finger Sucking)
menempatkan jari atau ibu jarinya di belakang gigi, kontak dengan bagian atas
mulut, mengisap dengan bibir, dan gigi tertutup rapat. Aktivitas mengisap jari dan
dengan sendirinya. Kebiasaan ini sering ditemukan pada anak-anak usia muda dan
bisa dianggap normal pada masa bayi dan akan menjadi tidak normal jika
berlanjut sampai masa akhir anak-anak. Hal ini sering terjadi dalam masa
pertumbuhan, sebanyak 25-50% pada anak-anak yang berusia 2 tahun dan hanya
yang tidak memberi nilai nutrisi (non-nutritive), sebagai suatu kebiasaan yang
-9-
akan menghasilkan maloklusi. Keadaan ini dapat terjadi karena adanya tekanan
langsung dari jari dan perubahan pola bibir dan pipi pada saat istirahat. Bila
seorang anak menempatkan ibu jari di antara incisivus bawah dan atas, biasanya
dengan sudut tertentu, maka akan terdapat dorongan incisivus bawah ke lingual
Ada beberapa variasi maloklusi tertentu tergantung jari yang diisap dan
juga penempatan jari yang diisap. Sejauh mana gigi berpindah tempat berkorelasi
dengan lamanya pengisapan per hari daripada oleh besarnya kekuatan pengisapan.
Seorang anak yang mengisap kuat-kuat tetapi hanya sebentar tidak terlalu banyak
berpengaruh pada letak giginya, sebaliknya seorang anak yang mengisap jari
meskipun dilakukan tidak terlalu kuat tetapi dalam waktu yang lama (misalnya
selama tidur malam masih menempatkan jari di dalam mulut) dapat menyebabkan
mainan yang dominan. Warren dkk melaporkan bahwa 20% anak memiliki
kebiasaan mengisap non-nutritive di luar usia 3 tahun. Dalam tindak lanjut jangka
overjet lebih besar dan prevalensi yang lebih besar dari gigitan terbuka dan gigitan
silang. Holm dalam studi pada anak-anak Denmark yang berusia antara 3-5 tahun
- 10 -
vertikal bervariasi dengan perubahan kebiasaan mengisap. Anak-anak dengan
anak dengan kebiasaan mengisap jari tangan memiliki prevalensi jauh lebih tinggi
hubungan molar distal dan kaninus, overjet lebih besar, dan gigitan terbuka
Fayyat pada penelitian terhadap 106 anak yang berusia antara 4 dan 6
tahun menyimpulkan bahwa di antara kebiasaan oral yang buruk, mengisap jari
Bila jari ditempatkan di antara gigi atas dan bawah, lidah terpaksa
diturunkan yang menyebabkan turunnya tekanan lidah pada sisi palatal geligi
posterior atas. Pada saat yang sama tekanan dari pipi meningkat dan muskulus
buccinator berkontraksi pada saat mengisap. Tekanan pipi paling besar pada sudut
mulut dan mungkin keadaan ini dapat menjelaskan mengapa lengkung maksila
Hampir 80% bayi mempunyai kebiasaan mengisap ibu jari atau jari
lainnya. Biasanya keadaan ini terjadi sampai bayi berusia sekitar 18 bulan. Akan
tetapi, kadang-kadang masih dijumpai pada anak usia prasekolah bahkan sampai
- 11 -
berumur 4 tahun ke atas. Secara alami ia mulai menggunakan otot bibir dan mulut.
