Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOPROSES INDUSTRI

Materi :

ASAM SITRAT
Oleh :

Amalia Firdauzi 21030116120025


Fisia Aqrorina 21030116120040
Joshua Indracahya 21030116140147
Muhammad Alim Abid F. 21030116140108

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
INDUSTRI DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG

2018
ASAM SITRAT

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Resmi berjudul Asam Sitrat yang disusun oleh:


Kelompok : 2 / Senin
Anggota : 1.Amalia Firdauzi 21030116120025
2.Fisia Aqrorina 21030116120040
3.Joshua Indracahya 21030116140147
4.Muhammad Alim Abbid F. 21030116140108
Telah diterima dan disetujui oleh Dosen dan Asisten Laboratorium Mikrobiologi
Industri Universitas Diponegoro pengampu materi pada
Hari : Senin
Tanggal : 21 Mei 2018

Semarang, 21 Mei 2018

Mengetahui

Dosen Pembimbing Laboran Laboratorium


Asisten Pembimbing

Dr. Ing. Silviana, S.T.,M.T Jufriyah, ST Pratika Febrianti


NIP197412162000122001 NIP197001091997032001 210301151210103

RINGKASAN

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 1


ASAM SITRAT

Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang


berbentuk kristal atau serbuk. Asam sitrat dapat dihasilkan dari pemecahan
karbohidrat dengan cara fermentasi. Kapang Aspergillus niger adalah kapang yang
dapat menghasilkan enzim yang dapat mengubah karbohidrat menjadi asam sitrat.
Pada praktikum ini akan dicari tahu bagaimana membuat asam sitrat dari sari buah
jeruk local dengan cara fermentasi serta mengetahui pengaruh perbedaan
penambahan MgSO4 dan Urea terhadap asam sitrat yang dihasilkan. Selain itu juga
mencari tahu bagaimana pengaruh waktu fermentasi terhadap pH.
Kapang Aspergillus niger adalah kapang yang dapat menghasilkan enzim
yang dapat mengubah karbohidrat menjadi asam sitrat. Aspergillus niger ditemukan
oleh Currie pada tahun 1917. A. niger merupakan jenis kapang terbaik penghasil
asam sitrat. Hal-hal yang mempengaruhi fermentasi asam sitrat yaitu waktu,
mikroba, tempat, konsentrasi gula awal, pH, pemberian oksigen, suhu, komposisi
media fermentasi. Aplikasi asam sitrat dalam bidang industri yaitu dalam industri
pangan, industri fasrmasi, industri kimia.
Dalam percobaan kali ini akan dibuat asam sitrat dengan sari buah jeruk local
pada media cair. Fermentasi dilakukan dengan Aspergillus niger. Pada fermentasi
ditambahkan nutrisi urea, KH2PO4, MgSO4, sekam, dan bekatul. Rancangan
percobaannya adalah pembuatan starter, penyiapan media, penambahan nutrisi,
inkubasi, dan panen asam sitrat. Fermentasi dilakukan selama 7 hari.
Fenomena antara waktu terhadap pH adalah nilai pH akan menurun sampai 3
pada kultivasi yaitu semakin lama waktu fermentasi maka semakin rendah pH
larutan tersebut karena semakin banyak asam sitrat yang dihasilkan. Fenomena
yang terjadi antara waktu terhadap volume titran yaitu semakin lama fermentasi
dilakukan, maka volume NaOH yang diperlukan juga semakin banyak yang
disebabkan adanya proses fermentasi yang menyebabkan kandungan asam sitrat
yang meningkat mengakibatkan kebutuhan titran yang lebih banyak. Dalam uji
fungsi urea semakin banyak nutrisi nitrogen maka laju pertumbuhan mikroba
meningkat sehingga mengakibatkan jumlah gula terkonversi menjadi asam sitrat
semakin bertambah.. Dalam uji fungsi penambahan MgSO 4, magnesium dapat
mengubah glukosa menjadi asam piruvat yang menyebabkan pembentukan asam
sitrat menjadi lebih cepat. Sehingga apabila MgSO 4 yang ditambahkan sedikit
mengakibatkan pembentukan asam sitrat yang terlalu lama.
Lakukan pengambilan Aspergillus niger dari biakan secara hati-hati agar
tidak merusak media. Pastikan setiap alat telah disterilisasi. Cermat dalam
pengukuran tiap variabel. Pastikan aerasi berjalan dengan tepat. Cermat dalam
menutup erlenmeyer dengan aluminium agar tidak sobek saat di inkubasi goyang.

SUMMARY

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 2


ASAM SITRAT

Citric acid is an intermediate compound of organic acids in the form of


crystals or powders. Citric acid can be produced from the breakdown of
carbohydrates by fermentation. Aspergillus niger is a mold that can produce
enzymes that can convert carbohydrates into citric acid. In this practice will be
sought to know how to make citric acid from citrus juice local by fermentation and
know the effect of difference of addition of MgSO4 and Urea to citric acid that
produced. It also find out how the influence of fermentation time to pH.
Aspergillus niger is a mold that can produce enzymes that can convert
carbohydrates into citric acid. Aspergillus niger was discovered by Currie in 1917.
A. niger is the best kind of cotton producer. Things that affect citric acid
fermentation are time, microbe, place, initial sugar concentration, pH, oxygen
delivery, temperature, fermentation media composition. The application of citric
acid in the industrial field is in the food industry, pharmaceutical industry, chemical
industry.
In this experiment will be made citric acid with citrus juice local on liquid
media. Fermentation is done with Aspergillus niger. In fermentation added urea
nutrients, KH2PO4, MgSO4, husk, and bran. The experimental design is the making
of starter, media preparation, nutrient addition, incubation, and citric acid harvest.
Fermentation is carried out for 7 days.
The phenomenon between time to pH is the pH value will decrease to 3 on
cultivation ie the longer the fermentation time the lower the pH of the solution
because the more citric acid produced. The phenomenon that occurs between the
time to the volume of titrant is the longer the fermentation is done, then the required
volume of NaOH is also increasingly caused by the fermentation process that causes
the increased citric acid content resulting in the need for more titrant. In the urea
function test more and more nutrient nitrogen hence increase of microbial growth
rate so that the amount of sugar converted to citric acid progressively increase. In
function of addition of MgSO4, magnesium can convert glucose into pyruvic acid
causing faster citric acid formation. So if MgSO4 added a little resulted in the
formation of citric acid is too long.
Take Aspergillus niger from the culture carefully so as not to damage the
media. Make sure every tool has been sterilized. Careful in the measurement of each
variable. Make sure the aeration is running properly. Careful in closing erlenmeyer
with aluminum so as not to tear when in incubation shake.

