Anda di halaman 1dari 6

1.

Kenapa pemberian obat parenteral dapat menyebabkan septisema, infeksi jamur, dan
inkompabilitas ?
Jawab :

Dalam proses pemberian obat melalui jalur parenteral sangat sensitif dan rentan
terhadap kontaminasi partikel asing disebabkan adanya penggunaan jarum suntik yang
menembus jaringan kulit, oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan ialah penyekaan
menggunakan alkohol pada permukaan kulit sebelum dan sesudah pemberian parenteral
guna menghindari efek yang diinginkan seperti septisema, infeksi jamur, dan
inkompabilitas

2. Apa maksud dari memperoleh reaksi setempat dan proses manufaktur dan pengemasan
obat parenteral?
Jawab :
Beberapa pasien ada yang mengalami reaksi alergi terhadap suatu obat sehingga
tujuan dari dilakukannya pemberian setempat untuk mengetahui reaksi obat terhadap
pasien. Penyuntikan reaksi setempat disuntikan di daerah bawah kulit dimana apabila
mengalami reaksi akan menimbulkan bintik-bintik kemerahan pada daerah kulit yang
disuntikkan.
Adapun syarat-syarat untuk sediian parenteral yaitu harus dengan steril yaitu:
1. Sediaan obat harus jernih
2. Tidak berwarna
3. Bebas dari partikelasing
4. Keseragaman volume atau berat
5.Memenuhi uji kebocoran
6. Stabil yang artinya sediaan tidak mengalami degradasi fisika

3. Mengapa pemberian secara parenteral dapat menyebabkan infeksi ?


Jawab :
Pemberian obat secara parenteral dapat menyebabkan infeksi salah satunya
penyebabnya adalah bila perawat atau tenaga kesehatan lainnya tidak memperhatikan dan
melakukan teknik aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada
pemberian obat parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan
kulit. Komplikasi yang sering terjadi adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan
obat yang di injeksikan tidak sesuai dengan tempat penyuntikkan jarums sehingga dapat
menyebabkan kerusakan jaringan di seputar injeksi.
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Injeksi Ampul dan Vial
 Keuntungan :
a) Bekerja cepat, misalnya injeksi adrenalin pada syok anafilaktik.
b) Dapat digunakan untuk obat yang rusak jika terkena cairan lambung, merangsang jika masuk
ke cairan lambung atau tidak diabsorpsi baik oleh cairan lambung.
c) Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin.
d) Daat digunakan sebagai depo terapi.
 Kerugian :
a) Karena bekerja cepat, jika teadi kekeliruan sukar dilakukan pencegahan.
b) Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.
c) Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan.
d) Secara ekonomis lebih mahal dibandingkan dengan sediaan yang digunakan per oral.
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Injeksi Infus Cairan
 Keuntungan sediaan infus antara lain:
1. Obat memiliki onset (mula kerja) yang cepat.
2. Efek obat dapat diramalkan dengan pasti.
3. Biovabilitas sempurna atau hampir sempurna.
4. Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinalis dapat dihindarkan.
5. Obat dapat diberikan kepada penderita yang sakit keras atau dalam keadaan koma.
 Kerugian sediaan infus:
1. Rasa nyeri pada saat disuntik apalagi kalau harus diberikan berulang kali.
2. Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut suntik.
3. Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin diperbaiki terutama sesudah
pemberian intravena.
4. Obat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakit atau ditempat praktek dokter
oleh perawat yang kompeten.
5. Lebih mahal dari bentuk sediaan non steril hanya karena ketatnya persyaratan yang harus
dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, praktis, bebas partikel).
 KEMASAN SEDIAAN

