Anda di halaman 1dari 65

TATALAKSANA INFEKSI VIRUS

DENGUE PADA ANAK


Pedahuluan
• Infeksi virus dengue → masalah kesehatan global
• Didaerah tropis dan subtropis
• 3 dekade terakhir :
– Angka kejadian penyakit meningkat
– Sekitar 50 juta penduduk dunia terinfeksi virus dengue
• Angka kematian : 1%,
• 500 ribu memerlukan rawat inap (90% anak-anak)
Epidemiologi
Transmisi virus tergantung dari faktor :
1. Biotik :
• Virus Dengue
– Genus : Flavivirus
– Famili : Flaviviridae
– Genom : virus RNA
– Ada 4 serotipe : DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4
– Di Indonesia DENV-3 yang paling virulen
• Vektor : nyamuk
– Stegomya aegipty
– Stegomya albopictus
• Pejamu manusia :
Nyamuk menghisap darah manusia yang mengalami verimia. Virus
masuk kedalam tubuh nyamuk yaitu 2 hari sebelum timbul demam
sampai 5- 7 hari fase demam. Nyamuk kemudian menularkan virus ke
manusia lain
Epidemiologi

• Transmisi virus tergantung dari faktor :


2. Abiotik :
• Suhu lingkungan
• Kelembaban
• Curah hujan
Proses Infeksi Virus Dengue
Interactions :
Dengue
Agent Infections
Infections Outcome
Host Process
Pattern
Environment
Treatment
Pathogenesis : Recover
Agent : 1. Secondary
- Type & Subtype Syok Sepsis
Infections Bleeding
- Virulence of virus
- Strain
2. Viral virulence DHF DIC
3. Other theories
Host :
- Nutrient
DF
- Ethnic/genetic
- Immunity FUO
- Age Sex Die!
Comorbidities Asympomatic
Environment : Dengue
Humidity
Weather
Density of Larva
Environment
Worship place
Altitude
People’s Behaviour
What’s the difference ?
WHO DENGUE DIAGNOSIS CLASSIFICATION

1997 2009 2011

Dengue without warning


Dengue Fever Dengue Fever
sign
DHF grade I Dengue with
DHF non shock
DHF grade ll warning signs

Severe dengue DHF with shock


DHF grade Ill
(severe plasma leakage, severe (D55)
hemorrhage, severe organ Expanded dengue
DHF grade IV involvement) syndrome
Perjalanan penyakit infeksi dengue
• Sejak kapan pasien demam?
• Pada umumnya demam reda
pada hari sakit ke 3-4
• Perhatikan setiap fase
mempunyai masalah yang
berbeda
• Pola kinetik kadar Ht dan
trombosit pada setiap fase
berbeda
• Uji diagnostik perlu diperhatikan
pada setiap fase
• Fase perjalanan sangat penting
Penyulit fase demam, kritis dan konvalenses

Fase Gejala klinis


Demam Dehidrasi
Demam tinggi dapat menyebabkan
gangguan neurologi dan kejang demam
Kritis Syok akibat perembesan plasma,
perdarahan masif, gangguan organ
Konvalensess Hipervolemia (jika terapi cairan intravena
diberikan secara berlebihan dan/atau
dilanjutkan sampai fase konvalensens)
Edema paru akut
Kriteria Laboratoris

1. lsolasi virus : canggih, rumit, lab.rujukan


2. Deteksi asam nukleat virus (RT-PCR)
3. Serologi :
– Uji H.I sudah jarang dipakai, perlu serum akut
dan konvalesens
– Complement Fixation Test (CFT) : suilt
– Uji Netralisasi : sensitif dan spesifik
4. Deteksi antigen virus : NS-1 dengue antigen
Kriteria Laboratoris

5. Pemeriksaan lg M dan lgG anti dengue.


– lgM dianggap mencerminkan adanya suatu
infeksi yang baru terjadi
– IgG mencerminkan telah mengalami infeksi
pada masa lalu.
– lgM bisa bertahan selama 3 bulan, oleh
karena itu di negara endernis DBD, kasus
DBD dengan hanya konfirrnasi IgM anti
dengue (+) dimasukkan kedalam kriteria
Probable Case.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