Ketidakpuasan mengisap ASI dapat membuat anak suka mengisap jari tangannya
sendiri. Jika kebiasaan ini berlanjut dapat berakibat pertumbuhan gigi berubah
penyusuan ASI pada bayi) atau sebaliknya penyapihan dini menyebabkan tidak
terpenuhinya kebutuhan anak untuk mengisap dan akhirnya bayi mengisap yang
tidak bergizi seperti mengisap ibu jari dan penggunaan botol yang dapat
menghasilkan maloklusi.(16,4,15)
tidak aman, dan sehabis dimarahi atau dihukum. Beberapa psikiater percaya
bahwa mengisap ibu jari untuk menarik perhatian ibu, ini disebabkan oleh
kebutuhan anak untuk dekat pada ibunya. Mengisap jari merupakan perilaku
naluriah yang menjadi kebiasaan. Selain itu, mengisap jari merupakan manifestasi
dari rasa tidak aman, kebanyakan anak-anak terlihat mengisap dengan tekanan
yang besar dan kecepatan saat tegang. Kurangnya cinta dan perhatian pada bayi
bisa tertidur. Namun, akan mengkhawatirkan bila gigi permanen mulai erupsi
(sekitar usia 5 tahun) karena akan mengubah bentuk gigi, palatum, atau gigitan
pada anak.(14,13,2)
- 12 -
C. Akibat Thumb/Finger Sucking
Beberapa masalah yang dapat timbul akibat kebiasaan mengisap ibu jari,
seperti(16) :
a) Masalah gigi, bila kebiasaan ini bertahan sampai umur 4 tahun maka akan
anak yang mengisap ibu jari pada waktu siang dan malam.
d) Keracunan tidak disengaja, anak yang mengisap ibu jari terpapar tinggi
- 13 -
D. Penanganan Thumb/Finger Sucking
Perawatan psikologis
Bila kebiasaan ini menetap setelah anak berumur 4 tahun, maka orang tua
memberikan hukuman pada anak karena anak akan makin menolak untuk
d) Berikan penghargaan. Orang tua dapat memberikan pujian dan hadiah yang
Perawatan ekstra oral yang dapat dilakukan pada anak yang memiliki
kebiasaan mengisap ibu jari atau jari tangan lainnya, antara lain(14,5) :
a) Ibu jari atau jari diolesi bahan yang tidak enak (pahit) dan tidak berbahaya,
- 14 -
c) Penggunaan thumb guard atau finger guard.
psikologis penderitanya. Kebiasaan yang sering dilakukan pada anak usia 4-6
tahun ini, dapat merubah kedudukan gigi depan atas ke arah depan, sedang gigi
depan bawah ke arah dalam. Gigi yang protrusi akibat dari kebiasaan mengisap
bibir bawah sejak kecil menyebabkan anak sering menjadi bahan pembicaraan
Oleh sebab itu, intensitas mengisap bibir bawah juga semakin meningkat. Selain
menjadi tertahan. Salah satu penelitian menunjukkan 50% anak-anak tuna wisma
yang mempunyai oral habit, prevalensi mengisap atau menggigit bibir sebanyak
17,37%.(5,4,1)
- 15 -
Kestabilan dan posisi gigi banyak mempengaruhi keseimbangan otot-otot
sekitarnya. Kekuatan dari otot-otot orbicularis oris dan otot-otot buccinator yang
otot daerah sekitar mulut dapat mengganggu apabila pasien memiliki kebiasaan
buruk seperti mengisap ibu jari, menjulurkan lidah, mengisap bibir, dan bernafas
melalui mulut.(17)
otot buccinator. Dalam mekanisme ini, kekuatan yang mendorong gigi dihasilkan
oleh otot orbicularis oris, otot buccinators, otot penarik superior pharyngeal yang
diseimbangkan oleh kekuatan yang berlawanan dari lidah. Kerja yang berlebihan
penyempitan lengkung gigi, mengurangi ruang untuk gigi dan lidah serta
- 16 -
B. Etiologi Lip Sucking/Lip Biting
a) Stress. Cobalah untuk mencari tahu apa yang mungkin membuat anak stress
dan bantu mereka untuk menghadapinya. Dalam hal ini orang tua harus
mendengarkan.
b) Variasi atau sebagai pengganti dari kebiasaan mengisap ibu jari atau jari. Hal
hipertonicity otot-otot mentalis. Kebiasaan buruk dapat menjadi faktor utama atau
merupakan faktor yang kedua. Kebiasaan mengisap bibir yang menjadi faktor
utama akan terdapat overjet yang besar dengan gigi anterior rahang atas condong
ke labial dan gigi anterior rahang bawah condong ke lingual diikuti perbedaan
Kebiasaan mengisap bibir sebagai faktor kedua biasanya terjadi disebabkan oleh
- 17 -
atas bisa normal dan jarak antara gigi rahang atas dan rahang bawah terjadi setelah
proses adaptasi.(17)
b) Orang tua harus berperan aktif mencari tahu tentang sebab-sebab yang
satu hal yang dapat membantu dalam menghilangkan kebiasaan buruk ini.
