Anda di halaman 1dari 6

Transformasi diagram adalah bentuk lain dari peta jalan untuk memungkinkan kita

memprediksikan respon baja untuk mengalami penurunan panas. Ada dua jenis transformasi
diagram yang membantu dalam memilih optimal pengolahan baja dan rute untuk mencapai himpunan
properti, yaitu

 waktu-suhu transformasi (TTT)


 dan pendinginan kontinu transformasi (CCT)

A. waktu-suhu transformasi (TTT)


Diagram TTT (Time, Temperature, dan Transformation) adalah suatu diagram yang
menghubungkan transformasi austenite terhadap waktu dan temperature.
Diagram ini biasa disebut juga isothermal transformasi diagram. Isotermal menunjukkan
temperature yang tetap. Jadi perubahan fasa terjadi pada temperature yang kosntan.

Gambar diatas menunjukkan diagram TTT untuk baja karbon secara skematika. Kurva
transformasi dapat memperlihatkan permulaan dan akhir dekomposisi austenite pada
temperature tertentu dengan waktu sebagai variable (objek penelitian).
Sebagai ilustrasi, baja karbon yang telah diaustenisasi pada temperature 800 oc, kemudian
didinginkan dan ditahan konstan pada temperature 600oc , austenite akan mulai
terdekomposisi setelah mencapai titik 3. Produk dekomposisi pada temperature ini adalah
perlit.
Jika temperature diturunkan dengan cepat dari 800 oc hingga menjadi 450oc , austenite akan
mulai terdekomposisi ketika mencapai waktu di titik 4 dan berakhir setelah mencapai titik 5.
Pada temperature ini austenite akan terdekomposisi menjadi struktur bainit.
Ketika baja pada temperature austenite didinginkan dengan cepat tanpa menyentuh hidung
kurva, maka austenite akan mulai tertransformasi ketika melewati garis Ms. Garis yang
menunjukkan temperature terjadinya awal perubahan austenite menjadi martensite.
Pembentukan matrtensite terus terjadi sampai melewati temperature kira-kira 79oc.
Dalam kenyataannya proses-proses perlakuan panas logam dilakukan dengan laju
pendinginan yang kontinyu. Oleh karenanya, diagram TTT sering menjadi tidak relevan untuk
mengetahui kecepatan transformasi awal dan akhir.Selain itu temperature pembentukan
struktur baru tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kekurangan tersebut dapat
dieliminasi dengan diagram CCT ( continuous cooling transformation)

B. Continuous Cooling Transformation (CCT)


Diagram CCT merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara laju pendinginan
kontinyu denganfasa atau struktur yang terbentuk setelah terjadinya transformasi fasa.

Fungsi Diagram Continuous Cooling Transformation

Diagram CCT diatas menunjukkan untuk baja secara skematika. Terlihat bahwa Kurva-Kurva
pendinginan kontinyu dengan laju pendinginan yang berbeda. Setiap kurva pendinginan yaitu
kurva (a), (b),dan(c) memperlihatkan permulaan dan akhir dari dekomposisi austenite menjadi
fasa atau struktur baja akhir.
Diagram ini dapat memperkirakan fasa yang terbentuk dengan laju pendinginan yang
berbeda. Atau dengan kata lain, pada diagram ini dapat dilihat pengaruh laju pendinginan
terhadap fasa yang terbentuk.
Stiap fasa memiliki sifat mekanik tersendiri, sehingga sifat logam akan ditentukan oleh fasa
yang terdapat didalamnya. Ini artinya sifat logam (mekanik) dapat dirubah atau disesuaikan
dengan kebutuhan melalui perlakuan panas dengan laju pendinginan berbeda.
Sebagai ilustrasi, baja mengandung 0,2% karbon yang telah diaustenisasi pada temperature
920oc, kemudian didinginkan dengan laju yang berbeda sampai temperature 200oc dan 250oc.
Kurva pendinginan (a) menunjukkan pendinginan secara kontinyu yang sangat cepat dari
temperature austenite sekitar 920oc ke temperature 200oc. Laju pendinginan cepat ini
menghasilkan dekomposisi fasa austenite menjadi martensit. Fasa austenite akan mulai
terdekomposisi menjadi martensite pada temperature Ms, martensite start. Sedangkan akan
berkhir ketika pendinginan mecapai temperature Mf, martensit finish.
Kurva pendinginan (b) menunjukkan pendinginan kontinyu dengan laju sedang/medium dari
temperature 920oc ke 250oc. Dengan laju pendinginan kontinyu ini fasa austenite
terdekomposisi menjadi struktur bainit.
Kurva pendingina (c) menunjukkan pendinginan kontinyu dengan laju pendinginan lambat
dari tempertaur 920oc ke 250oc. Pendinginan lambat terdekomposisi menjadi fasa ferit dan
perlite.
Secara mikroskopik, pengaruh pembedaan laju pendinginan untuk kurva (a), (b) dan (c)
terhadapa fasa atau struktur baja akhir dapat dilihat pada gambar dibawah.
1. Mengapa perlit yang terbentuk pada temperatur sekitar 7000C akan lebih kasar;
sedangkan perlit yang terbentuk pada temperatur sekitar 5500C akan lebih halus.