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 3


ASAM SITRAT

rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi


Praktikum Mikrobiologi Industri yang berjudul “Asam Sitrat” dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak, maka laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
 Dr. Ing. Silviana, S.T., M.T. selaku Dosen penanggung jawab
Laboratorium Mikrobiologi Industri Departemen Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro Semarang tahun 2018.
 Jufriyah, S.T. dan selaku Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium
Mikrobiologi Industri Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang.
 Florence Kharisma, selaku Koordinator Asisten Laboratorium
Mikrobiologi Industri Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang tahun 2018.
 Pratika Febrianti, selaku asisten pembimbing penyusunan laporan materi
Asam Sitrat.
 Segenap asisten Laboratorium Mikrobiologi Industri Departemen Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat diharapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 21 Mei 2018

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
PRAKATA.......................................................................................................................iii
RINGKASAN..................................................................................................................iv
SUMMARY.....................................................................................................................vi
DAFTAR ISI.................................................................................................................viii

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 4


ASAM SITRAT

DAFTAR TABEL.............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Percobaan.....................................................................................................2
1.4 Manfaat Percobaan...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Pengertian Asam Sitrat.............................................................................................3
2.2 Teori Aspergillus niger.............................................................................................3
2.3 Reaksi Pemurnian Asam Sitrat dan Pemurniannya..................................................4
2.4 Hal-hal yang Memengaruhi Fermentasi Asam Sitrat...............................................4
2.5 Manfaat Nutrien yang ditambahkan saat Praktikum................................................5
2.6 Kandungan Gizi pada Jeruk.....................................................................................7
2.7 Mikroorganisme untuk Membuat Asam Sitrat.........................................................8
2.8 Aplikasi Asam Sitrat dalam Bidang Industri............................................................8
BAB III METODE PRAKTIKUM................................................................................9
3.1 Rancangan Praktikum..............................................................................................9
3.1.1 Skema Rancangan Percobaan...............................................................................9
3.1.2 Variabel Operasi....................................................................................................9
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan..............................................................................9
3.2.1 Bahan....................................................................................................................9
3.2.2 Alat......................................................................................................................10
3.3 Rangkaian Alat.......................................................................................................10
3.4 Prosedur Praktikum................................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................13
4.1 Fenomena Waktu Terhadap pH..............................................................................13
4.2 Fenomena Waktu Terhadap Volume Titran............................................................14
4.3 Fungsi dan Kadar Optimum Urea pada Fermentasi Asam Sitrat...........................16
4.4 Fungsi dan Kadar Optimum MgSO4 pada Fermentasi Asam Sitrat.......................17
BAB V PENUTUP.........................................................................................................19
5.1 Kesimpulan............................................................................................................19
5.2 Saran.......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
LAMPIRAN
Laporan Sementara....................................................................................................A-1
Lembar Perhitungan...................................................................................................B-1
Data Pendukung.........................................................................................................C-1
Prosedur Analisis.......................................................................................................D-1
Lembar Kuantitas Reagen..........................................................................................E-1
Referensi Data Pendukung.........................................................................................F-1

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 5


ASAM SITRAT

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Buah Jeruk…………………………………………………7

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 6


ASAM SITRAT

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Aspergillus niger............................................................................................4
Gambar 3.1 Skema rancangan percobaan..........................................................................9
Gambar 3.2 Petridish.......................................................................................................10
Gambar 3.3 Beaker glass.................................................................................................10
Gambar 3.4 Erlenmeyer...................................................................................................10
Gambar 3.5 Pipet.............................................................................................................10
Gambar 3.6 Gelas Ukur...................................................................................................10
Gambar 3.7 Inkubator Goyang........................................................................................10
Gambar 3.8 Buret, Statif, dan Klem................................................................................10
Gambar 3.9 Oven.............................................................................................................10
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Waktu terhadap pH.........................................................13
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Waktu terhadap Volume titran (ml).................................14

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 7


ASAM SITRAT

DAFTAR LAMPIRAN
Laporan Sementara....................................................................................................A-1
Lembar Perhitungan...................................................................................................B-1
Data Pendukung.........................................................................................................C-1
Prosedur Analisis.......................................................................................................D-1
Lembar Kuantitas Reagen..........................................................................................E-1
Referensi Data Pendukung.........................................................................................F-1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 8


ASAM SITRAT

Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang


berbentuk kristal atau serbuk. Asam sitrat dapat dihasilkan dari pemecahan
karbohidrat dengan cara fermentasi. Kapang Aspergillus niger adalah kapang
yang dapat menghasilkan enzim yang dapat mengubah karbohidrat menjadi
asam sitrat. A. niger merupakan mikroorganisme utama yang digunakan di
industri untuk produksi asam sitrat karena menghasilkan lebih banyak asam
sitrat per satuan waktu dan juga kemampuannya untuk memproduksi asam
sitrat dari bahan yang murah.
Asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang banyak digunakan
dalam industri, misalnya industri makanan, minuman, dan farmasi.

1.2 Perumusan Masalah


Asam sitrat termasuk salah satu produk andalan yang di ekspor Indonesia
ke berbagai negara. Kebutuhan dunia akan asam sitrat terus meningkat dari
tahun ke tahun dan produksi asam sitrat setiap tahunya meningkat sebesar 2-
3%. Melihat banyaknya kebutuhan asam sitrat, maka dilakukan penelitian
untuk menghasilkan asam sitrat tersebut. Pada penelitian sebelumnya
menggunakan bahan baku buah markisa (Fermentasi Buah Markisa (Passiflora)
menjadi Asam Sitrat oleh Redho Ovelando, dkk). Buah tersebut dianggap
kurang efektif karena harga buah markisa yang mahal. Maka dicari alternatif
lain dengan menggunakan sari buah jeruk local.
Pada praktikum ini akan dicari tahu bagaimana membuat asam sitrat dari
sari buah jeruk local dengan cara fermentasi serta mengetahui pengaruh
perbedaan penambahan MgSO4 dan Urea terhadap asam sitrat yang dihasilkan.
Selain itu juga mencari tahu bagaimana pengaruh waktu fermentasi terhadap
pH.
1.3 Tujuan Percobaan
C. Untuk membuat asam sitrat dari sari buah jeruk local dengan cara
fermentasi media cair
CI. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan penambahan MgSO 4 dan Urea
terhadap asam sitrat yang dihasilkan
CII. Untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap pH

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 9


ASAM SITRAT

1.4 Manfaat Percobaan


CIII. Mahasiswa dapat membuat asam sitrat dari sari buah jeruk local
dengan cara fermentasi
CIV. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh perbedaan penambahan
MgSO4 dan Urea terhadap asam sitrat yang dihasilkan
CV. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh waktu terhadap pH

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 10


ASAM SITRAT

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asam Sitrat


Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang
berbentuk kristal atau serbuk. Pemecahan karbohidrat dengan cara fermentasi
dapat menghasilkan berbagai macam senyawa organik diantaranya adalah asam
sitrat. Dengan enzim amilase, glukoamilase, atau amiloglukosidase, senyawa
karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa, dan melalui jalur EMP glukosa
akan diubah menjadi asam piruvat. Asam piruvat melalui siklus krebs atau
siklus TCA akan diubah menjadi menjadi asam sitrat. Kapang Aspergillus
niger adalah kapang yang dapat menghasilkan enzim yang dapat mengubah
karbohidrat menjadi asam sitrat. Penggunaan Asam sitrat untuk industri
misalnya, makanan,minuman dan farmasi.