Sejak tahun 1958, istilah tongue thrust atau menyodorkan lidah telah
dijelaskan dan dibahas dalam pembicaraan dan diskusi dalam bidang kedokteran
gigi serta dipublikasikan oleh banyak penulis. Telah dicatat bahwa sejumlah besar
literatur baru-baru ini, sebanyak 67-95% dari anak-anak yang berusia 5-8 tahun
melakukan kebiasaan tongue thrust dalam jangka waktu yang lama akan
- 18 -
negara, kira-kira 20-80% pasien orthodontik memiliki beberapa bentuk kasus
tongue thrust.(18)
gerakan lidah yang normal saat menelan telah lama terkait dengan openbite
anterior dan protrusi incisivus rahang atas. Prevalensi posisi lidah secara anterior
relatif tinggi pada anak-anak, Proffit menyatakan bahwa kondisi ini sering disebut
tongue thrust, deviate swallow, visceral swallow, atau infantile swallow. Dia juga
dan anatomi (pertumbuhan) anak itu sendiri. Bayi normal memposisikan lidahnya
lebih berupa adaptasi terhadap adanya gigitan terbuka misalnya karena mengisap
jari. Kebiasaan menjulurkan lidah biasanya dilakukan pada saat menelan. Pola
menelan yang normal adalah gigi pada posisi oklusi, bibir tertutup, dan lidah
yaitu(12,6) :
- 19 -
a) Penelanan dengan menjulurkan lidah sederhana, biasanya berhubungan
lama pada gigi dapat menyebabkan adanya perubahan letak gigi dan
menghasilkan efek yang nyata. Dorongan lidah yang hanya sebentar tidak akan
menghasilkan perubahan pada letak gigi. Tekanan lidah pada penelanan yang
tidak benar hanya berlangsung kira-kira 1 detik. Penelanan secara ini hanya terjadi
kurang lebih 800 kali pada saat seseorang terjaga dan hanya sedikit pada waktu
tidur sehingga sehari hanya kurang dari 1000 kali. Tekanan selama seribu detik
tekanan yang terus-menerus pada gigi, meskipun tekanan yang terjadi kecil tetapi
berlangsung lama, dapat menyebabkan perubahan letak gigi baik jurusan vertikal
maupun horizontal. Pada pasien yang posisi lidahnya normal pada saat menelan
Sebenarnya, tidak ada penyebab spesifik dari masalah tongue thrust ini.
Namun diduga hal-hal yang dapat menyebabkan tongue thrust tersebut antara lain
yaitu(18,6,12) :
- 20 -
2. Kebiasaan mengisap ibu jari. Walaupun mengisap jari tidak dilakukan lagi,
akan tetapi telah terbentuk openbite maka lidah sering terjulur ke depan untuk
untuk lidah dapat terjulur ke depan selama menelan, agar didapat posisi yang
lebih nyaman.
bergerak ke labial.
a) Anterior openbite merupakan kasus yang paling umum terjadi akibat tongue
thrust. Dalam kasus ini, bibir depan tidak menutup dan anak sering
membiarkan mulutnya terbuka dengan posisi lidah lebih maju daripada bibir.
- 21 -
lidah. Openbite anterior pada umumnya mengakibatkan gangguan estetik,
b) Anterior thrust. Gigi incisivus atas sangat menonjol dan gigi incisivus bawah
tertarik ke dalam oleh bibir bawah. Jenis ini paling sering terjadi disertai
c) Unilateral thrust. Secara karakteristik, ada gigitan terbuka pada satu sisi.
