1. 1 Definisi
1.2 Etiologi
1. Infeksi
2. Trauma
4. Luka Bakar
5. Kerusakan jaringan
7. Pakreatitis
1. Bakteria
2. Fungi
3. Parasit
4. Virus
5. Mikroorganisme lain.
Kuman penyebab sepsis paling sering adalah bakteri gram negatif yang
hidup komensal di saluran cerna, yaitu kurang lebih 30 – 80%, sedangkan kuman
gram positif merupakan penyebab 5 – 24% sepsis. E Coli adalah kuman yang
paling sering menyebabkan sepsis, kemudian disusul Klebsiella, Enterobakter,
Serratia, dan Pseudomonas spp.Proteus, Citrobacter, dan bakteri – bakteri lain
lebih jarang menyebabkan sepsis. Kuman yang paling virulen adalah
Pseudomonas serta Klebsiella, dan dalam hal ini Pseudomonas sering kali
menunjukkan resistensi terhadap berbagai antibiotika.
Keadaan Kriteria
SIRS Terdapat paling sedikit dua dari
beberapa kriteria dibawah ini :
Suhu tubuh >380 C atau <360C
Denyut nadi >90
Frekuensi nafas >20 atau
PaCO2 <32
Leukosit darah >12000 atau
<4000 atau >10% bentuk
leukosit muda.
Sepsis SIRS dengan tanda – tanda infeksi
Sepsis Berat Sepsis serta dengan hipotensi (sistole
<90 mmHg), atau terdapat disfungsi
organ, atau hipoperfusi (terdapatnya
salah satu dari keadaan ini: hipoksemi,
peningkatan asam laktat, atau oliguri)
Syok Septik Sepsis disertai dengan hipotensi dan
hipoperfusi.
1.3 Epidemiologi
1.4 Patofisiologi
Sepsis yang telah lanjut memberikan gejala atau tanda – tanda berupa
gangguan beberapa fungsi organ tubuh, antara lain gangguan pada fungsi
kardiovaskuler, ginjal, pencernaan, pernafasan, dan susunan saraf pusat.
2. Ginjal. Syok yang berkelanjutan akan menimbulkan nekrosis akut pada tubulus
ginjal yang ditandai dengan azotemi, oliguria, hingga anuria. Tampak adanya
gangguan elektrolit dan asidosis metabolik.
4. Pernafasan. Tanda awal dari gangguan pernafasan adalah takipneu, tetapi jika
proses rangkaian sepsis tidak segera diatasi akan menimbulkan distres nafas
sampai terjadi adult respiratory distress syndrom (ARDS).
5. Susunan Saraf Pusat. Perubahan status mental antara lain pasien menjadi
bingung, letargi, dan pada akhirnya menjadi stupor dan koma.
1.6 Diagnosis
1.7 Penatalaksanaan
2. Akibat lanjut dari infeksi, yaitu SIRS, syok septik, atau disfungsi
multiorgan,
1.7.3 Terapi Terhadap Toksin dan Mediator yang Dikeluarkan Oleh Bakteri
Purnomo, BB. 2011. Dasar – Dasar Urologi. SMF Urologi/Lab Ilmu Bedah.
RSUD Dr. Saiful Anwar. Fakultas Kedokteran Univ. Brawijaya. Sagung
Seto. Hal: 78 – 84.
Dreger NM, Degener S, Nejad PA, et al. 2015. Urosepsis – Etiology, Diagosis,
and Treatment. Deutches Arzteblatt International. Vol 112. Pp: 837 – 48.