Hipertensi Berdasarkan analisis dari berbagai penelitian didapatkan beberapa hal yang
penting dalam penatalaksanaan hipertensi:
Penurunan tekanan darah sangat penting dalam menurunkan risiko tinggi kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah pada pasien hipertensi, jadi prioritas utama dalam
terapi hipertensi adalah mengontrol tekanan darah
Penelitian pendahuluan memfokuskan pada pengobatan tekanan darah diastolik tetapi
tekanan darah sistolik lebih sulit dikontrol dan lebih berpengaruh pada hasil
kardiovaskuler.
Monoterapi jarang bisa mengontrol tekanan darah, dan banyak pasien memerlukan
lebih dari 1 obat anti hipertensi
Respon terhadap berbagai obat-obatan anti hipertensi antara satu orang dengan yang
lainnya berbeda-beda.
Penurunan tekanan darah 20/10 mmHg pada pasien hipertensi akan menurunkan 50%
risiko kejadian kardiovaskuler.
B. Obat-obatan
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi
derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani
pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2.
Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga
kepatuhan dan meminimalisasi efek samping, yaitu :
Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya
Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada usia 55 –
80 tahun, dengan memperhatikan faktor komorbid
Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-i) dengan
angiotensin II receptor blockers (ARBs)
Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi farmakologi
Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).
C. Metode lain
1. Terapi Modalitas
a. Merendam kaki dengan air hangat yang dapat dilakukan selama 10 menit, dapat
dilakukan setiap hari.
b. Senam Tai Chi
Senam ini dapat dilakukan 3x dalam satu minggu. Dan dapat menurunkan
tekanan darah sistolik sebesar 11 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 9mmHg
c. Yoga
Selain menggunakan obat-obatan, terapi dengan yoga dapat mengendalikan
tekanan darah sistolik, denyut nadi, dan berat badan tetapi tidak terjadi
penurunan tekanan darah diastolik. Yoga ini dapat dilakukan selama 6x dalam
seminggu dan setiap prakteknya dilakukan selama 1 jam
d. Latihan Isometrik
Latihan isometrik dapat dilakukan 3x dalam satu minggu selama 13 menit.
Latihan ini bermanfaat untuk menurunkan ratarata tekanan darah sistolik
sebesar 11 mmHg dan tekanan darah siatolik sebesar 4,9 mmHg.
e. Slow deep breathing (Latihan pernafasan dalam)
Relaksasi pernafasan dengan menarik nafas dalam melalui hidung dan
dikeluarkan melalui mulut. Cara ini dillakukan rutin setiap pagi dan sore selama
10 – 20 kali dalam 4 hari berturut-turut.
f. Pemijatan dalam
Pemijatan ini dapat menurunkan tekanan darah jika dilakukan rutin 1x sehari
setiap hari. Pemijatan ini boleh dilakukan diarea manapun terutama pada bagian
punggung. Pemijatan ini dapat dilakukan untuk merilekskan otot-otot sehingga
aliran darah dapat lancar dan dapat membantu penurunan tekanan darah.