Sesuai perspektif TQM terhadap kepuasan pelanggan bahwa pelanggan merupakan penilai
terakhir dari kualitas sehingga prioritas utama dalam jaminan kualitas adalah memiliki piranti
yang handal dan sahih mengenai penilaian konsumen terhadap perusahaan, maka dibutuhkan
kerangka manajeman kualitas yang didasarkan pada dua alasan pokok sebagai berikut:
1. Orientasi Pemasaran
Perusahaan berusaha memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan dan persyaratan yang
ditetapkan pelanggan, meningkatkan pangsa pasar, efisiensi dan produktivitas.
2. Orientasi Internal Perusahaan
Meliputi usaha perusahaan untuk mengurangi losses, spills, waste dan scrap. Serta upaya
untuk memaksimalkan usaha karyawan, penghematan eneri sumber daya manusia, dan
pengidentifikasian peluang pemecahan masalah.
Kualitas bukan kombinasi dari faktor kebetulan. Kualitas harus didefinisikan, dirancang,
direncanakan, dan dilaksanakan secara tepat. Untuk itu Lawrence Crosby mengembangkan
kerangka perpaduan kualitas. Model tersebut terdiri atas 2 piramida dimana bagian atas berwujud
teori tentang bagaimana pelanggan menilai perusahaan yang menggambarkan ‘perceived quality’
eksternal, sedangkan bagian bawah adalah hierarki dari unsur organisasi itu sendiri yang
merupakan kualitas internal. Untuk terciptanya kualitas menyeluruh, kedua piramida tersebut
harus dipadukan.
Kualitas dan kepuasan pelanggan berkaitan sangat erat. Kualitas memberikan suatu
dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Perusahaan
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman
pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan
yang kurang menyenangkan. Kualitas juga dapat mengurangi biaya. Pengurangan biaya pada
gilirannya akan memberikan keunggulan kompetitif berupa peningkatan pprofitabilitas dan
pertumbuhan. Secara sederhana, manfaat dari kualitas yang superior yakni sebagai berikut:
a. Loyalitas pelanggan yang lebih besar
b. Pangsa pasar yang lebih besar
c. Harga saham yang lebih tinggi
d. Produktivitas yang lebih besar
Adapun karakteristik umum organisasi yang memiliki budaya kualitas adalah sebagai berikut:
a. Perilaku sesuai dengan slogan
b. Masukan dari pelanggan secara aktif diminta dan digunakan untuk meningkatkan kualitas
secara terus-menerus
c. Para karyawan dilibatkan dan diberdayakan
d. Pekerjaan dilakukan dalam suatu tim
e. Manajer level eksekutif diikutsertakan dan dilibatkan; tanggung jawab kualitas tidak
didelegasikan
f. Sumber daya yang memadai disediakan dimana pun dan kapan pun dibutuhkan untuk
menjamin perbaikan kualitas secara terus-menerus
g. Pendidikan dan pelatihan diadakan agar para karyawan pada semua level memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas secara terus-
menerus
h. Sistem penghargaan dan promosi didasarkan pada kontribusi terhadap perbaikan kualitas
secara terus-menerus
i. Rekan kerja dipandang sebagai pelanggan internal
j. Pemasok diperlakukan sebagai mitra kerja.
Mekanisme Perubahan Budaya
Mekanisme perubahan budaya dari tradisional ke arah budaya kualitas secara singkat dijelaskan
dalam tabel berikut:
Tabel 2.1. Mekanisme Perubahan Budaya
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam melakukan perubahan budaya yakni:
a. Pahamilah sejarah terciptanya budaya yang sudah ada
b. Jangan memusuhi sistem yang sudah ada, tetapi perbaikilah
c. Bersiaplah untuk mendengarkan dan mengamati
d. Libatkanlah setiap orang yang dipengaruhi oleh perubahan.
Penolakan Terhadap Perubahan Budaya
Penolakan terhadap perubahan adalah perilaku organisasi normal. Dalam hal ini suatu organisasi
mirip dengan organisme biologis. Dalam organisasi biasanya terdapat pendukung perubahan dan
penentangnya. Pendukung perubahan berfokus pada manfaat yang diharapkan terjadi dari adanya
perubahan. Sedangkan para penentang berfokus pada ancaman yang dirasakan atas status,
keyakinan, kebiasaan, dan keamanan mereka. Perbedaan persepsi antara kedua kelompok ini
ditunjukkan seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.2. Perbedaan Persepsi Terhadap Usulan Perubahan
ISO 9000 hanya terdiri atas dartar persyaratan, tanpa menentukan bagaimana harus
memenuhinya. Daftar persyaratan sertifikasi ISO 9000 meliputi:
● Management responsibility
● Quality system documentation
● Contract review
● Design control
● Inspection and testing
● Calibration
● Internal auditing
● Handling of rejected products
● Corrective action.