2.2 Teori Aspergillus niger


Aspergillus niger ditemukan oleh Currie pada tahun 1917. A. niger
merupakan jenis kapang terbaik penghasil asam sitrat. Miselium A. Niger
terdiri dari hifa yang bercabang-cabang dan bersekat, berwarna terang atau
tidak berwarna (Doelger dan Prescott, 1934), sebagian kedalam dan sebagian
keluar. Sel kaki kadang didalam medium dan kadang diluar, lebih besar dari
bagian lain serta berdinding lebih tebal. Dari sel kaki timbul batang konidiafor
yang tumbuh tegak lurus. Apeks atau ujung sebelah atas membentuk visikel
yang membesar dan ditumbuhi sterigmata primer dan sekunder, serta
menghasilkan konidia yang terbentuk oleh pemanjangan atau pembelahan sel
sterigmata.
Kepala spora bervariasi dalam pengaturan warna, ukuran dan bentuk,
contohnya pada Aspergillus terricola var. americana berbentuk setengah bola,
Aspergillus clavatus berbentuk elips, Aspergillus vulvipes berbentuk kolumnar,
bentuk dan karakteristik lain masih banyak. Pada umumnya kapang Aspergillus
niger dapat ditemui dimana-mana, terutama pada tanah di daerah tropis dan
subtropis serta dapat diisolasi dari bermacam substrat, termasuk biji-bijian.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 11


ASAM SITRAT

Galur untuk memproduksi asam sitrat cukup banyak, tetapi hanya mutan
Aspergillus niger dan Aspergillus wentii yang banyak digunakan untuk
memproduksi asam sitrat secara komersil. Secara alami asam sitrat merupakan
produk metabolisme primer, tidak diekskresi oleh mikroorganisme dalam
jumlah yang cukup berarti dan penggunaan Aspergillus niger dapat menekan
produk-produk samping yang tidak diinginkan seperti: asam oksalat, asam
isositrat dan asam glukonat (Rahman, 1992 dalam Widyawanti, 2010).

Gambar 2.1 Aspergilus niger

2.3 Reaksi Pembuatan Asam Sitrat dan Permuniannya


a. Reaksi Pembentukan
(C6H10O5)n(s) + n(H2O)(l) → (C12H22O11)(s)
Karbohidrat Sukrosa
(C12H22O11)(s) + (H2O)(l) → (C6H12O6)(s) + (C6H12O5)(s)
Sukrosa Glukosa Fruktosa
(C6H12O6)(s) + O2 (g) → (C6H8O7)(s) + 2(H2O)(l)
Glukosa As.Sitrat
b. Reaksi Pemurnian
(C6H8O7)(s) + 3(Ca(OH)2)(l) → (Ca3(C6H5O7)2)(s) + 6(H2O)(l)
Ca. Sitrat
(Ca3(C6H5O7)2)(s) + 3(H2SO4)(l) → 3(CaSO4)(s) + 2(C6H8O7)(s)
Ca. Sitrat As. Sulfat Ca. Sulfat As. Sitrat
(C6H8O7)(s) + 3(NaOH)(l) → (Na3(C6H8O7))(s) + 3(H2O)(l)
Na. Sitrat

2.4 Hal-hal yang Mempengaruhi Fermentasi Asam Sitrat


1) Waktu
Waktu optimum untuk fermentasi adalah 7 hari. Bila kurang dari 7 hari,
bahan baku belum terfermentasi semua. Jika lebih lama, asam sitrat dapat
berubah menjadi asam oksalat.
2) Mikroba

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 12


ASAM SITRAT

Pada percobaan ini digunakan jamur Aspergillus niger. Keuntungan dari


penggunaan jamur ini adalah penanganannya mudah, dapat digunakan
bahan baku yang murah, yield tinggi dan konsisten, serta ekonomis.
3) Tempat
Jangan menaruh petri dalam keadaan keadaan terbalik, karena percobaan
dalam surface culture.
4) Konsentrasi gula awal
Konsentrasi gula awal menentukan yield asam sitrat dan asam organik lain.
Untuk Aspergillus niger adalah 15-18%, jika lebih dari 18% tidak
ekonomis dan jika kurang dari 15% terbentuk asam oksalat.
5) pH
Pengaturan pH sangat penting dalam fermentasi. Ini disebabkan pada pH
tertentu, strerilisasi mudah dilakukan. Sterilisasi mula-mula dilakukan
pada pH 2,2 atau lebih rendah. Sebagai pengatur digunakan asam klorida.
Sedang pH yang baik 3,4 - 4,5. Pada pH tinggi dihasilkan asam oksalat.
6) Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen yang terlalu banyak menimbulkan efek merugikan bagi
hasil asam sitrat. Sebaliknya, bila pemberian oksigen terlalu sedikit akan
kurang menguntungkan.
7) Suhu
Suhu yang baik adalah 26o – 28oC. Jika lebih dari 30oC, keasaman naik dan
akibatnya dapat terbentuk asam oksalat.
8) Komposisi Media Fermentasi
Tabel 2.1 Komposisi media fermentasi asam sitrat
KOMPONEN KUANTITAS
Sukrosa 125 – 150
Amonium Nitrat 2,0 - 2,5
Potassium Dihidrogen Phospat 0,75 – 1
Magnesium Sulfat 0,20 - 0,25
HCl (untuk pengaturan pH)

2.5 Manfaat Nutrien yang ditambahkan saat Praktikum


Penambahan sekam dalam proses fermentasi asam sitrat berfungsi untuk
membentuk rongga udara dalam media fermentasi. Pada proses fermentasi
asam sitrat yang menggunakan Aspergillus niger bersifat aerobik dimana
proses fementasi membutuhkan oksigen. Hal ini berarti pertumbuhan
Aspergillus niger akan semakin baik jika oksigen di dalam media fermentasi
semakin banyak .Adanya sekam maka rongga udara pada media fermentasi

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 13


ASAM SITRAT

semakin banyak dan merata ke semua bagian maka oksigen juga semakin
banyak dan merata. Hal ini berpengaruh dengan pertumbuhan Aspergillus
niger yang semakin baik dengan adanya oksigen yang banyak dan merata maka
asam sitrat yang dihasilkan semakin banyak.
Penambahan nutrient nitrogen dari senyawa urea yang semakin banyak
maka dihasilkan asam sitrat yang terbaik. Hal ini disebabkan nitrogen
merupakan unsur makromolekul yang paling banyak dibutuhkan bagi
pertumbuhan Aspergillus niger. Semakin banyak nutrisi nitrogen maka laju
pertumbuhan mikroba meningkat dan mengakibatkan jumlah pertumbuhan
mikroba meningkat dan mengakibatkan jumlah gula terkonversi menjadi asam
sitrat semakin bertambah. Selain itu penambahan nutrien nitrogen dari senyawa
urea dapat berfungsi untuk menurunkan pH media fermentasi karena pada
proses fermentasi asam sitrat dibutuhkan pH yang rendah. Jadi dengan pH yang
rendah dapat dihasilkan asam sitrat dengan lebih optimal (Soedarmaji,2000).
Penambahan nutrien magnesium dari senyawa magnesium sulfat yang
semakin banyak maka dihasilkan asam sitrat yang baik juga setelah
penambahan nutrien nitrogen dari senyawa ammonium nitrat. Hal ini
disebabkan Magnesium dapat mengubah glukosa menjadi asam piruvat yang
menyebabkan pembentukan asam sitrat menjadi lebih cepat. (Achmad Ali, dkk,
2006).
Penambahan nutrien bekatul yang semakin banyak maka dihasilkan asam
sitrat yang baik setelah penambahan nutrien magnesium dari senyawa
magnesium sulfat. Hal ini disebabkan bekatul merupakan sumber vitamin b
bagi pertumbuhan Aspergillus niger. Sedangkan pada penambahan nutrien
phospat dari senyawa kalium phospat yang semakin banyak maka dihasilkan
asam sitrat yang kurang optimal (Soedarmaji, 2000). Hal ini disebabkan
penambahan phospat yang terlalu banyak akan mengakibatkan pembentukan
asam – asam lain selain asam sitrat sehingga asam sitrat yang dihasilkan
kurang optimal.