d) Bilateral thrust. Gigitan anterior tertutup namun gigi posterior dari premolar
pertama ke molar dapat terbuka pada kedua sisinya. Kasus seperti ini pada
e) Bilateral anterior openbite, dimana hanya gigi molar yang berkontak. Pada
f) Closed bite thrust menunjukkan protrusi ganda yang berarti gigi-gigi rahang
a) Terapi bicara
b) Latihan myofunctional
Menarik bibir bawah pasien. Sementara bibir menjauh dari gigi, pasien
diminta untuk menelan. Jika pasien biasa menyodorkan lidahnya, bibir akan
menarik bibir pada saat pasien berusaha menelan. Pasien yang menyodorkan lidah
- 22 -
tidak dapat melakukan prosedur penelanan mekanis sampai bibir-bibir membuka
rongga mulut.
c) Latihan lidah
Berlatih meletakkan posisi lidah yang benar saat menelan. Pasien harus
lidah pada atap mulut dan menghentakkannya lepas dari palatum untuk membuat
suara klik. Posisi lidah pada palatum selama aktivitas ini kira-kira seperti posisi
jika menelan dengan tepat. Pasien juga diminta membuat suara gumaman dimana
pasien akan mengisap udara ke dalam atap mulutnya di sekeliling lidah. Selama
latihan ini, lidah secara alamiah meletakkan dirinya ke atap anterior palatum.
Selanjutnya pasien akan meletakkan ujung lidah di posisi ini dan menelan.
melalui hidung akibat adanya obstruksi pada saluran pernafasan atas. Kebiasaan
pertumbuhan tulang di sekitar mulut dan rahang, wajah menjadi sempit dan
panjang, dan gigi bisa jadi “tonggos”. Pernafasan mulut menghasilkan suatu
model aktivitas otot wajah dan otot lidah yang abnormal. Bernafas melalui mulut
menyebabkan mulut sering terbuka sehingga terdapat ruang untuk lidah berada di
- 23 -
Bernafas melalui hidung berkaitan dengan fungsi-fungsi normal
pengunyahan dan menelan serta postur lidah dan bibir yang melibatkan aksi
pernafasan mulut menyebabkan terjadinya beberapa hal yang tidak sehat, seperti
infeksi telinga tengah yang kronis, sinusitis, infeksi saluran nafas atas, gangguan
disebabkan oleh alergi, hipertrofi dan inflamasi tonsil atau adenoid, diviasi septum
nasal, pembesaran konka dan hipertrofi membran mukosa nasal. Jika obstruksi
tersebut bersifat sementara, seperti pada waktu flu dan alergi, maka perubahan
struktur ini tidak permanen, tetapi dapat juga menjadi permanen setelah obstruksi
yang sering berperan dalam obstruksi nasal. Jaringan adenoid telah ada setelah
umur 6-12 bulan yang kemudian akan membesar dan kemudian pada umur 2-3
pertumbuhan fasial (dengan meningkatnya jarak antara basis krani dan palatum)
- 24 -
cukup untuk memenuhi jalannya udara pernafasan. Jika ekspansi terjadi, apakah
tinggi wajah posterior, atau dengan adanya kombinasi kedua hal tersebut, maka
jalan nafas akan menjadi inadekuat. Anak dengan keadaan seperti ini akan
otot orofasial seperti otot bibir, lidah, dan lain-lain. Perubahan aktivitas otot-otot
tersebut akan menuntun terjadinya modifikasi pola pertumbuhan wajah dan postur
Proffit, bernafas merupakan penentu utama postur rahang dan lidah (dan sedikit
mempengaruhi kepala), oleh sebab itu mungkin saja perubahan cara bernafas,
seperti bernafas melalui mulut dapat merubah postur kepala, rahang, dan lidah.
Hal ini akan merubah ekuilibrium tekanan pada rahang dan gigi dan
merupakan salah satu faktor yang memberi kontribusi terjadinya pernafasan oral
atau oronasal. Penelitian yang dilakukan oleh Leite et al yang menganalisis 100
- 25 -
sebagai saluran untuk bernafas. Kegagalan ini biasanya disebabkan oleh karena
adanya hambatan atau obstruksi pada saluran pernafasan atas. Obstruksi pada
trauma kecelakaan.
disebabkan oleh keadaan dari gigi dan mulut, meliputi : pencabutan gigi
oklusal, seperti kontak prematur antara gigi atas dan bawah, adanya mahkota
penutupan sutura, resorpsi akar gigi sulung, dan erupsi gigi permanen.
konsumsi nutrisi yang tidak efisien. Nutrisi yang baik ikut menentukan
Pada anak yang menderita penyakit kronis hampir semua energi yang
- 26 -
didapatkan kadang-kadang kurang mencukupi untuk beraktivitas dan
bertumbuh.
c. Gangguan temporomandibular.
