DISUSUN OLEH:
Ricky Luthfi Fauzan
NPM: 1302160211
KELAS 4-7
JULI 2018
A. Hal-hal yang diatur dalam PP Nomor 46 Tahun 2013 dan PP Nomor 23 Tahun 2018
1. PP Nomor 46 Tahun 2013
Mengenai pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan penetapan
besaran tarif pajak terhadap penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu.
Diatur juga di dalamnya mengenai:
a. Kriteria dari wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu ialah wajib pajak
orang pribadi atau wajib pajak badan tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap yang
menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tidak melebihi
Rp4.800.000.000 dalam satu tahun pajak.
b. Pengecualian dari kriteria wajib pajak pribadi dan badan yang diatur dalam PP
tersebut. Yaitu WPOP yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau
jasa yang dalam usahanya menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang
baik menetap maupun tidak dan menggunakan sebagian/ seluruh tempat untuk
kepentingan umum yang tidak diperuntukan bagi tempat usaha/jualan. Dan untuk
WP Badan tidak termauk WP Badan yang belum beroperasi secara komersial
atau WP Badan yang dalam 1 tahun setelah beroperasi secara komersial
peredaran bruto telah melebihi Rp4,8 Miliar
c. PPh Final ditetapkan besarnya 1%.
d. Dasar pengenaan Pajak penghasilan yang besifat final sebesar 1%. Yaitu
peredaran bruto dari usaha dalam 1 tahun dari tahun pajak terakhir sebelum
tahun pajak bersangkutan yang merupakan jumlah peredaran bruto setiap bulan.
e. Pengecualian untuk Pajak yang berasal dari usaha yang telah bersifat final
berdasarkan undang-undang perpajakan (seperti jasa konstruksi) .
f. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dapat dikerditkan terhadap PPh yang
terutang.
g. Ketentuan kompensasi kerugian yang dapat dilakukan oleh wajib pajak yg
dikenai PPh final berdasarkan peraturan pemerintah tersebut.
3
2. PP Nomor 23 Tahun 2018
Pajak atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
yang memiliki peredaran bruto tertentu dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat
final dengan jangka waktu tertentu.
Diatur juga di dalamnya mengenai:
a. Tarif pajak final yang dikenakan yaitu 0,5% terhadap Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Wajib Pajak Badan berbentuk koperasi, CV , Firma, atau PT yang
peradaran brutonya di bawah Rp4,8 Miliar
b. Pengecualian penghasilan dari usaha yang dikenai pajak bersifat final yaitu
WPOP yang menerima penghasilan dari pekerjaan bebas, penghasilan yang
diterima atau diperoleh dari luar negeri yang pajaknya terutang atau telah
dibayar di luar negeri, penghasilan yang telah dikenai pajak bersifat final
dengan ketentuan undang-undang pajaknya itu sendiri, dan penghasilan
yang dikecualikan dari objek pajak.
c. Kriteria wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu yang dikenai pajak
penghasilan bersifat final dan pengecualiannya karena memilih dikenai pajak
penghasilan pasal 17 atau pasal 31E, WP badan berbentuk perusahaan
komanditer atau firma yang dibentuk oleh beberapa WPOP yang memiliki
keahlian khusus menyerahkan jasa sejenis dengan jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas.
d. Dasar perhitungan besarnya peredaran bruto tertentu berasal dari jumlah
peredaran bruto dalam 1 tahun dari tahun pajak terakhir sebelum tahun pajak
bersangkutan termasuk dari peradaran bruto cabang usaha. Dan untuk
suami-isteri yang mengehendaki PH dan isteri menghendaki MT ditentukan
berdasarkan penggabungan peredaran bruto usaha dari suami dan isteri.
e. Jangka waktu tertentu pengenaan pajak penghasilan bersifat final.
7 tahun bagi WPOP
4 tahun bagi WP Badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer
atau firma.
3 tahun bagi WP Badan berbentuk perseroan terbatas.
Batas waktu dimulai sejak tahun WP terdaftar (bagi yang terdaftar sejak
berlakunya PP ini), atau tahun berlakunya PP ini (bagi yang terdaftar
sebelum berlakunya PP ini).
4
f. Cara pelunasan pajak penghasilan yang terutang. Dengan disetor sendiri
atau dipotong/dipungut oleh pemotong/pemungut.
g. Ketentuan mengenai hal-hal yang harus dilakukan mengenai perubahan dari
PP sebelumnya.
5
yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan peredaran bruto tidak
melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam
1 (satu) Tahun Pajak.
6
3. Jenis Penghasilan yang dijadikan objek
A. PP Nomor 46 Tahun 2013
Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, Kecuali:
a) Penghasilan dari usaha yang dikenai pajak penghasilan yang bersifat final
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan dan
b) Atas penghasilan selain dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak.
7
6. Definisi Peredaran Bruto yang menjadi DPP
A. PP Nomor 46 Tahun 2013
Tidak disebutkan