Anda di halaman 1dari 4

ABORTUS INCOMPLETE

O 03.4

1. Pengertian (Definisi) Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500
gram.
2. Anamnesis 1. Adanya terlambat haid kurang dari 20 minggu
2. Perdarahan pervaginam disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi
3. Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simpisis
3. Pemeriksaan Fisik  Keadaan umum tampak baik atau shock akibat perdarahan
 Tekanan darah normal atau menurun
 Denyut nadi bisa normal atau cepat dan kecil
 Pemeriksaan ginekologi
1. Inspeksi vulva
Perdarahan pervagina
2. Inspekulum
Ostium uteri eksterna terbuka, tampak sisa hasil konsepsi.
3. Pemeriksaan bimanual
Portio terbuka, tinggi fundus uteri lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak didapatkan nyeri goyang porsio, teraba sisa
jaringan.
4. Kriteria Diagnosis a. Anamnesa
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
5. Diagnosis Kerja Abortus Inkomplit
6. Diagnosis Banding Abortus insipiens
7. Pemeriksaan Penunjang 1. DL
2. Plano Test
8. Terapi  Pemberian antibiotik profilaksis
 Bila didapatkan hemodinamik tidak stabil, dilakukan
resusitasi, dilanjutkan dengan:
Pada usia kehamilan <12 minggu:
Kuretase
Pada usia kehamilan >12 minggu:
Oxytocin drip 20 IU dalam cairan Ringer Lactat 500cc,
diberikan 28 tetes/menit, dilanjutkan kuretase, drip
dilanjutkan sampai dengan 12 jam pasca kuretase

9. Edukasi 1. Kondisi penyakit pasien


2. Tujuan dan tatacara tindakan medis
3. Alternatif tindakan medis dan resikonya
4. Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan tindakan yang
dilakukan
5. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi
6. Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan yang
dilakukan

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam / malam


Ad sanationam : dubia ad bonam / malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam / malam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis - Perdarahan berhenti
- Tidak terjadi komplikasi
15. Kepustakaan (Vancouver) 1. Williams Gynecology 23rd edition
2. Ilmu Kandungan, Sarwono
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN

CURRETAGE ABORTUS INCOMPLETE


ICD 9 CM : 69.02
1. Pengertian (Definisi) Serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding
kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen
(sendok kuret) ke dalam kavum uteri.
2. Indikasi 1. Abortus inkomplit
2. Abortus insipiens,
3. Missed abortion,
4. Sisa jaringan plasenta pascapersalinan,
5. Molahidatidosa non invasive
3. Kontra Indikasi -

4. Persiapan 1. Penegakan diagnosis


2. Inform consent :
a. Diagnosis kerja, diagnosis banding
b. Dasar diagnosis
c. Tindakan kedokteran yang akan dilakukan
d. Indikasi tindakan
e. Tatacara tindakan
f. Tujuan tindakan
g. Resiko dan komplikasi tindakan
h. Prognosis
i. Alternatif dan resiko lain-lain
3. Persiapan pasien
a. Antibiotik profilaksis
b. Pasang infus untuk abortus kehamilan > 12 minggu

4. Persiapan alat dan obat-obatan


1. Sendok kuret
2. Spekulum sims
3. Cunam tampon
4. Klem ovum
5. Tenakulum
5. Prosedur Tindakan 1. Pasien ditidurkan dalam posisi litotomi (posisi seperti sedang mau
melahirkan)
1. Anestesi blok paraservikal atau Total Intavenous Anestesi
2. Kateterisasi urin
3. Pemeriksaan bimanual ulang untuk menentukan besar & arah
uterus
4. Bersihkan vulva & vagina dengan larutan antiseptik
5. Pasang spekulum vagina
6. Jepit dinding depan porsio uteri pada jam 11 dengan tenakulum
atau klem ovum
7. Masukkan sonde uterus untuk menentukan letak & panjang
kavum uteri
8. Dilatasi kanalis servikalis dengan busi Hegar (bila perlu)
9. Lakukan kuretase dengan sendok kuret ukuran terbesar yang
bisa masuk ke dalam cavum uteri sesuai besar dilatasi dari
serviks, bila kuretase dilakukan untuk mengeluarkan jaringan
dalam jumlah besar dapat digunakan cunam abortus
10. Kuretase dilakukan secara sistematis melingkari semua sudut
cavum uteri searah jarum jam sampai dengan bersih.
11. Evaluasi dan diukur sisa jaringan yang didapatkan
12. Evaluasi perdarahan yang terjadi
13. Bila kuret sudah bersih dan tidak didapatkan perdarahan aktif
maka tenakulum dilepas.
14. Kuretase selesai

6. Pasca Prosedur 1. Periksa kembali tanda vital pasien


Tindakan 2. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan
3. Jelaskan pada petugas jenis perawatan yang masih
diperlukan, lama perawatan dan kondisi yang harus
dilaporkan
7. Tingkat Evidens I/II/III/IV
8. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Prosedur - Perdarahan berhenti
Tindakan - Semua sisa jaringan berhasil dievakuasi

11. Kepustakaan 1. Roch JA dan Jones HW. The Linde’s Operative Gynecology.
10th ed. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. 2005
2. Williams, Gynaecology:2008: McGraw –hill companies.
3. Speroff L dan Fritz MA. Clinical Gynecologic Endocrinology
and Fertility. 8th ed. Lippincott Williams and Wilkins.
Philadelphia. 2005
4. Berek JS. Berek and Novak’s Gynecology 14th ed. Lippincott
Williams and Wilkins. Philadelphia. 2007
5. Hirsch HA, et al. Atlas of Gynecologic Surgery. 3rd ed.
Thieme, Stuttgart. 1997

Anda mungkin juga menyukai