• IgM anti dengue memiliki kadar bervariasi, terdeteksi pada hari sakit ke-5
dan menghilang setelah 90 hari
• Pada infeksi primer IgG anti dengue muncul lebih lambat daripada IgM
,namun pada sekunder munculnya lebih cepat,
• Kadar IgM ini bertahan lama dalam serum
Paramater Hematologi

• Leukosit :
– Awal fase demam jumlah leukosit dapat
normal dengan relatif neutrofilia,
selanjutnya leukosit dan neutrofil
menurun dengan titik nadir akhir fase
demam.
– Perembesan plasma: leukopeni, jumlah
limfosit > neutrofil
Paramater Hematologi

• Trombosit
– Trombositopeni dapat ditemukan pada
demam dengue, dan selalu ditemukan pada
DBD.
– Pada DBD sering mendahului peningkatan
hematokrit. Perubahan berlangsung
beberapa hari dan biasanva kembali normal
pada fase penyembuhan.
Paramater Hematologi

• Hematokrit
a. Awal fase demam biasanya normal, pada
pemeriksaan berkala bisa sedikit meningkat
akibat demam tinggi, anoreksi dan muntah.
b. Peningkatan hematokrit >20% dan trombo-
sitopeni <100.000/mikroL merupakan
bagian dari diagnosis klinis DBD.
c. Nilai hematokrit bisa berubah pada
keadaan perdarahan atau pemberian
cairan infus.
Kriteria Diagnosis
• Boks A : Diagnosis Klinis Demam Dengue
• Boks B : Diagnosis Klinis Demam Berdarah
Dengue
• Boks C : Tanda Bahaya (Warning Signs)
• Boks D : Tanda dan Gejala Syok Terkompensasi
• Boks E : Tanda dan Gejala Syok Dekompensasi
Diagnosis Klinis Demam Dengue (A)
 Demam 2-7 hari, mendadak, tinggi, terus menerus, bifasik
 Manifestasi perdarahan spontan : patekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau
melena; maupun uji tourniquet positif.
 Nyeri kepala, myalgia, arthralgia, nyeri retroorbital.
 Dijumpai kasus DBD baik dilingkungan sekolah, rumah
atau di sekitar rumah
 Leukopenia < 4.000/mm3
 Trombositopenia < 100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan dua


atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam
dengue dapat ditegakkan.
Boks B : Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue
 Demam 2-7 hari, mendadak, tinggi, terus menerus (kontinua)
 Manifestasi perdarahan spontan : petekie, purpura ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun uji tourniquette
yang positif
 Nyeri kepala, myalgia, artalgia, nyeri retroorbital
 Dijumpai kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan sekolah, rumah
atau di sekitar rumah
 Hepatomegali
 Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda/gejala :
- Peningkatan hematocrit : >20% dari pemeriksaan awal dari data
populasi menurut umur
- Ditemukan efusi pleura, asites
- Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
 Trombosit < 100.000/mm3
Demam disertai dengan dua atau lebih manifestai klinis, ditambah bukti
perembesan plasma dan trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis
DBD.
Boks C : Tanda Bahaya (Warning Signs)
Klinis :
 Demam turun tetapi keadaan anak memburuk
 Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
 Muntah yang menetap
 Letargi, gelisah
 Perdarahan mukosa
 Pembesaran hati
 Akumulasi cairan
 Oliguria
Laboratorium :
 Peningkatan hematocrit bersamaan dengan penurunan
cepat jumlah trombosit
Boks D : Tanda dan Gejala Syok Terkompensasi
 Takikardia
 Takipnea
 Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan
diastolik) < 20 mHg
 Waktu pengisian kapiler (capillary refill time/CRT) >
2 detik
 Kulit dingin
 Produksi urin menurun < 1ml/kgBB/jam
 Anak gelisah
Boks E : Tanda dan Gejala Syok Dekompensasi
 Takikardia
 Hipotensi (sistolik dan diastolik menurun)
 Nadi cepat dan kecil
 Pernapasan kusmaull atau hiperpne
 Sianosis
 Kulit lembab dan dingin
 Profound shock: nadi tidak teraba dan
tekanan darah tidak terukur
Expanded Dengue Syndrome
• Definisi :
Memenuhi kriteria DD atau DBD baik disertai syok
maupun tidak dengan manifestasi klinis komplikasi
infeksi virus dengue atau dengan menifestasi klinis
yang tidak biasa, seperti tanda dan gejala :
– Kelebihan cairan
– Gangguan elektrolit
– Ensefalopati
– Ensefalitis
Expanded Dengue Syndrome