2.6 Kandungan Gizi Buah Jeruk


Tabel 2.1 Kandungan Gizi Buah Jeruk
KOMPONEN Jumlah per 100 gram
Vitamin B1 0,08 mg

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 14


ASAM SITRAT

Vitamin B2 0,03 mg
Niasin 0,2 mg
Vitamin C 40 mg
Kalsium 34 mg
Fosfor 23 mg
Zat besi 0,4 mg
Kalium 461 mg
Serat 1,4 g
Flavonoid, coumarin, dan pektin -

2.7 Mikroorganisme untuk Membuat Asam Sitrat


Banyak mikroorganisme yang dapat digunakan dalam proses produksi
asam sitrat, seperti Penicillium glaucum, Candida tropicalis, A. niger,
Aspergillus awamori, Aspergillus nidulans, Hansenula anamola dan Yarrowia
lipolytica (Max et al., 2010; Soccol et al., 2006; Vandenberghe et al., 1999
dalam Carolina et al., 2015). Namun, diantara mikroorganisme tersebut A.
niger merupakan mikroorganisme utama yang digunakan di industri untuk
produksi asam sitrat karena menghasilkan lebih banyak asam sitrat per satuan
waktu dan juga kemampuannya untuk memproduksi asam sitrat dari bahan
yang murah (Soccol et al., 2006 dalam Carolina et al., 2015).

2.8 Aplikasi Asam Sitrat di Industri


Asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang banyak digunakan
dalam industri, misalnya industri makanan, minuman, dan farmasi (Rahman,
1992 dalam Widyanti, 2010).
1) Industri Pangan
Asam sitrat pada industri makanan dan minuman (60% dari total
produksi) berfungsi sebagai pemberi rasa asam, antioksidan dan
pengemulsi. Selain itu, flavor sari buah, ekstrak sari buah, es krim,
marmalade diperkuat dan diawetkan dengan menambahkan asam sitrat.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 15


ASAM SITRAT

CVI. Industri Farmasi


Dalam industri farmasi (10% dari total produksi), asam sitrat
digunakan sebagai bahan pengawet dalam penyimpanan darah atau sebagai
sumber zat besi dalam bentuk Feri-sitrat.
CVII. Industri Kimia
Dalam industi kimia (25% dari total produksi), asam sitrat digunakan
sebagai antibuih dan bahan pelunak.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancangan Praktikum


3.1.1 Skema Rancangan Percobaan

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 16


ASAM SITRAT

Gambar 3.1 Skema rancangan percobaan


1.1.2 Variabel Operasi

1. Variabel bebas: MgSO4 (2 gr, 2 gr, 1 gr), Urea (4 gr, 5 gr, 5 gr)
2. Variabel kontrol: Sari buah jeruk local (20 ml), KH2PO4 (3 gr),
sekam (5 gr), bekatul (5 gr), pH (3), waktu inkubasi (7 hari)
3. Variabel terikat: pH, volume titran

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


3.2.1 Bahan
1. Sari Buah Jeruk Lokal 60 ml 6. MgSO4 5 gram
2. Bekatul 15 gram 7. Aspergillus niger
3. Sekam padi 15 gram 8. Ca(OH)2
4. Urea 14 gram 9. H2SO4
5. KH2PO4 9 gram 10. NaOH
11. Aquadest
3.2.2 Alat
1. Petridish
2. Beaker Glass
3. Erlenmeyer
4. Gelas Ukur
5. Buret, statif, dan klem
6. Pipet

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 17


ASAM SITRAT

7. Inkubator goyang
8. Oven

3.3 Gambar Rangkaian Alat

Gambar 3.2 Petridish Gambar 3.3 Beaker glass Gambar 3.4 Erlenmeyer

Gambar 3.5 Pipet Gambar 3.6 Gelas Ukur Gambar 3.7 Inkubator Goyang

Gambar 3.8 Buret, Statif, dan


Klem
Gambar 3.9 Oven

3.4 Prosedur Praktikum


A. Sterilisasi Alat
1. Cuci erlenmeyer sampai bersih dan keringkan.
2. Sterilisasi erlenmeyer dengan alkohol.
B. Penyiapan Media
Fermentasi dilakukan pada media cair

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 18


ASAM SITRAT

1. Siapkan sari buah jeruk local yang akan digunakan, timbang sari
jeruk local sesuai variabel lalu tambahkan urea, MgSO4, sekam,
bekatul, dan KH2PO4 sebagai nutrien-nutriennya dan aqudest hingga
volume menjadi 100 ml dalam erlenmeyer, lalu atur pH menjadi 3.
2. Tutup menggunakan alumunium foil dan panaskan hingga
mencapai suhu 70oC. Biarkan dingin pada suhu kamar.
3. Setelah dingin, tanami dengan suspensi Aspergillus niger secara
aseptik di ruang aseptik.
4. Cara penanaman suspensi spora:
 Menyiapkan kawat osse, bunsen, alkohol, dan HCl
 Semprot ruang aseptik dengan menggunakan alkohol dan
diamkan selama ± 1 menit. Lalu bisa dilakukan penanaman
suspensi spora.
 Penanaman suspensi spora dilakukan dengan cara mensterilkan
kawat osse: Panaskan kawat osse menggunakan bunsen,
kemudian memasukkan ke larutan HCl, kemudian panaskan
kawat osse lagi.
 Ambil beberapa kawat osse Aspergillus niger dari biakan murni
yang telah disediakan dan masukkan ke dalam sampel yang
sudah di sterilisasi, lalu siap di inkubasikan.
5. Inkubasikan selama 7 hari pada 28 - 30oC (dalam inkubator goyang).
6. Setelah selesai inkubasi, saring dengan kertas saring atau pompa
vakum dan filtratnya ditest untuk asam sitratnya.
C. Analisa Hasil
1. Panaskan filtrat yang diperoleh dari percobaan di atas sampai 70 oC.
Tambahkan larutan Ca(OH)2 sebanyak 10 mL. Buat larutan Ca(OH)2
dengan melarutkan 5gr Ca(OH)2 dengan aquadest sampai 50 mL (jaga
temperature konstan).

2. Endapan yang timbul cepat-cepat disaring (dalam keadaan panas


70⁰C), kemudian dicuci dengan air panas 70⁰C. Endapan tersebut
adalah kalsium sitrat.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 19


ASAM SITRAT

3. Keringkan endapan di oven kemudian timbang beratnya. Catat


beratnya.
4. Endapan tersebut dilarutkan dengan H2SO4 encer sebanyak 20 ml
untuk variabel 1, 28 ml untuk variabel 2, dan 13 ml untuk variabel 3,
lalu saring dengan kertas saring. Filtratnya merupakan asam sitrat dan
endapannya adalah kalsium sulfat.
5. Untuk mengetahui berat asam sitrat yang diperoleh pada percobaan,
encerkan 1 mL filtrat menjadi 10 mL dengan aquadest, lalu titrasi
dengan dengan NaOH 0,1 N. Catat kebutuhan titran.

