Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga, 8 July 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tak dapat dipungkiri bahwa antara kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat merupakan
salah satu barometer untuk menilai dan mengukur seberapa jauh kemajuan suatu daerah. Di
Indonesia, kebersihan lingkungandan kesehatan dijalankan secara simultan dengan titik berat
pada dimensi pembangunan kesehatan masyarakat. Padahal, bila mau kaji lebih jauh lagi,
sebenarnya kebersihan dan kesehatan, selain mempunyai dimensi pembangunan, juga menjadi
arena bagi setiap individu dan kelompok untuk memperbaiki ‘mentalitas kurang mencintai’
kebersihan lingkungan dan kesehatan.

Kesehatan adalah sesuatu yang sudah biasa, hanya dipikirkan bila sakit atau ketika gangguan
kesehatan mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang. Sehat berarti kekuatan dan ketahanan,
mempunyai daya tahan terhadap penyakit, mengalahkan stres dan kelesuan. Menurut Udang-
undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidupproduktif secara
sosial dan ekonomi (dikutip dari Undang-undang Kesehatan (No. 36 tahun 2009: 4).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Saja Deskripsi tentang Bersih ?

2. Apa saja prinsip-prinsip tentang Konsep Bersih ?

3. Apa saja Temuan dari Konsep Bersih ?

4. Apa Saja Deskripsi tentang Steril ?

5. Apa saja prinsip-prinsip tentang Konsep Steril ?

6. Apa saja Temuan dari Konsep Steril ?


1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang dekripsi Bersih ?

2. Untuk mengetahui dan memahami Apa saja prinsip-prinsip tentang Konsep Bersih ?

3. Untuk mengetahui dan memahami Apa saja Temuan dari Konsep Bersih ?

4. Untuk mengetahui dan memahami tentang dekripsi Steril ?

5. Untuk mengetahui dan memahami Apa saja prinsip-prinsip tentang Konsep Steril ?

6. Untuk mengetahui dan memahami Apa saja Temuan dari Konsep Steril ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Bersih

Bersih adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di
zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi
disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga bererti bebas dari virus, bakteria patogen, dan bahan
kimia berbahaya.

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik. Manusia perlu menjaga
kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sihat, tidak berbau, tidak malu, tidak
menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri mahupun orang lain.
Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan,
dan memakai pakaian yang bersih.

2.2. Prinsip Bersih

Penerapan prinsip dan kebiasaan hidup bersih, seperti:

 Mencuci tangan sebelum makan dengan air bersih dan sabun


 Menyajikan makanan dalam keadaan selalu tertutup agar tak dihinggapi serangga/lalat
 Memasak makan dengan suhu yang tepat agar kuman mati
 Mencuci sayur dan buah hingga bersih, serta
 Menjaga makanan dan minuman agar tidak tercemar oleh logam berat

Termasuk dalam pola hidup bersih adalah menjalankan pola hidup sehat seperti menghindari
konsumsi rokok, alkohol serta hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan. Lakukan imunisasi
atau vaksinasi sesuai anjuran. Prinsip pola hidup bersih dalam Gizi Seimbang mendukung
program kesehatan lingkungan yang dikenal dengan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat).
2.3. Temuan

2.4 Deskripsi Steril

Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua
kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan
steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti
formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar
lembayung ultra atau sinar gamma (Curtis, 1999).

Macam-macam sterilisasi (Machmud, 2008):


Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Yaitu menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
a. Pemanasan
b. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
c. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
d. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
e. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
3. Sterilisaisi secara kimiawi
biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang
cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim.
2.5 Prinsip Streril

Setiap peralatan yang akan dipakai untuk melakukan teknik-teknik harus dalam keadaan non-
toksik, aseptik, dan “biologically clean”. Untuk memenuhi ketiga persyaratan tersebut, setelah
kita memastikan bahwa alat yang akan dipakai tidak toksik kita harus melakukan pencucian dan
sterilisasi dengan cara yang mampu menjadikan peralatan yang akan kita pakai mencapai kondisi
aseptik dan “biologically clean” namun tidak sampai rusak.

Ada tiga cara sterilisasi yang umum dipakai untuk tujuan di atas, yaitu:
1. sterilisasi dengan menggunakan cahaya (irradiasi sinar- g atau irradiasi sinar ultra violet),
sterilisasi kering (di dalam oven kering dengan suhu 1500C selama 20 menit), dan
sterilisasi basah (di dalam otoklaf dengan suhu 1210C selama 20 menit.
2. Sterilisasi dengan irradiasi sinar-g atau irradiasi sinar ultra violet dilakukan untuk alat-
alat yang peka terhadap panas kering maupun panas basah. Cara ini biasanya dipakai
untuk mensterilkan cawan kultur, botol kultur (culture flask), cell scrapper, dan peralatan
lain yang terbuat dari bahan-bahan yang sejenis dengan alat-alat tersebut. Sterilisasi
kering dipakai untuk peralatan yang terbuat dari logam dan gelas.
3. Sterilisasi basah dipakai untuk peralatan yang terbuat dari plastik tahan panas, karet, set
peralatan logam, maupun gelas yang di dalamnya terdapat plastik, karet, dan/atau filter,
peralatan/ perlengkapan yang perlu dibungkus plastik, dan perlengkapan yang terbuat
dari kain (jas laboratorium, masker). Semua peralatan yang akan dipakai dicuci terlebih
dahulu dengan cara rutin untuk menghilangkan kotoran “besar”, kemudian dicuci dengan
menggunakan “ultrasonic cleaner” (USC) untuk menghilangkan kotoran “kecil” yang
lengket, dibilas dengan air kran, dibilas kembali dengan akuades, dan terakhir disterilkan
dengan cara yang sesuai.
2.6 Temuan