Gejala /tanda EDS :


• Kelebihan cairan
• Gangguan elektrolit
• Ensefalopati
• Ensefalitis
• Perdarahan hebat
• Gagal ginjal akut
• Haemolitic uremic syndrome (HUS)
• Miokarditis
• Infeksi ganda
Tatalaksana
• Skrining tersangka infeksi dengue di triase

Rawat Jalan Rawat Inap


↓ ↓
BOKS-F Tata laksana pasien rawat
inap demam berdarah
dengue
Skrining Tersangka Infeksi Dengue di Triase
Tersangka Infeksi Dengue
Deman 2-7 hari mendadak tinggi kontinua, nyeri kepala, mialgia,
antralgia, nyeri retroorbital, manifestasi perdarahan (spontan/rumple
leede), leukosit < 4.000/mm3, dan kasus DBD di lingkungan

Umum Menolak makan dan minum


muntah peristen
Warning signs dari DBD Nyeri perut hebat, hepatomegali yang nyeri tekan ,
latargi,gelisah, akumulasi cairan, hematokrit awal
tinggi, demam turun tetapi keadaan anak
memburuk (Boks C)
Tanda dan gejala syok Terkompensasi (Boks E) dan Dekompensasi (Boks F)
Tanda dan gejala Ensefalitis-ensefalopati, perdarahan hebat seperti
keterlibatan melena, hematemesis, hematokesia, hematuri, urin ber
organ/expanded dengue warna gelap (hemoglobinuria) gangguan jantung
syndrome gagal ginjal akut, haemolytic uranemic syndrome
Indikasi sosial Rumah jauh atau tidak ada orang tua wali yang
dapat diandalkan untuk merawat anak di rumah
Tidak Ya

Rawat jalan :
Nasihat kepada orang
tua
(Boks F)
Rawat Inap :
-Demam dengue
-Demam berdarah dengue
Apakah terdapat :
Ya -Demam berdarah dengue
Warning signs (Boks C)?
dengan syok
-Expanded dengue syndrome
Rawat Jalan
Boks F : Nasihat Kepada Orang Tua Untuk
Pasien Rawat Jalan
Nasihat di rumah
 Anak harus istirahat
 Cukup minum :
 Air putih, susu, jus buah, cairan elektrolit, air tajin.
 Tanda cukup minum : buang air kecil tiap 4-6 jam
 Parasetamol :
 10 mg/kgBB/kali (>380C, interval 4-6 jam)
 Hindari : aspirin/NSAID/ibuprofen
 Kompres hangat
Boks F : Nasihat Kepada Orang Tua Untuk Pasien Rawat Jalan

 Pasien rawat jalan harus :


 Kontrol setiap hari sampai melewati masa kritis
 Evaluasi mengenai :
o Pola demam,
o Jumlah cairan yang masuk dan keluar
(misalnya muntah, buang air kecil),
o Tanda-tanda perembesan plasma
o Perdarahan
o Pemeriksaan darah perifer lengkap
Time of fever defervescence
Demam Berdarah Dengue
Tips
Pada DBD setelah suhu turun:
Klinis memburuk, lemah, gelisah,
tangan kaki dingin, nafas cepat,
diuresis berkurang,
tidak ada nafsu makan

emp Time of fever defervescence

Fase demam Fase syok Fase konv

Hari sakit
Efusi pleura RLD

Normal Efusi pleura


Boks F Nasihat Kepada Orang Tua Untuk Pasien Rawat Jalan
 Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit jika ditemukan
satu atau lebih keadaan berikut:
 Saat suhu turun keadaan anak memburuk
 Nyeri perut hebat
 Muntah terus menerus
 Tangan dan kaki dingin dan lembab
 Latargi atau gelisah/rewel
 Anak tampak lemas
 Perdarahan (misalnya B,A,B berwarna hitam atau
muntah hitam)
 Sesak napas,
 Tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam
 Kejang.
DBD Rawat Inap