*Menghitung Kebutuhan NaOH encer


Ca3(C6H3O7)2 (s) + 3H2SO4 (l) → 3CaSO4 (s)↓ + 2C6H8O7 (s)

Buat larutan H2SO4 dengan melarutkan 5 mL H2SO4 pekat menjadi


100 mL.
gr H2SO4 = vol H2SO4 . ρ H2SO4 . kadar H2SO4
= 5 mL. 1,84 gr/cm3 . 100/98
= 9,016 gr

Molar H2SO4 = =

=
= 0.92 M
Molar H2SO4

0.92 M =

V= L= ml

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 20


ASAM SITRAT

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Fenomena Waktu terhadap pH

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Waktu terhadap pH

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat fenomena perubahan pH setiap


variabel terhadap waktu inkubasi. Pada hari pertama variabel 1 mempunyai pH
4 , variabel 2 mempunyai pH 4, dan variabel 3 mempunyai pH 3. Pada hari
kedua, pH variabel 1 dan 2 mengalami kenaikan, yaitu 6 dan 5, sedangkan pH
variabel 3 tetap, yaitu 3. Pada hari ketiga semua variabel mengalami kenaikan
pH, yaitu 7, 7, 4. Pada hari keempat, pH dari masing-masing variabel tetap.
Pada hari ketujuh, pH variabel 1 dan 2 mengalami penurunan, yaitu 5 dan 4,
sedangkan pH variabel 3 tetap 4. Fenomena yang terjadi adalah, dari hari
pertama sampai hari ketiga pH dari variabel 1 dan 2 mengalami kenaikan,
sedangkan variabel 3 mengalami kenaikan pH dari hari kedua sampai hari
ketiga, sedangkan hari keempat pH semua variabel tetap, dan pada hari ketujuh
di inkubator, pH ketiga variabel mengalami penurunan.
Hasil yang didapat pada saat praktikum tidak sesuai dengan teori, yaitu
Menurut Sasmitaloka (2017), pH merupakan indikator penting pada produksi
asam sitrat. Pada kultivasi medium cair, nilai pH akan menurun sampai 3 pada
kultivasi. Ketidaksesuaian hasil praktikum dengan teori dapat disebabkan oleh

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 21


ASAM SITRAT

keberadaan nutrient urea. Keberadaan nutrient urea menjadi sumber nitrogen


untuk Aspergillus niger. Aspergillus niger akan mengurai nutrient urea ini
menjadi gas NH3 dan CO2. Gas NH3 ini akan bereaksi dengan H2O menjadi

NH4OH yang bersifat basa. Sehingga akan menaikkan pH media fermentasi.


(Sunarya,2007).
Terdapat dua fenomena yang tidak sesuai dengan yang ada di teori. Pada
ketiga variabel, dari hari pertama-ketiga, pH mengalami kenaikan. Hal tersebut
tidak sesuai dengan yang seharusnya, yaitu semakin lama waktu fermentasi
maka semakin rendah pH larutan tersebut karena semakin banyak asam sitrat
yang dihasilkan. Sedangkan pada hari keempat, pH ketiga variabel konstan.
Kedua fenomena tersebut disebabkan oleh keberadaan nutrient urea. Hal ini
menjadi sumber nitrogen untuk Aspergillus niger. Aspergillus niger akan
mengurai nutrient urea ini menjadi gas NH3 dan CO2. Gas NH3 ini akan
bereaksi dengan H2O menjadi NH4OH yang bersifat basa, sehingga walaupun
terbentuk asam sitrat yang semakin banyak dan seharusnya semakin asam,
namun pH tetap konstan. (Sunarya, 2007). pH hari ketujuh, variabel 1 dan 2
turun, hal ini sesuai dengan teori, yaitu semakin lama waktu fermentasi maka
semakin rendah pH larutan tersebut karena semakin banyak asam sitrat yang
dihasilkan.

Kesimpulannya adalah fenomena yang terjadi tidak sesuai dengan teori


yang ada, yaitu pH yang dihasilkan seharusnya semakin hari semakin turun,
karena semakin banyak asam sitrat yang dihasilkan.

4.2 Fenomena Waktu Terhadap Volume titran

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 22


ASAM SITRAT

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Waktu terhadap Volume titran (ml)

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat perbedaan volume titran untuk


setiap variabel. Pada ketiga variabel setiap harinya tidak stabil, hari pertama ke
hari kedua, ketiga variabel tersebut mengalami penurunan kebutuhan volume

titran NaOH, sedangkan hari kedua ke hari ketiga mengalami peningkatan


kebutuhan volume titran NaOH, sedangkan dari hari ketiga ke hari keempat
terjadi penurunan kebutuhan volume titran NaOH, dan hari ketujuh mengalami
peningkatan kebutuhan volume titran NaOH.
Secara teoritis, semakin lama fermentasi dilakukan, maka volume NaOH
yang diperlukan juga semakin banyak. Hal ini disebabkan adanya proses
fermentasi yang menyebabkan kandungan asam sitrat yang meningkat. Tingkat
keasaman yang meningkat mengakibatkan kebutuhan titran yang lebih banyak
(Kristinah Haryani, 2011).

Pada fenomena hari kedua ke hari ketiga, dan fenomena yang terjadi hari
ketujuh tersebut menunjukkan kasus yang sama yaitu semakin lama fermentasi
maka volume NaOH yang dibutuhkan semakin banyak, hal ini disebabkan
adanya proses fermentasi yang menyebabkan kandungan asam sitrat yang
meningkat. Tingkat keasaman yang meningkat mengakibatkan kebutuhan titran
yang lebih banyak. Hal ini sesuai dengan prinsip metode titrasi yang dilakukan
yaitu titrasi alkalimetri. Titrasi alkali metri adalah titrasi larutan yang
bersifat asam (asam bebas, dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal
dari basa lemah) dengan larutan standart basa. Larutan NaOH dalam praktikum
ini berperan sebagai larutan standart basa. Prinsip dari titrasi ini adalah reaksi
penetralan dimana untuk mengetahui kadar larutan asam ditentukan dengan
larutan basa. Titran ditambahkan ke larutan asam sedikit demi sedikit sampai

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 23


ASAM SITRAT

mencapai keadaan ekuivalen. Jika tingkat keasaman yang tinggi


mengakibatkan kebutuhan titran yang lebih banyak(Azizah, 2004).

Sedangkan fenomena yang terjadi hari pertama ke kedua, dan pada hari
ketiga ke empat yaitu Hal ini dikarenakan asam sitrat yang terbentuk berubah
menjadi asam isositrat, sesuai dengan siklus krebs.Sehingga asam sitrat yang
terbentuk menjadi berkurang dan volume titran NaOH yang dibutuhkan lebih
sedikit (Papagiani M,2007). Berikut siklus krebsnya :

Kesimpulannya adalah hasil praktikum pada hari pertama ke hari


keempat naik turun, sehingga tidak sesuai dengan teori, karena asam sitrat yang
terbentuk berubah menjadi asam isositrat, sehingga asam sitrat yang terbentuk
menjadi berkurang dan volume titran NaOH yang dibutuhkan lebih sedikit,
sedangkan fenomena yang terjadi hari kedua ke hari ketiga, dan hari ketujuh,
fenomena yang terjadi sesuai dengan yang ada di teori, yaitu semakin lama
fermentasi maka volume NaOH yang dibutuhkan semakin banyak, hal ini
disebabkan adanya proses fermentasi yang menyebabkan kandungan asam
sitrat yang meningkat.

