PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan proses (tangki dengan
pemanasan) terutama melakukan kontrol tinggi level atau pun suhu cairan
dengan pengendali on off dan umpan balik (Feedback)
2. Mahasiswa mampu menghitung dan mengevaluasi besarnya kesalahan
dalam sistem pengendali umpan balik dan on-off
3. Mahasiswa mampu membandingkan performansi sistem pengendali umpan
balik dan on-off dalam menolak gangguan ataupun melakukan jejak titik
set
4. Mahasiswa mampu membandingkan performansi dari alat proses (tangki
dengan pemanasan) pada berbagai nilai konstanta pengendali umpan balik
PID yaitu Kc, Time Integral, dan Time Derivative
1.4. Manfaat Percobaan
1. Mengetahui pengoperasian suatu proses dengan system pengendali.
2. Mengetahui evaluasi proses dengan variasi sistem pengendali umpan balik
atau Feedback Controller (Proporsional (P), Integral (I), Derivatif (D), atau
gabungan PI, PID, atau PD).
3. Mengetahui Perbandingan sistem performansi pengendali umpan balik
dengan sistem pengendali on-off dalam menolak gangguan (disturbance
rejection) maupun melakukan jejak titik set (set point tracking).
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Comparator Output
Input
Controller Proses
Set Point Error Device
sensor
3
tujuan tidak mengalami perubahan atau pengaruh gangguan terhadap nilai output
dapat dikurangi atau dihilangkan (gambar 2).
Gangguan
Controller
Output
terukur
Input Proses
Output
4
data/pengendali. Karena sensor ini memberi sinyal maka keberhasilan suatu
sistem pengendali juga tergantung pada reliabilitas alat ini.
3. Transducers: supaya hasil pengukuran bisa dibaca oleh pengolah data, maka
pengukuran ini harus diubah ke besaran fisik seperti tegangan listrik, tekanan
udara. Transducer adalah alat yang digunakan untuk melakukan konversi ini.
4. Transmission lines: Digunakan untuk mengirimkan sinyal dari alat ukur ke
unit pengendali. Dulu model transmisi ini hanya menggunakan model
penuematis (udara/cairan bertekanan), tapi dengan perkembangan model
analog digital dan sistem komputer, sinyal yang dibawa sudah dalam bentuk
aliran/sinyal listrik. Jika
output sinyal listrik tidak mencukupi misalkan hanya beberapa milivolt
untuk temperatur tertentu, maka digunakan amplifier, untuk menguatkan
sinyalnya, sehingga dapat terdeteksi.
5. Controller/Pengendali: Adalah element perangkat keras (hardware), yang
memiliki intelegensi. Dia dapat menerima informasi dari alat ukur, dan
menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk
mengendalikan/mempertahankan nilai output. Dulu unit ini hanya dapat
melakukan aksi-aksi kontrol sederaha, namun sekarang dengan digital
komputer maka kontrol yang rumit dapat dilakukan dengan perangkat ini.
6. The final control elemen (elemen pengendali akhir). Alat ini akan menerima
sinyal dari controller dan melakukan aksi sesuai dengan perintah. Sebagai
contoh input cairan semakin besar, maka untuk mempertahankan tinggi
cairan dalam tangki, valve pengeluaran harus dibuka lebih lebar. Maka unit
pengendali ini akan membuka valve sehingga tinggi level cairan dapat sesuai
dengan nilai set pointnya. Beberapa unit pengendali akhir adalah control
valve, relay-switches untuk on-off controller, variabel-speed pump, dan
variable-speed compressor.
7. Recording elements; Adalah perangkat yang men-display proses yang terjadi.
Biasanya variabel yang direcord adalah variabel penting yang dikontrol
(output), serta variabel yang digunakan untuk pengendali (manipulated
variable). Variabel seperti komposisi, suhu, tinggi cairan, laju alir dan lain
sebagainya dapat di-display dalam layar monitor, dan datanya dapat
disimpan.