Pengobatan DBD Simptomatis


dan Suportif

• Terutama penggantian cairan akibat


perembesan plasma
• Mencegah timbulnya syok
• Mengobati syok sesegera mungkin bila
sudah terjadi
HAL-hal yang perlu diperhatika
pada pasien DBD

Sangat penting mendeteksi Perembesan plasma terjadi


perembesan plasma untuk saat suhu tubuh turun (time
mencegah terjadinya syok of fever devervesvence)

Penurunan trombosit
Syok yang berkepanjangan
merupakan indikator
tanda terjadi perdarahan
interaksi Ag-Ab masih
masif
berlangsung
Tatalaksana DBD Tanpa Syok
• Istirahat • Pasien obesitas
• Pilihan cairan • Penghitungan cairan
• Cairan kristaloid berdasarkan berat
isotonik: ringer laktat badan ideal
atau ringer asetat • Kecepatan cairan
• Perembesan plasma
intravena
hebat dan dengan • Sesuai kondisi klinis
cairan kristaloid tidak
dan laboratorium
berhasil : berikan koloid secara berkala untuk
• Jumlah cairan menghindari
• Volume rumatan + kelebihan cairan
dehidrasi 5 %
Kecepatan pemberian cairan

Jumlah cairan Kecepatan


(mL/kgBB/jam)
½ rumatan 1.5
Rumatan 3
Rumatan + defivit 5 % 5
Rumatan + defivit 7 % 7
Rumatan + defivit 10 % 10
Pemantauan DBD Tanpa Syok
Pemantauan selama perawatan
1. Tanda-tanda vital:
1. keadaan umum, suhu, nadi, nafas, dan
tekanan darah
2. dilakukan setiap 2-4 jam sekali pada pasien
tanpa syok dan
3. 1-2 jam sekali pada pasien syok.
2. Muntah, perdarahan, dan “warning signs“.
Pemantauan DBD Tanpa Syok

3. Perfusi perifer, harus sering diulang untuk


mendeteksi awal gejala syok.

4. Pemeriksaan hematokrit
– Awal dilakukan sebelum resusitasi atau
pemberian cairan intravena (sebagai data
dasar), diupayakan dilakukan setiap 4-6 jam
sekali.
Pemantauan DBD Tanpa Syok

5. Pemantauan volume urine


– Minimal 8-12 jam untuk pasien yang tidak syok
– Tiap jam untuk syok berkepanjangan atau pada
pasien dengan kelebihan cairan
– Upayakan jumlah urine > 0,5 ml/kgBB.jam.
Monitor H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8 H-9 H-10
Tek darah

Nadi

Frek nafas

Suhu

Kesadaran
Jantung Pemantauan berkala
Paru selama perawatan
Hati

Lingkaran perut
1. PF
Refleks 2. Pem penunjang
Diuresis 3. Balans cairan
Hb
4. Obat-obatan
Leukosit & HJ

Hematokrit

Trombosit
AGD & elektrolit

Cairan

Obat-obatan

Foto toraks

Diuresis
43
Transfusi darah
Tanda Vital

Usia HR RR S/D BP
< 1 tahun 120-160 30-60 60-95/35-69
1-2 tahun 90-140 24-40 95-105/50-65
3-5 tahun 75-100 18-30 95-110/50-65
6-12 tahun 75-100 18-30 90-110/57-71
12-16 tahun 60-90 12-16 112-130/60-80
Tatalaksana Sindroma Syok Dengue

1. Terkompensasi
2. Dekompensasi
Sindroma Syok Dengue Terkompensasi
• Berikan Oksigen 2-4L/menit
• Periksa Hematokrit
• Kristaloid RL/RA 10-20ml/kgBB dalam 60 menit

YA Syok Teratasi TIDAK

IVFD 10ml/kg.BB, 1-2 jam Periksa Ht, AGD, gula darah,


kalsium, perdarahan (ABCS) *
Koreksi asidosis, hipogiikemia, hipokalsemia
Tanda vital stabil
Turunkan IVFD bertahap
7, 5, 3 , dan 1,5 ml/kg.BB/jam HT Naik HT turun

Stop IVFD Bolus ke-2 dg kristaloid atau Perdarahan


maksimal 48 jam Koloid 10-20ml/kgBB
setelah syok teratasi dalam 10-20 menit
Tidak jelas