4.3 Fungsi dan Kadar Optimum Urea pada Fermentasi Asam Sitrat

Penambahan nutrient nitrogen dari senyawa urea sangat berguna bagi


asam sitrat. Hal ini disebabkan nitrogen merupakan unsur makromolekul yang
paling banyak dibutuhkan bagi pertumbuhan Aspergillus niger. Semakin
banyak nutrisi nitrogen maka laju pertumbuhan mikroba meningkat sehingga
mengakibatkan jumlah gula terkonversi menjadi asam sitrat semakin

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 24


ASAM SITRAT

bertambah. Selain itu penambahan nutrien nitrogen dari senyawa urea dapat
berfungsi untuk menurunkan pH media fermentasi karena pada proses
fermentasi asam sitrat dibutuhkan pH yang rendah. Jadi dengan pH yang
rendah dapat dihasilkan asam sitrat dengan lebih optimal.
Jumlah optimum urea yang dapat ditambah menggunakan media
fermentasi sebesar adalah 3 g/l (Maghfiroh, 2013) dikonversi menjadi 0,015
g/20 ml. Pada praktikum, urea yang diberikan ke variabel 1 4 gram, sedangkan
pada variabel 2 mendapat urea sebanyak 5 gram. Volume titran variabel 2
sebanyak 28 ml, lebih besar daripada volume titran variabel 1 yang sebanyak
20 ml. Hal ini disebabkan karena nitrogen dari senyawa urea merupakan unsur
makromolekul yang paling banyak dibutuhkan bagi pertumbuhan Aspergillus
niger. Semakin banyak nutrisi nitrogen maka laju pertumbuhan mikroba
meningkat sehingga mengakibatkan jumlah gula terkonversi menjadi asam
sitrat semakin bertambah, sehingga asam sitrat yang dihasilkan semakin
banyak. (Soedarmaji,2000).

Kesimpulannya, Pada praktikum urea yang diberikan ke variabel 1 4


gram, sedangkan pada variabel 2 mendapat urea sebanyak 5 gram. Volume
titran variabel 2 sebanyak 28 ml, lebih besar daripada volume titran variabel 1
yang sebanyak 20 ml. Hal ini disebabkan karena nitrogen dari senyawa urea
merupakan unsur makromolekul yang paling banyak dibutuhkan bagi
pertumbuhan Aspergillus niger. Semakin banyak nutrisi nitrogen maka laju
pertumbuhan mikroba meningkat sehingga mengakibatkan jumlah gula
terkonversi menjadi asam sitrat semakin bertambah, sehingga asam sitrat yang
dihasilkan semakin banyak. (Soedarmaji,2000).

4.4 Fungsi dan Kadar Optimum Penambahan MgSO4 pada Fermentasi Asam
Sitrat

Dalam hal ini MgSO4 berperan sebagai nutrient untuk pertumbuhan


Aspergillus niger. Hal ini disebabkan magnesium dapat mengubah glukosa
menjadi asam piruvat yang menyebabkan pembentukan asam sitrat menjadi
lebih cepat. Sehingga apabila MgSO4 yang ditambahkan sedikit mengakibatkan
pembentukan asam sitrat yang terlalu lama. Kadar optimum dari MgSO 4 sendiri

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 25


ASAM SITRAT

yang dibutuhkan oleh Aspergilus niger sebesar 0,2-0,5 g/L. (Madona,2009)


dikonversi menjadi 0,0001-0,00025 g/per 20 ml.

Dalam praktikum, pada variabel 1 diberi penambahan MgSO 4 sebesar 2


gram, sedangkan pada variabel 3 diberi penambahan MgSO 4 sebesar 1 gram.
Dan hasilnya terlihat pada hari ketujuh, yaitu volume titran variabel 1 lebih
besar dari variabel 3 yang hanya 13 ml yaitu variabel 1 sebanyak 20 ml, yang
berarti asam sitrat yang dihasilkan variabel 1 lebih besar daripada yang
dihasilkan variabel 3. Hal ini disebabkan penambahan nutrient magnesium dari
senyawa MgSO4. Magnesium dapat mengubah glukosa menjadi asam piruvat
yang menyebabkan pembentukan asam sitrat menjadi lebih cepat. (Achmad
Ali, dkk, 2006), Magnesium membantu pengubahan asam piruvat dalam reaksi
pembentukan asam fosfofenol piruvat dari asaam 2-fosfogliserar dengan katalis
enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukkan asam
fosfofenol piruvat ini ialah pembentukan asam fosfofenol piruvat dari asaam 2-
fosfogliserar dengan katalis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Yang
akhirnya hasil proses glikolisis terakhir adalah asam piruvat dan berubah
menjadi asam sitrat melalui siklus krebs (Achmad Ali, dkk, 2006). Selain itu
juga karena penambahan MgSO4 berfungsi untuk mempercepat terbentuknya
asam sitrat dari metabolisme Aspergillus niger. Magnesium sulfat
mempengaruhi produksi enzim selulase yang berfungsi untuk memecah
senyawa disakarida menjadi monosakarida. Sehingga jika pemecahan senyawa
disakarida menjadi monosakarida berlangsung lebih cepat maka konsentrasi
asam sitrat yang dihasilkan juga semakin besar. (Hasibuan, 2010)

Kesimpulannya, volume titran variabel 1 lebih besar dari variabel 3 yang


hanya 13 ml yaitu variabel 1 sebanyak 20 ml, yang berarti asam sitrat yang
dihasilkan variabel 1 lebih besar daripada yang dihasilkan variabel 3. Hal ini
disebabkan penambahan nutrient magnesium dari senyawa MgSO4.
Magnesium dapat mengubah glukosa menjadi asam piruvat yang menyebabkan
pembentukan asam sitrat menjadi lebih cepat. (Achmad Ali, dkk, 2006), selain
itu juga karena penambahan MgSO4 berfungsi untuk mempercepat
terbentuknya asam sitrat dari metabolisme Aspergillus niger. Magnesium sulfat
mempengaruhi produksi enzim selulase yang berfungsi untuk memecah

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 26


ASAM SITRAT

senyawa disakarida menjadi monosakarida. Sehingga jika pemecahan senyawa


disakarida menjadi monosakarida berlangsung lebih cepat maka konsentrasi
asam sitrat yang dihasilkan juga semakin besar. ( Hasibuan, 2010).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Fenomena antara waktu terhadap pH tidak sesuai dengan teori yang


ada, yaitu pH yang dihasilkan seharusnya di bawah 3, sedangkan pH
yang didapatkan paling kecil 4 pada hari terakhir. Dalam fenomena
waktu terhadap pH terdapat dua fenomena yang tidak sesuai dengan
yang ada di teori. Pada ketiga variabel, dari hari pertama-ketiga, pH

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 27


ASAM SITRAT

mengalami kenaikan, sedangkan pada hari keempat, pH ketiga


variabel konstan. Kedua fenomena tersebut disebabkan oleh
keberadaan nutrient urea. pH hari ketujuh, variabel 1 dan 2 turun, hal
ini sesuai dengan teori, yaitu semakin lama waktu fermentasi maka
semakin rendah pH larutan tersebut karena semakin banyak asam
sitrat yang dihasilkan.