Menurut KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.4.1745 TENTANG KOSMETIK, wadah
adalah kemasan yang bersentuhan langsung dengan isi. Menurut SK Menkes
No.193/Kab/B/VII/71 peraturan tentang pembungkus dan penandaan wadah, wadah adalah
salah satu komponen yang penting untuk sediaan farmasi, karena ketidaksesuaian wadah akan
mempengaruhi obat secara keseluruhan termasuk kestabilan dan efek terapi obat. Menurut USP,
wadah adalah alat untuk menampung suatu obat, atau mungkin dalam hubungan langsung
dengan obat tersebut.
Pengemas adalah salah satu komponen penting dari bentuk sediaan farmasi. Menurut
ketentuan yang berlaku diseluruh dunia, pengujian stabilitas sediaan farmasi harus dilakukan
dalam pengemas akhir yang akan dipasarkan. Pengemas terdiri dari berbagai material (gelas,
logam, plastik, karet) yang tidak selalu inert terhadap obat yang dikemas, karena secara
sederhana dapat menyebabkan terjadinya absorpsi dan desorpsi dari pengemas menuju obat
disamping kemungkinan terjadinya interaksi. Komponen kemasan berarti setiap bagian tunggal
dari system wadah penutup. Komponen khas adalah wadah (misalnya, ampul, vial, botol),
pelapis wadah (misalnya, pelapis tube), penutup (misalnya, topi sekrup, sumbat), pelapis
penutup, sumbatan menyeluruh (Anonim, 1999).
Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup, dan selubung sebelah luar, artinya keseluruhan
bahan kemas, dengannya obat ditransportasikan dan/atau disimpan. Kemasan adalah penyatuan
dari bahan yang dikemas (bahan yang diisikan) dan pengemas. Bahan kemas yang kontak
langsung dengan bahan yang dikemas, dinyatakan sebagai bahan kemas primer,sebaliknya
pembungkus selanjutnya seperti kotak terlipat, karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas
sekunder.
Pembagian wadah untuk injeksi dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Wadah dosis tunggal, adalah suatu wadah yang kedap udara yang mempertahankan jumlah
obat steril yang dimaksudkan untuk pemberian parenteral sebagai dosis tunggal dan yang bila
dibuka tidak dapat ditutup rapat kembali yang dengan jaminan tetap steril. Contoh: ampul.
2. Wadah dosis ganda, adalah wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan isinya
perbagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan kekuatan, kaulitas atau kemurnian bagian yang
tertinggal. Contoh vial atau botol serum.
Dalam industri farmasi, kemasan yang terpilih harus cukup melindungi kelengkapan
suatu produk. Karenanya seleksi kemasan dimulai dengan penetuan sifat-sifat fisika dan kimia
dari produk itu, keperluan melindunginya, dan tuntutan pemasarannya. Secara umum, hal-hal
penting yang harus diperhatikan dari wadah adalah:
1. Harus cukup kuat untuk menjaga isi wadah dari kerusakan
2. Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak bereaksi dengan isi wadah
3. Penutup wadah harus bisa mencegah isi:
a) Kehilangan yang tidak diinginkan dari kandungan isi wadah
b) Kontaminasi produk oleh kotoran yang masuk seperti mikroorganisme atau uap yang akan
mempengaruhi penampilan dan bau produk.
4. Untuk sediaan jenis tertentu harus dapat melindungi isi wadah dari cahaya
5. Bahan aktif atau komponen obat lainnya tidak boleh diadsorpsi oleh bahan pembuat wadah
dan penutupnya, wadah dan penutup harus mencegah terjadinya difusi melalui dinding
wadah serta wadah tidak boleh melepaskan partikel asing ke dalam isi wadah
6. Menunjukkan penampilan sediaan farmasi yang menarik
Berdasarkan pertimbangan tentang kondisi penutupan dalam Farmakope Indonesia,
penyimpan obat dikelompokkan:
1. Wadah tertutup baik, yaitu wadah yang dapat melindungi isinya dari zat padat dari luar dan
dari hilangnya obat pada kondisi pengangkutan, pengapalan, penyimpanan dan distribusi
yang lazim.
2. Wadah tertutup baik terlindung dari cahaya
3. Wadah tertutup rapat, yaitu wadah yang dapat melindungi isinya dari kontaminasi cairan-
cairan, zat padat atau uap dari luar, dari hilangnya obat tersebut, dan dari pengembangan,
pencairan, atau penguapan pada kondisi pengangkutan, pengapalan, penyimpanan, dan
distribusi yang lazim. Suatu wadah tertutup rapat ditutup kembali sehingga kemampuan yang
sama seperti sebelum dibuka.
4. Wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
HASIL DISKUSI

FORMULASI TEKHNOLOGI SEDIAAN STERIL

"Pemberian Parenteral"

Oleh:

Kelompok 1
Halfiani
Kharisma A.P
Amelinda
Nining S.R
Elisa
Lisdayanti
Vivi Endrawati
Wa. Nurumaliana
Sindi J.
Latifathul Hikmah

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2018

Anda mungkin juga menyukai