KOMPAS.com- Ucapkan selamat tinggal pada ketergantungan Anda terhadap gas dan listrik
untuk mensterilkan air. Kini, Unilever Indonesia meluncurkan produk baru yang memungkinkan
Anda untuk menikmati air minum dengan instan, tanpa perlu repot memanaskannya dahulu,
tanpa bantuan bahan bakar apapun, dan tanpa listrik. Unilever Pureit, begitu produk baru ini
disebut, mampu mensterilisasi dan menjernihkan air dalam waktu singkat tanpa pendidihan,
metode sterilisasi konvensional yang biasanya kita pakai. Unilever Pureit mensterilkan air lewat
empat tahapan. Tahapan pertama adalah filtrasi air lewat penyaring serat mikro untuk
menghilangkan kotoran yang terlihat. Tahapan kedua adalah melewatkan air pada lapisan karbon
aktif yang akan menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya. Tahapan ketiga adalah tahapan
yang paling penting, di mana semua virus dan bakteri dibasmi oleh sebuah teknologi bernama
programmed disinfection technology. Sedangkan tahapan terakhir adalah proses penjernihan
yang memungkinkan air menjadi tak berbau dan tak berwarna. Keseluruhan tahapan itu
dilakukan dalam alat yang cuma sebesar dispenser. Dalam produk terbaru Unilever ini, terdapat
bagian yang paling penting untuk proses sterilisasi, disebut germkill kit. Bagian ini mampu
berfungsi maksimal selama kurang lebih delapan bulan dengan pemakaian normal, atau sebanyak
kurang lebih 80 galon. Dalam bagian tersebut, terdapat lapisan karbon, pembunuh bakteri, dan
penjernih. Pembuatan produk ini didasari oleh kondisi air perkotaan yang kian memburuk.
Felicia Julian, Brand Manager Unilever Pureit, mengungkapkan, dari hasil penelitian Unilever
yang bekerjasama dengan Sucofindo, 48 persen dari sumber air di Jabodetabek dan Bandung
tercemar coliform dan 50 persen sumber air yang ada juga memiliki keasaman di luar ambang
batas. Akibatnya, banyak masyarakat menderita penyakit karena mengonsumsi air tercemar.
Pakar kesehatan lingkungan Dr R. Budi Haryanto SKM, MKes, M.Sc., mengatakan, hampir 50
persen penyakit yang diderita oleh masyarakat Indonesia disebabkan oleh air minum yang
tercemar dan pola hidup yang tidak bersih. Sebagai inovasi terbaru dalam sterilisasi air, produk
ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adala pengakuan Internasional dari Environmental
Protection Agency (EPA) dan pengakuan nasional dari laboratorium IPB, ITB dan UGM yang
menganalisa air hasil sterilisasi Unilever Pureit berdasarkan standar baku air minum dari
PERMENKES. Pemeliharaan alatnya pun tergolong mudah, karena hanya perlu memastikan
Germkill Kit dalam kondisi yang layak digunakan, yaitu dengan melihat Germkill Life Indikator,
fitur produk yang memungkinkan anda mengetahui kelayakan Germkill Kit. Walau begitu
praktisnya menggunakan alat ini, Anda juga harus tetap mengawasi kualitas sumber air yang
akan digunakan secara fisik, misalnya dengan melihat apakah terdapat endapan dalam air atau
rasa dan warna yang aneh. Adanya endapan, misalnya, diungkapkan Budi Haryanto dapat
merujuk pada adanya logam berat yang terdapat di dalam air yang akan dikonsumsi. Julian
mengimbau, "Sebaiknya menggunakan sumber air yang telah biasa digunakan, misalnya air
PAM atau air tanah. "Hal tersebut ditekankan sebab alat akan berfungsi dengan baik jika sumber
airnya pun baik," katanya. Penggunaan alat ini mungkin akan membuat anggaran penyediaan air
minum bagi keluarga dapat ditekan. Alat ini dijual dengan harga sekitar Rp 500.000 dengan
biaya penggantian Germkill Kit setiap delapan bulan sekali sebesar sebesar Rp 150.000. Biaya
sterilisasi satu liter air mengunakan alat ini diperkirakan hanya Rp 100 saja, lebih murah
dibanding harga satu liter air galon ataupun isi ulang. Pastikan saja Anda rajin membersihkan
alat ini dengan cara yang benar, misalnya dengan tak menyikatnya dengan sikat kasar. Saat ini,
produk ini baru bisa didapatkan di Jabodetabek dan Bandung.
DAFTAR PUSTAKA

Dano,nenutrindo. “ Prinsip-prinsip pentingnya hidup bersih”. Januari 2017

Kompas.com

Curtis. “ BAB II “. 1999

Machmud. “ Macam-macam sterilisasi “. 2008)


Desiyanto,Ardi Fajar dan Djannah, Nur Sitti. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta. Vol.7, No.2, September 2013, pp. 55 ~ 112

Anda mungkin juga menyukai