2. Fenomena yang terjadi antara waktu terhadap volume titran


bermacam-macam. Hasil praktikum pada hari pertama ke hari
keempat naik turun, sehingga tidak sesuai dengan teori, karena asam
sitrat yang terbentuk berubah menjadi asam isositrat, sedangkan
fenomena yang terjadi hari kedua ke hari ketiga, dan hari ketujuh,
fenomena yang terjadi sesuai dengan yang ada di teori, yaitu semakin
lama fermentasi maka volume NaOH yang dibutuhkan semakin
banyak.

3. Dalam uji fungsi urea pada praktikum, volume titran variabel 2 (diberi
5 gram urea) sebanyak 28 ml, lebih besar daripada volume titran
variabel 1 (diberi 4 gram urea) yang sebanyak 20 ml. Hal ini
disebabkan karena nitrogen dari senyawa urea merupakan unsur
makromolekul yang paling banyak dibutuhkan bagi pertumbuhan
Aspergillus niger.

4. Dalam uji fungsi penambahan MgSO4, asam sitrat yang dihasilkan


variabel 1 (diberi MgSO4 2 gram) lebih besar daripada yang
dihasilkan variabel 3 (diberi MgSO4 1 gram). Hal ini disebabkan
penambahan nutrient magnesium dari senyawa MgSO4. Magnesium
dapat mengubah glukosa menjadi asam piruvat yang menyebabkan
pembentukan asam sitrat menjadi lebih cepat. (Achmad Ali, dkk,
2006).

a. Saran
1. Lakukan pengambilan Aspergillus niger dari biakan secara hati-hati
agar tidak merusak media.
2. Pastikan setiap alat telah disterilisasi.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 28


ASAM SITRAT

3. Cermat dalam pengukuran tiap variabel.


4. Pastikan aerasi berjalan dengan tepat.
5. Cermat dalam menutup erlenmeyer dengan aluminium agar tidak
sobek saat di inkubasi goyang.

DAFTAR PUSTAKA

A Carolina, dkk. 2015. Fermentasi Biak Rendam Molases Dengan Aspergillus niger
Untuk Produksi Asam Sitrat. Diakses dari
http://jurnal.unpad.ac.id/jcena/article/view/9171 pada 04 September 2017.

Ali,Achmad. 2006. PENGARUH KADAR AIR SUBSTRAT DAN KONSENTRASI


DEDAK PADI PADA PRODUKSI ASAM SITRAT DARI AMPAS TAPIOKA
MENGGUNAKAN ASPERGILLUS NIGER ITBCCL74. Fakultas Teknologi
Industri ITB.Bandung.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 29


ASAM SITRAT

Haryani, Kristinah. 2011. Studi Kinetika Pertumbuhan Aspergillus niger pada


Fermentasi Asam Sitrat dalam Reaktor Air-Lift External Loop. FT UNDIP
Semarang.

Hasibuan, Mhd Maulana Abdullah.2010.Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam


Sitrat Melalui Proses Fermentasi Kulit Buah Nenas dengan Kapasitas 3
Ton/hari. Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kemenperin. 2012. Jurnal Penelitian Hasil Industri Vol. 25. Diakses dari
http://www.kemenperin.go.id/download/4525/Jurnal-Penelitian-Hasil-
Industri-Volume-25-No.-1-April-2012 pada 04 September 2017

Latifah, dkk. n.d. PEMBUATAN ASAM GLUKONAT DARI GLUKOSA DENGAN


PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Aspergillus niger. Jawa Timur :
Program Studi Teknologi Pangan, UPN “Veteran
Madonna, Naomi dan Dias, Rizki Nur. 2009. Fermentasi Ubi Jalar menjadi Asam
Sitrat dengan menggunakan Metode Surface Culture. Semarang: Seminar
Tugas Akhir S-1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009.

Maghfiroh, Lailatul. 2013. PENGARUH KONSENTRASI ONGGOK INDUSTRI


TAPIOKA DAN UREA PADA PRODUKSI BIOHIDROGEN MELALUI
FERMENTASI GELAP. Surabaya Department of Chemistry, Faculty of
Mathematics and Natural Sciences State University of Surabaya
Papagianni, M. 2007. Advances in Citric Acid Fermentation by Aspergillus niger,
Biochemical Aspects, Membrane Transport and Modeling. Journal
Biotechnology Advances 25: 244-263. Aristotle University of Thessaloniki.
Greece.

Sasmitaloka, 2017. PRODUKSI ASAM SITRAT OLEH Aspergillus niger PADA


KULTIVASI MEDIA CAIR. Bogor : Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Sunarya.2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: Setia Purna Inves.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 30


ASAM SITRAT

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI 31


LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI

MATERI
ASAM SITRAT
Oleh :

Kelompok : 2 / SENIN
Anggota : Joshua Indracahya 21030116140147
Amalia Firdauzi 21030116120025
Fisia Aqrorina 21030116120040
Muhammad Alim Abbid F. 21030116140108

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

A-1
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk membuat asam sitrat dari sari buah jeruk local dengan cara fermentasi.
1. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan penambahan MgSO4 dan urea terhadap asam
sitrat yang dihasilkan.
2. Untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap pH.

I. PERCOBAAN
2.1 Bahan yang Digunakan

1.. Sari buah jeruk local 60 ml 7. MgSO4 5 gram


2. Bekatul 15 gram 8. Ca(OH)2
3. Urea 14 gram 9. H2SO4
4. Sekam Padi 15 gram 10. NaOH (0.1 N)
5. KH2PO4 9 gram 11. Aquadest
6. Aspergillus niger
2.1 Alat yang Dipakai

1. Erlenmeyer 6. Beaker glass


2. Buret, statif, klem 7. Pipet
3. Gelas ukur 8. Oven
4. Petridish
5. Inkubator

2.2 Cara Kerja


A. Sterilisasi Alat
1. Cuci erlenmeyer sampai bersih dan keringkan.
2. Sterilisasi erlenmeyer dengan alkohol.
B. Penyiapan Media
Fermentasi dilakukan pada media cair
1. Siapkan sari buah jeruk local yang akan digunakan, timbang sari jeruk local
sesuai variabel lalu tambahkan urea, MgSO4, sekam, bekatul, dan KH2PO4
sebagai nutrien-nutriennya dan aqudest hingga volume menjadi 100 ml dalam
erlenmeyer, lalu atur pH menjadi 3.
2. Tutup menggunakan alumunium foil dan panaskan hingga mencapai suhu
70oC. Biarkan dingin pada suhu kamar.