Koloid 10-20ml/kgBB
Transfusi Darah
dalam 10—20menit, jika syok
menetap( curiga perdrahan )
Tatalaksana Syok Dengue Terkompensasi
• Berikan oksigen 2-4 liter per menit
• Resusitasi dengan cairan kristaloid isotonik
intravena 10 -20 ml/kgBB dalam 60 menit.
• Periksa dan pantau hematokrit
• Apabila syok telah teratasi :
– Berikan cairan 10 ml/kg BB/jam selama 1-2 jam
– Jika sirkulasi Stabil jumlah cairan dikurangi secara bertahap menjadi
7,5-5-3- 1,5 ml/kgBB/jam
– 24-48 jam pasca resusitasi, cairan intra vena sudah tidak diperlukan
• Apabila syok tidak teratasi (profound shock)
diperlukan nafas buatan, inotropik dan perawatan
di Unit Perawatan intensif.
Sindroma Syok Dengue Dekompensasi
• Berikan Oksigen 2-4L/menit
• Periksa Hematokrit, AGD, gula darah, kalsium, perdarahan
• Kristaloid RL/RA 10-20ml/kgBB dalam 10-20 menit

YA Syok Teratasi TIDAK

IVFD 10ml/kg.BB, 1-2 jam Periksa Ht, AGD, gula darah,


kalsium, perdarahan (ABCS) *
Koreksi asidosis, hipogiikemia, hipokalsemia
Tanda vital stabil
Turunkan IVFD bertahap
7, 5, 3 , dan 1,5 ml/kg.BB/jam HT Naik HT turun

Stop IVFD Bolus ke-2 dg kristaloid atau Perdarahan


maksimal 48 jam Koloid 10-20ml/kgBB
setelah syok teratasi dalam 10-20 menit Tidak jelas

Koloid 10-20ml/kgBB
Transfusi Darah
dalam 10—20menit, jika syok
menetap( curiga perdarahan )
Tatalaksana Syok Dengue Dekompensasi

• Beri oksigen 2-4 L/m


• Pemasangan akses vena, gagal 2 x/> 3-5
menit, lakukan intraosesus
• Berikan cairan kristaloid dan
atau koloid 10-20 ml/kgBB secara bolus
dalam waktu 10-20 menit.
• Bersamaan lakukan pemeriksaan
hematokrit, AGD gula darah dan kalsium
Pemeriksaan Lab. A-B-C-S

Singkatan
A=Asidosis Analisan Gas Darah Indikasi pada Prolonged Shock
B=Bleeding HCT Ht turun/tidak meningkat/menetap,
segera cek gol. darah untuk
persiapan transfusi.

C=Calsium Elektrolit, Ca Pemberian Ca pada kasus berat.


Dosis : 1ml/kgBB larutkan

S=Blood Sugar Gula Darah Pada kasus berat, ok : nafsu makan


menurun, muntah2, gangguaan
fungsi hati.
Tatalaksana syok dengue dekompensasi

• Apabila syok telah teratasi


– Berikan cairan 10 ml/kg BB/jam selama 1-2 jam
– Jika sirkulasi stabil jumlah cairan dikurangi
secara bertahap menjadi 7,5 – 5-3-1,5
ml/kgBB/jam
– 24-48 jam pasca resusitasi, cairan intra vena
sudah tidak diperlukan
Tatalaksana syok dengue dekompensasi

• Syok belum teratasi : Ulang hematokrit


– Jika masih tinggi, berikan bolus kedua.
Koreksi asidosis, hipoglikemia dan hipokalsemia.
– Hematokrit rendahl/normal + ditemukan
perdarahan masif → tranfusi WB atau PRC.
• Recurrent shock, profound shock , perdarahan masif,
enselopati/ensefalitis atau gagal nafas,
memerlukan perawatan Unit Perawatan Intensif.
Pemantauan Saat Syok

Setelah resusitasi

Vital Sign Klinik


- Nadi Perubahan - Keadaan umum
- RR - Kesadaran
- Tek. Darah - Capillary refill
- Temperature Pemberian Cairan - Diuresis/ Balance cairan

- Lab : HCT (pre & post


CEK Penunjang resusitasi /4-6jam

- Setiap 10-15 menit - Elektrolit, AGD, GDS,


- Setiap jam (setelah ABCS fungsi ginjal, hati.
teratasi)
Pemantauan DBD Saat Syok

• Tanda Vital setiap 15-30 menit, selanjutnya


setiap jam jika sudah teratasi.

