Reformasi pelaporan keuangan pemerintahan ditandai dengan paket keuangan negara yang
terdiri dari UU No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Reformasi pelaporan keuangan di pemerintah daerah ditandai dengan PP No 105 tahun 2000
diganti menjadi PP No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Laporan
Keuangan sesuai dengan PP No 58 tahun 2005 :
PP no 24 tahun 2005 tentang SAP direvisi menjadi PP no 71 tahun 2010 tentang SAP untuk
penguatan akuntansi berbasis akrual.
1. Pertanggungjawaban
2. Manajerial
3. Pengawasan
A. Pengakuan
Kapan transaksi dicatat atau diakui?
CTA ( Lampiran II PP No 71 tahun 2010)
Pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat saat kas diterima/dibayarkan di
atau ke rekening Kas Daerah
Aset, kewajiban, dan ekuitas dicatat secara akrual
Full Accrual
Pendapatan, beban, asset, kewajiban, ekuitas dicatat saat terjadinya atau
hak/kewajiban muncul
LRA dengan basis kas
B. Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan
sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi
yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
C. Pelaporan/Pengungkapan
f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah
Ciri khas transaksi keuangan daerah adalah resiprokal (timbale balik) antara pengguna
anggaran (PA) dan PPKD selaku BUD.
Untuk pelaksanaan anggaran belanja, berdasarkan SPP dari Bendahara Pengeluaran,
PA menerbitkan SPM dan disampaikan ke BUD, selanjutnya Kuasa BUD menerbitkan
SP2D.
https://www.slideshare.net/Sun4rOne/organisasi-pengelolaan-keuangan-daerah