Salah satu penyebab obstruksi jalan nafas hidung pada anak adalah alergi
binatang.
Malformasi kongenital seperti stenosis koanal dan atresia bisa hilang cepat.
- 27 -
Pada bibir penderita pernafasan mulut nampak agak terbuka untuk
dapat terjadi perubahan dimana bibir atas dan bibir bawah berada dalam posisi
b) Adenoid facies
Hal ini ditandai dengan penyempitan lengkung rahang atas, hipertrofi dan
keringnya bibir bawah, hipotonus bibir atas dan tampak memendek, tampak
adanya overbite yang nyata. Dikarenakan adanya fungsi yang abnormal, penderita
hidung mengecil dan kurang berkembang, arkus faring tinggi dan pasien tampak
Gambar 6. Anak dengan wajah adenoid. Ciri khas anak yang bernafas melalui mulut
Sumber : http://www.entkent.com/tonsils-adenoids.html. Accessed on 19th Jan 2011
Akibat dari fungsi yang abnormal ini, anak-anak yang bernafas dengan
“wajah adenoid” atau sindrom muka panjang. Individu ini dapat ditandai dengan
posisi mulut yang terbuka, nostril yang kecil dan kurang berkembang, bibir atas
- 28 -
yang pendek, “gummy smile”, ketinggian muka vertikal yang meningkat pada 1/3
wajah bagian bawah, ketinggian dentoalveolar yang berlebihan, dan palatum yang
dalam. Selain itu terjadi gingivitis marginal anterior di sekitar gigi anterior.
c) Maloklusi
gigi incisivus bawah beroklusi dengan rugae palatum. Ketidakteraturan gigi geligi
juga dapat ditemui pada maksila yang kurang berkembang, utamanya pada
nasal pada anak dapat ditentukan melalui pemeriksaan riwayat menyeluruh dan
alergi dapat membantu mengembalikan pola pertumbuhan yang normal dan postur
lidah lebih ke belakang sehingga erupsi gigi geligi anterior tidak terganggu.
- 29 -
pengambilan adenoid yang mengalami pembesaran untuk mendapatkan
sering terlihat adalah rasa ngantuk, kehilangan nafsu makan, konstipasi, efek
terjadi crossbite, dan malposisi gigi yang haru dikoreksi dengan tindakan
orthodontik.
- 30 -
II.2.5. Bruxism
A. Definisi Bruxism
atas dan rahang bawah, bisa timbul pada masa anak-anak maupun dewasa.