2.3. Jenis Pengendali
Dalam materi ini disajikan dua jenis sistem pengendali yaitu on-off yang
sangat sederhana, dan pengendali feedback (umpan balik). Sistem pengendali
on-off bekerja pada rentang kesalahan (galat) tertentu. Misalkan suhu kita diset
5
pada 100oC. Thermoregulator akan bekerja berdasarkan ketelitian dan
kecepatan dalam mengukur suhu proses (sebagai contoh +/- 5). Jika suhu awal
proses 60oC, maka pemanas akan bekerja pada sistem proses, sehingga suhu
tercapai 105oC. Pada kondisi 105oC pemanas akan mati (off), jika suhu proses
turun mencapai 95oC, pemanas akan menyala lagi. Dan seterusnya sehingga
Teknik Kimia Undip bekerja dengan model on-off controller ini. Tentu saja
besar galat total selama proses akan menjadi besar.
A. Sistem Pengendali Feedback
Sistem pengendali feedback seperti dalam gambar 1 secara sistematis
memiliki tahapan aksi seperti berikut ini:
1. Sensor akan memonitor dan mengukur output yang dikontrol (contoh
suhu, level, komposisi, dan sebagainya).
2. Hasil pengukuran ini kemudian dibandingkan nilainya dengan nilai
set point yang diinginkan/ditetapkan dalam komparator. Dari
komparasi ini menghasilkan galat/error, dimana besarnya error ini
akan dikirimkan ke unit pengendali akhir (controller)
3. Controller akan mengubah besarnya input, sehingga nilai output akan
dipertahankan sesuai dengan set point-nya.
4. Tergantung dari jenis feedback, dan besarnya konstanta kontroller
yang digunakan, hasil manipulasi ini ternyata memberikan
performansi yang berbeda, terutama apabila diukur dari berapa lama
nilai output dapat kembali ke kondisi set point, dan berapa nilai total
error-nya selama ada gangguan. Bahkan jika kontrolnya terlalu
lemah, bisa saja nilai set point tidak dapat dipertahankan, dan proses
akan gagal dalam menolak pengaruh gangguan. Sehingga produk
yang dihasilkan tidak dapat dipakai.
B. Jenis Pengendali Feedback
Jenis-jenis pengendali feedback yang umum dipakai adalah:
1. Proporsional: Controller ini akan memanipulasi input proporsional dengan
persamaann:
MV (t) = KcE+ MV (s)
Dimana MV(t) adalah nilai input variable yang dimanipulasi, Kc
6
pada saat output pada kondisi set point-nya). Makin besar harga Kc, maka
makin besar respon yang ditimbulkan.
2. Proporsional Integral: Controller ini akan memanipulasi input berkaitan
dengan besarnya error (galat) mengikuti persamaan:
𝐾𝑐 𝑡=0
MV (t) = KcE+( 𝑇𝑙 )∫𝑡 𝐸 𝑑𝑡+MV (s)
Dimana MV(t) adalah nilai input variable yang dimanipulasi, Kc
output pada kondisi set point-nya), t adalah waktu proses, dan TI adalah
7
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Perbandingan bertujuan
membandingkan performansi
pengendali / controller dalam Proses selanjutnya yaitu set point
menolak gangguan berdasarkan SSE. trakcing (jejak titik set)
Lalu mengulangi percobaan dengan
memilih menu on off.
8
3.2. Bahan dan Alat Yang Digunakan
3.2.1 Bahan Yang Digunakan
- Air
3.2.2 Alat Yang Digunakan
Level sensor
Air
masuk Tangki
Set Point
Proses
PID
controller
Power set
Air thermocouple
keluar
Pompa Electric
Heater
Monitor
Reservoir
CPU
- CPU
- Monitor
- Electric Heater
- PID Controller
- Thermocouple
- Reservoir
- Pompa
- Tangki Proses
- Level Sensor
9
3.3 Variabel Operasi
a. Pengendali on-off dan PID
- P=3
- P=8
- P=3 I=1
- P=3 I=3
- P=3 I=1 D=0,1
- P=3 I=1 D=0,6
b. Disturbance Rejection
Buka Kran t = 30 s - 50 s
Tutup Kran t = 50 s - 80 s
c. Set Point Tracking
Set Point = 20 t = 0 s - 30 s
Set Point = 35 t = 30 s - 50 s
Set Point = 50 t = 50 s - 80 s
3.4. Respon Uji Hasil
Kesalahan dalam sistem pengendali umpan balik dan on-off
3.5. Prosedur Percobaan
a. Disturbance Rejection (penolakan gangguan)
Materi ini mempelajari pengaruh jenis pengendali on-off dan feedback,
serta besarnya konstanta controller dalam merejeksi gangguan pada level
dan temperatur kontrol (Djaeni, 1999). Sebagai obyek percobaan adalah
temperature atau level controller. Cara yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Jalankan alat sesuai dengan petunjuk operasi (lampiran),
2. Pilih menu PID dan masukkan harga Konstanta Controller dan nilai
set point.
