Anda di halaman 1dari 3

Penatalaksanaan Hipertensi

Prinsip Penatalaksanaan menurut Kandarini (2015):

Hipertensi Berdasarkan analisis dari berbagai penelitian didapatkan beberapa hal yang
penting dalam penatalaksanaan hipertensi:
 Penurunan tekanan darah sangat penting dalam menurunkan risiko tinggi kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah pada pasien hipertensi, jadi prioritas utama dalam
terapi hipertensi adalah mengontrol tekanan darah
 Penelitian pendahuluan memfokuskan pada pengobatan tekanan darah diastolik tetapi
tekanan darah sistolik lebih sulit dikontrol dan lebih berpengaruh pada hasil
kardiovaskuler.
 Monoterapi jarang bisa mengontrol tekanan darah, dan banyak pasien memerlukan
lebih dari 1 obat anti hipertensi
 Respon terhadap berbagai obat-obatan anti hipertensi antara satu orang dengan yang
lainnya berbeda-beda.
 Penurunan tekanan darah 20/10 mmHg pada pasien hipertensi akan menurunkan 50%
risiko kejadian kardiovaskuler.

Menurut Infodatin (2014) tentang penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan


menggunakan obat-obatan ataupun dengan memodifikasi gaya hidup.

A. Memodifikasi gaya hidup


Memodifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih
dari 1 sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman
berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olahraga juga sangat dianjurkan untuk
penderita hipertensi (seperti, senam, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan
frekuensi 3-5x/minggu), cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stres.
Beberapa makanan dapat dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi yaitu:
a. Makanan yang berkadar lemak jenuhtinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih)
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, cracker,
keripik, dan makanan kering yang asin)
c. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, kornet, sayur dan buah
kaleng, soft drink, seperti coca-cola, fanta, sprite, dll)
d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang)
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju, mayonais, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi, kambing), kuning telur, kulit
ayam.
f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, tauco, serta bubu
penyedap lainnya yang pada umumnya mengandung garam natrium
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, dan tape.

B. Obat-obatan
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi
derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani
pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2.
Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga
kepatuhan dan meminimalisasi efek samping, yaitu :
 Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
 Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya
 Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada usia 55 –
80 tahun, dengan memperhatikan faktor komorbid
 Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-i) dengan
angiotensin II receptor blockers (ARBs)
 Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi farmakologi
 Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).

C. Metode lain
1. Terapi Modalitas
a. Merendam kaki dengan air hangat yang dapat dilakukan selama 10 menit, dapat
dilakukan setiap hari.
b. Senam Tai Chi
Senam ini dapat dilakukan 3x dalam satu minggu. Dan dapat menurunkan
tekanan darah sistolik sebesar 11 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 9mmHg
c. Yoga
Selain menggunakan obat-obatan, terapi dengan yoga dapat mengendalikan
tekanan darah sistolik, denyut nadi, dan berat badan tetapi tidak terjadi
penurunan tekanan darah diastolik. Yoga ini dapat dilakukan selama 6x dalam
seminggu dan setiap prakteknya dilakukan selama 1 jam
d. Latihan Isometrik
Latihan isometrik dapat dilakukan 3x dalam satu minggu selama 13 menit.
Latihan ini bermanfaat untuk menurunkan ratarata tekanan darah sistolik
sebesar 11 mmHg dan tekanan darah siatolik sebesar 4,9 mmHg.
e. Slow deep breathing (Latihan pernafasan dalam)
Relaksasi pernafasan dengan menarik nafas dalam melalui hidung dan
dikeluarkan melalui mulut. Cara ini dillakukan rutin setiap pagi dan sore selama
10 – 20 kali dalam 4 hari berturut-turut.
f. Pemijatan dalam
Pemijatan ini dapat menurunkan tekanan darah jika dilakukan rutin 1x sehari
setiap hari. Pemijatan ini boleh dilakukan diarea manapun terutama pada bagian
punggung. Pemijatan ini dapat dilakukan untuk merilekskan otot-otot sehingga
aliran darah dapat lancar dan dapat membantu penurunan tekanan darah.

2. Terapi dengan Diet


a. Meminum susu kedelai
Susu kedelai dapat menurunkan tekanan darah sistolik menurun sebesar 15,5
mmHg sedangkan diastolic menurun sebesar 10,6 mmHg. Susu kedelai dapat
diminum sebanyak 250 ml sebanyak 2x/hari yaitu pada saat pagi dan malam
b. Mengkonsumsi pisang
Memakan pisang 2x/ hari setiap hari dapat menurunkan tekanan darah karena
pisang mengandung banyak kalium.

Anda mungkin juga menyukai