Reding, Rubright, and Zimmerman melaporkan 15% anak dan remaja dalam studi
malam hari dan jika dilanjutkan dalam jangka waktu yang lama bisa berakibat
abrasi gigi permanen. Ketika kebiasaan tersebut berlangsung hingga masa dewasa
dari gigi yang bersifat non-fungsional. Istilah ini dalam literatur sering disebut
dengan beberapa istilah yang lain, yaitu neuralgia traumatic, occlusal habit
orang tua atau teman tidurnya. Bruxism dapat juga terjadi pada siang hari,
misalnya pada saat individu yang bersangkutan mengalami stress, namun bruxism
yang paling parah adalah bruxism yang terjadi pada malam hari.(25)
Bruxism pada malam hari terjadi selama tidur dan anak biasanya tidak
menyadari masalah ini. Kejadian ini biasanya singkat, berlangsung 8-9 detik,
- 31 -
dengan terdengar suara grinding. Bruxism pada siang hari terutama terkait dengan
Bruxism yang diamati pada 5-20% anak-anak. Peningkatan frekuensi selama masa
kanak-kanak, memuncak pada usia 7-10 tahun dan menurun setelah itu.(3)
Pada saat tidur di malam hari, biasanya penderita akan mengeluarkan suara
gigi-gigi yang beradu. Bila dilihat secara klinis, tampak adanya abrasi pada
permukaan atas gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah. Bila lapisan email yang
hilang cukup banyak dapat timbul rasa ngilu pada gigi-gigi yang mengalami
abrasi. Kadang terlihat adanya jejas atau tanda yang tidak rata pada tepi lidah.(24)
grinding dan ada juga yang memperlihatkan gerakan static clenching, lebih
muskulus yang kuat dan berkelanjutan adalah lebih berbahaya. Bruxism lebih
- 32 -
B. Etiologi Bruxism
Pada anak-anak, kadang kebiasaan ini timbul pada masa gigi-geligi sedang
1. Faktor psikologis
(gangguan tidur yang muncul pada ambang batas antara saat terjaga dan tidur,
misalnya gangguan mimpi buruk dan gangguan tidur sambil berjalan). Menurut
2. Faktor morfologi
Oklusi gigi geligi dan anatomi skeletal orofasial dianggap terkait dalam
dapat berupa trauma oklusal ataupun tonjol yang tajam, gigi yang maloklusi
secara historis dianggap sebagai penyebab paling umum dari bruxism. Disharmoni
lokal antara bagian-bagian sistem alat kunyah yang berdampak pada peningkatan
- 33 -
tonus otot di region tersebut juga dipandang sebagai salah satu etiologi yang
3. Faktor patofisiologis
endokrin. Penyelidikan efek gangguan gizi dan endokrin bersama dengan parasit
pencernaan pada fungsi otot mastikasi, serat kepekaan terhadap trigeminal sampai
Penderita TMD cenderung memiliki insiden bruxism yang lebih tinggi dari
- 34 -
C. Akibat Bruxism
dan rahang bawah, baik itu gigi susu maupun gigi permanen. Lapisan email yang
melindungi permukaan atas gigi hilang, sehingga dapat timbul rasa ngilu pada
gigi-gigi tersebut. Bila kebiasaan ini berlanjut terus dan berlangsung dalam waktu
pasien dengan bentuk tonjol yang curam, luka pada periodonsium, pulpitis,
maloklusi, patahnya gigi akibat tekanan yang berlebihan, dan kelainan pada sendi
temporomandibular joint.(24,25)
D. Penanganan Bruxism
a) Penggunaan Night-guard
Perawatan untuk kasus ini dokter gigi akan membuatkan alat tertentu yang
didesain dan dibuat khusus sesuai dengan susunan gigi-geligi pasien, alat ini
disebut night-guard dan digunakan saat tidur pada malam hari. Alat ini akan
membentuk batas antara gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah sehingga tidak
akan saling beradu. Pemakaian alat ini akan mencegah kerusakan yang lebih jauh
- 35 -
Gambar 8. Night-guard
Sumber : http://www.majdalani-dental-lab.com/4-3.html. Accessed on 30th Jan 2011
b) Bila penyebab utama dari bruxism adalah stress. Cobalah untuk mencari tahu
apa yang mungkin membuat anak stress dan membantu mereka menghadapinya.
Konsultasi dengan psikolog merupakan salah satu hal yang dapat membantu
geligi sulung tidak mempunyai dampak pada gigi permanen bila kebiasaan
tersebut telah berhenti sebelum gigi permanen erupsi. Bila kebiasaan ini terus
berlanjut sampai gigi permanen erupsi akan terdapat maloklusi dengan tanda-
tanda berupa incisivus atas proklinasi dan terdapat diastema, lengkung atas
sempit, protrusi gigi anterior rahang atas, incisivus rahang bawah retrusi atau
besar, gigitan terbuka anterior, palatum tinggi, dan gigitan silang posterior
- 36 -
bilateral. Maloklusi yang terjadi ditentukan oleh jari mana yang diisap dan
atas disertai jarak gigit yang bertambah, retroklinasi incisivus bawah, gigitan
terbuka (openbite), protrusi gigi anterior rahang atas, retrusi gigi anterior rahang
bawah, inflamasi jaringan lunak, dan bekas gigi pada bibir bawah merah
meradang.(12,14)
a) Multiple diastema.