Manfaat yang didapatkan perusahaan apabila mendapatkan sertifikasi ISO 9000 adalah
diperolehnya jaringan yang lebih besar untuk memasuki pasar luar negeri dan memiliki
kesesuaian dengan pemasok dari luar negeri.
KONSEP VALUE CHAIN DAN KEMITRAAN
Value chain adalah serangkaian aktivitas yang relevan dalam proses pengadaan,
penyimpanan, penggunaan, transformasi, dan disposisi sumber daya, mulai dari value chain
pemasok sampai value chain pembeli, mulai dari aktivitas pengamanan sumber-sumber pasokan
sampai aktivitas pelayanan purna jual. Dalam value chain terdapat 9 aktivitas yang dapat
menciptakan nilai dan biaya dalam bidang bisnis tertentu yang terdiri dari 5 aktivitas primer dan
4 aktivitas pendukung. Dari sudut pandang strategik, konsep value chain menekankan empat
aspek utama untuk meningkatkan laba perusahaan, yaitu:
1. Keterkaitan dengan pemasok
2. Keterkaitan dengan pelanggan
3. Keterkaitan proses dalam value chain suatu unit bisnis
4. Keterkaitan antar value chain unit bisnis yang ada dalam perusahaan
Makna yang terkandung dalam kemitraan adalah membina hubungan kerja sama untuk mencapai
suatu tujuan, dimana semua pihak yang terlibat akan memperoleh manfaat atau keuntungan.
Hubungan kemitraan akan memberikan hasil maksimum apabila semua pihak dalam rangkaian
kemitraan tersebut bekerjasama. Dalam rantai hubungan pemasok pelanggan tradisional masing-
masing rantai beroperasi secara independen, ada dinding gaib diantara mata rantai tersebut. Pada
rantai hubungan pemasok pelanggan kontemporer tidak terdapat dinding gaib dan bagian yang
overlap menggambarkan hubungan kemitraan.
Kemitraan Internal
Kemitraan internal merupakan usaha penciptaan suatu lingkungan yang didalamnya terdapat
mekanisme terstruktur yang merangsang dan membentuk aliansi yang saling mendukung antara
manajer dan karyawan, tim, dan karyawan individual yang memaksimumkan potensi sumber
daya manusia yang dimiliki suatu perusahaan.
Pembentukan kemitraan internal dilakukan pada tiga tingkatan yakni:
● Kemitraan antara manajemen dengan karyawan
● Kemitraan antar tim
● Kemitraan antar karyawan
Tujuan dari kemitraan internal adalah untuk memanfaatkan kemampuan penuh dari sumber daya
perusahaan dan memfokuskannya pada perbaikan kualitas secara terus menerus.
Kemitraan dengan Pemasok
Tujuan kemitraan dengan pemasok yakni untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang
loyal, saling percaya, dan dapat diandalkan sehingga akan menguntungkan kedua belah pihak,
dan meningkatkan penyempurnaan kualitas, produktivitas, dan daya saing secara
berkesinambungan.
Syarat dalam menjalin kemitraan dengan pemasok antara lain:
1. Personil pemasok harus berinteraksi dengan orang yang benar-benar menggunakan
produknya
2. The price-only approach dalam negosiasi antara pembeli dan pemasok harus dihilangkan
3. Kualitas produk dan proses yang dilakukan pemasok harus terjamin
4. Pemasok harus benar-benar memahami dan dapat mempraktikkan just in time
5. Kedua belah pihak harus mampu saling bertukar informasi
Kemitraan dengan Pelanggan
Kemitraan dengan pelanggan perlu dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan daya
saing perusahaan. Cara terbaik untuk menjamin kepuasan pelanggan adalah melibatkan mereka
sebagai mitra dalam proses pengembangan produk.
Kemitraan dengan Pesaing Potensial
Tujuan dari kemitraan dengan pesaing potensial adalah untuk meningkatkan daya saing.
Biasanya dilakukan oleh perusahaan kecil dan menengah.