• AGD, Gula darah, Kalsium pd saat masuk RS


terutama syok dekompensasi atau syok
berkepanjangan.
Pemantauan DBD Saat Syok

• Hematokrit harus diperiksa sebelum


pemberian cairan resusitasl pertama dan
kedua , selanjutnya setiap 4-6 jam.
• Produksi urin harus ditampung dan diukur
• Jika ditemukan gangguan fungsi organ
misalnya ginjal, hati, pembekuan, jantung
maka periksa fungsi hati, fungsi ginjal, fungsi
koagulasi dan EKG
Pemantauan DBD Saat Syok

• Perhatian khusus diberikan untuk kemungkinan


terjadinya edema paru akibat kelebihan calran,
maka periksa keadaan respirasi yaitu : nafas cepat,
nafas cuping, retraksi, ronkhi basah tidak nyaring ,
dan peninggian tekanan vena jugularis,
hepatomegali, asites, efusi pleura.

• Jika muncul, maka pertanda resusitasi cairan tidak


dilanjutkan lagi, mulai di berikan inotopik dengan
rujuk ke Unit Perawatan Intensif.
Tatalaksana Fase Pemulihan

• Fase pemulihan ditandai dengan perbaikan


klinis, nafsu makan membaik, dan secara
umum tampak membaik
• Status hemodinamik dan perfusi perifer yang
baik perlu dipantau dengan baik
• Didapatkan penurunan kadar hematokrit
ke kadar basal dan volume urin yang cukup
Tatalaksana Fase Pemulihan

• Pemberian cairan intravena tidak boleh


dilanjutkan lagi untuk mencegah kelebihan cairan
karena pada fase pemulihan cairan dari
ekstravaskuler kembali masuk ke dalam rongga
intravaskuler
• Pada pasien dengan efusi pleura yang luas dan
asistes, pada fase pemulihan mudah terjadi
kelebihan cairan, maka dapat diberikan furosemid
untuk mengurangi udem paru. Apabila efusi pleura
hanya sedikit dan keadaan umum anak baik,
tidak perlu diberikan diuretika karena akan
direabsorbsi spontan
Tatalaksana Fase Pemulihan

• Mungkin terjadi hipokalemia yang


disebabkan oleh stres dan diuresis, perlu
segera dikoreksi dengan memberikan buah
yang kalium tinggi atau suplemen
• Tidak jarang dijumpai bradikardia, maka
perlu pemantauan untuk terjadinya penyulit
yang jarang yaitu heart block atau
ventricular premature contraction
Tanda-tanda Penyembuhan
• Frekuensi nadi, tekanan darah, dan frekuensi
napas stabil
• Suhu badan normal
• Tidak dijumpai perdarahan baik eksternal
maupun internal
• Nafsu makan membaik
Tanda-tanda Penyembuhan

• Tidak dijumpai muntah maupun nyeri perut


• Volume urin cukup
• Kadar hematokrit stabil pada kadar basal
• Ruam konvalesens, ditemukan pada 20%-
30% kasus
Kriteria Pulang
• Tidak demam minimal 24 jam tanpa terapi
antipiretik
• Nafsu makan membaik
• Perbaikan klinis yang jelas
• Jumlah urin cukup
• Minimal 2-3 hari setelah syok teratasi
• Tidak tanpak distres pernapasan yang
disebabkan efusi pleura atau asites
Kriteria Pulang

• Jumlah trombosit >50.000/mm3.


• Apabila masih rendah namun klinis baik, pasien
boleh pulang dengan nasihat jangan
melakukan aktivitas yang memudahkan untuk
mengalami trauma selama 1-2 minggu (sampai
trombosit normal).
• Pada umumnya apabila tidak ada penyulit
atau penyakit lain yang menyertai (misalnya
idiopatik trombositopenia purpura =ITP),
trombosit akan kembali ke kadar nomal dalam
waktu 3-5 hari.

Anda mungkin juga menyukai