e) Overjet besar.(14)
Bernafas melalui mulut yang kronis secara jelas akan merubah keadaan
gigi geligi dan lengkung gigi. Individu yang bernafas melalui mulut menunjukkan
overjet dan timbul notching pada bibir atas. Kelainan klinis yang paling sering
terlihat pada individu yang bernafas melalui mulut adalah retrognati mandibula,
dataran mandibula yang curam dan sudut gonial bertambah besar, protrusi gigi
anterior maksila, palatal vault yang tinggi, anterior openbite, posterior crossbite,
- 37 -
konstriksi lengkung maksila berbentuk V, bibir atas flasid atau hipotonus, bibir
bawah hipertrofi, dan penampilan wajah yang bodoh dengan postur mulut terbuka.
melalui mulut, tetapi hubungan sebab akibat antara perubahan cara bernafas
dengan kelainan perkembangan dentofasial yang terjadi masih belum jelas karena
lingkungan.(23,14)
E. Akibat Bruxism
gigi, mengauskan email gigi, fraktur gigi, cedera pada ligamen periodontal dan
yang bersangkutan biasanya juga memberikan suara perkusi yang tidak nyaring
dan terasa sakit untuk menggigit terutama pada waktu pagi hari, disfungsi dari
sendi rahang dan juga bisa terjadi sakit kepala berulang. Komplikasi lainnya
adalah kerusakan pada struktur sekitar gigi, yang meliputi resesi dan radang gusi,
perawatan akan meningkat bila dokter, penderita, dan orang tua secara antusias
ikut terlibat. Menurut Kreit, bila hubungan ibu dan anak (penderita) erat maka
- 38 -
kemungkinan keberhasilan perawatan semakin besar. Pada tahun-tahun terakhir,
beberapa peneliti telah mencoba dengan suatu bentuk program modifikasi perilaku
gigitan terbuka. Terapi bicara, latihan lidah, dan berbagai piranti ortodontik bisa
tetapi juga operator telah dikemukakan oleh para ahli sehingga senantiasa menjadi
bahan penelitian yang menarik. Berbagai metode alat telah diciptakan untuk
anak.(20,28)
berbagai problem yang ditimbulkannya antara lain gangguan estetik, bicara, dan
Berbagai faktor yang perlu diperhatikan untuk mengoreksi kebiasaan mulut ini
antara lain usia, genetik, ras, kepribadian, motivasi, kerjasama anak, orang tua,
dan ortodontis, filosofi alat, adanya kebiasaan mulut lain yang terkait, besarnya
- 39 -
a) Usia pasien
Pasien sebaiknya berusia 7 tahun ke atas, karena pada usia ini, anak sudah
dapat lebih menerima berbagai alasan dan mengerti akan pentingnya perawatan.
b) Kematangan pasien
Hal ini penting bahwa pasien mengerti masalah yang terjadi dan memiliki
melakukan perawatan.
mendapatkan dukungan dan dorongan penuh dari orang tua. Hal ini akan
d) Pertimbangan waktu
berkenalan dengan pasiennya selama beberapa bulan atau lebih dan mencatat
kebiasaan umum dari pasien tersebut serta kebiasaan spesifiknya untuk mengatasi
Seorang dokter gigi harus dapat menafsirkan seberapa luas kerusakan yang
kerusakan akibat kebiasaan buruk. Penafsiran yang benar akan terdengar sebagai
suatu prosedur yang menjadi petunjuk pasien bagi dokter gigi sebagai penunjuk
dan keperluan evaluasi. Jika kerusakan yang terjadi tidak berarti, dokter gigi harus
- 40 -
memberikan penalaran yang serius untuk membatalkan terapi. Namun, jika
Salah satu solusi untuk menghilangkan kebiasaan mengisap ibu jari adalah
alat yang disebut "fixed palatal crib". Alat ini diletakkan oleh seorang dokter gigi
pada gigi atas anak dan ditempatkan di belakang gigi atas dan palatum. Alat ini
terdiri dari setengah lingkaran kawat stainless steel yang tersambung dengan steel
band dan disemen pada gigi molar. Alat ini membantu untuk menghentikan
2. Lip Bumper
Lip bumper adalah busur lepasan yang disisipkan ke dalam tube tambahan
yang dikombinasi dengan kawat orthodonsia berupa klamer adams untuk retensi
- 41 -
pada gigi-gigi molar pertama bawah. Bagian labial anterior dari busur tersebut
piranti orthodonsi lain berupa busur labial di rahang atas. Lip bumper tidak
disolder ke band molar dan dapat dilepas. Lip bumper merupakan suatu pilihan
yang tepat. Pemakaian lip bumper dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada
kebiasaan buruk tersebut. Maka dari itu, sekali lagi dikatakan, diperlukan motivasi
b) Untuk melebarkan lengkung gigi baik pada rahang atas ataupun pada rahang
ruang bagi gigi-gigi permanen yang erupsi dan mengatasi gigi-gigi yang
berjejal.