3. Operasikan alat sampai nilai set point tercapai.
4. Berikan gangguan pada sistem dengan mengubah valve yang keluar
atau menambah cairan pada tangki dengan volume tertentu (misalkan
3 liter)
5. Amati response yang terjadi dan tunggu sampai kondisi set point
tercapai
6. Simpan data percobaan, dan hitung sum of square error-(SSE) nya
dalam MSExcell
7. Ulangi percobaan untuk berbagai variasi nilai konstanta controller (Kc,
TI, dan TD)
18
8. Bandingkan performansi pengendali/controller dalam menolak
gangguan (disturance rejection) berdasarkan nilai SSE
9. Ulangi percobaan dengan memilih menu on-off, dan jalankan alat
serta hitung SSE-nya
10. Lakukan juga percobaan untuk pengendali temperature
b. Set Point Tracking (Jejak Titik Set)
Materi ini mempelajari pengaruh jenis pengendali on-off dan feedback,
serta besarnya konstanta controller dalam melakukan pengubahan jejak
titik set atau set point tracking (Djaeni, 1999). Artinya pada suatu
saat/alasan tertentu nilai set point dari suatu alat dapat mengalami
perubahan. Unit kontrol akan bekerja meresponse perubahan ini, sehingga
set point segera dapat berubah sesuai dengan keinginan/tuntutan
proses/operator.
Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Jalankan alat dijalankan sesuai dengan petunjuk operasi (lampiran),
pilih menu PID
2. Masukkan harga konstanta pengendalinya (sesuai point 2 section 5.1)
dan nilai set point 1.
3. Operasikan alat sampai nilai set point 1 tercapai
4. Tunggu sampai 1-2 menit kondisi steady state dengan set point 1
berjalan
5. Lakukan pengubahan nilai set point 1 ke set point 2
6. Amati perubahan response yang terjadi dan tunggu sampai set point 2
tercapai
7. Biarkan proses stedy-state selama 1-2 menit
8. Simpan data percobaan, dan hitung sum of square error (SSE) nya
dalam MSExcell
9. Ulangi percobaan untuk berbagai variasi nilai konstanta controller (Kc,
TI, dan TD sesuai point 7 section 5.1)
10. Bandingkan performansi pengendali/controller berdasarkan nilai SSE
11. Lakukan juga percobaan jejak titik set seperti pada gambar berikut
untuk berbagai nilai konstanta kontroller-nya (Kc, TI, dan TD) sesuai
point 7
12. Lakukan percobaan untuk on-off controller, dan bandingkan response
serta nilai SSE
13. Lakukan juga percobaan untuk pengendali temperature.
18
Set point 2
Set point 4
Set point 1
Set point 3
Gambar 4: Percobaan jejak titik set atau set point tracking (Djaeni,
1999)
18
DAFTAR PUSTAKA
Coughannowr, D.R. 1991. Process System Analysis and Control, 2nd Edition. McGraw-
Hill, Inc., USA
Djaeni, M. 1999. Modelling and Control of Fuel Cell System. Master Thesis, UTM,
Malaysia
Hutagulung, Michael. 2008. Pengendalian Proses (Bagian 1). Dalam
http://majarimagazine.com/2008/02/pengendalian-proses-1/. Diakses pada 28
Maret 2013 pukul 05.35 WIB.
Marlin, T.E. 1995. Process Control: Designing Process and Control Systems for
Dynamic Performance. McGraw-Hill, Inc., USA
Stephanopoulos, G. 1984. Chemical Process Control: An Introduction to Theory and
Practice. Prentice-Hall, New Jersey, USA
Syifa. 2014. Sistem Elektromagnetik dengan PID. Uviversitas Indonesia
Thiank.2004.Pengaturan Level Ketinggian Air Menggunakan Kontrol PID. Universitas
Petra
18
18