Sebelum itu, mari kita pahami mekanisme pembentukan struktur pearlite

Mekanisme terjadinya perlite dapat dijelaskan menggunakan gambar diatas.


Pertubuhan perlite meliputi pertumbuhan ferit dan simentit sekaligus secara bersamaan.
Pertumbuhan dimulai dengan terjadinya pengintian sementit pada batas-batas butir
austenite. Sementit ini kemudian tumbuh dengan didahului oleh difusi atom-atom karbon.
Sehingga di sekitar pelat atau lapisan sementit merupakan daerah kekurangan karbon,
maka bagian ini terjadi pelat-pelat ferit yang mempunyai kelarutan karbon maksimum
0.025% . Pertumbuhan sementit terjadi dimana-mana yang diikuti oleh pertumbuhan ferit,
sehingga akhirnya seluruhnya berubah menjadi perlit.

Apabila waktu yang digunakan untuk transformasi itu singkat, dengan pendinginan yang
relative cepat, maka tidak ada cukup waktu untuk atom-atom karbon berdifusi secara lebih
luas atau jauh. Hasil transformasi adalah perlite halus. Bila laju pendinginan perlahan,
karbon mempunyai cukup waktu untuk berdifusi lebih lama dan menempuh jarak lebih
jauh sehingga terbentuk perlite yang kasar.
DIAGRAM FASA Fe-Fe3C
Diagram Fe-Fe3C adalah digram yang menampilkan hubungan antara temperature
dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan lambat dan pemanasan lambat
dengan kandungan karbon (%C). Diagram fasa besi dan karbida besi Fe3C ini menjadi
landasan untuk laju panas kebanyakan jenis baja yang kita kenal. Dari diagram fasa
tersebut dapat diperoleh informasi-informasi penting yaitu:

 Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperature yang berbeda dengan
pendinginan lambat
 Temperature pembekuan dan daerah-daerah pembekuan paduan Fe-C bila
dilakukan pendinginan lambat.
 Temperature cair dari masing-masing paduan
 Batas-batas kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon fasa tertentu.
 Reaksi-reaksi metalurhi yang terjadi

Komposisi eutektid terdapat pada 4,3% (berat) karbon(17% atom) dan suhu eutektid
adalah 1148oC. Besi cor berada didaerah eutekid ini karena rata-rata mengandung 2,5% - 4%.
Pada bagian diagram antara 700oc - 900oc dan daerah karbon antara 0% - 1% ini
mikrostruktur baja dapat diatur dan disesuaikan dengan keinginan.
Struktur – struktur yang ada pada diagram fasa Fe-Fe3C:
1. Ferrit (Besi α) adalah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan
Carbon 0,025 % C pada temperature 723°C, struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan
pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008 % C.

Sifat-sifatnya adalah

• Ketangguhan rendah

• Keuletan tinggi

• Kekerasan < 90 HRB

• Struktur paling lunak pada diagram Fe-Fe3C

• Ketahanan korosi medium

2. Austenit (Besi γ) adalah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum kelarutan
Carbon 2,11 % C pada temperature 1148°C, struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic).

Sifat-sifatnya adalah

• Ketangguhan baik sekali

• Ketahanan korosi yang paling baik dari SS yang lain

• Non hardened heat treatment

• Mudah dibentuk

• Paling banyak dipakai dalam industri

3. Cementit (Besi Karbida) adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan
perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic.

Sifat-sifatnya adalah sangat keras dan bersifat getas.

4. Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang dibentuk
pada temperature 1130°C dengan kandungan Carbon 4,3%C.

5. Pearlit adalah Eeutectoid mixture dari ferrite dan cementite (α+Fe3C), terjadi pada
temperatur 723°C, mengandung 0,8 % karbon

Anda mungkin juga menyukai