mentalis.
d) Mengurangi overjet.
- 42 -
Gambar 10. Lip bumper
Sumber : http://www.drbarrowes.com/parts.asp. Accessed on 29th Jan 2011
3. Oral screen
Oral screen merupakan salah satu alat efektif yang paling mudah
digunakan untuk mengoreksi protrusi gigi anterior rahang atas. Alat ini
pergerakan gigi dengan bantuan kawat, tetapi menghasilkan gaya yang menahan
rahang atas dan openbite. Ada beberapa metode dan bahan yang digunakan untuk
membuat oral screen (karet, akrilik, flexiglass, dan plastik tidak tahan panas).
Penggunaan oral screen sebagaimana mestinya setiap malam dan pada waktu
- 43 -
Menjulurkan lidah. Mengendalikan kecenderungan lidah untuk mengisap
serta odem pada gingival yang terlihat pada pasien mouth breathing akan
berkurang.
jempol dan menjulurkan lidah adalah menggunakan tongue crib yang dinilai
efektif untuk kasus gigitan terbuka anterior tipe dental pada gigi bercampur. Cara
menjulurkan lidah.(20,30)
- 44 -
Gambar 11. Tongue Thrusting Appliance
Sumber : http://www.stratfordorthodontics.ca/Treatment/OrthodonticAppliances.aspx. Accessed
on 30th Jan 2011
5. Pre-Orthodontic Trainer
oleh Dr.Chris Farrell. Alat tersebut merupakan alat yang siap pakai, tidak perlu
dicetak maupun dibentuk sehingga tidak perlu dikerjakan di laboratorium. Alat ini
berbentuk seperti parabolik menyerupai lengkung rahang atas dan rahang bawah
yang alami, yaitu sempit di bagian anterior dan lebar di bagian posterior. Tersedia
dalam satu ukuran yang universal sehingga sesuai untuk semua rahang anak-anak
a) Memperbaiki keadaan profil wajah yang konveks dan gigi geligi dengan cara
- 45 -
Bruxism
c) Membantu penentuan posisi rahang agar gigi tetap berada pada lengkung
diperlukan.(8)
- 46 -
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
anak-anak TK usia 3-6 tahun di Kota Makassar tahun ajaran 2011-2012 adalah
sebagai berikut :
4. TK Nikmatullah
6. TK Al Markas
8. TK Al Khoiriyah
9. TK Sulawesi
10. TK Andiya
- 47 -
11. TK Tajdidul Iman
13. TK Nahdiyat
15. TK Matahari 2
17. TK Matahari 1
20. TK Nusa
22. TK Al Muhajirin
23. TK Ilham
pengambilan sampel berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang telah diketahui
sebelumnya.
- 48 -
III.6. Sampel Penelitian
Larutan Betadine
Alkohol
III.9. Data
atau guru.
1. Prevalensi kebiasaan buruk yaitu jumlah persentase anak TK usia 3-6 tahun di
- 49 -
2. Prevalensi kebiasaan buruk berdasarkan kelompok usia, adalah
penelitian tersebut.
4. Melakukan wawancara pada orang tua anak yang bersangkutan atau guru.
- 50 -