A-2
3. Setelah dingin, tanami dengan suspensi Aspergillus niger secara aseptik di
ruang aseptik.
4. Cara penanaman suspensi spora:
 Menyiapkan kawat osse, bunsen, alkohol, dan HCl
 Semprot ruang aseptik dengan menggunakan alkohol dan diamkan
selama ± 1 menit. Lalu bisa dilakukan penanaman suspensi spora.
 Penanaman suspensi spora dilakukan dengan cara mensterilkan
kawat osse: Panaskan kawat osse menggunakan bunsen, kemudian
memasukkan ke larutan HCl, kemudian panaskan kawat osse lagi.
 Ambil beberapa kawat osse Aspergillus niger dari biakan murni yang
telah disediakan dan masukkan ke dalam sampel yang sudah di
sterilisasi, lalu siap di inkubasikan.
5. Inkubasikan selama 7 hari pada 28 - 30oC (dalam inkubator goyang).
6. Setelah selesai inkubasi, saring dengan kertas saring atau pompa vakum dan
filtratnya ditest untuk asam sitratnya.
C. Analisa Hasil
7. Panaskan filtrat yang diperoleh dari percobaan di atas sampai 70oC.
Tambahkan larutan Ca(OH)2 sebanyak 10 mL. Buat larutan Ca(OH)2 dengan
melarutkan 5gr Ca(OH)2 dengan aquadest sampai 50 mL (jaga temperature
konstan).
8. Endapan yang timbul cepat-cepat disaring (dalam keadaan panas 70⁰C),
kemudian dicuci dengan air panas 70⁰C. Endapan tersebut adalah kalsium
sitrat.
9. Keringkan endapan di oven kemudian timbang beratnya. Catat beratnya.
10. Endapan tersebut dilarutkan dengan H2SO4 encer sebanyak 20 ml untuk
variabel 1, 28 ml untuk variabel 2, dan 13 ml untuk variabel 3, lalu saring
dengan kertas saring. Filtratnya merupakan asam sitrat dan endapannya adalah
kalsium sulfat.

A-3
11. Untuk mengetahui berat asam sitrat yang diperoleh pada percobaan, encerkan
1 mL filtrat menjadi 10 mL dengan aquadest, lalu titrasi dengan dengan NaOH
0,1 N. Catat kebutuhan titran.

*Menghitung Kebutuhan NaOH encer


Ca3(C6H3O7)2 (s) + 3H2SO4 (l) → 3CaSO4 (s)↓ + 2C6H8O7 (s)

Buat larutan H2SO4 dengan melarutkan 5 mL H2SO4 pekat menjadi 100


mL.
gr H2SO4 = vol H2SO4 . ρ H2SO4 . kadar H2SO4
= 5 mL. 1,84 gr/cm3 . 100/98
= 9,016 gr

Molar H2SO4 = =

=
= 0.92 M
Molar H2SO4

0.92 M =

V= L= ml

2.3 Hasil Percobaan


Analisa hasil percobaan

Variabel Parameter yang di Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 7


ukur
Variabel I pH 4 6 7 7 5
Volume titran 2.7 0.8 0.8 0.7 31
Variabel pH 4 5 7 7 4
II Volume titran 0.5 0.3 0.4 0.3 26.5
Variabel III pH 3 3 4 4 4
Volume titran 2.8 0.2 7.3 2.9 18.3

A-4
Berat Endapan Ca Sitrat Setelah di Oven dan Kebutuhan H2SO4

Variabel 1 3,1 gram ; H2SO4 : 20 ml

Variabel 2 4,28 gram ; H2SO4 : 28 ml

Variabel 3 2 gram ; H2SO4 : 13 ml

Mengetahui
Praktikan Asisten

Joshua,Abbid,Fisia,Firda Pratika Febrianti

A-5
DATA PENDUKUNG

Tabel 1 Pengamatan Fermentasi

Variabel Parameter yang di Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 7


ukur
Variabel I pH 4 6 7 7 5
Volume titran 2.7 0.8 0.8 0.7 31
Variabel pH 4 5 7 7 4
II Volume titran 0.5 0.3 0.4 0.3 26.5
Variabel III pH 3 3 4 4 4
Volume titran 2.8 0.2 7.3 2.9 18.3

Tabel 2 Hasil Berat Ca Sitrat Setelah di Oven dan Kebutuhan H2SO4

Berat Endapan Ca Sitrat Setelah di Oven dan Kebutuhan H2SO4


Variabel 1 3,1 gram ; H2SO4 : 20 ml
Variabel 2 4,28 gram ; H2SO4 : 28 ml
Variabel 3 2 gram ; H2SO4 : 13 ml

B-1
PROSEDUR ANALISA

A. Sterilisasi Alat
Sterilisasi alat dilakukan dengan mencuci sampai bersih dan dikeringkan, lalu
disemprot dengan menggunakan alkohol.

B. Penyaringan

Penyaringan dilakukan dengan menggunakan pompa vakum. Kertas saring


ditaruh di atas pompa vakum. Masukkan bahan ke dalam pompa vakum, lalu tunggu
filtrat keluar ke erlenmeyer. Filtrat ini akan ditest asam sitratnya.

C. Titrasi

Titrasi dilakukan dengan NaOH 0,1 N. Dilakukan dengan menimbang NaOH


0,4 gram dan dilarutkan dengan aquadest 100 ml, lalu dimasukkan ke buret. Larutan
ditambahkan PP 3 tetes, lalu dilakukan titrasi hingga warna berubah menjadi merah
muda.

C-1
LEMBAR PERHITUNGAN
I. Perhitungan Reagen
Pembuatan NaOH 0,1 N 100 ml
100 ml = 0,1 L
BM NaOH = 40 gr/mol
N = (gr x 1 )/(0,1 x 40)
0,1 = gr/4
Gr = 0,4 gram
II. Perhitungan Berat
1. Variabel 1
Berat CaSitrat = 3,1 gram

Mol CaSitrat = = 6,22489 x 10-3 mol (A)


Mol H2SO4 = 3A = 3(6,22489 x 10-3) = 0,01867 mol

MolarH 2 SO4 = mol


V

0,92 =
V = 20 ml

2. Variabel 2
Berat CaSitrat = 4,28 gram

Mol CaSitrat = = 8,59437 x 10-3 mol (A)


Mol H2SO4 = 3A = 3(8,49437 x 10-3) = 0,025783 mol
MolarH 2 SO4 = mol
V

0,92 =
V = 28 ml

3. Variabel 3
Berat CaSitrat = 2 gram

Mol CaSitrat = = 4,01606 x 10-3 mol (A)


Mol H2SO4 = 3A = 3(4,01606 x 10-3) = 0,01205 mol

D-1
MolarH 2 SO4 = mol
V

0,92 =
V = 13 ml

D-1
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO

PRAKTIKUM KE 3
MATERI : Asam Sitrat
HARI : Senin
TANGGAL : 26 Februari 2018
KELOMPOK 2
NAMA : Joshua Indracahya
Fisia Aqrorina
Amalia Firdauzi
M. Alim. Abbid. F
ASISTEN : Pratika Febrianti

Sumber Glukosa : Sari buah jeruk local @20 ml


MgSO4 KH2PO4 Urea Sekam Bekatul pH
Variabel 1 2 gr 3 gr 4 gr 5 gr 5 gr 3

Variabel 2 2 gr 3 gr 5 gr 5 gr 5 gr 3

Variabel 3 1 gr 3 gr 5 gr 5 gr 5 gr 3

PL : Cek Ph, dan cek kebutuhan volume titran


TUGAS TAMBAHAN
-Manfaat Nutrisi-nutrisi yang ditambahkan saat praktikum.
-Kandungan gizi buah jeruk local.
-Jenis-jenis mikroorganisme untuk fermentasi asam sitrat (kelebihan dan kelemahan).
-Aplikasi asam sitrat dalam bidang industri dan jurnal Sari buah jeruk local

Semarang, 26 Februari 2018

E-1
Asisten Pembimbing

Pratika Febrianti

REFERENSI

E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
E-1
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDATANGAN
NO. TANGGAL

F-1

Anda mungkin juga menyukai